BAB I PENDAHULUAN. dan menjelaskannya kepada orang lain, sesuai dengan kualitas dan kuantitas ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem pendidikan nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat penting. Allah SWT berfirman

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. diturunkannya ayat pertama kepada Nabi Muhammad saw yang berisi perintah

METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS PADA KELAS RENDAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI ALUH-ALUH BESAR KABUPATEN BANJAR OLEH ELMA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keahlian (skill), tanpa keahlian pembangunan itu tidak akan berjalan lancar.

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memuji hamba-hamba-nya yang senantiasa membaca Alquran dalam firman-nya:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mulai diterapkannya kurikulum KTSP Tahun 2006, dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kebutuhan bagi seorang siswa, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk beramal salah yaitu dengan. membawanya. Banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. komponen, seperti guru, murid, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Agama Islam mewajbkan kepada semua penganutnya agar rajin

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Islam sangat memperhatikan arti pendidikan. Karena pendidikan

METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SALMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan manusia dapat berkembang maju dan mampu mengelola alam yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sekolah di Indonesia menjadikan bahasa Inggris sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam konsep pendidikan Islam, seseorang tidak hanya dituntut pandai, menguasai dan mengamalkan ilmunya, tetapi juga dituntut untuk menyebarkan dan menjelaskannya kepada orang lain, sesuai dengan kualitas dan kuantitas ilmu yang dimilikinya, dan dengan mempertimbangkan subjek yang menerimanya. Dalam mengajar memang harus diperlukan strategi yang tepat. Strategi-Strategi tertentu lebih serasi untuk memberikan informasi mengenai bahan pelajaran untuk menguraikan dan menjelaskan susunan suatu bidang atau yang luas dan kompleks. Berkenaan dengan metode pengajaran ada ayat Alquran yang berhubungan dengan hal tersebut di atas, yaitu surah an-nahl ayat 125: Ayat tersebut menegaskan bahwa dalam melaksanakan dakwah, termasuk pendidikan, harus menggunakan metode, seperti metode bilhikmah, mau izhah hasanah, dan mujadalah billati hiya ahsan. Karena itu, pemilihan metode mengajar dalam proses pembelajaran sangat penting bagi guru agar tujuan pembelajaran itu sendiri dapat tercapai. Hal ini lebih perlu diperhatikan bagi seorang guru yang secara khusus mempunyai kewajiban mengajar. Nabi saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-bukhari menyampaikan 1

2 wasiatnya: ع ن ع ب د الل ه ب ن ع م ر و ق ال ر س ول الل ه ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ب ل غ وا ع ن و ل و آي ة البخاري( )رواه Hadis tersebut menegaskan bahwa setiap orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, terutama guru, wajib mengajarkannya kepada orang lain, sesuai dengan kapabilitas (kemampuan) dan kapasitas (tugas) nya. Bertitik tolak dari hadits di atas, maka seorang guru, harus menguasai materi pelajaran, serta mampu menyelenggarakan pembelajaran yang ditugaskan kepadanya. Hal ini sesuai dengan pasal 42 ayat 1 UU. No. 20 tahun 2003: Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2 Dalam melaksanakan pembelajaran, ada beberapa metode yang dapat diterapkan oleh guru, seperti metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Guru dapat menerapkan satu metode atau lebih sesuai dengan silabus, serta didukung oleh media yang relevan. Metode demontrasi adalah suatu cara untuk menyajikan materi pelajaran dengan memperagakan atas pertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan secara lisan. Dengan kata lain, metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar di mana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang 1 Imam al-bukhari, Shahih Bukhari, Jilid II, (Beirut : Dar al-fikr, 1995), h. 293. 2 UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional, pasal 42 ayat 1.

