Mengatasi Nyeri Dengan Cara Terapi Distraksi. (Mendengarkan Musik)

dokumen-dokumen yang mirip
Mengatasi Cemas Dengan Cara Terapi Distraksi (Musik Klasik) Pada Klien Ca Mammae

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

PENGUKURAN KUANTITAS NYERI DASAR TEORI

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak,

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

Clinical Science Session Pain

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

PROSEDUR DISTRAKSI IMAJINASI TERBIMBING. yang nyaman dan tenang. b) Berikan privasi klien. berkenalan dengan klien. 2. Menjelaskan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi; fisik /tubuh, emosi,

BAB I PENDAHULUAN. cara infasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

FIRMAN FARADISI J

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

LAMPIRAN. Universitas Esa Unggul

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

MANAJEMEN NYERI. No. Dokumen: Halaman: 1 dari 3. No. Revisi: 00 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Disahkan oleh DIREKTUR UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Mengatasi Nyeri Dengan Cara Terapi Distraksi (Mendengarkan Musik) A. Pengertian 1. Nyeri Nyeri yang terjadi pada pasien kanker diantaranya dapat ditanggulangi dengan pengelolahan nyeri yang tepat dan sesuai dengan pedoman dari WHO seperti penggunaan medikasi farmakologis yang tepat, pemberian terapi relaksasi maupun distraksi, secara terapi musik klasik yang telah dilakukan penelitian oleh beberapa ahli (Syafuddin, 2006 dalam Saragih, 2010). 2. Distraksi (Terapi Mendengarkan Musik) Distraksi (terapi musik) adalah teknik pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulasi yang lain. Distraksi diduga dapat menurunkan derajat nyeri, menurunkan persepsi nyeri dengan stimulasi sistem kontrol desendes, yang mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan distraksi tergantung pada kemampuan klien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain nyeri (Smeltzer&Bare, 2002). Terapi musik adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas rohani dan jasmani dengan menggunakan suara yang biasa terdiri dari melodi, irama, ritme dan harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan.

B. Landasan Teori 1. Nyeri a. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostic atau pengobatan. b. Teori Nyeri Teori nyeri yang diterima pada saat ini salah satunya adalah teori Gate Control. Menurut teori ini, sensasi nyeri dihantarkan sepanjang syaraf sensori menuju ke otak dan hanya sejumlah sensasi atau pesan tertentu dapat dihantar melalui jalar syaraf ini pada saat bersamaan (Tamsuri, 2007). c. Klasifikasi Klasifikasi nyeri secara umu, antara lain adalah: 1) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan. 2) Nyeri kronik yaitu nyeri menetap dialami selama lebih 3 bulan atau lebih dari 6 bulan akibat abnormal penyembuhan atau karena pengobatan yang tidak adekuat, contohnya kanker (Setyohadi, dkk, 2007). d. Penyebab Nyeri Nyeri yang dialami oleh klien dapat disebabkan hal-hal tertentu, oleh karena itu berdasarkan penyebabnya nyeri dapat dibedakan atas 2 kategori, yaitu fisik dan psikososio. e. Pengukuran Intensitas Nyeri Gambaran skala nyeri merupakan makna yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dalam mengevaluasi perubahan kondisi pada pasien (Potter&Perry, 2005). Ada 3 cara mengkaji intensitas nyeri yang biasanya digunakan, antara lain:

1) Visual Analog Scale (VAS) Digunakan garis 10 cm antara daerah yang tidak sakit kesebelah kiri dan daerah batas yang paling sakit. Tidak sakit (No Pain) Sakit yang tak dapat dibayangkan (Worst pain imaginable) Gambar II.1 Skala Vas 2) Verbal Numerical Rating Scale (VNRS) Sama dengan VAS hanya diberi skor 0-10 daerah yang paling sakit dan kemudian diberi skala. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat Gambar II.2 Skala VNRS 3) Wong Baker Face Pain Scale Sama dengan VAS dan VNRS namun penggunaan Wong Baker Face Pain Scale Dapat diukur berdasarkan ekspresi wajah yang terjadi pada klien sebagai manifestasi dari terjadinya nyeri. Gambar II.3

