Artikel Publikasi. DAYA PRAGMATIK DI BALIK PERNYATAAN PEJABAT KPK vs POLRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAYA PRAGMATIK DI BALIK PERNYATAAN PEJABAT KPK vs POLRI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Jokowi Diuji, KPK Diamputasi Selasa, 17 Pebruari 2015

KPK vs Budi Gunawan.

Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK?

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Jokowi dan Skenario Kapolri Selasa, 20 Januari 2015

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY SKRIPSI

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

Memahami Kebingungan Jokowi. Written by Mudjia Rahardjo Tuesday, 10 February :50 -

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

JURNAL BRIEF AKSI KOALISI MASYARAKAT SIPIL ANTIKORUPSI INDONESIA FEBRUARI 2015

KARAKTERISTIK TINDAK TUTUR PADA WACANA SLOGAN DI LINGKUNGAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK SKRIPSI A Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. Ruben (1984, h. 189) mengungkapkan Mass media such as newspaper,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR SKRIPSI

Jokowi dan Parpol Koalisi yang Merongrong

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

BENTUK DAN STRATEGI BERTINDAK TUTUR KOMISIF JOKOWI DALAM WACANA DEBAT CAPRES 2014 SKRIPSI. Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

Presiden, DPR, dan BPK.

BAB IV PENUTUP. merespon persoalan tersebut agar tidak dianggap sebagai Presiden anti

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kekuasaan. Bahasa-bahasa para politisi tersebut yang. pesan yang disampaikan dapat sampai pada sasaran.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYADAPAN PADA PUSAT PEMANTAUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SELAIN DETEKSI TERORIS BADAN PEMBINAAN KEAMANAN AWASI DANA DESA

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

IMPLIKATUR PADA KOLOM POJOK MANG USIL DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

PERUBAHAN MAKNA PADA WACANA HUMOR CAK LONTONG

IMPLIKATUR DAN KESANTUNAN POSITIF DALAM WACANA RAPAT DINAS DI LINGKUNGAN KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

Transkripsi:

Artikel Publikasi DAYA PRAGMATIK DI BALIK PERNYATAAN PEJABAT KPK vs POLRI Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Diajukan oleh: ADITYA PRASETYO A310110048 PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JUNI, 2015

PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama NIM Program Studi Judul Sripsi : Aditya Prasetyo : A310110048 : Pendidikan Bahasa Indonesia : Daya Pragmatik di Balik Pernyataan Pejabat KPK vs Polri Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggungjawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Surakarta, Juni 2015 Yang membuat pernyataan, Aditya Prasetyo A310110048

DAYA PRAGMATIK DI BALIK PERNYATAAN PEJABAT KPK vs POLRI Diajukan oleh: ADITYA PRASETYO A310110048 Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji skripsi. Surakarta, Juni 2015 (Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum.) NIK. 196504281993031001

DAYA PRAGMATIK DIBALIK PERNYATAAN PEJABAT KPK vs POLRI Aditya Prasetyo. A 310110048. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. xiii + 84 halaman ABSTRAK Penelitian ini memiliki dua tujuan: (1) Mendeskripsikan bentuk tuturan yang mengandung daya pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK vs Polri, (2) Mendeskripsikan efek psikologis dari tuturan yang mengandung daya pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK vs Polri. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek dari penelitian ini yaitu pernyataan pejabat KPK vs Polri. Obyek penelitian adalah tuturan yang mengandung daya pragmatik dan efek psikologis dari tuturan yang mengandung daya pragmatik pernyataan pejabat KPK vs Polri. Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah tuturan pragmatik pejabat KPK vs Polri. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik simak bebas libat cakap, rekam, catat, dan kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah: Daya pragmatik di balik pernyataan pejabat KPK vs Polri direalisasikan melalui tindak tutur representatif, direktif, dan komisif. (1) Daya pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK vs Polri terdiri dari 8 jenis, daya pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK: (a) menegaskan, (b) menuntut, (c) membela, (d) memengaruhi, (e) menyindir, (f) mengkritik, (g) mengancam, dan (i) menantang. Sedangkan, daya pragmatik dalam pernyataan pejabat Polri: (a) menegaskan, (b) membela, (c) memengaruhi, dan (d) mengancam. (2) Efek psikologis yang timbul dari pernyataan pejabat KPK vs Polri yang mengandung daya pragmatik terdapat 4 jenis, efek psikologis yang timbul akibat pernyataan pejabat KPK: (a) melawan, (b) terpengaruh, dan (c) introspeksi diri. Sedangkan, efek psikologis yang timbul dari pernyataan pejabat Polri: (a) melawan, (b) amarah, dan (c) terpengaruh. Kata kunci : daya pragmatik, efek psikologis, tindak tutur.

