PEDOMAN PERENCANAAN PROGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. September Tim Penyusun. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

Analisis Lanskap Kajian Negara Indonesia

Sekapur Sirih 3. Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK)

1. Judul I. COMMUNITY HEALTH SERVICES 2. HEALTH DEVELOPMENT 3. PUBLIC HEATLH SERVICES

INDONESIA BUKU PUTIH

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

RingkasanKajian. Masalah gizi, khususnya anak pendek, Gizi Ibu & Anak. Isu-isu penting. unite for children UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012

Penuntun Hidup Sehat

Pangan untuk Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN TB DI INDONESIA

RENCANA STRATEGIS TERCATAT KELAHIRANNYA

Laporan Independen NGO

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

LAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA 2011

Indonesia: Evaluasi Program Pembangunan Berbasis Masyarakat (CDD) Perkotaan

Laporan Penelitian INFID No. 1/2013. Jalan Terjal. Menurunkan Angka Kematian Ibu. editor: Irawan Saptono. didukung oleh:

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA DI INDONESIA 1. Oleh: Widiyanto, SP, M.Si 2

LAPORAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MADIUN (LP2KD)

PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DAERAH PENYANGGA

TANGGUH LNG PROGRAM INVESTASI KOMUNITAS

RENCANA AKSI GLOBAL SUMBER DAYA GENETIK TERNAK dan DEKLARASI INTERLAKEN

Organisasi Perburuhan Internasional. PROGRAM PEKERJAAN LAYAK NASIONAL untuk INDONESIA

RANCANG TINDAK GLOBAL KEDUA UNTUK SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN UNTUK PANGAN DAN PERTANIAN

DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL PENDAHULUAN... 14

Rancangan 5 September 2011 RENCANA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

PENYUSUNAN RENJA DAN PELAKSANAAN MONEV TERPADU BIDANG KESEHATAN

Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA

Transkripsi:

Versi 5 Sept 12 PEDOMAN PERENCANAAN PROGRAM GERAKAN SADAR GIZI DALAM RANGKA SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) REPUBLIK INDONESIA AGUSTUS 2012

KATA PENGANTAR Sasaran pembangunan pangan dan gizi dalam RPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-2015 adalah menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Beberapa program dan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan untuk mendukung sasaran tersebut. Seiring dengan hal tersebut, gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000 hari pertama kehidupan pada tataran global disebut Scalling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan disingkat Gerakan 1000 HPK). SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari berbagai negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakan ini merupakan respon negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi di sebagian besar negara berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalam mencapai Tujuan Pembangunan Milenium/MDGs (Goal 1). Gerakan 1000 HPK bukanlah inisiatif, institusi maupun pembiayaan baru melainkan meningkatkan efektivitas dari inisiatif yang telah ada yaitu meningkatkan koordinasi termasuk dukungan teknis, advokasi tingkat tinggi, dan kemitraan inovatif, dan partisipasi untuk meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, dan pembangunan. Hal ini perlu didukung dengan kepemimpinan nasional dan daerah yang cukup kuat, meningkatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan, bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dunia usaha, organisasi profesi dan lembaga kemasyarakatan. Tiga elemen dari Gerakan 1000 HPK adalah: (i) Aksi pada tingkat Nasional. Untuk itu diperlukan kepemimpinan yang kuat, berdasarkan atas data epidemiologi gizi, dan kapasitas untuk menangani masalah gizi. (ii) Didasarkan atas bukti yang nyata dan intervensi yang cost-effective. (iii) Pendekatan bersifat multisektor dengan prinsip kemitraan dalam hal jaminan ketahanan pangan, proteksi sosial, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, kesetaraan gender, dan tata kelola Pemerintahan yang baik. Tiga strategi dalam Gerakan 1000 HPK adalah: (i) mobilisasi berbagai organisasi untuk melakukan upaya bersama secara efektif, (ii) mendorong keterpaduan antar institusi, dan (iii) mengidentifikasi dan mendorong kepemimpinan di bidang gizi. Dengan adanya Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan) diharapkan semua pemangku kepentingan mempunyai persepsi, komitmen dan langkah nyata yang terkoordinasi dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk gerakan 1000 HPK ini di berbagai tingkat administrasi baik di pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Keberhasilan dari gerakan 1000 HPK ini selain ditentukan oleh perencanaan yang sistematis dan terpadu, juga ditentukan oleh kepemimpinan di berbagai tingkat administrasi. Jakarta, Agustus 2012 TIM PENYUSUN 1

