e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA WADAH TELUR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KONSEP BILANGAN PADA ANAK

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN KOLASE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B1 PAUD KUSUMA 2 DENPASAR

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA PUZZLE ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM PENGENALAN BILANGAN

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B TK KUMARA ADI 1 DENPASAR

PENERAPAN MODEL PAKEM BERBANTUAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PLASTISIN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI BERMAIN OUTDOOR PADA ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA KOTAK MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B TK PUTRA SESANA ANTIGA, KARANGASEM

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL PADA ANAK

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENERAPAN METODE TEBAK KATA BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA LISAN ANAK KELOMPOK A TK KUMARA JAYA DENPASAR

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS MELALUI EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK TK DWI RAHAYU KUMARA DENPASAR

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA WAYANG KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK KELOMPOK A

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI BERMAIN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL JAMURAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA KUBUS MULTIGUNA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK ISTIMEWA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA KANTUNG CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA ANAK

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA MENARA ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL MAGOAK-GOAKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK ANAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI KEGIATAN MERONCE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUKURAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 1 DENPASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B2 SEMESTER II

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK BERBANTUAN MEDIA KONKRET DAPAT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBANTUAN MEDIA HAND PUPPET UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret.

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A TK RAISMA PUTRA DENPASAR

IMPLEMENTASI METODE BERMAIN DENGAN KARTU SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B1 TK KEMALA BHYANGKARI 2 SINGARAJA

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN BERBANTUAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK KELOMPOK B2 TK KUMARA JAYA DENPASAR

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA MELALUI METODE TANYA JAWAB BERBANTUAN MEDIA FLIP CHART PADA ANAK KELOMPOK B1 TK IKAL WIDYA KUMARA

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

PENERAPAN PERMAINAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANAK KELOMPOK A1 TK NEGERI PEMBINA DENPASAR

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA BALOK CRUISSENARE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK TK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING BERBANTUA MEDIA MAZE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN PICTURED CARDS UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE BERBANTUAN MEDIA PAPAN PLANEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B TK SALAFIYAH PLERET BANTUL

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN WOODBALL

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA POHON ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA LOTTO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B1

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN MELUKIS DENGAN CARA INKONVENSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA STICK ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

ARTIKEL MODEL KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK BOLA BASKET. Oleh Gede Arya Andreawan NIM

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA FLIP CHART DAPAT MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN PADA ANAK TK

PENERAPAN METODE BERMAIN DENGAN MEDIA MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BICARA ANAK

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PENGOLAHAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA AJARAN 2013/2014.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA PAPAN FLANNEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA

PENERAPAN BERMAIN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA KELOMPOK B1 DI TK WIDYA SESANA SANGSIT

MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN SEMESTER I DI TK TRISULA SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN SIKAP SOSIAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK A1 Reni Dewi Nur Isnaini 1, Yudianto Sujana 1, Djaelani 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENERAPAN METODE BERMAIN OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

PENERAPAN METODE BERCAKAP-CAKAP BERBANTUAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK TK MAHA WIDYA I

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS BERBANTUAN MEDIA KOLASE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK/RA CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENERAPAN PERMAINAN KONSTRUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Transkripsi:

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B2 SEMESTER II TK WIDYA SANTHI Ni Gst Ayu Kadek Fitri Novianti 1, I Gst Agung Oka Negara 2, I Md Suara 3 1 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: geknovianti@gmail.com 1, igustiagungokanegara@yahoo.com 2, imadesuara@yahoo.co.id 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk setelah diterapkannya metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek pada anak kelompok B2 semester II di TK Widya Santhi tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah 26 anak yang terdiri dari 10 orang putra dan 16 orang putri pada kelompok B2 tahun ajaran 2014/2015. Data penelitian tentang perkembangan motorik kasar dikumpulkan melalui metode observasi dengan instrumen berupa lembar observasi dan metode wawancara dengan instrumen lembar wawancara. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa perkembangan motorik kasar dengan penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek sebesar 61.34% yang berada pada kategori rendah, meningkat pada siklus II menjadi 84% dengan kategori tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek dapat pada anak sebesar 22.66%. Kata Kunci : metode demonstrasi, engklek, motorik kasar Abstract This research aims to improve gross motor development after the implementation of demonstration methods through traditional hopscotch game in the second half B2 group of children in kindergarten Widya Santhi academic year 2014/2015. This type of research is a classroom action research (PTK) is conducted in two cycles. The subjects were 26 children consisting of 10 sons and 16 daughters in the group B2 academic year 2014/2015. The research data on gross motor development were collected through observation with instruments and methods such as observation sheets interview with interview sheet instruments. Data were analyzed using descriptive statistical methods and quantitative analysis. Results of the study in the first cycle showed that gross motor development with the application of traditional methods of demonstration through play hopscotch at 61.34%, which is at the low category, increased in the second cycle to 84% in the high category. So it can be concluded that by applying the method of demonstration via traditional hopscotch game can improve gross motor development in children amounted to 22.66%. Keywords: method demonstrations, hopscotch, gross motor development

