BAB I. 1.1.Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA

TUGAS AKHIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SITE KARAWACI - TANGERANG. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata1(S-1)

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Perbedaan jenis pelayanan pada:

DESAIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B JAKARTA SELATAN

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. berkapasitas 32 tempat tidur, poliklinik, unit bedah dan persalinan, unit gawat

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB IV ANALISA Analisa Fungsi, aktivitas, pengguna dan ruang Analisa Fungsi

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN

BAB I PENDAHULUAN. 1, Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah) People Encyclopedia, Vol 10 New York, Grolier Encorporated, 1962, Hal 662)

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BAB III ELABORASI TEMA

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

DAFTAR ISI. Batasan pengertian judul 1

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG DENGAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

RUMAH SAKIT ORTOPEDI PUPUK KALTIM KOTA BONTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

LAPORAN e- SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

G U B E R N U R J A M B I

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

BAB VII PENUTUP. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang

Transkripsi:

1.1.Latar Belakang BAB I Klinik Pratama Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar (KPRIPMD) adalah salah satu bentuk amal Muhammadiyah dalam bidang kesehatan yang disebut Pembina Kesehatan Umat. Klinik Muhammadiyah Kanigoro menjadi salah satu Klinik yang banyak dituju oleh masyarakat karena lokasinya strategis dan mudah dijangkau untuk melakukan kegiatan pengobatan. Kegiatan meliputi pengobatan umum, gigi, kandungan, kecantikan, laborat, bedah kecil dan rawat inap. Menurut data survey Klinik tahun 2015, beberapa pengobatan terhambat karena sarana dan prasarana yang sebatas klinik, maka diharuskan rujuk. Interior sarana dan prasarana KPRIPMD sudah memenuhi standarnya, namun standar ini masih kurang untuk masyarakat kanigoro sebab jumlah pasien dan pengunjung meningkat. Hal ini dikarenakan permintaan masyarakat akan kebutuhan pengbatan yang lebih tinggi sedangkan sarana dan prasarana terbatasi oleh standar KPRIPMD. Tahun ini, Klinik akan meningkatkan jangkauan dari klinik menjadi rumah sakit. Peningkatan jangkauan ini dilandasi oleh berakhirnya izin KPRIPMD berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 666/ Menkes/ SK/ VI/ 2007 Tentang Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar dari tahun 2011 hingga tahun 2016. Setelah berakhirnya masa tersebut, klinik harus melakukan perpanjangan atau perubahan. Berdasarkan aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan visi misi Klinik, akhirnya klinik memutuskan untuk berubah menjadi rumah sakit. Menurut PERMENKES RI No 986/ Menkes/ Per/ 11/ 1992 Pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah mengklasifikasikan rumah sakit kelas/ tipe C untuk Klinik Muhammadiyah Kanigoro. Pengklasifkasian tersebut berdasarkan letak, jumlah pengunjung dan kemampuan pelayanan kedokteran klinik. Pergantian dari klinik menjadi rumah sakit tentu memerlukan perubahan dan tambahan kebutuhan fasilitas. Klinik diharuskan memprogram ruang dalam 1