1 Pendahuluan Bahasa merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan atau dihindari dari kehidupan manusia. Rahayu (2007:5), berbahasa berati berkomunikasi dengan menggunakan media bahasa. Bahasa harus dipahami oleh semua pihak dalam suatu komunitas. Komunikasi merupakan penggerak kehidupan. Jadi, tidak mungkin dapat dihilangkan karena manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan interaksi/hubungan dengan manusia lain. Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan sebagai penyampai gagasan pembicaraan yang mempunyai berbagai ragam atau variasi bergantung pada konteks komunikasi yang terjadi (Widada dan Prayogi, 2010:271). Masyarakat pengguna bahasa dalam konteks tertentu pada umumnya memilih dan menggunakan kaidah-kaidah tuturan yang sesuai dengan peraturan. Apabila dalam menggunakan tuturan tidak sesuai dengan norma sosial dan budaya maka pengguna bahasa tersebut akan dianggap tidak sopan, sombong, angkuh, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan bahasa sangat penting untuk dipelajari, karena dalam bahasa yang digunakan oleh seseorang menyangkut tingkat sosialnya. Dalam komunikasi antar manusia sehari-hari, kita berkenalan dengan istilahistilah, seperti bahasa lisan, bahasa tulisan, bahasa isyarat, dan bahasa jarak. Semuanya itu merupakan gambaran tentang aspek pragmatis dari penggunaan bahasa (Liliweri, 2002:5-6). Dalam penggunaan bahasa biasanya digunakan untuk komunikasi atau percakapan saat rapat, perdebatan, dan diskusi. Misalkan berita yang sedang populer akhir-akhir ini yaitu tentang kasus KPK Vs Polri, dimana dalam percakapan para pejabat didalamnya tidak luput dari adanya penggunaan tuturan pragmatik. Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Konteks memiliki peranan kuat untuk menentukan maksud penutur dengan lawan tutur dalam berinteraksi. Leech (dalam Rohmadi 2010:2-3) mengungkapkan bahwa pragmatik mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi dan menyelidiki makna sebagai konteks, bukan sebagai sesuatu yang abstrak. Makna pragmatik tuturan di dalam pertuturan yang sesungguhnya tidak selalu didapatkan dari tuturan yang sungguh-sungguh dituturkan oleh si penutur. Banyak didapatkan bahwa makna

2 pragmatik sebuah tuturan harus didapatkan dengan mempelajari informasi indeksalnya. Dengan perkataan lain, makna yang tersurat pada sebuah tuturan tidaklah selalu sama dengan makna yang tersirat dalam pertuturan itu. Makna yang tersirat itu dapat diperoleh dengan mencermati konteks yang menyertai munculnya tuturan (Rahardi, 2008:3). Yuliana, dkk (2013:5) mengungkapkan daya pragmatik merupakan kekuatan pesan atau makna tersirat yang terkandung dibalik ujaran, yang mampu menggerakkan mitra tuturnya untuk melakukan apa yang dimaksudkan penutur dibalik ujaran yang dituturkannya. Perbedaan antara makna (sense) (makna yang ditentukan secara semantis) sedangkan daya (force) (makna yang ditentukan secara semantis dan pragmatis). Ikatan yang ada antara makna dan daya juga perlu disadari. Daya mencakup makna dan secara semantis, daya sekaligus juga dapat diturunkan dari makna. Penelitian Yuliana dkk. (2013) dalam jurnalnya yang berjudul Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, jika diperhatika penelitian Yuliana dkk. memiliki persamaan dengan penelitian ini, yakni sama-sama meneliti tentang daya pragmatik, namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Yuliana dkk. yakni terdapat pada data, penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dkk. data yang digunakan adalah tuturan guru bahasa Indonesia di kelas VIII F SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, sedangkan data peneliti adalah tuturan pernyataan pejabat KPK Vs Polri. Penelitian Rahmawati (2010) dengan skripsi yang berjudul Implikatur Percakapan dan Daya Pragmatik pada Iklan Produk Kosmetik di Televisi, jika dibandingkan penelitian Rahmawati dengan penelitian ini perbedaannya terdapat pada data, penelitian Rahmawati data yang digunakan adalah iklan kosmetik di televisi, sedangkan data yang digunakan peneliti adalah pernyataan pejabat KPK Vs Polri, perbedaan lainnya terdapat pada rumusan masalah, dalam penelitian Rahmawati selain menemukan daya pragmatik juga menemukan implikatur percakapan pada iklan kosmetik di televisi. Persaman penelitian adalah sama-sama mengkaji tentang daya pragmatik.