DAFTAR SINGKATAN ASI : Air Susu Ibu BBLR : Berat Badan Lahir Rendah GNP : Gross National Product IUGR : Intra Uterine Growth Retardation KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi KMS : Kartu Menuju Sehat KUKP : Kebijakan Umum Ketahan Pangan PTM : Penyakit Tidak Menular RAN-PG : Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi RAD-PG : Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi RISKESDAS : Riset Dasar SUN : Scaling Up Nutrition 1000 HPK : Seribu Hari Pertama Kehidupan 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR SINGKATAN.. 2 DAFTAR ISI.. 3 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR. 5 BAB I. PENDAHULUAN. 6 A. Latar Belakang..... 6 B. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan. 7 C. Tujuan Pedoman.. 7 D. Pengguna Pedoman. 7 BAB II. GERAKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN. 8 A. Visi, Misi dan Goals Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan.. 8 B. Tahapan Gerakan. 8 C. Strategi Gerakan. 11 D. Kemitraan dalam Gerakan. 12 1. Pemangku Kepentingan. 12 2. Kegiatan Utama Pemangku Kepentingan.. 13 BAB III. KERANGKA PERUMUSAN INTERVENSI GIZI. 16 A. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi... 16 B. Jenis-jenis Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif...... 16 C. Permasalahan dalam Pelaksanaan Intervensi Gizi.. 18 BAB IV. PERENCANAAN KEGIATAN UNTUK INTERVENSI GIZI SPESIFIK DAN SENSITIF... 19 A. Pengantar.... 19 B. Langkah-langkah Penyusunan Rencana.... 19 C. Rincian Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif.. 19 BAB V. MONITORING DAN EVALUASI GERAKAN 1000 HPK.. 22 A. Indikator Proses 22 B. Indikator Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif.. 23 C. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi... 24 D. Indikator Hasil 25 E. Kelembagaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi.. 26 BAB VI. PENUTUP.. 28 DAFTAR PUSTAKA... 29 LAMPIRAN... 30 3

DAFTAR TABEL Tabel 1 Indikator dan Data Dasar... 8 Tabel 2 Rencana Kegiatan Utama Pemerintah... 13 Tabel 3 Rencana Kegiatan Utama Donor... 14 Tabel 4 Rencana Kegiatan Utama Lembaga Sosial Kemasyarakatan... 14 Tabel 5 Rencana Kegiatan Utama Dunia Usaha.. 15 Tabel 6 Rencana Kegiatan Utama UN System... 15 Tabel 7 Identifikasi Masalah Dalam Pelaksanaan Pelayanan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan... 18 Tabel 8 Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Spesifik... 20 Tabel 9 Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Sensitif... 21 Tabel 10 Indikator Proses... 22 Tabel 11 Indikator Spesifik... 23 Tabel 12 Indiaktor Sensitif... 24 Tabel 13 Indikator Hasil... 25 Tabel 14 Pelaporan. 30 Tabel 15 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik Pada Kelompok Ibu Hamil. 31 Tabel 16 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik pada Kelompok 0-6 Bulan 33 Tabel 17 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik pada Kelompok 7-24 Bulan. 34 Tabel 18 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Sensitif. 38 4

