1.1.Latar Belakang BAB I Klinik Pratama Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar (KPRIPMD) adalah salah satu bentuk amal Muhammadiyah dalam bidang kesehatan yang disebut Pembina Kesehatan Umat. Klinik Muhammadiyah Kanigoro menjadi salah satu Klinik yang banyak dituju oleh masyarakat karena lokasinya strategis dan mudah dijangkau untuk melakukan kegiatan pengobatan. Kegiatan meliputi pengobatan umum, gigi, kandungan, kecantikan, laborat, bedah kecil dan rawat inap. Menurut data survey Klinik tahun 2015, beberapa pengobatan terhambat karena sarana dan prasarana yang sebatas klinik, maka diharuskan rujuk. Interior sarana dan prasarana KPRIPMD sudah memenuhi standarnya, namun standar ini masih kurang untuk masyarakat kanigoro sebab jumlah pasien dan pengunjung meningkat. Hal ini dikarenakan permintaan masyarakat akan kebutuhan pengbatan yang lebih tinggi sedangkan sarana dan prasarana terbatasi oleh standar KPRIPMD. Tahun ini, Klinik akan meningkatkan jangkauan dari klinik menjadi rumah sakit. Peningkatan jangkauan ini dilandasi oleh berakhirnya izin KPRIPMD berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 666/ Menkes/ SK/ VI/ 2007 Tentang Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar dari tahun 2011 hingga tahun 2016. Setelah berakhirnya masa tersebut, klinik harus melakukan perpanjangan atau perubahan. Berdasarkan aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan visi misi Klinik, akhirnya klinik memutuskan untuk berubah menjadi rumah sakit. Menurut PERMENKES RI No 986/ Menkes/ Per/ 11/ 1992 Pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah mengklasifikasikan rumah sakit kelas/ tipe C untuk Klinik Muhammadiyah Kanigoro. Pengklasifkasian tersebut berdasarkan letak, jumlah pengunjung dan kemampuan pelayanan kedokteran klinik. Pergantian dari klinik menjadi rumah sakit tentu memerlukan perubahan dan tambahan kebutuhan fasilitas. Klinik diharuskan memprogram ruang dalam 1
pemenuhan fasilitas untuk memenuhi syarat sebagai rumah sakit. Klinik memiliki sirkulasi ruang yang terbatas dan program ruang yang belum baik untuk sebuah rumah sakit. Beberapa rumah sakit kabupaten pada umumnya menggunakan warna putih, biru, dan hijau. Beberapa perancangan rumah sakit di kabupaten Kediri kurang memperhatikan komposisi warna. Bila dikaitkan dengan ilmu psikologi warna, permainan warna pada sebuah ruangan rumah sakit dapat difungsikan sebagai terapi atau pendukung healing. Sarana terapi atau pendukung healing sangat diperlukan pada ruang publik khususnya rumah sakit. Jadi selain warna putih, ada ragam warna tertentu yang dapat mempercepat proses healing pasien. Dilihat dari pernyataan tersebut, tujuan Perancangan Interior Rumah Sakit tipe C diharapkan mampu mengatasi sirkulasi ruang yang terbatas, belum terprogram dengan baik, penerapan warna yang belum terkomposisi dengan baik serta diharapkan mengurangi intensitas rujukan. Maka hal ini menjadi perhatian yang cukup besar pada sebuah fasilitas penyembuhan dan merupakan latar belakang dalam memilih topik ini sebagai proyek Perancangan Interior Rumah Sakit Tipe C. 1.2.Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Pemenuhan fasilitas untuk memenuhi syarat sebagai rumah sakit tipe C. 2. Program ruang belum terprogram dengan baik dan sirkulasi terbatas. 3. Sebagian besar rumah sakit sebagai fasilitas penyembuhan kurang memperhatikan warna sebagai healing terkait dengan psikologi warna. 1.3.Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara pemenuhaan fasilitas untuk memenuhi syarat sebagai rumah sakit tipe C? 2. Bagaimana memprogram ruang dengan baik dan memiliki sirkulasi yang memadai? 3. Bagaimana mengaplikasikan warna sebagai healing terkait psikologi warna? 2
1.4.Tujuan Dan Sasaran Perancangan Tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: 1. Merancang Rumah Sakit tipe C dengan sasaran sebagai berikut: Menyusun program ruang sarana dan prasarana Rumah Sakit tipe C, dengan kebutuhan prasarana berdasarkan standar PERMEN untuk memenuhi syarat menjadi rumah sakit tipe C sebagai berikut; instalasi rawat inap (IRNA), instalasi rawat jalan (IRJ), instalasi gawat darurat, instalasi kebidanan dan penyakit kandungan, instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi dapur/ gizi, instalasi pencucian linen/ laundry, instalasi perawatan intensif (ICU), instalasi bedah sentral, instalasi radiologi, instalasi sterilisasi pusat (CSSD), instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi pemulasaran jenazah. Menyusun zoning, blocking dan layout berdasarkan kebutuhan dan standar rumah sakit tipe C. Menentukan dan menyususun konsep rumah sakit Muhammadiyah Kanigoro. 2. Merancang interior rumah sakit terkait dengan psikologi warna, dengan sasaran sebagai berikut: Menerapkan warna ruang dengan memperhatikan warna sebagai healing terkait dengan psikologi warna. Memberikan suasana ruang dengan tampilan warna-warna yang berhubungan dengan fungsi dan aktifitas ruang atau instalasi, untuk menyeimbangkan emosi dan mental pasien sebagai salah satu metode terapi warna. Menampilkan logo atau symbol Muhammadiyah. 1.5.Manfaat Perancangan Manfaat dari perancangan ini adalah sebagai berikut: Untuk membantu dalam bidang keilmuan, khususnya bidang desain interior. 3