PENDAHULUAN Anak usia dini atau anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah atau kindergarden. Sedangkan di Indonesia umumnya mereka mengikuti program taman penitipan anak dan kelompok bermain (play group). Sementara itu, menurut direktorat pendidikan anak usia dini, pengertian anak usia dini adalah anak usia 0 6 tahun, baik yang terlayani maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal berbentuk TK, RA, jalur pendidikan nonformal berbentuk KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga. Secara psikologis kaidah atau hakikat anak usia dini ( AUD ) tidak bisa dipisahkan dari suatu pendekatan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak saat lahir, perkembangan sosial emosional anak juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan fisiknya, anak yang fisiknya lemah akan memiliki kepercayaan diri yang kurang (Fridani, dkk, 2008:2.2). Oleh karena itu psikologi perkembangan anak usia dini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan (golden age). PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan (Latif, dkk, 2013:3). Pada masa inilah anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis dimulai dari pekembangan berpikir, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjadi bagian dari Sistem Pendidikan Nasional Indonesia menjadi sangat penting bagi peletakan dasar pendidikan anak. PAUD membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, tujuan pembelajaran di PAUD atau taman kanak-kanak adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (Rachmawati, dkk, 2011:1). Pendidikan anak usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasardasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Demikian juga keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini (Play Group dan Taman Kanak - Kanak), sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang dijalankan. Salah satu perkembangan anak yang perlu dikembangkan ialah perkembangan motorik kasarnya. Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan, dan koordinasi antar anggota tubuh dengan menggunakan otot otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, melompat, dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar memiliki rangkaian tahapan yang berurutan. Artinya setiap tahapan harus dilalui, dan dikuasai dulu sebelum memasuki tahapan selanjutnya. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti

otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Menurut Sujiono (dalam Erlinda, 2014:22) menyatakan bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak TK Widya Santhi merupakan salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang dikelola dengan sangat baik, dengan memperhatikan segala aspek perkembangan anak. TK Widya Santhi dipimpin oleh satu orang kepala sekolah dan terdapat 9 tenaga pengajar. Berdasarkan hasil observasi tanggal 30 Agustus 2014 dan wawancara dengan guru Eka Natalia, S.Pd dan Ni Nyoman Sumiati, S.Pd di TK Widya Santhi, ditemukan bahwa kemampuan motorik kasar anak masih belum sesuai harapan sehingga kegiatan pembelajaran belum mencapai tingkat capaian perkembangan anak. Anak di TK Widya Santhi merupakan anak yang tergolong kedalam kelompok anak usia dini yang juga memiliki karakter yang sama seperti anak usia dini pada umumnya. Namun ada satu hal yang menjadi perhatian khusus peneliti menyangkut aspek perkembangan motorik kasar. Dimana pada observasi awal di TK tersebut, perkembangan motorik kasar anak dalam berdiri di atas satu kaki masih kurang dan belum semua anak mampu melakukannya dengan baik dan tanpa bantuan. Untuk mengatasi permasalah tersebut guru diharapkan dapat menggunakan model/metode pembelajaran yang lebih cocok dalam usaha meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Selain model/metode pembelajaran, permainan juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Dengan diterapkannya permainan tradisional engklek, diharapkan memiliki dampak yang baik karena tidak hanya dapat mengembangkan perkembangan motorik kasar anak, melainkan dapat juga melatih kesabaran dan juga mengasah perkembangan kognitif anak. Permainan tradisional sering disebut juga permainan rakyat, merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada masa lalu terutama tumbuh di masyarakat pedesaan. Permainan tradisional tumbuh dan berkembang berdasar kebutuhan masyarakat setempat. Menurut Iswinarti (2010:2) menyatakan bahwa permainan tradisional merupakan kekayaan budaya bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. Kebanyakan permainan tradisional dipengaruhi oleh alam lingkungannya, oleh karena permainan ini selalu menarik, menghibur sesuai dengan kondisi masyarakat saat itu. Permainan tradisional mendapat pengaruh yang kuat dari budaya setempat, oleh karena itu permainan tradisonal mengalami perubahan baik berupa pergantian, penambahan maupun pengurangan sesuai dengan kondisi daerah setempat. Dengan demikian, permainan tradisional meskipun nama permainannya berbeda antar daerah, namun memiliki persamaan atau kemiripan dalam cara memainkannya. Menurut Askalin, (2013:17) menyatakan bahwa permainan engklek adalah permainan tradisional yang masih banyak dimainkan oleh anak anak masa kini. Di gang-gang atau jalan kompleks yang sepi dijadikan oleh anak-anak sebagai tempat permainan engklek. Permainan engklek memerlukan keseimbangan yaitu melompat dengan satu kaki melewati kotakkotak dengan langkah-langkah dan aturan tertentu. Kotak-kotak itu berisi nomor-nomor yang harus dilewati. Menurut Ekasriadi, dkk (2006:28) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara untuk mempertunjukkan/memperagakan suatu objek atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa. Dengan metode demonstrasi, siswa dapat mengamati dengan saksama apa yang terjadi, bagaimana prosesnya, bahan apa saja yang diperlukan, serta bagaimana hasilnya. Dalam menggunakan metode ini, sebaiknya guru mendesain tempat dan situasi yang sesungguhnya serta mendorong siswa untuk berani mencoba hal yang sama. Selain itu menurut Moeslichatoen (2006:99) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran.

Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu. Hal ini juga berarti bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain didepan seluruh siswa. Sesuai dengan uraian dan definisi mengenai metode demonstrasi bagi anak TK yang telah dikemukakan diatas, demonstrasi merupakan salah satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai materi pelajaran dengan lebih baik. Melalui kegiatan demonstrasi anak dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu, sehingga hasil pengamatan kedua indera itu dapat menambah penguasaan materi pelajaran yang diberikan. Pengamatan kedua indera itu akan saling melengkapi pemahaman anak tentang segala hal yang ditunjukkan, dikerjakan, dan dijelaskan dalam kegiatan demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi yang diterapkan pada penelitian ini dapat mengajarkan anak untuk mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana prosesnya, serta bagaimana hasilnya. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek dapat anak kelompok B2 semester II di TK Widya Santhi Tahun Ajaran 2014/2015. Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatan perkembangan motorik kasar setelah diterapkan Metode Demonstrasi Melalui Permainan Tradisional Engklek pada Anak Kelompok B2 Semester II di TK Widya Santhi Tahun Ajaran 2014/2015. Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat penelitian baik dari segi teoritis dan segi praktis yakni, (1) Manfaat teoritis (a) Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar anak dengan penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek. (2) Manfaat praktis (a) Bagi Anak didik, dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak serta anak mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna sehingga anak menjadi lebih mampu bersosialisasi dengan lingkungan. (b) Bagi Guru, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berharga bagi guru guru TK dalam menerapkan dan mengembangkan model dan dan permainan yang lebih efektif dalam anak. (c) Bagi Kepala Sekolah, sebagai motivasi dan diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang pengembangan model pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran di Taman Kanak-kanak dan dapat dijadikan masukan dalam mengambil suatu kebijakan tepat dalam pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan para guru. (d) Bagi Peneliti lain, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan berharga dan dapat ditingkatkan hasil yang lebih optimal bagi peneliti lain untuk mengangkat topik lain yang belum sempat diteliti dalam penelitian ini. METODE Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Agung (2010:2) PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Pendapat lain menurut Wijaya (2013:149) menyatakan bahwa, PTK ialah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata. Dan sama halnya menurut Rusman (2010:1), menyatakan bahwa,