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi... 16 5

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun (baduta) merupakan kelompok sasaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan 1000 hari pertama manusia. Seribu hari pertama kehidupan adalah periode seribu hari mulai sejak terjadinya konsepsi hingga anak berumur 2 tahun. Seribu hari terdiri dari, 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan. Periode ini disebut periode emas (golden periode) atau disebut juga sebagai waktu yang kritis, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen (window of opportunity). Untuk itu diperlukan dua kelompok intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Yang dimaksud dengan intervensi gizi sensitif adalah adalah berbagai kegiatan yang cukup cost effective untuk mengatasi masalah gizi khususnya masalah gizi stunting (anak pendek jika dibandingkan dengan standar normal). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional sebesar 36 persen. Sedangkan yang dimaksud dengan intervensi spesifik adalah berbagai kegiatan program pembangunan yang memberi pengaruh terhadap status gizi masyarakat terutama kelompok 1000 hari pertama, misalnya penanggulangan kemiskinan, pendidikan, gender, air bersih, sanitasi dan kesehatan lingkungan. Kegiatan sensitif ini merupakan kegiatan yang bersifat multi dan lintas sektor. Intervensi gizi spesifik telah banyak dilaksanakan pada perbaikan gizi masyarakat di Indonesia dan umumnya ditangani oleh kementerian kesehatan. Hampir semua intervensi gizi spesifik telah dilaksanakan, namun cakupan dan kualitas kegiatan dari intervensi gizi spesifik itu masih rendah. Kegiatan gizi sensitif yang bersifat lintas sektoral, Indonesia telah mempunyai pengalaman yang cukup panjang dan menunjukkan hasil yang baik. Misalnya pada saat pelaksanaan program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) pada tahun 1970-1980-an. Pada Program UPGK tersebut paling tidak melibatkan sektor kesehatan, pertanian, BKKBN, dalam negeri dan organisasi kemasayarakatan (PKK). Namun sejak terjadinya krisis multi dimensi pada tahun 1997-1998, kegiatan gizi sensitif ini mengalami kemunduran. Contoh lain dari intervensi gizi sensitif adalah kegiatan yodisasi garam, yang melibatkan beberapa sektor penting yaitu kesehatan, perindustrian, Badan POM, perdagangan dan dalam negeri. Contoh lainnya adalah bantuan langsung bersyarat (conditional cash transfer) yang di Indonesia nama programnya dikenal dengan nama Program Keluarga Harapan (PKH) yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan kesehatan dan gizi ibu hamil dan anak balita yang melibatkan sektor sosial, pendidikan, kesehatan, dan dalam negeri. Dalam perbaikan gizi masyarakat, kontribusi intervensi gizi sensitif lebih besar yaitu sekitar 70 persen dibanding dengan intervensi spesifik yang hanya 30 persen. Oleh karena itu kedua intervensi gizi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan dan komprehensif. Gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000 hari pertama kehidupan pada tataran global disebut Scalling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan disingkat Gerakan 1000 HPK). 6

B. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan Gerakan 1000 HPK bukanlah inisiatif, institusi maupun pembiayaan baru melainkan meningkatkan efektivitas dari inisiatif yang telah ada yaitu meningkatkan koordinasi termasuk dukungan teknis, advokasi tingkat tinggi, dan kemitraan inovatif, dan partisipasi untuk meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, dan pembangunan. Hal ini perlu didukung dengan kepemimpinan nasional dan daerah yang cukup kuat, meningkatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan, bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dunia usaha, organisasi profesi dan lembaga kemasyarakatan. Tiga elemen dari Gerakan 1000 HPK adalah: (i) Aksi pada tingkat Nasional. Untuk itu diperlukan kepemimpinan yang kuat, berdasarkan atas data epidemiologi gizi, dan kapasitas untuk menangani masalah gizi. (ii) Didasarkan atas bukti yang nyata dan intervensi yang cost-effective. (iii) Pendekatan bersifat multisektor dengan prinsip kemitraan dalam hal jaminan ketahanan pangan, proteksi sosial, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, kesetaraan gender, dan tata kelola Pemerintahan yang baik. Tiga strategi dalam Gerakan 1000 HPK adalah: (i) mobilisasi berbagai organisasi untuk melakukan upaya bersama secara efektif, (ii) mendorong keterpaduan antar institusi, dan (iii) mengidentifikasi dan mendorong kepemimpinan di bidang gizi. C. Tujuan Pedoman Tujuan Umum Pedoman ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi berbagai pihak terkait dalam menyusun perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatankegiatan gizi yang bersifat spesifik dan sensitif. Tujuan Khusus 1. Tersedianya pilihan kegiatan gizi yang bersifat spesifik dan Sensitif, sesuai dengan masalah gizi dan tugas masing-masing pemangku kepentingan; 2. Teridentifikasinya kebutuhan sumber daya pendukung 3. Tersedianya bahan advokasi yang sederhana dan mudah dipahami. D. Pengguna Pedoman Pengguna dari buku pedoman ini adalah: : 1. Unit perencana dan pelaksana di dan Lembaga Pemerintahan yang terkait dengan perbaikan gizi masyarakat, 2. Unit perencana dan pelaksana pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, 3. Lembaga legislatif baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten dan kota, 4. Pemangku kepentingan lain yang berasal dari lembaga swasta, LSM, organisasi profesi, perguruan tinggi, dan mitra kerja internasional. 7