pemenuhan fasilitas untuk memenuhi syarat sebagai rumah sakit. Klinik memiliki sirkulasi ruang yang terbatas dan program ruang yang belum baik untuk sebuah rumah sakit. Beberapa rumah sakit kabupaten pada umumnya menggunakan warna putih, biru, dan hijau. Beberapa perancangan rumah sakit di kabupaten Kediri kurang memperhatikan komposisi warna. Bila dikaitkan dengan ilmu psikologi warna, permainan warna pada sebuah ruangan rumah sakit dapat difungsikan sebagai terapi atau pendukung healing. Sarana terapi atau pendukung healing sangat diperlukan pada ruang publik khususnya rumah sakit. Jadi selain warna putih, ada ragam warna tertentu yang dapat mempercepat proses healing pasien. Dilihat dari pernyataan tersebut, tujuan Perancangan Interior Rumah Sakit tipe C diharapkan mampu mengatasi sirkulasi ruang yang terbatas, belum terprogram dengan baik, penerapan warna yang belum terkomposisi dengan baik serta diharapkan mengurangi intensitas rujukan. Maka hal ini menjadi perhatian yang cukup besar pada sebuah fasilitas penyembuhan dan merupakan latar belakang dalam memilih topik ini sebagai proyek Perancangan Interior Rumah Sakit Tipe C. 1.2.Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Pemenuhan fasilitas untuk memenuhi syarat sebagai rumah sakit tipe C. 2. Program ruang belum terprogram dengan baik dan sirkulasi terbatas. 3. Sebagian besar rumah sakit sebagai fasilitas penyembuhan kurang memperhatikan warna sebagai healing terkait dengan psikologi warna. 1.3.Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara pemenuhaan fasilitas untuk memenuhi syarat sebagai rumah sakit tipe C? 2. Bagaimana memprogram ruang dengan baik dan memiliki sirkulasi yang memadai? 3. Bagaimana mengaplikasikan warna sebagai healing terkait psikologi warna? 2

1.4.Tujuan Dan Sasaran Perancangan Tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: 1. Merancang Rumah Sakit tipe C dengan sasaran sebagai berikut: Menyusun program ruang sarana dan prasarana Rumah Sakit tipe C, dengan kebutuhan prasarana berdasarkan standar PERMEN untuk memenuhi syarat menjadi rumah sakit tipe C sebagai berikut; instalasi rawat inap (IRNA), instalasi rawat jalan (IRJ), instalasi gawat darurat, instalasi kebidanan dan penyakit kandungan, instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi dapur/ gizi, instalasi pencucian linen/ laundry, instalasi perawatan intensif (ICU), instalasi bedah sentral, instalasi radiologi, instalasi sterilisasi pusat (CSSD), instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi pemulasaran jenazah. Menyusun zoning, blocking dan layout berdasarkan kebutuhan dan standar rumah sakit tipe C. Menentukan dan menyususun konsep rumah sakit Muhammadiyah Kanigoro. 2. Merancang interior rumah sakit terkait dengan psikologi warna, dengan sasaran sebagai berikut: Menerapkan warna ruang dengan memperhatikan warna sebagai healing terkait dengan psikologi warna. Memberikan suasana ruang dengan tampilan warna-warna yang berhubungan dengan fungsi dan aktifitas ruang atau instalasi, untuk menyeimbangkan emosi dan mental pasien sebagai salah satu metode terapi warna. Menampilkan logo atau symbol Muhammadiyah. 1.5.Manfaat Perancangan Manfaat dari perancangan ini adalah sebagai berikut: Untuk membantu dalam bidang keilmuan, khususnya bidang desain interior. 3

Untuk memberikan inspirasi kepada PKU Muhammadiyah yang akan melakukan peningkatan jangkauan pelayanan dari klinik menjadi rumah sakit tipe C. 1.6.Ruang Lingkup Perancangan Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Perancangan adalah Perancangan Interior Rumah Sakit Tipe C yang berlandaskan pada Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C dari Departemen Kesehatan RI Sekertariat Jenderal, Pusat Sarana, Prasarana Dan Peralatan Kesehatan Tahun 2007. 2. Perancangan Interior Rumah Sakit tipe C ini mengambil bangunan Rumah Sakit Umum Swasta di Soreang, dengan luas area bangunan ±5400 m 2. 3. Lokasi perancangan di Jalan Raya Kanigoro, Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Jawa Timur 64172, Indonesia. 4. Komponen yang dirancang meliputi ceiling, flooring, dan dinding. 5. Perancangan dikhususkan dengan pendekatan Healing Color 1.7.Metode Perancangan Menggunakan metode Glass Box sebagai metode perancangan. Metode glass box adalah sebagai berikut: Gambar 1.1: Metode Glass Box Perancangan Rumah Sakit Tipe C Sumber: Penulis, 2016 4