3 Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tuturan yang mengandung daya pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK Vs Polri, dan mendeskripsikan efek psikologis yang timbul dari pernyataaan pejabat KPK Vs Polri. Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan ini berupa penelitian kualitatif. Moleong dalam Herdiansyah (2010:9) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Tempat penelitian ini adalah di desa Mendungan, Pabelan, Kartasura dan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini mulai bulan Mei 2015. Subjek penelitian ini berupa pernyataan pejabat KPK vs Polri. Sedangkan, objek dalam penelitian ini berupa bentuk tuturan yang mengandung daya pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK vs Polri dan efek psikologis yang timbul akibat pernyataan pejabat KPK vs Polri yang mengandung daya pragmatik. Data dalam penelitian ini adalah tuturan pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK vs Polri. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil rekaman tayangan berita tentang kasus KPK vs Polri dari internet yang diunggah di youtube kemudian ditranskripsi, serta dari koran yang memuat berita kasus KPK vs Polri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak, rekam, catat, dan kepustakaan. Hasil dan Pembahasan A. Bentuk Tuturan yang Mengandung Daya Pragmatik dalam Pernyataan Pejabat KPK Vs Polri Daya pragmatik merupakan kekuatan pesan atau makna tersirat yang terkandung dibalik ujaran, yang mampu menggerakkan mitra tuturnya untuk melakukan apa yang dimaksudkan penutur dibalik ujaran yang dituturkanya.

4 Berikut contoh tuturan yang mengandung daya pragmatik dalam pernyataan pejabat KPK Vs Polri: a. Menegaskan (2) : DT-02 Sumber : SP, 12/01/15 Penutur : Bambang Widjojanto Jabatan : Wakil Ketua KPK Eksplikatur : KPK akan tetap konsisten menjalankan tugas dan fungsi utamanya, dan seperti sudah dikemukakan pada pernyataan KPK sebelumnya, ada beberapa kasus yang sedang ditangani yang menyangkut indikasi rekening yang tidak wajar dan atau juga indikasi gratifikasi. Konteks : KPK yang tidak dilibatkan sama sekali oleh Presiden Joko Widodo dalam pengajuan nama calon Kapolri Budi Gunawan (Selanjutnya disingkat BG). Padahal pada era Presiden SBY, KPK dimintakan pendapat dalam menelisik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Dilihat dari konteks di balik tuturan, penutur (BW) bermaksud memberi penegasan kepada Presiden Joko Widodo dengan pernyataan KPK akan tetap konsisten menjalankan tugas dan fungsi utamanya..., dari tuturan tersebut BW menyatakan tindakan Presiden memilih Kapolri tanpa melibatkan KPK merukapan suatu kesalahan dan KPK akan tetap menjalankan tugas seperti ketentuan yang berlaku. b. Menuntut (8) : DT-40 Sumber : https://www.youtube.com/05/04/15/jam20:30 Penutur : Erry Riana H. Jabatan : Mantan Komisioner KPK Eksplikatur : Oleh karena itu, saya menghimbau kepada pimpinan Polri untuk segera menuntaskan masalah ini, jangan memperpanjang.