BAB II. GERAKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A. VISI, MISI DAN GOALS GERAKAN 1000 HPK i. Visi Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak dan berkembangnya potensi ibu dan anak ii. Misi: 1. Menjamin kerjasama antar berbagai pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan anak 2. Menjamin dilakukannya pendidikan gizi secara tepat dan benar untuk meningkatkan kualitas asuhan gizi ibu dan anak iii. Goals Tabel 1. Tabel Indikator dan Data Dasar No Indikator Data Dasar (Baseline) RPJMN 2014 SUN Movement 2015 WHO 2025 1 Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen 2 Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen. 3 Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen 35,6 % (2010) 17,9 % (2010) 4 Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih 14,2 % (2010) 5 Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen 6 Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan paling kurang 50 persen < 32 % < 32 % < 15% 8,8 % (2010) < 8,5 % Kenaikan tidak melebihi 0,45% per tahun 40 % (2001) 25 % 15,3 % (2010) 20% < 32 % B. TAHAPAN GERAKAN 1000 HPK i. Tahap Satu: Analisa Kondisi saat ini 1. Komitmen politik untuk upaya perbaikan gizi masyarakat cukup kuat baik dalam bentuk UU, PP, Perpres, Permen, dan Perda. 2. Program perbaikan gizi secara nyata sudah dilaksanakan oleh K/L sesuai dengan tugas pokok misalnya oleh, Pertanian, Perindustrian, dalam Negeri, Pendidikan 8

dan Kebudayaan, Sosial. Namun demikian upaya dari setiap K/L tersebut masih terfragmentasi, belum diarahkan kepada goals yang disepakati. Untuk meningkatkan kerjasama antar K/L sejak tahun 2000 telah disusun Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RAPGN) untuk setiap 5 tahun. Di tingkat daerah telah pula disusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG) melai tahun 2011. 3. Sampai dengan tahun 2012 upaya perbaikan gizi masyarakat diarahkan terhadap semua kelompok umur dengan sasaran utama mengatasi masalah kekurangan gizi baik gizi kurang maupun gizi buruk. Sejak adanya Gerakan 1000 HPK dilakukan reorientasi penajaman sasaran yaitu fokus terhadap ibu hamil, ibu menyusui dan anak dibawah dua tahun terutama untuk mengatasi masalah stunting. Hal ini didasarkan atas hasil Riskesda 2007 dan 2010 yang menunjukkan bahwa prevalensi stunting adalah 36, 8 persen dan 35,6 persen. Data lain dari Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prosentase anak BBLR 8,8 persen, wasting 13,3 persen, anemia pada wanita usia subur, ASI ekslusif 15,3 persen (2010). 4. Untuk mengatasi masalah gizi pada dasarnya telah dilaksanakan program gizi yang bersifat spesifik maupun program yang bersifat sensitif. Namun demikian ada beberapa kegiatan gizi spesifik yang belum dilaksanakan yaitu antara lain pemberian Kalsium pada ibu hamil dan pemberian Zink pada anak, selain itu cakupan dari kegiatan program spesifik masih rendah. Kegiatan gizi yang bersifat sensitif pada dasarnya sudah dilaksanakan sejak lama sejak UPGK, namun masih perlu ditingkatkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi di berbagai tingkat administrasi. 5. Dukungan sumber daya keuangan untuk pelaksanaan perbaikan gizi masih terbatas, baik dalam APBN maupun dalam APBD. Walaupun terdapat kecenderungan peningkatan anggaran setiap tahunnya terutama dalam APBN. ii. Tahap Dua: Penyiapan Gerakan 1. Komitmen politik untuk meningkatkan upaya perbaikan gizi cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya Perpres No tentang Gerakan Nasional sadar gizi yang berisikan tentang tujuan, strategi, sasaran, kegiatan dan pelaksanaan perbikan gizi baik ditingkat nasional maupun tingkat daerah. Semua K/L yang mempunyai peranan penting dalam upaya perbaikan gizi telah ditetapkan sebagai naggota yang dipimpin oleh Menkokesra yangbertanggung jawab langsung kepada Presiden. 2. Untuk memperkuat platform kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya perbaikan gizi telah dirumuskan Kerangka Kebijakan Akselerasi Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Negeri Dan Buku Pedoman Perencanaan Program Akselerasi Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Negeri. Diharapkan dengan adanya platform ini maka setiap pemangku kepentingan mempunyai persepsi dan langkah langkah yang sama untuk mempercepat pencapaian upaya perbaikan gizi. 9