2. Terapi Musik a. Pengertian Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisikdan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fsik dan mental yang dapat pula menurunkan stress yang diderita oleh klien. Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental fisik, emosional, dan spiritual. b. Jenis-jenis Terapi Musik 1) Terapi musik aktif, dalam terapi ini pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten. 2) Terapi music pasif, terapi ini adalah dimana pasien mendengarkan atau didengarkan musik dengan alunan nada, ritme dan juga bertempo rendah yang memiliki ketukan 60x/menit. c. Jenis-jenis Musik 1) Musik Jazz Perpaduan instrument yang umumnya menggunakan alat musik seperti gitar, trombone, piano, saxopon sebagai musik utamanya. Dengan mendengarkan musik jaz dapat membuat kita merasa rileks karena musik jazz sangat berperan dalam proses pematangan hemisfer otak kanan walaupun dapat pula berpengaruh pada otak sebelah kiri, musik jazz juga bisa digunakan sebagai

terapi untuk memelihara dan meningkatkan keadaan mental, fisik dan emosi, bisa mengurangi ketegangan dan menurunkan tekanan darah. 2) Music Klasik Merupakan perpaduan instrument yang menggunakan alat musik seperti biola, pisno, dan cello sebagai alat utamanya. Cirri utama dari musik klasik adalah memiliki sedikit iringan vokal atau bahkan terkadang sama sekali tidak memiliki iringan vokal pada musiknya bisa juga musik jenis ini dalam memainkannya diiringi dengan orchestra. Musik klasik memiliki kecenderungan untuk menenangkan tubuh, menormalkan detak jantung dan tekanan darah juga dapat meningkatkan intelegensia anak, dan jenis musik klasik ini yang paling banyak diminati sebagai musik terapi. 3) Musik dari Alam Musik dari alam adalah musik atau suara yang dihasilkan oleh lingkungan alam sekitar seperti gemercik suara air, suara burung, ataupun suara ombak yang dipercaya juga untuk terapi, karena memiliki efek yang menenangkan pikiran, selain itu suara ombak juga bisa meringankan gangguan telinga berdengung. C. Tujuan Meningkatkan perasaan nyaman dan aman pada klien serta mencegah timbulnya gangguan tidur, kecemasan akibat nyeri dank lien bisa berbagi beban emosi, pengalaman dan hubungan orang lain disekitar. Terapi musik berfungsi untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi sosial, hubungan interpersonal, ekspresi, emosi dan meningkatkan kesadaran diri untuk menumbuhkan hubungan saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan mental secara teratur serta terprogram. Terapi musik juga merupkan aplikasi yang unik dalam membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan menghasilakn perubahan-perubahan positif dalam perilakunya ( Young & Koopsen, 2007).

D. Manfaat Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi implus nyeri disistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri dapat berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbik yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga kontraksi otot serta mengurangi ketegangan. Terapi musik bisa difungsikan untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi sosial, hubungan interpersonal, ekspresi, emosi, dan meningkatkan kesadaran diri untuk menumbuhkan hubungan saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan mental secara teratur serta terprogram. Terapi musik juga merupakan aplikasi yang unik dalam membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam perilakunya (Potter & Perry, 2005). E. Prosedur a. Persiapkan alat dan bahan: Hp (terisi musik klasik) dan Handsfree b. Cara-cara terapi musik: 1) Cobalah untuk mendengarkan musik 20-30 menit setiap hari 2) Usahakan dalam keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata 3) Dalam mendengarkan musik aturlah nafas serileks mungkin 4) Gunakan headphone agar tidak terganggu suara lingkungan sekitar c. Evaluasi Pre: Sebelumnya klien belum pernah melakukan terapi distraksi (mendengarkan musik klasik). Keluhan yang dirasakan kecemasan diakibatkan gangguan rasa nyaman nyeri, susah tidur.

Post: Setelah menerapkan terapi distraksi (mendengarkan musik), klien tampak rileks, nyeri berkurang, bisa tidur lebih awal. Referensi 1. Djohan (2006). Terapi Musik: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. 2. Potter, Patricia A dan Perry, Anne Griffin, (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, Yasmin Asih, dkk (penterjemah), 2005. Edisi 4, Vol.1. EGC. Jakarta 3. Tamsuri, A (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC. Jakarta 4. Young & Koopsen (2007). Spritualitas, Kesehatan dan Penyembuhan. Bina Media Perintis: Medan.