5 Konteks : Saat pimpinan KPK dan para aktivis pendukung KPK mengadakan konferensi pers yang berisi memprotes penangkapan BW yang dirasa tidak mengedepankan etika dalam penegakan hukum. Penangkapan BW dilakukan saat BW mengantar anaknya ke sekolah, BW dibawa ke kantor Polisi dengan tangan diborgol, hal itu mengundang protes dari pendukung KPK. Dari konteks di balik tuturan Pn bermaksud menuntut agar Kapolri memberi penjelasan dan melakukan tindakan yang tepat mengenai penangkapan BW oleh anggota Polri yang dirasa tidak mengedepankan etika dengan kalimat menyarankan, dapat dilihat pada kalimat jangan memperpanjang. c. Membela (42) : DT-44 Sumber Berita : http://www.youtube.com/05/04/15/jam20:30 Penutur : Komjen Pol. Badrodin Haiti Jabatan : Wakapolri Eksplikatur : Kita punya peraturan Kabareskrim nomer 3 tahun 2014, disitu dijelaskan tentang SOP di dalam rangka penyidikan tindak pidana, disitu jelas didalam penangkapan seorang tersangka itu didalam membawa dari lokasi penangkapan sampai kantor Polisi harus diborgol, harus diborgol! Konteks : Pernyataan Polri saat mendengar kabar bahwa para pendukung KPK memprotes tindakan penangkapan BW yang dilakukan Polri yang dirasa tidak mengedepankan etika dalam penegakan hukum. Pernyataan (42) mengandung daya prakmatik membela, daya pragmatik direalisasikan menggunakan tindak tutur representatif menyatakan. Dilihat dari konteks di balik tuturan, Komjen Pol. Badrodin Haiti membela tindakan penengkapan BW yang di lakukan oleh Polri, dengan menyatakan bahwa di dalam peraturan kabareskrim nomer 3 tahun 2014 sudah dijelaskan tentang SOP dalam penyidikan.

6 Tujuan penutur dengan tuturanya adalah untuk membela Polri dari protes yang dilakukan pendukung KPK dan memberi efek agar pihak yang memprotes tindakan Polri mengoreksi tuntutanya. d. Memengaruhi (11) : DT-12 Sumber Berita : SP, 16/01/15 Penutur : Abraham Samad Jabatan : Ketua KPK Eksplikatur : Insya Allah KPK tetap berjalan pada rule-nya kami on the track, dan apa yang kami lakukan terhadap kasus ini semata-mata penegakan hukum, bukan karena pertimbangan kepentingan politik atau kepentingan sesaat Konteks : Polri menganggap KPK tergesa-gesa dalam penanganan kasus BG, seolah-olah ada kepentingan diluar penegakan hukum. Dilihat dari konteks yang melatarbelakangi tuturan, penutur bermaksud memengaruhi masyarakat bahwa apa yang di lakukan KPK dalam menangani kasus BG semata-mata untuk kepentingan hukum, kalimat pernyataan yang sangat kuat daya pengaruhnya adalah tuturan...apa yang kami lakukan terhadap kasus ini semata-mata penegakan hukum, bukan karena pertimbangan kepentingan politik atau kepentingan sesaat. Tujuan tuturan adalah untuk meyakinkan masyarakat kepada kinerja KPK. e. Menyindir (18) : DT-09 Sumber Berita : SP, 15/01/15 Penutur : Bambang Widjojanto Jabatan : Wakil Ketua KPK Eksplikatur : Kami yakin Presiden adalah orang yang tunduk terhadap konstitusi, sehingga tidak akan melantik orang yang sudah berstatus tersangka Konteks : KPK segera mengirim surat resmi ke Presiden Joko Widodo terkait kasus kepemilikan rekening mencurigakan BG sebagai tersangka.