1. Tempat/ Objek Melakukan observasi dan survey pada lokasi klinik dan rumah sakit dengan fungsi dan jenis yang sama. Lokasi observasi dan survey adalah sebagai berikut: KPRIPMD, Jalan Raya Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Jawa Timur 64172. KPRIPMD Wahyu Husada, Desa Besuk, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Jawa Timur 64181. Rumah Sakit Kebonjati, Jl. Kb. Jati No.152, Kb. Jeruk, Andir, Kota Bandung, Jawa Barat. Tipe C. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bandung, Jl. K H. Ahmad Dahlan No.53, Turangga, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat. Tipe C. Rumah Sakit Umum Cicalengka, JL. H. Darham, No. 35, Tenjolaya, Cicalengka, Bandung, Jawa Barat. Tipe C. Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin, Jl. Pasteur No. 38, Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit ini termasuk dalam kategori rumah sakit tipe A. Mengamati perbedaan dari rumah sakit tipe A dengan tipe B dan C. Rumah Sakit Umum Santosa, Jl. Kebonjati No. 38, Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit ini termasuk dalam kategori rumah sakit tipe B. Mengamati perbedaan dari rumah sakit tipe B dengan tipe C. 2. Metode pengumpulan data a. Data Primer Observasi Observasi dilakukan pada PKU dengan melakukan survey ruang, mendata jumlah furnitur, material, bentuk, pencahayaan, penghawaan, warna, dan keamanan. Kemudian melakukan study banding dengan beberapa rumah sakit. Wawancara Wawancara dilakukan kepada staff dan pasien Klinik Muhammadiyah Kanigoro dengan memberikan beberapa pertanyaan langsung. Dokumentasi Gambar 5

Melakukan dokumentasi yang berupa foto seluruh ruangan di PKU. b. Data Sekunder Mencari informasi dari web dan buku yang sesuai dengan kajian standar Rumah Sakit: Standar Rumah Sakit Tipe C: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Departemen Kesehatan RI Sekretariat Jenderal. Pedoman Teknis Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit. Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit. Kajian Theory of Space Perception. Kajian Environmental Psychology dan Psychology Healing. Kajian Color Psychology dan Healing Color. 6

1.8. KERANGKA PERANCANGAN Kerangka perancangan adalah sebagai berikut: LATAR BELAKANG Klinik menjadi salah satu Klinik yang banyak dituju oleh masyarakat karena lokasinya strategis dan mudah dijangkau untuk melakukan kegiatan pengobatan. Menurut data survey Klinik tahun 2015, beberapa pengobatan terhambat karena keterbatasan sarana dan prasarana, maka diharuskan rujuk. Dikarenakan berakhirnya masa izin klinik dari PERMEN maka klinik berubah menjadi rumah sakit. PERMASALAHAN - Sirkulasi ruang yang terbatas. - Belum mengikuti standar. - Ruang belum terprogram dengan baik. - Fasilitas belum memadai - Komposisi warna kurang diperhatikan. TUJUAN PERANCANGAN Merancang Rumah Sakit tipe C diharapkan mampu mengatasi sirkulasi ruang yang terbatas, belum terprogram dengan baik, penerapan warna yang belum terkomposisi dengan baik serta diharapkan memiliki fasilitas yang memadai agar mengurangi intensitas rujukan. PENGUMPULAN DATA Observasi Studi Lapangan Wawancara Dokumentasi Data Literatur Melakukan pencarian web, artikel, kutipan, skripsi terdahulu. Analisa tata ruang klinik Kebutuhan ruang, diagram bubble dan zoning blocking sesuai dengan needs Pengertian & karakter konsep Pengertian RSU & RS tipe C Layout RS berdasarkan konsep Ceiling, flooring dan tampak potongan perancangan desain interior RS tipe C Pendekatan konsep terhadap fungsi RS tipe C Prinsip dasar RS tipe C Evaluasi PERANCANGAN AKHIR Merancang Rumah tipe C yang mampu mengatasi sirkulasi ruang yang terbatas, belum terprogram dengan baik, belum ada standar, penerapan warna yang belum terkomposisi dengan baik serta diharapkan mengurangi intensitas rujukan. 7