2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p

Yth. Sekretaris Kementerian/ Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/ Sekretaris Daerah Provinsi di tempat

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ffi SALINAN Dalam rangka melanjutkan pengendalian dan pengamanan pelaksanaan Untuk bphn.go.id

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

Klasifikasi LNS Berdasarkan K/L Terkait Jumat, 09 Juni 2017

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR LEMBAGA DIKLAT PEMERINTAH TERAKREDITASI DALAM MENYELENGGARAKAN DIKLAT PRAJABATAN DAN DIKLAT KEPEMIMPINAN

No Pemerintahan (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis ak

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM. Saldo...

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

contoh : contoh :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN R I

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kategori Badan Publik Dikirim Diterima TOTAL Kuesioner Penilaian Mandiri ( Self Assessment Questioner Kuesioner (Verifikasi Website)

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Pembubaran Badan Ben

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2006 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Pasal II. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.135, 2015 KEUANGAN. BPK. Organisasi. Tugas. Wewenang. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dinyatakan bahwa pembagian tugas dan wewenang Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK diatur dengan Peraturan BPK; b. bahwa Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia sudah tidak sesuai dengan perubahan nomenklatur dan susunan Kementerian serta pembentukan Lembaga baru; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan kembali Peraturan BPK tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;

2015, No135. 2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4654); Memperhatikan : Putusan Sidang Badan Pemeriksa Keuangan tanggal 8 April 2015; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Pasal 1 (1) Badan Pemeriksa Keuangan mempunyai 9 (sembilan) orang anggota. (2) Susunan Badan Pemeriksa Keuangan terdiri atas: a. Ketua merangkap Anggota; b. Wakil Ketua merangkap Anggota; c. Anggota I; d. Anggota II; e. Anggota III; f. Anggota IV; g. Anggota V; h. Anggota VI; dan i. Anggota VII. (3) Ketua dan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh Anggota Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan Peraturan BPK. Pasal 2 Dalam rangka melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dilakukan pembagian tugas dan wewenang antara Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan. Pasal 3 Tugas dan wewenang Ketua Badan Pemeriksa Keuangan meliputi: keuangan negara secara umum bersama dengan Wakil Ketua;

3 2015, No.135 b. melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan kelembagaan BPK; c. melaksanakan hubungan kelembagaan dalam negeri dan luar negeri; d. melaksanakan pembinaan pemeriksaan investigatif bersama dengan Wakil Ketua; dan e. melaksanakan pembinaan tugas Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan Pemeriksaan Keuangan Negara bersama dengan Wakil Ketua. Pasal 4 Tugas dan wewenang Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan meliputi: keuangan negara secara umum bersama dengan Ketua; b. melaksanakan pembinaan tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara, dan Inspektorat Utama; c. melaksanakan proses Majelis Tuntutan Perbendaharaan; d. melaksanakan pembinaan pemeriksaan investigatif bersama dengan Ketua; dan e. melaksanakan pembinaan tugas Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan Pemeriksaan Keuangan Negara bersama dengan Ketua. Pasal 5 Objek tugas dan wewenang Ketua Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan dan para pemangku kepentingan. Pasal 6 Tugas dan wewenang Anggota I, Anggota II, Anggota III, Anggota IV, Anggota V, Anggota VI, dan Anggota VII adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 7 (1) Penempatan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan untuk mengisi jabatan Anggota I, Anggota II, Anggota III, Anggota IV, Anggota V, Anggota VI, dan Anggota VII ditetapkan berdasarkan hasil Sidang Badan Pemeriksa Keuangan.

2015, No135. 4 (2) Penempatan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan. Pasal 8 Pada saat Peraturan ini berlaku, Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 9 Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2015 KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, HARRY AZHAR AZIS Diundangkan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY

5 2015, No.135 LAMPIRAN PERATURAN BPK-RI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TUGAS DAN WEWENANG ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN I. ANGGOTA I Tugas dan wewenang Anggota I: 1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; 2. Kementerian Luar Negeri; 3. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 4. Kementerian Pertahanan; 5. Kementerian Perhubungan; 6. Kejaksaan Republik Indonesia; 7. Kepolisian Negara Republik Indonesia; 8. Badan Intelijen Negara; 9. Badan Narkotika Nasional; 10. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; 11. Lembaga Ketahanan Nasional; 12. Dewan Ketahanan Nasional; 13. Lembaga Sandi Negara; 14. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia; 15. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 16. Komisi Pemilihan Umum (termasuk Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota);

2015, No135. 6 17. Badan SAR Nasional; 18. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme; dan 19. Badan Pengawas Pemilihan Umum, b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif. II. ANGGOTA II Tugas dan wewenang Anggota II: 1. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Kementerian Keuangan; 3. Kementerian Perdagangan; 4. Kementerian Perindustrian; 5. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS; 6. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 7. Badan Koordinasi Penanaman Modal; 8. Badan Pusat Statistik; 9. Bank Indonesia; 10.Otoritas Jasa Keuangan; 11.Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan; 12.PT Perusahaan Pengelola Aset (termasuk pengelolaan aset-aset eks BPPN oleh Kementerian Keuangan); 13.Lembaga Penjamin Simpanan; 14.Badan Standardisasi Nasional; 15.Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; dan 16.Komisi Pengawas Persaingan Usaha, b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif.