PTK pada umumnya dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti atau ia sendiri sebagai guru berperan ganda melakukan penelitian individu di kelas untuk peningkatan proses pembelajaran. Dalam kegiatan PTK ini, peneliti bersama guru kelas menentukan kesepakatan untuk penentuan jadwal, strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen observasi. Menurut Muhadi (2011:69) menyatakan bahwa, fase siklus PTK yaitu berupa a) merencanakan; b) melakukan tindakan mengobservasi atau memantau, ; c) merefleksi. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di TK Widya Santhi, Denpasar Selatan. Penelitian dilaksanakan pada awal semester II tahun ajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B2 semester II TK Widya Santhi, yang berjumlah 26 anak, yang terdiri dari 15 perempuan dan 11 laki - laki. Sedangkan objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar anak kelompok B2 Semester II Tahun Ajaran 2014/2015 di TK Widya Santhi. Variabel terikatnya yaitu perkembangan motorik kasar, dan variabel bebasnya adalah metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek. Dalam mengumpulkan data, diperlukan suatu metode tertentu untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada perkembangan motorik kasar anak. Pedoman observasi disusun untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran melalui permainan tradisional engklek. Menurut Agung (2012:77) menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur, validitas isi atau content validity ialah apabila mengukur tujuan khusus yang sejajar dengan isi atau materi pelajaran yang diberikan. Isi materi ini berupa kisi-kisi instrument kemampuan fisik motorik kasar yang ingin dikembangkan, tabel lembar observasi, tabel penskoran berupa bintang, dan deskripsi penilaian dari bintang-bintang tersebut. Hal ini juga didukung oleh para guru disekolah dan para dosen yang bersangkutan, bahwa instrumen dalam pengumpulan data ini dinyatakan valid. Dari penelitian tersebut sudah terkumpullah data-data yang akan dilanjutkan dengan teknik analisis yaitu dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Agung (2012:67) menyatakan bahwa: Metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distributif frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan objek/variabel sehingga diperoleh kesimpulan umum. Dari teknik analisis statistik deskriptif ini, data disajikan ke dalam: a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung rata-rata atau mean, c) menghitung modus, d) menghitung median dan, e) menyajikan data ke dalam grafik polygon, yaitu sebagai berikut. Sebagai suatu tolak ukur dalam penelitian ini akan ditetapkan indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut. Terjadinya peningkatan kemampuan motorik kasar sampai mencapai kategori tinggi. secara klasikal perkembangan motorik kasar anak berkembang sesuai harapan mencapai 80%. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah Jika penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek dapat berjalan efektif dan efisien, maka perkembangan motorik kasar cenderung meningkat pada anak kelompok B2 Semester II di TK Widya Santhi Tahun Ajaran 2014/2015.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Widya Santhi dan dilakukan selama satu bulan dari bulan Februari hingga Maret 2015. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) bersiklus yakni siklus I yang terdiri dari empat kali pertemuan (tiga kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali evaluasi). Karena hasil belum mencapai kriteria keberhasilan pada siklus I, maka penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II yang terdiri dari empat kali pertemuan (tiga kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali evaluasi). Data-data yang dikumpulkan yakni mengenai hasil belajar terhadap perkembangan motorik kasar anak di kelompok B2. Selanjutnya datadata penelitian mengenai hasil belajar anak di kelompok B2 dianalisis dengan menggunakan metode penelitian yakni metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Siklus I pada penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu dengan pertemuan sebanyak 3 kali pelaksanaan tindakan dan 1 kali untuk evaluasi penilaian. Data perkembangan motorik kasar pada siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik poligon dan membandingkan angka ratarata persen (M%) dengan kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala lima. Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek untuk dengan menggunakan 4 indikator yang muncul pada pembelajaran akan diberi bobot, yakni 4 (berkembang sangat baik), bobot 3 (berkembang sesuai harapan), bobot 2 (mulai berkembang) dan bobot 1 (belum berkembang). Skor total yang diperoleh masing-masing siswa dibagi dengan bobot maksimal dikali 100. Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Data Perkembangan Motorik Kasar Anak Kelompok B2 TK Widya Santhi Siklus I Kelas Interval (KI) x i f fk fx i 50 53 51.5 2 2 103 54 57 55.5 10 12 555 58 61 59.5-12 - 62 65 63.5 8 20 508 66 69 67.5 3 23 205.5 70 73 71.5-23 - 74 77 75.5 3 26 226.5 Jumlah - 26-1.595 Berdasarkan perhitungan dari grafik poligon tentang perkembangan motorik kasar anak kelompok B2 Semester II di TK Widya Santhi Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa Md < Mo < M (57.9 < 55.27 < 61.34), sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar anak pada siklus I merupakan kurva juling positif. Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa sebaran data anak berada di bawah nilai rata-rata.