3. Saat ini sedang disusun dua buah dokumen yaitu Naskah Akademik dan Pedoman Perencanaan Program Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Negeri yang menjadi landasan upaya percepatan perbaikan gizi baik di pusat maupun daerah yang didasarkan pada Perpres Gerakan Nasional Sadar Gizi. 4. Kegiatan intervensi gizi yang bersifat spesifik telah disepakati dan akan ditingkatkan pelaksanaannya dengan dukungan kerjasama lintas program dan lintas sektor yang terkait. 5. Peningkatan mobilisasi pembaiayaan untukmendukung pelaksanaan program perbaikan gizi terutama di daerah melaluipeningkatan APBD provinsi maupun kabupaten dan kota. iii. Tahap Tiga : Pelaksanaan dan Pengorganisasian Gerakan 1. Pada tataran eksekutif akan ditetapkan ketua gugus tugas Gerakan Nasional Sadar Gizi yang dipimpin oleh Menkokesra. Untuk membantu tugas gugus tugas ini terdapat tim teknis yang dipimpin oleh Wamen PPN/Waka Bappenas. Pada tataran legislatif telah dibentuk Kaukus yang tugas utamanya untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan politik dan anggaran dari anggota legeslatif untuk program-program kesehatan dan perbaikan gizi. 2. Berfungsinya gugus tugas Gerakan Nasional Sadar Gizi (dalam perpres) yang tugas pokoknya mengkoordinasikan dan mensinkronkan penyusunan rencana dan program kerja pada K/L dengan melaksanakan rapat koordinasi minimal satu kali setiap tiga bulan. 3. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi berbagai kebijakan lintas sector dalam upaya perbaikan gizi baik di tingkat nacional maupun tingkat daerah dengan cara memonitor secara reguler pelaksanaan RANPG, RADPG dan platform Gerakan 1000 HPK. 4. Terlaksananya program gizi sensitif oleh berbagai K/L terkait untuk mendukung pelaksanaan program gizi yang spesifik. 5. Menganalisis kesenjangan kebutuhan dana untuk pelaksanaan program perbaikan gizi dan secara bertahap memenuhi kesenjangan tersebut baik dalam anggaran APBN maupun APBD. iv. Tahap Empat: Memelihara Kesinambungan Gerakan 1. Menjaga kelangsungan kepemimpinan untuk peningkatan program perbaikan gizi secara terus menerus sesuai dengan penugasan dalam Perpres. 2. Memperkuat kinerja gugus tugas baik ditingkat nasional maupun di tingkat daerah (provinsi dan kabupaten dan kota). 3. Memperkuat pelaksanaan kerjasama antar sektor melalui sinkronisasi kebijakan antar sektor baik di pusat maupun daerah. 10

4. Memperluas dan meningkatkan kegiatan gizi spesifik dan kegiatan gizi sensitif sehingga menjangkau seluruh sasaran program. 5. Menjamin ketersediaan anggaran yang memadai baik APBN maupun APBD untuk program perbaikan gizi dengan cara pemahaman bersama antara eksekutif dan legeslatif. C. STRATEGI GERAKAN 1000 HPK a. Strategi Nasional Tahap pertama: membangun komitmen dan kerjasama antar pemangku kepentingan. Tahap kedua: Mempercepat pelaksanaan Gerakan Nasional Sadar Gizi, meningkatkan efektifitas dan meningkatkan sumber pembiayaan. Tahap ketiga: Memperluas pelaksanaan program, meningkatkan kualitas pelaksanaan dan memelihara kesinambungan kegiatan untuk mencapai indikator dampak yang sudah disepakati. b. Strategi Pelaksanaan 1. Meningkatkan kapasitas kerjasama antar pemangku kepentingan untuk percepatan kegiatan perbaikan gizi berdasarkan bukti. 2. Meningkatkan kapasitas untuk memfasilitasi kerjasama antar pemangku kepentingan 3. Meningkatkan kapasitas untuk melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan antar berbagai pemangku kepentingan. 4. Meningkatkan kapasitas untuk pemantauan dan evaluasi kinerja bersama dalam rangka pencapaian sasaran perbaikan gizi. 5. Meningkatkan kapasitas untuk identifikasi dengan berbagi pengalaman atau model-model intervensi terkait untuk meningkatkan pemahaman dalam pencapaian sasaran dan hal-hal yang harus dicegah. 6. Meningkatkan kapasitas untuk advokasi dalam rangka peningkatan komitmen politik dan mobilisasi sumberdana dan bantuan teknis. c. Strategi Mobilisasi Sumber Daya 1. Menghitung kebutuhan anggaran untuk program perbaikan gizi. 2. Menghitung kesenjangan anggaran antara kebutuhan dan ketersediaan saat ini. 3. Membuktikan bahwa kegiatan yang dilakukan secara terpadu baik dalam penganggaran untuk intervensi spesifik gizi maupun kebijakan sensitif gizi jauh lebih efektif jika dibandingkan bila dilaksanakan secara terpisah. 4. Mengkoordinasikan kegiatan advokasi secara nasional dan global untuk mengurangi kesenjangan penganggaran dan untuk mobilisasi sumber daya 11

