BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN. Perubahan paradigma museum dari museum yang berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu

2.2.2 Promotion Mix Penelitian Sebelumnya BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah tumbuh menjadi suatu industri yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. maupun sumber daya alam. Hidayah (1982, dikutip dari Lestari, 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan Gembira Loka Zoo Th Tahun Jumlah Wisatawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak mungkin hanya memproduksi sebuah destinasi saja. Kegiatan pariwisata juga

BAB I PENDAHULUAN. logika itu unit bisnis diharapkan bisa mencapai sasaran sasaran. hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB 1 PENDAHULUAN. secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

PERANAN PROMOSI TERHADAP TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI NDAYU ALAM ASRI KABUPATEN SRAGEN. Oleh. Sunyoto

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Seakan tidak ingin

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang luar biasa merupakan salah satu destinasi andalan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. terkenal di Indonesia. Hampir setiap tahun mengalami peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat golongan atas dan menjadi kebutuhan tersier bagi. penawaran keberagaman Daya Tarik Wisata (DTW) di suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pulau di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat objek wisata itu berada, akan mendapatkan pemasukan dari pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Dilihat secara

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunkan telah menggunakan. delapan langkah strategis milik Kotler, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang semakin naik dari tahun ke tahun. Dari tahun 2008-2012 wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta berjumlah 4.083.605 (Dinas Pariwisata DIY, 2012:75). Selain sebagai kota wisata, Yogyakarta merupakan kota pelajar, kota budaya dan kota perjuangan. Karena Yogyakarta disebut sebagai kota wisata, banyak berbagai macam objek wisata yang ditawarkan oleh Kota Yogyakarta. Mulai dari wisata budaya, wisata alam, wisata religi, wisata kuliner, wisata minat khusus dan wisata belanja. Kota Yogyakarta disebut sebagai kota budaya karena memiliki 2 pusat budaya sebagai patokannya, yaitu Kraton Kasultanan dan Pura Pakualaman. Dari kedua pusat budaya tersebut, Yogyakarta merupakan daerah yang kaya akan seni dan budaya. keanekaragaman kebudayaan pada kota Yogyakarta merupakan potensi wisata yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Wisata budaya merupakan salah satu objek wisata yang paling diminati oleh wisatawan jika berkunjung ke Yogyakarta. Ini dibuktikan dalam data statistik Kepariwisataan oleh (Dinas Pariwisata DIY, 2012:73) yang menyatakan bahwa Kraton merupakan objek wisata yang paling diminati oleh wisatawan dengan jumlah wisatawan pada tahun 2012 mencapai 266.007 wisatawan lokal. 1

2 Kemudian yang kedua yaitu Museum Benteng Vredeburg yang jumlah pengunjungnya mencapai 236.858 wisatawan lokal. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata budaya di Kota Yogyakarta diminati oleh wisatawan domestik. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta merupakan salah satu cagar budaya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 Tentang cagar Budaya pada ayat 1 dijelaskan bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda cagar Budaya, bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui penetapan. Bangunan bersejarah itulah yang sekarang dialih fungsikan sebagai salah satu destinasi wisata dengan daya tarik peninggalan bangunan bersejarah serta koleksi-koleksi yang ada di dalamnya dan didukung dengan berbagai fasilitas menarik. Seperti ruang pengenalan, ruang diorama, perpustakaan, toko souvenir, kantin, mushola, taman luar, toilet, dan lain-lain. Usaha pengembangan kawasan suatu destinasi atau objek wisata, salah satunya ditentukan oleh persepsi atau pandangan wisatawan. Yaitu tujuannya untuk mengetahui atau memenuhi keinginan wisatawan. Dalam hal ini adalah dari segi promosi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Peranan promosi pariwisata dalam usaha untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata menjadi penting seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi bagi calon wisatawan mengenai daya tarik daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi.

3 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menggunakan strategi promosi dengan berbagai cara. Mulai dari yang internal dan eksternal. Contoh dari internal adalah dengan adanya program tahunan seperti lomba antar pelajar, seminar, ceramah dan diskusi. Selain itu menggunakan media seperti talkshow radio dan televisi. Sedangkan melalui eksternal ialah dengan Branding bus yaitu dengan cara gambar Museum Benteng Vredeburg berada di badan bus trans jogja sehingga banyak masyarakat yang melihat gambar tersebut dan kemudian tertarik untuk mengunjungi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta 1. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu: 1. Apa jenis-jenis Strategi Promosi yang dilakukan oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta? 2. Bagaimana persepsi wisatawan domestik terhadap efektivitas strategi promosi di Museum Benteng Vredeburg? 3. Jenis promosi apa saja yang sudah memenuhi efektivitas strategi promosi? Bagaimana cara mengefektifkan strategi promosi? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jenis-jenis strategi promosi yang telah dilakukan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui persepsi wisatawan domestik terhadap efektivitas strategi promosi di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 1 Hasil wawancara dengan Ibu Kurniawati pada 13 desember 2013.

