BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

Monitoring. 29-Feb-12

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Juknis Operasional SPM

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian yang fisiologis/ alamiah, akan tetapi di dalam prosesnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal. memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya pelayanan kesehatan menyeluruh. Pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis, berkesinambungan yang diikuti dengan penyediaan berbagai sumberdaya, diantaranya Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan dan pembiayaan (Depkes RI, 2007). Pembangunan kesehatan di Indonesia pada tahun 2010-2014 sasarannya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang mencakup : 1) meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun, 2) menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, 3) menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 34 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup, 4) menurunkan Angka Kematian Neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup, 5) meningkatkan cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN lengkap) sebesar 90%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, yang menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup, artinya dengan jumlah penduduk 225.642.000 jiwa berarti ada 9.774 ibu meninggal pertahun atau 1 orang ibu

meninggal per jam dan 17 orang bayi meninggal per jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Kesepakatan global (Millenium Development Goals / MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan AKI dan AKB menurun sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990 2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB dari 68 menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. Namun komitmen tersebut belum konsisten dengan target penurunan AKI yang ditetapkan Depkes untuk tahun 2010-2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2015 terget MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDGs (Millenium Development Goals) untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) akan sulit terwujud kecuali dengan dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Pemerintah secara intern maupun bekerjasama dengan UNICEF telah melakukan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu, bentuk upaya tersebut tertuang dalam program Safe Motherhood Initiative. Program ini bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan memastikan bahwa setiap ibu mendapatkan kesempatan untuk melahirkan bayi dalam kondisi yang aman dan sehat. Walaupun upaya telah banyak dilakukan namun Angka Kematian Ibu (AKI) selama dua dekade terakhir ini tidak menunjukkan penurunan yang berarti. Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan

atau morbiditas, demikian pula dengan penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu hamil ketika akan, sedang atau setelah persalinan masih tetap menjadi masalah kesehatan (Depkes RI, 2005). Upaya pemerintah dalam menurunkan kematian dan kesakitan ibu menuntut hubungan yang erat antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dimulai dari puskesmas. Pemerintah akan berfokuskan pada intervensi utama disektor kesehatan dan kegiatan yang berbasis masyarakat, dengan penekanan pada persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, tepat dan efektif. Untuk meningkatkan upaya penurunan AKI dan AKB dibutuhkan sumber daya yang dapat meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan wilayah kerjanya, maka pemerintah mulai tahun 1989/1990 berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Binkesmas No.429/Binkesmas/DJ/II/89 diharapkan seluruh desa di Indonesia telah memiliki bidan desa. Surat edaran tersebut menyatakan tujuan penempatan Bidan Desa adalah untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB. Tugas pokok bidan di desa adalah melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas, pelayanan kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan KB. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, bidan dituntut mengupayakan kelangsungan hidup untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi

minimal, sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Pelayanan KIA saat ini diutamakan pada peningkatan pelayanan antenatal atau ANC (Antenatal Care) pada ibu hamil disemua fasilitas kesehatan, peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, peningkatan pelayanan bagi ibu nifas, bayi, balita, dan Pelayanan KB sesuai standar. Pemerintah daerah Kabupaten Batubara melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan upaya penanggulangan AKI dan AKB dengan upaya pemenuhan kualitas dan kuantitas bidan dengan menempatkan bidan desa di 100 desa yang berjumlah 304 orang bidan. Namun upaya ini masih belum menunjukkan hasil yang optimal, hal ini dapat dilihat dari angka AKI dan AKB yang masih tinggi dalam 2 tahun terakhir, dimana dari 8.153 kelahiran hidup pada tahun 2009 terdapat 19 kematian ibu dan 74 kematian bayi, setelah dikonversi diperoleh angka AKI sebesar 233/ 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 9/1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 dari 8.315 kelahiran hidup terdapat 13 kematian ibu dan 37 kematian bayi, setelah dikonversi diperoleh angka AKI sebesar 156/ 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 4/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan pencapaian pertolongan persalinan yang 100% dibantu oleh bidan dan pencapaian pemeriksaan kehamilan dengan kunjungan pertama ibu hamil (K1) mencapai 96,90% dan kunjungan keempat ibu hamil (K4) mencapai 91,81%, maka tingkat kematian ibu maupun bayi seharusnya masih dapat diturunkan.