d. Prinsip-prinsip keterlibatan dalam Gerakan 1000 HPK 1. Transparan: semua pemangku kepentingan menunjukkan hasil dari aksi bersama secara transparan dan jujur. 2. Inklusif: melalui kerjasama kemitraan antar pemaku kepentingan untuk meningkatkan intervensi dan hasil yang diinginkan 3. Berbasis hak: bertindak sejalan dengan komitmen menegakkan keadilan dan hak bagi semua perempuan, pria, dan anak-anak. 4. Kemauan untuk bernegosiasi: saat konflik muncul, secara bersama bertekad untuk menyelesaikan konflik dan menuju arah yang lebih baik 5. Tanggungjawab bersama: semua pemangku kepentingan memiliki rasa tanggungjawab bersama dalam menyelenggarakan kegiatan secara kolektif sebagai bukti komitmen bersama. 6. Cost-effective: menyusun beberapa prioritas berdasarkan analisis berbasis bukti dan menetapkan prioritas yang mempunyai daya ungkit paling besar dalam pencapaian target namun dengan dana yang paling minimal. 7. Komunikasi terus menerus: komunikasi melalui berbagi pengalaman secara rutin antar pemangku kepentingan termasuk hal yang berhasil dan yang gagal. D. Kemitraan Dalam Gerakan 1. Pemangku Kepentingan a. Pemerintah Pemerintah berperan sebagai inisiator, fasilitator, dan motivator gerakan 1000 HPK, yang terdiri dari K/L, donor, organisasi masyarakat, dunia usaha dan mitra pembangunan. b. Donor Tugas donor adalah untuk memperkuat kepemilikan nacional dan kepemimpinan, berfokus pada hasil, mengadopsi pendekatan multisektoral, memfokuskan pada efektivitas, mempromosikan akuntabilitas dan memperkuat kolaborasi dan inklusi (melalui kerjasama kemitraan antar pemaku kepentingan untuk meningkatkan intervensi dan hasil yang diinginkan). c. Organisasi Kemasyarakatan Tugas organisasi kemasyarakatan adalah memperkuat mobilisasi, advokasi, komunikasi, riset dan analisasi kebijakan serta pelaksana pada tingkat masyarakat untuk menangani kekurangan gizi. d. Dunia Usaha Dunia usaha bertugas untuk pengembangan produk, control kualitas, distribusi, riset, pengembangan teknologi informasi, komunikasi, promosi perubahan perilaku untuk hidup sehat. 12

e. Mitra Pembangunan Mitra pembangunan bertugas untuk memperluas dan mengembangkan kegiatan gizi sensitif dan spesifik melalui harmonisasi kelahlian dan bantuan teknis antar mitra pembangunan antara lain UNICEF, WHO, FAO dan IFAD (International Fund for Agriculture and Development), SCN (Standing Committee on Nutrition). 2. Kegiatan Utama Gerakan 1000 HPK a. Pemerintah Tabel 2. Rencana Kegiatan Utama Pemerintah No Jangka Pendek (18 Bulan) No Jangka Menengah (36 bulan) 1 Menetapkan Perpres Gerakan 1000 HPK 1 Mobilisasi sumber dana dalam APBN dan APBD, termasuk PPP dan CSR dan mitra pembangunan internacional 2 Menyusun Naskah Akademik 2 Melakukan evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran dan pelaksanaan kegiatan 3 Menyusun Kerangka Program SUN 3 Meningkatkan kemitraan dengan donor 4 Menyusun Pedoman Perencanaan Program SUN 4 Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha 5 Sosialiasi Gerakan 1000 HPK tingkat nacional dan di daerah 5 Meningkatkan kemitraan dengan Lembaga Kemasyarakatan 6 Penyusunan kerangka monitoring dan evaluasi 7 Pertemuan berkala Gugus Tugas Nasional 8 Pertemuan berkala Tim Teknis Gugus Tugas 9 Menyusun laporan berkala tentang kemajuan Gerakan 1000 HPK 6 Meningkatkan kerjasama dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan antar K/L 7 Meningkatkan kerjasama dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan pengganggaran antar Pusat dan Daerah 8 Melakukan replikasi program/model yang terbukti efektif 9 Advokasi kepada legislatif dan eksekutif 10 Menjaga kesinambungan pelaksanaan Gerakan 1000 HPK 11 Mengintegrasikan Gerakan 1000 HPK pada RPJMN 2015 2019 12 Menyusun laporan tahunan kemajuan Gerakan 1000 HPK kepada Presiden 13

b. Donor Tabel 3. Rencana Kegiatan Utama Donor No Jangka Pendek (18 Bulan) Jangka Menengah (36 bulan) 1 Memperkuat dan memperluas jaringan antar donor, untuk mendukung Gerakan 1000 HPK 2 Mendukung gizi sebagai isu prioritas nacional dan daerah 3 Mendukung intensitas kerjasama antar donor untuk menjamin efisiensi dan efektifitas antar donor 4 Bekerjasama dengan pemerintah untuk mengembangkan rencana pembiayaan Gerakan 1000 HPK 1. Meningkatkan skala dan kualitas bantuan kepada pemerintah 2. Meningkatkan kerjasama antara donor untuk menjamin efisiensi bantuan yang diberikan 3. Mendorong kerjasama antar negara dengan prevalensi kekurangan gizi yang tinggi 4. Melakukan review sector pangan dan gizi untuk basis kebijakan RPJMN 2015-2019 5 Memutakhirkan perkiraan biaya untuk intervensi gizi yang bersifat spesifik dan sensitif 6 Memberikan bantuan teknis kepada pemerintah untuk intervensi gizi yang spesifik, gizi sensitif, pertanian dan kesejahteraan soial c. Lembaga Sosial Kemasyarakatan Tabel 4. Rencana Kegiatan Utama Lembaga Sosial Kemasyarakatan No Jangka Pendek (18 Bulan) Jangka Menengah (36 bulan) 1. Memperluas kepersertaan antar sector dan kelompok di tingkat nasional dan daerah 2 Memperkuat keterkaitan antara LSK dengan pemerintah dengan menggunakan mekanismee yang berlaku 3 Mengembangkan dan menyetujui prinsip2 mediasi jika tidak terjadi kesepahaman 4 Memberikan kontribusi dalam perumusan kerangka program SUN 5 Melakukan mobilisasi dalam rangka meningkatkan demand masyarakat 1. Mengintegrasikan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan ke dalam kegiatan LSK 2. Membantu mengembangkan rencana nacional dan menetapkan sasaran yang ingin dicapai 3 Melakukan evaluasi dan penelitian yang mengaitkan antara gizi dengan gender, ketenagakerjaan, pertanian, pangan, kesehatan, kemiskinan, jaminan sosial dan pendidikan 4 Advokasi ke dunia internacional untuk mendukung Gerakan 1000 HPK 5 Advokasi kepada pemerintah untuk mobilisasi sumberdana yang lebih besar untuk menangani kekurangan gizi 14