7 Dilihat dari konteks di balik tuturan, Bambang Widjojanto bermaksud menyindir Presiden dengan menyatakan kami yakin Presiden adalah orang yang tunduk terhadap konstitusi. Efek yang diharapkan adalah agar Presiden tidak melantik BG yang telah berstatus tersangka karena kewenangan pelantikan Kapolri ada pada presiden. f. Mengkritik (26) : DT-38 Sumber Berita : https://www.youtube.com/05/04/15/jam20:30 Penutur : Erry Riana H. Jabatan Eksplikatur Konteks : Mantan Komisioner KPK/Pendukung KPK : Mestinya kan mereka berfikir apa sih dampaknya, ada analisa resiko, ada assesment, bagaimana ini dilakukan, mestinya ada assesment seperti itu untuk institusi sebesar Polri : Saat pimpinan KPK dan para aktivis pendukung KPK menggelar konferensi pers memprotes penangkapan BW yang dirasa tidak mengedepankan etika dalam penegakan hukum. Dilihat dari konteks di balik tuturan, penutur bermaksud mengkritik tindakan penangkapan BW yang dilakukan Polri, yang di anggap tidak mengedepankan etika dalam penegakan hukum. Efek yang diharapkan dari tuturan adalah agar Polri mengoreksi kinerjanya. g. Mengancam (48) : DT-25 Sumber Berita : Suara Merdeka, 28/02/15 Penutur : Komjen Pol. Badrodin Haiti Jabatan : Wakapolri Eksplikatur : Kita kasih penjelasan, setelah itu kita akan panggil lagi, kalau nggak datang, ya akan ada perintah membawa Konteks : Saat rencana persiapan penangkapan BW. Pernyataan (48) mengandung daya pragmatik mengancam, daya pragmatik direalisasikan melalui tindak tutur representatif jenis menyatakan. Dilihat dari konteks dibalik tuturan, penutur bermaksud

8 mengancam BW, dapat dilihat pada kalimat...kalau nggak datang, ya akan ada perintah membawa, dengan kalimat tersebut Polri mengancam BG dengan tujuan agar menghadiri panggilan Polri. h. Menantang (32) : DT- 19 Sumber Berita : SP, 21/01/15 Penutur : Bambang Widjojanto Jabatan : Wakil Ketua KPK Eksplikatur : Kami mendengar sudah diajukan praperadilan, maka posisi KPK adalah menghormati permohonan praperadilan, yang pada saatnya akan disampaikan. Konteks : KPK menanggapi pikah Polri yang berupaya membela BG dengan mengajukan gugatan praperadilan kepada KPK. Dilihat dari konteks di balik tuturan, penutur bermaksud menantang gugatan yang dilayangkan oleh pihak Polri, seakan-akan KPK sangat siap menghadapi gugatan praperadilan yang diajukan dengan kalimat...maka posisi KPK adalah menghormati permohonan praperadilan, yang pada saatnya akan disampaikan, dari kalimat tersebut KPK tidak merasa keberatan atas gugatan tersebut. B. Efek Psikologis Pernyataan Pejabat KPK dan Polri Efek Psikologis adalah pengaruh positif maupun negatif yang muncul sebagai hasil dari adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang, dimana pengaruh tersebut nampak dari perilaku individu. Efek psikologis dari penelitian ini dapat dilihat dengan mengaitkan eksplikatur, konteks, dan daya pragmatiknya.

9 1. Efek Psikologis yang Timbul dari Tuturan yang Mengandung Daya Pragmatik dalam Pernyataan Pejabat KPK Vs Polri a. Melawan (1) : DT-05 Sumber berita : SP, 14/01/2015 Penutur : Abraham Samad Jabatan : Ketua KPK Eksplikatur : Yang terpenting, kami sampaikan resmi kepada Presiden dan Kapolri hasil penyidikan kami. Konteks : KPK akan segera menahan BG dengan buktibukti yang sudah ada di tangan KPK. Pernyataan DT-13 menimbulkan efek psikologis melawan, penutur bermaksud melaporkan bahwa kasus BG akan segera disampaikan kepada Presiden. Efek perlawanan diperlihatkan dari pihak Polri yang sepertinya balas dendam dan mencari-cari kesalahan KPK, atau melemahkan KPK. b. Terpengaruh (18) : DT-07 Sumber Berita : SP, 15/01/15 Penutur : Bambang Widjojanto Jabatan : Wakil Ketua KPK Eksplikatur : Seperti biasanya, untuk seseorang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, KPK akan meminta agar tersangka tersebut tidak dilantik. Konteks : KPK segera mengirimkan surat resmi ke Presiden Joko Widodo terkait kasus rekening gendut Komjen Pol. BG sebagai tersangka. Pernyataan DT-07 menimbulkan efek psikologis terpengaruh, dalam tuturan tersebut penutur bermaksud menyindir Presiden agar tidak melantik BG karena telah berstatus tersangka. Efek psikologis yang timbul diperlihatkan dari Presiden yang menunda pelantikan Kapolri baru.