Untuk memberikan inspirasi kepada PKU Muhammadiyah yang akan melakukan peningkatan jangkauan pelayanan dari klinik menjadi rumah sakit tipe C. 1.6.Ruang Lingkup Perancangan Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Perancangan adalah Perancangan Interior Rumah Sakit Tipe C yang berlandaskan pada Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C dari Departemen Kesehatan RI Sekertariat Jenderal, Pusat Sarana, Prasarana Dan Peralatan Kesehatan Tahun 2007. 2. Perancangan Interior Rumah Sakit tipe C ini mengambil bangunan Rumah Sakit Umum Swasta di Soreang, dengan luas area bangunan ±5400 m 2. 3. Lokasi perancangan di Jalan Raya Kanigoro, Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Jawa Timur 64172, Indonesia. 4. Komponen yang dirancang meliputi ceiling, flooring, dan dinding. 5. Perancangan dikhususkan dengan pendekatan Healing Color 1.7.Metode Perancangan Menggunakan metode Glass Box sebagai metode perancangan. Metode glass box adalah sebagai berikut: Gambar 1.1: Metode Glass Box Perancangan Rumah Sakit Tipe C Sumber: Penulis, 2016 4
1. Tempat/ Objek Melakukan observasi dan survey pada lokasi klinik dan rumah sakit dengan fungsi dan jenis yang sama. Lokasi observasi dan survey adalah sebagai berikut: KPRIPMD, Jalan Raya Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Jawa Timur 64172. KPRIPMD Wahyu Husada, Desa Besuk, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Jawa Timur 64181. Rumah Sakit Kebonjati, Jl. Kb. Jati No.152, Kb. Jeruk, Andir, Kota Bandung, Jawa Barat. Tipe C. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bandung, Jl. K H. Ahmad Dahlan No.53, Turangga, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat. Tipe C. Rumah Sakit Umum Cicalengka, JL. H. Darham, No. 35, Tenjolaya, Cicalengka, Bandung, Jawa Barat. Tipe C. Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin, Jl. Pasteur No. 38, Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit ini termasuk dalam kategori rumah sakit tipe A. Mengamati perbedaan dari rumah sakit tipe A dengan tipe B dan C. Rumah Sakit Umum Santosa, Jl. Kebonjati No. 38, Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit ini termasuk dalam kategori rumah sakit tipe B. Mengamati perbedaan dari rumah sakit tipe B dengan tipe C. 2. Metode pengumpulan data a. Data Primer Observasi Observasi dilakukan pada PKU dengan melakukan survey ruang, mendata jumlah furnitur, material, bentuk, pencahayaan, penghawaan, warna, dan keamanan. Kemudian melakukan study banding dengan beberapa rumah sakit. Wawancara Wawancara dilakukan kepada staff dan pasien Klinik Muhammadiyah Kanigoro dengan memberikan beberapa pertanyaan langsung. Dokumentasi Gambar 5
Melakukan dokumentasi yang berupa foto seluruh ruangan di PKU. b. Data Sekunder Mencari informasi dari web dan buku yang sesuai dengan kajian standar Rumah Sakit: Standar Rumah Sakit Tipe C: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Departemen Kesehatan RI Sekretariat Jenderal. Pedoman Teknis Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit. Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit. Kajian Theory of Space Perception. Kajian Environmental Psychology dan Psychology Healing. Kajian Color Psychology dan Healing Color. 6
1.8. KERANGKA PERANCANGAN Kerangka perancangan adalah sebagai berikut: LATAR BELAKANG Klinik menjadi salah satu Klinik yang banyak dituju oleh masyarakat karena lokasinya strategis dan mudah dijangkau untuk melakukan kegiatan pengobatan. Menurut data survey Klinik tahun 2015, beberapa pengobatan terhambat karena keterbatasan sarana dan prasarana, maka diharuskan rujuk. Dikarenakan berakhirnya masa izin klinik dari PERMEN maka klinik berubah menjadi rumah sakit. PERMASALAHAN - Sirkulasi ruang yang terbatas. - Belum mengikuti standar. - Ruang belum terprogram dengan baik. - Fasilitas belum memadai - Komposisi warna kurang diperhatikan. TUJUAN PERANCANGAN Merancang Rumah Sakit tipe C diharapkan mampu mengatasi sirkulasi ruang yang terbatas, belum terprogram dengan baik, penerapan warna yang belum terkomposisi dengan baik serta diharapkan memiliki fasilitas yang memadai agar mengurangi intensitas rujukan. PENGUMPULAN DATA Observasi Studi Lapangan Wawancara Dokumentasi Data Literatur Melakukan pencarian web, artikel, kutipan, skripsi terdahulu. Analisa tata ruang klinik Kebutuhan ruang, diagram bubble dan zoning blocking sesuai dengan needs Pengertian & karakter konsep Pengertian RSU & RS tipe C Layout RS berdasarkan konsep Ceiling, flooring dan tampak potongan perancangan desain interior RS tipe C Pendekatan konsep terhadap fungsi RS tipe C Prinsip dasar RS tipe C Evaluasi PERANCANGAN AKHIR Merancang Rumah tipe C yang mampu mengatasi sirkulasi ruang yang terbatas, belum terprogram dengan baik, belum ada standar, penerapan warna yang belum terkomposisi dengan baik serta diharapkan mengurangi intensitas rujukan. 7