7 2015, No.135 III. ANGGOTA III Tugas dan wewenang Anggota III: 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat; 2. Dewan Perwakilan Rakyat; 3. Dewan Perwakilan Daerah; 4. Mahkamah Agung; 5. Badan Pemeriksa Keuangan; 6. Mahkamah Konstitusi; 7. Komisi Yudisial; 8. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; 9. Kementerian Sekretariat Negara; 10. Sekretariat Kabinet; 11. Kementerian Sosial; 12. Kementerian Pariwisata; 13. Kementerian Ketenagakerjaan; 14. Kementerian Komunikasi dan Informatika; 15. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; 16. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 17. Kementerian Pemuda dan Olahraga; 18. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; 19. Kementerian Agraria dan Tata Ruang; 20. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; 21. Badan Pengawas Tenaga Nuklir; 22. Badan Tenaga Nuklir Nasional; 23. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 24. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 25. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional; 26. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia;

2015, No135. 8 27. Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 28. Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil; 29. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 30. Badan Kepegawaian Negara; 31. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 32. Lembaga Administrasi Negara; 33. Arsip Nasional Republik Indonesia; 34. Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno Jakarta; 35. Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran; 36. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja; 37. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia; 38. Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia; 39. Taman Mini Indonesia Indah; 40. Badan Informasi Geospasial; 41. Ombudsman Republik Indonesia; 42. Badan Pertanahan Nasional; dan 43. Badan Ekonomi Kreatif, b. melaksanakan koordinasi pemeriksaan investigatif. IV. ANGGOTA IV Tugas dan wewenang Anggota IV: 1. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; 2. Kementerian Pertanian; 3. Kementerian Kelautan dan Perikanan; 4. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 5. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 6. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 7. Badan Pengatur Hilir Migas; dan

9 2015, No.135 8. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif. V. ANGGOTA V Tugas dan wewenang Anggota V: 1. Kementerian Dalam Negeri; 2. Kementerian Agama; 3. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Sabang; 4. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam; 5. Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura; dan 6. Badan Nasional Pengelola Perbatasan, tersebut di atas; b. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Badan Usaha Milik Daerah di Wilayah I, yang terdiri atas: 1. Provinsi Aceh; 2. Provinsi Sumatera Utara; 3. Provinsi Sumatera Barat; 4. Provinsi Riau; 5. Provinsi Kepulauan Riau; 6. Provinsi Jambi; 7. Provinsi Sumatera Selatan; 8. Provinsi Bengkulu; 9. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 10. Provinsi Lampung; 11. Provinsi Banten; 12. Provinsi Jawa Barat;

2015, No135. 10 13. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 14. Provinsi Jawa Tengah; 15. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; dan 16. Provinsi Jawa Timur, c. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif. VI. ANGGOTA VI Tugas dan wewenang Anggota VI: 1. Kementerian Kesehatan; 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial: a) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan b) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; 4. Badan Pengawas Obat dan Makanan, tersebut di atas; b. melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Badan Usaha Milik Daerah di Wilayah II, yang terdiri atas: 1. Provinsi Bali; 2. Provinsi Nusa Tenggara Barat; 3. Provinsi Nusa Tenggara Timur; 4. Provinsi Kalimantan Barat; 5. Provinsi Kalimantan Tengah; 6. Provinsi Kalimantan Selatan; 7. Provinsi Kalimantan Timur; 8. Provinsi Kalimantan Utara; 9. Provinsi Sulawesi Barat; 10.Provinsi Sulawesi Selatan;

11 2015, No.135 11.Provinsi Sulawesi Tengah; 12.Provinsi Sulawesi Tenggara; 13.Provinsi Gorontalo; 14.Provinsi Sulawesi Utara; 15.Provinsi Maluku; 16.Provinsi Maluku Utara; 17.Provinsi Papua; dan 18.Provinsi Papua Barat, c. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif. VII. ANGGOTA VII Tugas dan wewenang Anggota VII: 1. Kementerian Badan Usaha Milik Negara; 2. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas); 3. Badan Usaha Milik Negara dan anak perusahaan; dan 4. Badan Pembina Proyek Asahan dan Otorita Pengembangan Proyek Asahan, b. memberikan pengarahan pemeriksaan investigatif. KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, HARRY AZHAR AZIS