Lampiran 2 SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Topik Penkes : Terapi Musik Untuk Kanker Nasofaring (KNF) Tempat/Ruang : Lt. 6 Perawatan Umum RSPAD Gatot Soebroto Sasaran : Klien dengan KNF I. Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah mendapatkan PENKES selama 25 menit, diharapkan klien mampu melakukan penanganan penyakit KNF untuk menghilangkan nyeri dengan terapi musik yang telah diajarkan di Rumah Sakit. II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah diberikan PENKES selama 20 menit, diharapkan klien akan mampu: 1. Menjelaskan apa itu terapi musik 2. Menyebutkan apa saja manfaat terapi musik 3. Memilih jenis musik yang tepat untuk penderita KNF 4. Mendemonstrasikan cara melakukan terapi musik III. Materi a. Pokok bahasan: Terapi musik untuk KNF b. Sub pokok bahasan: 1. Pengertian terapi musik 2. Manfaat terapi musik 3. Jenis-jenis musik yang tepat untuk penderita KNF 4. Cara melakukan terapi musik IV. Metode a. Ceramah b. Simulasi

Lampiran 2 V. Media Alat simulasi (HP) VI. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) NO Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Pengajar 1 Pembukaan 5 menit Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menyampaikan tentang tujuan pokok pembahasan Menyampaikan kontrak waktu 2 Isi 15 menit Penyampaian materi Menjelaskan tentang pengertian terapi musik Menyampaikan apa saja manfaat terapi musik Menjelaskan jenis-jenis musik yang tepat untuk penderita KNF Mendemonstrasikan cara melakukan terapi musik Menyiapkan kesempatan istri klien untuk dilakukan terapi musik 3 Penutup 5 menit Melakukan evaluasi Menyampaikan kesimpulan materi Memberikan saran kepada klien Mengakhiri pertemuan dan menjawab salam Kegiatan Sasaran Menjawab salam Mendengarkan dan menyimak Bertanya mengenai perkenalan dan tujuan jika ada yang kurang jelas Mendengarkan dan menyimak Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan dimengerti Melakukan redemonstrasi yang diajarkan pengajar Sasaran dapat menjawab tentang pertanyaan yang diajukan Mendengar Memperhatikan Menjawab salam

Lampiran 2 VII. Evaluasi a. Evaluasi Hasil Setelah diberikan PENKES klien mampu: 1. Menjelaskan apa itu terapi music 2. Menyebutkan apa saja manfaat terapi music 3. Memilih jenis musik yang tepat untuk penderita KNF 4. Mendemonstrasikan cara melakukan terapi musik b. Evaluasi Struktur 1. Kelengkapan media alat : Tersedia dan siap digunakan 2. Pelaksana siap melakukan PENKES c. Evaluasi Proses 1. Pelaksana dan sasaran (klien) mengikuti PENKES sesuai waktu atau sampai selesai 2. Klien aktif dalam PENKES 3. Klien mampu mendemonstrasikan cara terapi musik 4. Klien mampu menjawab pertanyaan 5. Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap Daftar Pustaka Anonim (2014). http://www.kaskus.co.id//2014/06/24/hubungan- musik-denganfungsi-otak. Djohan (2010). Terapi Musik: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. Galangpress.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Terapi Musik Pengertian Tujuan : Pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik oleh terapis kepada klien : Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan spiritual Persiapan alat dan bahan : Hp (terisi musik klasik) dan Handsfree Pre Interaksi 1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada) 2. Siapkan alat 3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi 4. Cuci tangan Tahap Orientasi 5. Beri salam dan panggil klien dengan namanya 6. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga Tahap Kerja 7. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan 8. Menanyakan keluhan utama klien 9. Jaga privasi klien. memulai kegiatan dengan cara yang baik 10. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti reaksi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit. 11. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik 12. Identifikasi pilihan musik klien 13. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik

14. Identifikasi pilihan musik klien 15. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman 16. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon selama mendengarkan musik 17. Dekatkan tape musik/cd dan perlengkapan dengan klien 18. Pastikan tape musik/cd dan perlengkapan dalam kondisi baik 19. Dukung dengan heandphone jika diperlukan 20. Nyalakan musik dan lakukan terapi musik 21. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras 22. Hindari stimulasi music setelah nyeri/luka kepala akut 23. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi,stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit. 24. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik Terminasi 25. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien) 26. Simpulkan hasil kegiatan 27. Berikan umpan balik positif 28. Kontrak pertemuan selanjutnya 29. Bereskan alat-alat 30. Cuci tangan Dokumentasi 31. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan - Keluhan utama - Tindakan yang dilakukan (terapi musik) - Lama tindakan - Jenis terapi musik yang diberikan - Reaksi selama setelah terapi pemberian terapi musik - Respon pasien