BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan dan menurunkan pengetahuan dari generasi yang lalu ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyebutkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara maju dalam persaingan global. Berbagai perbaikan terus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan itulah cermin bangsa nantinya. Generasi muda tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan bepikir. 1 Pendidikan nasional merupakan peranan sentral dalam pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat yang adil dan makmur. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang No: 20 tahun 2003 pada bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 1 Theo Riyanto Fic dan Martin Handoko FIC, Pendidikan Pada Usia Dini (Jakarta: Grasindo, 2004), 40 2 SISDIKNAS, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika,2003). 5 1

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena dalam proses pendidikan tersebut, manusia akan mengalami beberapa perubahan dalam hidupnya. Sasaran utama dalam kerangka sistem dan aktifitas persekolahan diantaranya mempersatukan pendidikan dan kreatifitas siswa, tujuannya untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya. Guru dan siswa dalam pendidikan adalah unsur yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa berperan sebagai pembelajar dan guru berperan sebagai pengajar. Keduanya merupakan subyek yang samasama melakukan aktivitas, baik berupa aktifitas fisik maupun aktifitas mental 3. Realitas yang terjadi tidaklah demikian, mayoritas guru masih menggunakan paradikma lama. Guru mendominasi pembelajaran dan mengikat siswa pada suatu kedisiplinan, ketenangan duduk dan terlalu banyak di kelas dengan hanya mendengarkan, menghafal dan mematuhi perintah tanpa dibiasakan untuk belajar aktif. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi. Pembelajaran seperti itu tidak tepat, karena seorang guru harus memperhatikan tugas-tugas perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pembelajaran yang berpusat pada guru harus diubah, karena siswa bukan botol kosong yang terus menerus diisi dengan air. Siswa harus dituntut untuk 3 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), 15 2

lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Penerapan model atau metode pembelajaran yang baru dapat mendorong siswa selalu aktif dan terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran adalah sangat penting. Pembelajaran aktif, seorang guru berperan sebagai fasilitator dan mediator yang bertugas memfasilitasi atau membantu siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Penciptaan suasana belajar yang menyenangkan akan mengaktifkan potensi otak dan meningkatkan daya fikir siswa Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya. 4 Kondisi belajar yang mempasifkan peran dan keterlibatan siswa akan mengakibatkan pembelajaran menjadi monoton, akibatnya suasana belajar menjadi kaku dan membosankan, sehingga kurang memberikan kebebasan pada siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Akibatnya pola pikir siswa tidak berkembang dan menghambat kreatifitas siswa dalam belajarnya. Model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan. Model pembelajaran yang sangat cocok dan menarik serta mampu membangkitkan kreatifitas siswa pada pembelajaran saat ini adalah model pembelajaran PAKEM. Model 4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),2 3

pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang tertumpu pada empat prinsip yaitu aktif, kreatif, dan menyenangkan. Model PAKEM ini berorientasi pada proses dan tujuan. Artinya siswa diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mental peserta didik dalam proses belajar mengajar. Siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan potensi dirinya baik dalam aspek emosional, spiritual dan intelektualnya. 5 Para ahli pendidikan berpendapat bahwa setiap periode perkembangan memiliki tugas perkembangannya masing-masing. Pendidikan dasar bagi anak usia dini, seharusnya dirancang sesuai dengan tugas perkembangannya, supaya anak mampu mencapai tugas-tugas perkembangan mereka secara optiomal. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang dan berperan penting untuk menciptakan generasi yang unggul. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, berjiwa yang bersih, berakhlak mulia dan mampu membedakan baik dan buruk. Tidak hanya itu, apabila kita lebih dalam mengkaji tentang agama khususnya akhlak mempunyai peran yang penting bagi kehidupan manusia, karena akhlak merupakan cermin dari kepribadian setiap individu yang terdeteksi dari tingkah laku mereka. 5 Najib Sulhan, Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif (Surabaya: Intelektual Clup, 2006),49 4