12 10 8 6 4 2 0 51.5 55.5 59.5 63.5 67.5 71.5 75.5 Md = 57.9 Mo = 55.27 M = 61.34 Dari observasi dan temuan selama pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan hasil perkembangan motorik kasar anak masih berada pada kriteria rendah. Maka dari itu, penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya sehingga hasil perkembangan motorik kasar anak dapat meningkat agar sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai peneliti. Adapun kendala-kendala yang ditemukan peneliti saat menerapkan siklus I adalah sebagai berikut. (1) Anak belum berpengalaman dengan metode demonstrasi. (2) Beberapa anak masih belum bisa menguasai permainan dengan benar dan masih belum bisa menunggu giliran untuk bermain, sehingga perlu dipandu. Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala diatas adalah sebagai berikut. (1) Menjelaskan secara rinci kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan demikian anak lebih paham dengan pembelajaran yang dilaksanakan. (2) Mencontohkan berulang kali agar anak tidak keliru lagi. Siklus II pada penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu dengan pertemuan sebanyak 3 kali pelaksanaan tindakan dan 1 kali untuk evaluasi penilaian. Data perkembangan motorik kasar pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik poligon dan membandingkan angka ratarata persen (M%) dengan kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala lima. Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat melaksanakan pembelajaran untuk melalui metode demonstrasi diperoleh data sebagai berikut. Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi Data Perkembangan Motorik Kasar Anak Kelompok B2 Semester II TK Widya Santhi Siklus II Kelas Interfal (KI) x i f fk fx i 75 77 76 7 7 532 78 80 79-7 - 81 83 82 6 13 492 84 86 85-13 - 87 89 88 9 22 792 90 92 91-22 - 93 95 94 4 26 376 Jumlah - 26-2.192 Berdasarkan perhitungan grafik poligon terlihat Mo < Md< M (88 < 86.6 < 84), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II merupakan kurva juling negatif. Hal ini dapat diinterprestasikan

bahwa sebaran data anak berada di atas nilai rata-rata. 10 8 6 4 2 0 76 79 82 85 88 91 94 M = 84 Mo = 88 Md = 86.6 Melalui evaluasi pada proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan dari siklus I maka dilakukan perbaikan proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari hasil observasi dan temuan selama pelaksanaan tindakan pada siklus II, telah terlihat adanya peningkatan proses pembelajaran yang nampak pada peningkatan hasil belajar anak terhadap perkembangan motorik kasar. Secara keseluruhan, rencana kegiatan harian yang peneliti terapkan pada siklus II tidak mengalami kendala yang berarti, sehingga hasil belajar terhadap perkembangan motorik kasar anak dapat meningkat dari siklus sebelumnya. Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut. (1) Anak yang awalnya mengalami kesulitan dalam melakukan permainan, sudah dapat menguasai permainan dengan baik. (2) Anak yang awalnya tidak mau menunggu giliran pada saat bermain akhirnya mau menunggu gilirannya untuk bermain. (3) Anak senang dan semangat pada saat bermain. Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar sudah berlangsung sesuai dengan perencanaan dan telah mencapai indikator keberhasilan. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata presentase (M%) dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian ini cukup sampai disiklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. PEMBAHASAN Berdasarkan penyajian analisis data dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek dapat anak. Berdasarkan pendapat dari Moeslichatoen (2006:99) bahwa metode demonstrasi merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu. Dengan demikian perlu diterapkan metode demonstrasi untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar secara berkelanjutan dan intensif. Pendapat tersebut membuktikan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar (M%) anak dari sebelum penerapan dan sesudah penerapan metode demonstrasi. Berdasarkan data perkembangan motorik kasar anak pada siklus I yakni sebesar 61.34% dan rata-rata hasil belajar berdasarkan data perkembangan motorik kasar anak pada siklus II yakni sebesar 84%. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata presentase hasil belajar berdasarkan data perkembangan motorik kasar anak dari siklus I ke siklus II sebesar 22.66%. Terjadinya peningkatan perkembangan motorik kasar pada anak saat penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek ini juga didukung dengan pendapat dari Huda (2013:233) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari metode demonstrasi, yaitu sebagai berikut: 1) Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret memusatkan perhatian anak, 2) Lebih mengarahkan proses belajar siswa pada materi yang sedang dipelajari, 3) Lebih melekatkan pengalaman dan