4 3. Untuk mengetahui jenis-jenis promosi yang sudah efektf dan memberi masukan atau ide jika strategi promosi yang dilakukan kurang atau tidak efektif. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan mengacu pada tujuan dari penelitian, maka penelitian ini nantinya akan memiliki manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Untuk bidang akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan studi Pariwisata khususnya yang berhubungan dengan efektivitas strategi promosi di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta b. Manfaat Praktis Dalam hal praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi Pemerintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam melestarikan pariwisata budaya khususnya Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai acuan bagi pelaku wisata maupun masyarakat untuk mencintai budaya bangsa serta merawat dan menjaga cagar budaya sebagai warisan budaya Indonesia. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian yang berkaitan dengan efektivitas strategi promosi di Museum Benteng Vredeburg ialah Efektivitas Media Promosi Pariwisata Untuk Wisatawan Domestik Di Kabupaten Banjarnegara (Wahyudianto, 2004:iii) Hasil penelitian ini untuk mengetahui bahwa berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap

5 wisatawan, efektivitas media promosi pariwisata Kabupaten Banjarnegara dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu media promosi dengan efektivitas tinggi yang terdiri dari Radio dan Baliho, media promosi dengan efektivitas sedang yang terdir dari Leaflet dan media promosi dengan efektivitas rendah terdiri dari Televisi dan Travel Guide book. Penelitian mengenai strategi pemasaran yang berkaitan dengan strategi promosi di museum juga telah dilakukan yaitu Strategi Edukasi Museum dan Pemasarannya: Studi Kasus Museum Sejarah Jakarta (Sulistyowati, 2011:1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembentukan strategi museum, harus mempertimbangkan antara keinginan dan kebutuhan pengunjung dengan tujuan utama museum, yaitu untuk menyampaikan misi edukasinya kepada masyarakat. Dengan demikian, Museum Sejarah Jakarta diharapkan dapat menjadi tempat untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman sekaligus rekreasi yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Penelitian yang lain yang berkaitan dengan Persepsi wisatawan terhadap efektivitas strategi promosi di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yaitu Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik Wisata Di Kota Palembang (Kusumaningrum, 2009:vi). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi wisatawan cenderung positif terhadap keberadaan sejumlah daya tarik wisata yang ada di kota Palembang dilihat dari aspek: keunikan, keindahan, fasilitas, variasi kegiatan, kenyamanan, kebersihan dan keamanan. Tujuan dari penelitian ini salah satunya ialah untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keadaan sejumlah daya tarik wisata yang ada di Kota palembang.

6 Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai Persepsi Wisatawan Domestik Terhadap Efektivitas Strategi Promosi Di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta belum pernah di teliti sebelumnya. Oleh sebab itu akan dilakukan penelitian mengenai persepsi wisatawan domestik terhadap efektivitas strategi promosi di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 1.6 Landasan Teori Menurut UU No. 10 Tahun 2009 seseorang yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan. Dalam industri pariwisata setiap wisatawan memiliki kepribadian masing-masing sehingga dalam melihat fenomena yang ada mereka memiliki persepsi masing-masing. Persepsi wisatawan merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan suatu destinasi pariwisata. Menurut Kotler (2002:26) persepsi merupakan cara seseorang untuk memahami hakikat sesuatu. Dalam hal ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu, oleh sebab itu orang yang termotivasi itu siap untuk bertindak dan caranya bertindak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Sehingga persepsi dalam dunia pariwisata merupakan pendapat atau cara pandang wisatawan dalam memahami suatu destinasi wisata. Museum merupakan salah satu destinasi wisata yang berbasis wisata budaya. Menurut Ismayanti (2010:153) Pariwisata budaya merupakan jenis pariwisata yang berdasarkan pada mosaik tempat, tradisi, kesenian, upacaraupacara, dan pengalaman yang memotret suatu bangsa atau suku bangsa dengan masyarakat, yang merefleksikan keanekaragaman (diversity) dan identitas (karakter) dari masyarakat atau bangsa bersangkutan. Dalam usaha pariwisata

7 terdapat 3 bidang, yang saling terkait, saling ketergantungan dan ada keterpaduan, yaitu: 1. Perencanaan Pariwisata 2. Pemasaran Pariwisata 3. Pengelolaan Pariwisata (Hadinoto, 1996:27). Pemasaran merupakan salah satu hal pokok yang terdapat dalam usaha pariwisata. Konsep pemasaran pariwisata di dalamnya harus mememenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen sehingga mereka memperoleh kepuasan (satisfactions). Jadi tugas produsen ialah memenuhi kebutuhan dan keinginan serta menarik target pasar (wisatawan) untuk melakukan pembelian (Yoeti, 2006:19). Marketing mix memiliki empat unsur yaitu product, price, place and promotion dari keempat unsur tersebut merupakan unsur yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain karena unsur yang diikutsertakan dalam kombinasi tersebut memiliki pengaruh sendiri dan kedudukannya saling menunjang. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga pemasaran dapat dilakukan secara efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:250), efektif mempunyai arti membawa pengaruh atau hasil dari suatu usaha. Sedangkan efektivitas mempunyai arti keberhasilan tentang suatu usaha atau tindakan. Dalam penelitian yang dilakukan, pengertian efektivitas merupakan cara atau strategi yang dilakukan oleh suatu destinasi wisata tersebut dapat membawa hasil yang diharapkan. Promosi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu destinasi wisata. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu cara yang berfungsi untuk menghubungkan antara produsen dan konsumen. Promosi