10 c. Introspeksi Diri (31) : DT-21 Sumber Berita : SP, 21/01/15 Penutur : Bambang Widjojanto Jabatan : Wakil Ketua KPK Eksplikatur : Kasus BG, saksi-saksi yang dipanggil hari ini (selasa) Alhamdulillah tidak datang semua dari tiga orang yang dipanggil. Konteks : Tiga saksi kasus dugaan gratifikasi dengan tersangka BG tidak memenuhi panggilan KPK. Pernyataan DT-21 menimbulkan efek psikologis introspeksi diri, dalam tuturan tersebut penutur bermaksud menyindir pihak Polri yang menjadi saksi dalam kasus BG yang tidak meghadiri panggilan KPK. Efek psikologis yang timbul diperlihatkan dari Wakapolri yang mengoreksi tindakan yang dilakukan anggotanya dengan menegur saksi-saksi yang mangkir saat ada panggilan dari KPK agar bertindak koopertatif dan datang jika ada panggilan. d. Amarah (45) : DT-44 Sumber Berita : http://www.youtube.com/05/04/15/jam20:30 Penutur : Komjen Pol. Badrodin Haiti Jabatan : Wakapolri Eksplikatur : Kita punya peraturan Kabareskrim nomer 3 tahun 2014, disitu dijelaskan tentang SOP di dalam rangka penyidikan tindak pidana, disitu jelas didalam penangkapan seorang tersangka itu didalam membawa dari lokasi penangkapan sampai kantor Polisi harus diborgol, harus diborgol! Konteks : Pernyataan Polri saat mendengar kabar bahwa para pendukung KPK memprotes tindakan penangkapan BW yang dilakukan Polri yang dirasa tidak mengedepankan etika dalam penegakan hukum. Pernyataan DT-44 menimbulkan efek psikologis amarah, penutur bermaksud membela anggota Polri yang melakukan tindakan penangkapan BW yang dilakukan dengan pemborgolan. Efek psikologis amarah diperlihatkan dari pihak pendukung KPK yang

11 menggelar konferensi pers menyatakan tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan anggota Polri saat penangkapan BW, yang dianggap tidak mengedepankan etika dalam penegakan hukum. Simpulan Berdasarkan uraian yang telah ditulis penulis di atas, bahwa penulis melakukan penelitian tentang daya pragmatik dan efek psikologis pernyataan pejabat KPK vs Polri. Dari 48 data yang mengandung daya pragmatik, ditemukan 8 jenis daya pragmatik yang terkandung di dalam pernyataan pejabat KPK vs Polri. Daya pragmatik direalisasikan melalui tindak tutur representatif, direktif, dan komisif. Dari 8 jenis daya pragmatik, yang dominan digunakan adalah daya pragmatik membela. Efek psikologis yang timbul akibat pernyataan pejabat KPK vs Polri yang mengandung daya pragmatik ditemukan ada 4 jenis. Dari 4 jenis efek psikologis yang dominan timbul adalah efek psikologis mlawan.

12 Daftar Pustaka Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika. Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakayara. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Building. Rahmawati, Dyah Anisa. 2010. Implikatur Percakapan dan Daya Pragmatik pada Iklan Produk Kosmetik di Televisi. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Widada. R.H. dan Icuk Prayogi. 2010. Kamus Saku Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. Yuliana, R., Rohmadi, M., Suhita, R. 2013. Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajaranya, Vol. 2 Nomor 1, April 2013, ISSN 12302-6405.