PEMILIHAN LOKASI RITEL



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SUATU WILAYAH ATAU AREA PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI PUSAT PERBELANJAAN (Studi Kasus Solo Grand mall Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB III TINJAUAN TEMA

PERUMUSAN POLA LOKASI MINIMARKET DI SURABAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan jumlah perjalanan yang terjadi. Jumlah perjalanan yang meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang strip center mall Strip center mall

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah kegiatan menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

BAB I PENDAHULUAN. (Marketing, 2012). Pertumbuhan retail di Indonesia diperkuat dengan total

BAHAN KULIAH 13 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN I - 1

TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONDOMINIUM BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Peningkatan arus lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMBANG, NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota 1.1 LATAR BELAKANG

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB PENDAHULUAN Pengertian Judul

TEMPAT PERBELANJAAN KONTEMPORER PETERONGAN SEMARANG

BAB III METODOLOGI 3.1. METODE PENDEKATAN MASALAH

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. laba, untuk itu seorang manajer harus dapat menentukan suatu kebijaksanaan

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Sektor bisnis merupakan sektor yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk senantiasa berusaha menambah dan mempertahankan

BAB V KESIMPULAN. maupun hasrat belanja seseorang. Sistem belanja digital telah disuguhkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar tradisional

Transportasi Perkotaan. Permasalahan transportasi perkotaan kemacetan lalulintas parkir angkutan umum tertib lalulintas

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini kebutuhan manusia akan suatu produk semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR. yang mendukung teori-teori yang dikerjakan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kawasan Kota Bumiayu adalah kawasan yang menjadi pusat

Pusat perbelanjaan modem yang senng disebut dengan Mall, Plaza. sudah dikenal masyarakat kita sejak dulu. Sebagai salah satu ciri yang

KANTOR SEWA DAN SHOPPING MALL SEBAGAI MIXED USE BUILDING TAHUN 2014 DI SOLO BARU

Transkripsi:

PEMILIHAN LOKASI RITEL 1

PENDAHULUAN Lokasi ritel seringkali menjadi keputusan sangat penting yang dibuat oleh ritel, karena beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Lokasi merupakan pertimbangan utama bagi konsumen untuk memilih ritel 2. Keputusan memilih lokasi ritel merupakan strategi penting. Karena ritel dapat menggunakannya sebagai keuntungan untuk bersaing 2

LOKASI RITEL Ada 3 tipe lokasi dasar yang dapat dipilih oleh ritel, yaitu: 1. Shopping Centers (Pusat Belanja) 2. City or Town Location (Ritel di Kota Besar) 3. Freestanding Location Ritel pun dapat memilih tempat dilokasi nontradisional seperti airport atau lokasi lainnya 3

PUSAT BELANJA (Shopping Center) Istilah Shopping Center sudah dikenal sejak awal tahun 1950an Shopping Centers merupakan grup ritel dan bisnis lain yang direncanakan, dibangun, dimiliki dan dimanage sebagai satu kepemilikan. Bentuk Shopping Centers ada 2 yaitu: 1. Strip Shopping Centers Yaitu shopping centers yang umumnya mempunyai tempat parkir langsung di depan toko. Canopy terbuka membuat mudah akses ke toko, namun kelemahannya tidak mempunyai area jalan yang menghubungkan dengan toko lain. 2. Malls: Yaitu shopping centers yang menyediakan area parkir di tempat terpisah dari toko (terpencil) dan pelanggan akan berjalan untuk menuju toko. Mall memilki ruas jalan yang diapit toko (berhadapan) untuk dilalui konsumen 4

Ritel di Kota Besar Sekalipun shopping center ini berada di kota besar, lokasi ritel ini bertipe tidak direncanakan, dimiliki banyak pemilik, dan mempunyai akses langsung dari jalan The Central Business District merupakan area bisnis tradisional yang berada dikeramaian kota dalam suatu kota besar. Area tersebut banyak dilalui orang selama jam-jam bisnis berlangsung dan di saat orang-orang pergi ke area tersebut untuk bekerja. Disana terdapat transportasi umum dan lalulintas pejalan kaki yang tinggi. CBD yang sukses adalah yang dekat dengan area yang berpenduduk besar. 5

Lokasi Freestanding Freestanding Sites merupakan lokasi yang tidak terhubung dengan ritel yang lain, sekalipun banyak yang lokasinya dekat dengan mall. 6

Lokasi Ritel Lainnya Selain tiga lokasi utama tersebut, ritel juga dapat didirikan dan dijalankan dengan memilih lokasi sebagai berikut: Airport Resort Rumah Sakit Toko dalam toko Area serbaguna 7

MEMILIH LOKASI Lokasi terbaik bagi ritel adalah lokasi yang mampu mewujudkan tingkat permintaan dan penjualan yang tinggi Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan suatu area perdagangan adalah: Skala Ekonomi Karakteristik Demografi dan lifestyle Iklim Bisnis (tren pasar, tren tenaga kerja) Persaingan Rentang kendali Manajerial (Span of managerial control) Isu lokasi secara global 8

Memilih Lokasi Faktor-faktor yang mempengaruhi menarik tidaknya suatu lokasi: 1. Aksesibilitas Akses pada suatu lokasi ritel dikatakan menyenangkan dikala konsumen dengan mudah untuk menuju dan keluar dari area ritel Jika dianalisa secara makro (Macro Analysis), ritel akan mempertimbangkan hal-hal utama yang berkaitan dengan suatu area perdagangan dan hal tersebut akan dievaluasi secara simultan, seperti ruas jalan, kondisi jalan dan penghalang/barriers (misal sungai, gunung) Secara mikro, ritel akan berkonsentrasi pada hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal sekitar ritel, seperti visibilitas/jarak pandang, arus lalu lintas, lahan parkir dan jalan masuk/keluar. 9

Memilih Lokasi 2. Keuntungan Lokasi Karena lokasi yang baik membutuhkan biaya yang lebih mahal, maka ritel harus mempertimbangkan beberapa hal penting ini. Sehingga lokasi yang dipilih betul-betul memberikan keuntungan bagi ritel. Prinsipnya lokasi ritel dipilih karena ingin mendekati segmen sasarannya Suatu lokasi bisa jadi cocok untuk suatu produk, namun belum tentu cocok bagi produk lainnya. Adakalanya dengan memilih lokasi yang disejajarkan dengan ritel lain yang sejenis akan memunculkan keamanan, kesepakatan penutupan toko secara bersama dan sejenisnya. 10