8 merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran tersebut. Oleh karena itu, promosi dalam industri pariwisata sangat perlu dilakukan untuk mempengaruhi target pasar (wisatawan) sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk yang dijual. Marketing mix yang dikhususkan untuk museum terdapat dalam penjelasan lain yang dikemukakan oleh Axioma dalam (Yoeti, 2006:17) yaitu: a. Product: yang meliputi pengemasan, pelayanan, branding/positioning, citra (image), reputasi b. Price: yang meliputi harga normal, regular, rombongan, promosi, paket dan sebaginya. c. Promotion: bauran promosi berupa iklan, brosur, leaflet, poster,pameran,lokakarya, showcard, seminar, event, public relations dan sebagainya. d. Place: jaringan distribusi, lokasi yang tepat dan apik, dan lain-lain. 1.7 Metode Penelitian Di dalam penyusunan penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis data penarikan contoh (sampling). Penelitian deskriptif menurut Wardiyanta (2006:5) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual dan akurat. Menurut Kusumayadi dan Sugiarto (2000:29) penelitian deskriptif memiliki unsur-unsur antara lain: perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian, penentuan metodologi (prosedur penelitian, analisis data) dan penarikan kesimpulan.

9 Ada beberapa tahapan dalam cara pengambilan data untuk penelitian ini, yaitu: 1. Pertama ialah dengan cara pengumpulan data. Yaitu data-data dari studi pustaka seperti penelitian-penelitin yang dilakukan sebelumnya dan buku-buku yang terkait seperti skripsi, jurnal, buku atau tesis yang berhubungan dengan persepsi wisatawan domestik terhadap efektivitas srtategi promosi. 2. Kedua dengan observasi objek wisata yang diteliti. Observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan data secara langsung di objek wisata penelitian. Lokasi observasi dilaksanakan di Musem Benteng Vredeburg Yogyakarta dengan obyek observasi para wistawan domestik dan kegiatan yang sedang dilakukan di Museum Benteng Vredeburg. 3. Ketiga dengan wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan teknik wawancara secara personal yaitu pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan kepada wisatawan domestik maupun pihak pengelola. Tujuan dari wawancara ini untuk mengetahui informasi tentang strategi promosi di museum secara perseorangan (personal). 4. Keempat atau terakhir yaitu dengan survey. Survey ini dilakukan dengan pembagian angket atau kuisioner. Penarikan contoh sampel dengan pembagian angket atau kuisioner yaitu dengan cara perhitungan menggunakan formula yang dikembangkan oleh Slovin (1990) dalam buku (Kusmayadi, Sugiarto, 2000:74) sebagai berikut: n = ukuran sampel yang akan dibutuhkan

10 N = Ukuran populasinya e = margin error yang diperkenankan (5% - 10%) Ukuran populasi diambil dari data kepariwisataan pada tahun 2012 yaitu wisatawan domestik yang berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebesar 236.858 (Dinas Pariwisata DIY, 2012:73). Margin error yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%. Jadi sebanyak 100 kuesioner yang akan dibagikan kepada wisatawan domestik di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

11 1.8 Analisis Data Dalam penelitian ini, data diolah dengan metode deskriptif kualitatif dengan analisis data penarikan contoh (sampling). Data yang telah dikumpulkan sebagian besar akan diolah secara deskriptif dengan penarikan contoh yaitu dengan kuesioner. Hasil kuesioner yang merupakan data primer akan diolah, dijabarkan dan dianalisis secara deskriptif. Data wawancara akan dijadikan data pendukung dari hasil kuesioner. Setelah data dicatat, kemudian strategi promosi yang disarankan akan dirumuskan berdasarkan temuan data serta observasi dan wawancara yang telah dilakukan. 1.9 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disusun menjadi empat bab. Yaitu: Bab satu menggambarkan alasan dan tujuan mengambil tema tersebut secara gamblang. Yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, yang disertai sistematika penulisan. Bab dua menggambarkan gambaran umum mengenai Daerah istimewa Yogyakarta khususnya kota Yogyakarta beserta gambaran umum kepariwisataan dan lokasi penelitian yaitu Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang meliputi sejarah singkat, koleksi museum, fasilitas museum, harga tiket, visi dan misi museum serta stuktur organisasi yang ada di museum. Bab tiga menggambarkan pembahasan mengenai persepsi wisatawan domestik terhadap efektivitas strategi promosi di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dan analisis tentang temuan data yang telah ditemukan.

12 Bab empat merupakan kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian sehingga diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pariwisata di Yogyakarta khususnya pada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.