Untuk wilayah kerja Puskesmas Indrapura yang meliputi 2 (dua) Kecamatan, yaitu Kecamatan Sei. Suka dan sebagian dari Kecamatan Air Putih, terdiri 18 desa dan jumlah penduduk sekitar 77.080 jiwa dengan jumlah bidan desa sebanyak 62 orang tentunya hal ini akan memengaruhi kinerja bidan dalam melayani masyarakat, belum optimalnya kinerja bidan desa di Kecamatan ini dapat dilihat dari data tahun 2009 AKI sebesar 118/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 4/1.000 kelahiran hidup, untuk tahun 2010, AKI sebesar 124/100.000 kelahiran hidup, AKB sebesar 4/1.000 kelahiran hidup. Data pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil Kl sebesar 94% dan K4 sebesar 91%. Melihat masih adanya masalah kematian ibu dan bayi pada masa persalinan yang merupakan tanggung jawab yang dipikul oleh bidan desa tentunya menuntut bidan memiliki kinerja yang optimal dalam memberi pelayanannya. Tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah Kabupaten/ Kota adalah berdasarkan Permenkes RI No 741/MENKES/PER/VII/2008 yang disebut Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi beberapa indikator kinerja tahun 2010 2015 yaitu : a. Cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) adalah 95% pada tahun 2015 b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi bidan adalah 90% pada tahun 2015 c. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah 80% pada tahun 2015 d. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI) 100% ditahun 2010 e. Cakupan kesehatan rujukan dan penanggulangan KLB 100% ditahun 2015

f. Dan beberapa standar lain yang menunjukkan kinerja petugas puskesmas. Kinerja secara umum dipahami sebagai suatu catatan keluaran hasil suatu fungsi jabatan kerja atau seluruh aktivitas kerjanya dalam periode tertentu. Menurut Steer dan Porter (1991), kinerja adalah hasil pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang. Sementara Soeprihanto (1996) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Maier dalam As ad (2003) menyatakan perbedaan kinerja antara orang yang satu dengan yang lain di dalam suatu situasi kerja adalah karena perbedaaan karakteristik individu. Sedangkan faktor organisasional seperti penghargaan dan supervisi juga memengaruhi kinerja seseorang. Beberapa penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja, seperti penelitian Muchin tahun 2003, yang meneliti pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja dokter PTT di puskesmas dalam Kota Banda Aceh. Basri (2008) yang meneliti kinerja bidan desa di Kabupaten Aceh Tenggara juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja. Dengan melihat fenomena-fenomena di atas, perlu dilakukan studi tentang pengaruh karakteristik individu (tempat tinggal, status perkawinan, pengetahuan) dan

karakteristik organisasi (penghargaan, supervisi) terhadap kinerja bidan desa, sehingga dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam meningkatkan upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi di wilayah kerja Puskesmas Indrapura Kabupaten Batubara. 1.2 Permasalahan Bagaimana pengaruh karakteristik individu (tempat tinggal, status perkawinan, pengetahuan) dan karakteristik organisasi (penghargaan, supervisi) terhadap kinerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Indrapura Kabupaten Batubara? 1.3 Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh karakteristik individu (tempat tinggal, status perkawinan, pengetahuan) dan karakteristik organisasi (penghargaan, supervisi) terhadap kinerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Indrapura Kabupaten Batubara. 1.4 Hipotesis Ada pengaruh karakteristik individu (tempat tinggal, status perkawinan, pengetahuan) dan karakteristik organisasi (penghargaan, supervisi) terhadap kinerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Indrapura Kabupaten Batubara.

1.5 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Menambah wawasan, memperkaya konsep dan pemahaman tentang peran kinerja bidan desa dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. 2) Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Batubara dalam mengoptimalkan kinerja bidan desa di unit pelayanan desa setingkat poskesdes. b. Memberikan masukan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan langkahlangkah yang strategis dalam memberikan pengarahan dan bimbingan serta evaluasi terhadap bidan desa dalam upaya peningkatan kinerja bidan desa. c. Sebagai sarana bagi peneliti mengembangkan ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan kinerja bidan, sehingga diharapkan dapat menambah referensi dan bahan kajian tentang sumber daya manusia kesehatan khususnya tenaga kebidanan