kesan sebagai hasil mudah memahami apa yang dipelajari, 4) Membuat pengajaran siswa lebih menarik, 5) Merangsang siswa untuk aktif mengamati dan menyesuaikan antara teori dan kenyataan, 6) Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda, 7) Memudahkan berbagai jenis penjelasan, 8) Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan metode demonstrasi ialah dapat membantu siswa untuk lebih memusatkan pikiran dan perhatian dalam proses pembelajaran, dimana siswa dapat mengurangi kesalahan-kesalahan karena dalam proses pembelajaran siswa mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya. Selain itu, siswa dirangsang untuk aktif mengamati dan mencoba melakukannya sendiri. Dengan demikian penerapan metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar layak diterapkan pada anak kelompok B2 semester II TK Widya Santhi tahun ajaran 2014/2015. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, metode demonstrasi melalui permainan tradisional engklek dapat pada anak kelompok B2 TK Widya Santhi tahun ajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari analisis data pada penelitian ini dengan rata-rata hasil belajar berdasarkan data perkembangan motorik kasar anak pada siklus I yakni sebesar 61.34% dan rata-rata hasil belajar berdasarkan data perkembangan motorik kasar anak pada siklus II yakni sebesar 84%. Hal ini menunjukkan meningkatnya rata-rata persentase perkembangan motorik kasar berdasarkan data perkembangan motorik kasar anak dari siklus I ke siklus II sebesar 22.66%. Berdasarkan simpulan tersebut adapun saran yang disampaikan yakni, (1) Kepada Kepala Sekolah, agar merekomendasikan kepada guru-guru untuk menerapkan metode demonstrasi karena dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak. (2) Kepada guru, dalam proses pembelajaran dapat menggunakan metode demonstrasi sebagai alternatif untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak kelompok B2. (3) Kepada peneliti lain yang tertarik dengan penelitian ini dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan kajian untuk meneliti permasalahan dalam lingkup yang lebih luas dan mencoba menerapkan pada aspek fisik motorik yang lain. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data dalam PTK). Singaraja: FIP Undiksha. ------.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Askalin, 2013. 100 Permainan dan Perlombaan Rakyat. Yogyakarta: Penerbit Andi. Ekasriadi, Agung, dkk. 2006. Metodologi Pengembangan Kemampuan Motorik Dan Bahasa. Denpasar: IKIP PGRI Bali. Erlinda, Esti. 2014. Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini. Tersedia pada http://repository.unib.ac.id/8663/2/i,ii,iii,ii-14-est.fk.pdf (diakses tanggal 4 Januari 2015) Fridani, Lara, dkk. 2008. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu- Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iswinarti, 2010. Nilai nilai Terapiutik Permainan Tradisional Engklek Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Tersedia pada http://rires2.umm.ac.id/publikasi/lam a/iswinarti%20pdk%2009-10.pdf (diakses tanggal 29-10-2014) Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Menteri Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Moeslichatoen R,. 2006. Metode Pengajaran di Taman Kanak Kanak. Malang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Muhadi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Shira Medika. Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2011. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanakkanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press. Wijaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.