d. Dunia Usaha Tabel 5. Rencana Kegiatan Utama Dunia Usaha No Jangka Pendek (18 Bulan) Jangka Menengah (36 bulan) 1. Memfasilitasi keterlibatan dunia usaha dalam Gerakan 1000 HPK 2 Memberikan pedoman dan contoh tentang keterlibatan dunia usaha dalam Gerakan 1000 HPK 3 Memberikan pedoman dan mediasi bila terjadi ketidak sepakahaman dalam kebijakan maupun pelaksanaan Gerakan 1000 HPK 4 Bekerja secara nyata untuk mendukung strategi Gerakan 1000 HPK 5 Tukar menukar pengalaman dalam sistem distribusi pangan dan gizi termasuk penggunaan teknologi/inovasi 1. Bekerja secara nyata untuk mendukung Gerakan 1000 HPK Nasional 2. Melaksanakan contoh bagaimana pengusaha internacional mendukung Gerakan 1000 HPK Global 3. Meningkatkan peran dunia usaha untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta melalui penerapan CSR sesuai dengan peraturan yang berlaku e. Mitra Pembangunan (UN sistem) Tabel 6. Rencana Kegiatan Utama Mitra Pembangunan (UN Sistem) No Jangka Pendek (18 Bulan) No Jangka Menengah (36 bulan) 1. Membangun jaringan dan memperluas kerjasama UN System diluar 4 organisasi utama (UNICEF, WFP, FAO dan WHO) 2 Membangun sistem untuk merespon permintaan pemerintah 3 Bekerjasama dengan pemerintah dan donor untuk mendukung rencana pembiayaan Gerakan 1000 HPK 4 Memutakhirkan perkiraan biaya untuk pelaksanaan program gizi spesifik dan program gizi sensitif 1. Melakukan sinergitas agenda kegiatan nasional dan global dalam rangka menyelaraskan dan menghindari duplikasi kegiatan 2. Bantuan teknis dan experties untuk memperkuat Gerakan 1000 HPK 15

BAB III. KERANGKA PERUMUSAN INTERVENSI GIZI A. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi Untuk menjelaskan berbagai faktor penyebab masalah gizi, termasuk "Stunting", lazimnya digunakan model UNICEF seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Dari model tersebut diketahui penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung dari masalah gizi adalah kurangnya asupan gizi dan terbatasnya pelayanan kesehatan dasar. Penyebab tidak langsung adalah terbatasnya aksesibilitas pangan, pola asuh yang kurang baik, dan terbatasnya kesediaan air minum dan sanitasi yang layak. Akar masalah dari penyebab langsung dan tidak langsung adalah kemiskinan, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, daya beli yang rendah, sanitasi lingkungan yang buruk. GAMBAR 1. KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI Sumber: World Bank 2011, diadaptasi dari UNICEF 1990 & Ruel 2008 dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia B. Jenis-jenis Intervensi Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif Untuk mengatasi penyebab langsung dilaksanakan berbagai intervensi gizi spesifik menurut kelompok sasaran, yaitu: I. Ibu hamil 1. Pemeriksaan kehamilan dan tablet tambah darah 2. Konseling menyusui 3. Suplementasi dengan zat gizi makro 4. Pengobatan kecacingan pada ibu hamil 5. Suplementasi kalsium 16

6. Pengobatan malaria pada ibu hamil 7. Menghindar dari perokok pasif 8. Penggunaan kelambu berinsentisida 9. Pemberian cash transfer bersyarat (PKH) II. Bayi Baru lahir 1. Konseling menyusui 2. Inisiasi Menyusu Dini 3. Pemeriksanaan kesehatan 4. Penundaan pengguntingan tali pusat 5. KIE Gizi 6. Imunisasi 7. Penanganan bayi BBLR 8. Pemantauan pertumbuhan III. Bayi dan Anak 1. Promosi ASI 2. KIE Pemberian MP ASI 3. Penanganan penyakit infeksi 4. Imunisasi 5. Cuci tangan 6. Penanganan gizi buruk akut 7. Pemberian MP ASI anak berusia diatas 6 bulan 8. Suplementasi vitamin A 9. Home fortification (micro nutrition fortification/sprinkle) 10. Pengobatan kecacingan 11. Penggunaan kelambu berinsektisida 12. Pemantauan pertumbuhan Beberapa jenis intervensi gizi sensitif yang perlu dilaksanakan di Indonesia antara lain: 1. Penyediaan air minum dan sanitasi yang layak 2. Ketahanan Pangan dan Gizi, termasuk pengendalian harga pangan 3. Keluarga Berencana 4. Perlindungan kepada ibu hamil dan menyusui 5. Jaminan Masyarakat 6. Jaminan Persalinan Universal 7. Program Beras Miskin 8. Program Keluarga Harapan 9. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi 10. Fortifikasi 11. Pendidikan Gizi Masyarakat 12. Kawasan bebas rokok 13. Wajib belajar 9 tahun 14. Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) 15. Konseling calon pengantin 17