Melihat pentingnya akhlak bagi siswa dan peran pembinaan pendidikan agama Islam dalam mengembangkan potensi akhlak siswa, maka pembinaan pendidikan agama Islam diharapkan mampu untuk mempengaruhi akhlak siswa, yakni dalam menanamkan akhlak yang baik dapat menekan potensi akhlak yang buruk pada siswa. Penulis memilih TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 sebagai obyek penelitian guna mengetahui pembentukan akhlak Islami pada siswa merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa agar mampu hidup di tengah-tengah masyarakat. Penulis mengadakan penelitian di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Malang, karena TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 merupakan lembaga PAUD yang berbasis Islam dan kegiatan pembelajarannya sudah menerapkan model pembelajaran PAKEM. Letak obyek penelitian tidak jauh dari tempat tinggal penulis yang sebagai guru di lembaga tersebut, sehingga menghemat waktu dan biaya. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis memandang bahwa pendidikan, belajar dan model pembelajaran yang digunakan sangat berkaitan erat dengan dimensi perkembangan siswa, khususnya akhlak. Hal ini yang berkaitan dengan keberanian dan rasa tanggung jawab siswa. Model pembelajaran PAKEM, siswa dibiasakan untuk berani mengutarakan pendapat, mempertanyakan sesuatu, berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap apa yang dihasilkannya. Bagaimanapun juga sistem dan praktik pendidikan perlu dirancang dan dikembangkan, agar secara nyata menumbuhkan kreatifitas siswa dan mengembangkan spiritual siswa khususnya akhlak Islami. 5

Berdasarkan persoalan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) TERHADAP AKHLAK SISWA DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 06 KOTA MALANG. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran PAKEM di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Kota Malang? 2. Bagaimana akhlak siswa di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Kota Malang? 3. Adakah pengaruh model pembelajaran PAKEM terhadap akhlak siswa di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Kota Malang. C. Tujuan Penelitihan Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran PAKEM di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Kota Malang. 6

2. Untuk mengetahui akhlak siswa di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Kota Malang. 3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PAKEM terhadap akhlak siswa di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 Kota Malang. D. Manfaat Penelitihan Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah: 1. Bagi Penulis a. Dapat menerapkan secara langsung teori-teori yang penulis peroleh selama ini di bangku kuliah. b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah di Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitihan ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi lembaga pendidikan yang diteliti, dan dapat digunakan sebagai pedoman penyempurnaan terhadap kegiatan pendidikan pada lembaga yang diteliti. E. Definisi Operasional Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 7

1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 6 Adapun yang di maksud pengaruh dalam skripsi ini adalah daya yang ada atau kekuatan yang dalam hal ini berupa penggunaan model pembelajaran PAKEM terhadap akhlak siswa. 2. Model Pembelajaran PAKEM Model PAKEM adalah model atau pola pembelajaran yang tertumpu pada empat prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 7 Adapun PAKEM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sistim pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan khususnya Taman Kanak-Kanak untuk menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan lebih menarik, tidak membosankan, sehingga siswa mampu mengoptimalkan kemampuannya dalam proses belajar mengajar. 3. Akhlak Kata akhlak adalah bentuk jamak khuluqun yang berarti perangai. Akhlak juga dapat diartikan sebagai sifat yang tertanam dalam diri manusia yang dari padanya timbul perbuatan yang menjadi kebiasaan manusia. 8 Jadi yang dimaksud akhlak dalam penelitian ini adalah suatu prilaku, perangai dan sifat yang menjadi identitas siswa dengan indikator 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 849 7 Najib Sulhan, Perkembangan Karakter Pada Anak Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif (Surabaya: Surabaya Intelektual Club, 2006), 49 8 Mahjuddin, Membina Akhlak Anak (Surabaya: Al-Ikhas, 1995),12-13 8

akhlak mahmudah seperti jujur, berani, tolong menolong dan akhlak madzmumah seperti berbohong. 9