3 suatu proses atau suatu kaifiyat melakukan sesuatu. 3 Metode demonstrasi tepat dipergunakan apabila: 1. Akan memberikan keterampilan tertentu. 2. Memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa lebih terbatas. 3. Untuk menghindari verbalisme. 4. Membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian, sebab lebih menarik. 4 Selama ini metode pembelajaran yang diterapkan guru Kerajinan Tangan dan Kesenian di kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar adalah metode ceramah dan tanya jawab saja. Akibatnya, siswa terlihat jenuh dalam mengikuti pembelajaran, dan hanya sebagian kecil siswa yang menguasai materi dengan baik dan benar, sehingga hasil belajar siswa juga rendah. Sebaiknya mengajarkan materi Kerajinan Tangan dan Kesenian, selain menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, disertai pula dengan metode demonstrasi. Apalagi jika mengajarkan keterampilan seperti sulaman yang memerlukan praktik. Karena itu, penulis tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi sulaman, sehingga dapat diketahui efektifitas media ini. Hasilnya akan penulis tuangkan dalam sebuah skripsi dengan judul: Meningkatkan Hasil Belajar Kerajinan Tangan dan Kesenian Pokok Bahasan Sulaman Melalui Metode Demonstrasi di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar. 3 Ibid., h. 94. 4 Zuhairini, et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 96.

4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang terdapat di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Aktivitas guru dalam pembelajaran masih sangat minim, seperti dalam hal penggunaan metode, media, dan strategi pembelajaran yang diterapkan. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran terlihat pasif, kurang bersemangat dan kurang memperhatikan pelajaran. 3. Hasil belajar siswa kelas VI, khususnya pada mata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian materi sulaman masih rendah. 4. Belum ditemukan model pembelajaran baru yang tepat dan efesien agar siswa cepat menguasai pokok bahasan sulaman. C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Untuk menghindari hasil belajar yang keliru terhadap judul di atas, maka penulis mengemukakan penegasan judul sebagai berikut: a. Hasil belajar adalah adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan pengusahaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. b. Metode demontrasi adalah suatu cara untuk menyajikan materi pelajaran dengan memperagakan atas pertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan secara lisan. Dengan kata lain, metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar di mana guru atau orang

5 lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyat melakukan sesuatu. 5 Jadi, yang dimaksud dengan judul di atas adalah sebuah cara pembelajaran yang digunakan guru, yaitu berupa dengan memperagakan atas pertunjukan kepada siswa tentang suatu proses menyulam, di kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka hal-hal yang ingin diteliti dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana aktivitas guru dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman melalui metode demonstrasi di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar? b. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman melalui metode demonstrasi di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar? c. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman melalui metode demonstrasi di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar? 13 Ibid., h. 94.

6 D. Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, maka penulis akan melakukan Tindakan Kelas (PTK) berupa praktik mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman, di kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar, sebanyak 4 kali pertemuan (2 siklus). E. Tujuan Tindakan Penelitian Tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Aktivitas guru dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman melalui metode demonstrasi di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman melalui metode demonstrasi di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar. 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman melalui metode demonstrasi di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar. F. Manfaat Tindakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa. Hasil penelitian ini dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian materi atau pokok bahasan sulaman, sehingga

dapat lebih mudah memahami dan menerapkannya, dan meningkatkan hasil belajar. 7 2. Guru Hasil penelitian ini membantu guru menemukan metode pembelajaran yang efektif untuk membangkitkan minat dan hasil belajar siswa. 3. Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah sebagai acuan tindakan kelas bagi siswa yang bermasalah dalam memahami materi pelajaran. G. Hipotesis Tindakan Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian pokok bahasan sulaman menggunakan metode demonstrasi, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawahan Seberang Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar. I. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam 5 (lima) bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, hipotesis tindakan, dan sistematika penulisan.

8 Bab II Landasan Teoritis, berisi pengertian belajar dan ciri-ciri pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode, langkahlangkah penggunaan metode demonstrasi, kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi, dan materi Kerajinan Tangan dan Kesenian kelas VI. Bab III Metode Penelitian, berisi pendekatan dan jenis penelitian, setting penelitian, faktor yang diteliti, skenario tindakan, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, ananlisis data, indikator keberhasilan, dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan, berisi gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran.