TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi kehidupan masyarakat Indonesia. sangat susah, sehingga pemerintah harus melakukan pengadaan impor beras.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 2.2 Wisata Terpadu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Kawasan Wisata

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuan penyelenggaraan agrowisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh : Slamet Heri Winarno

I BAB I PENDAHULUAN JUDUL

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

KAWASAN VILLA DENGAN PENATAAN LANDSEKAP AGROWISATA DI KOTA SINGKAWANG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

LATAR BELAKANG MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata dan Potensi Obyek Wisata

TAHAPAN KEGIATAN ARL PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

VILLA RESORT DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARSITEKTUR LANSKAP ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL 9/7/2014 ARL 200. Departemen Arsitektur Lanskap CONTOH ANALISIS TAPAK

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dipengaruhi oleh faktor-faktor peninggalan sejarah. Dari Peninggalan sejarah yang berbentuk fisik tampak adanya pengaruh kuat yang dominan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansekap Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda (Wibisono, 2008). Sebuah lansekap memiliki ciri atau karakteristik yang mencerminkan sebuah lansekap. Beberapa karakter dalam sebuah lansekap, di antaranya adalah adanya harmoni ataua kesatuan di antara elemen-elemen alam, antara lain : ground forms, formasi batuan, vegetasi, dan kehidupan satwa (animal life). Lansekap juga merupakan suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati keberadaannya melalui seluruh indera yang dimiliki oleh manusia. 2.2 Pengelolaan Lansekap Pengelolaan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan, selanjutnya diungkapkan beberapa karakteristik pengelolaan yaitu sebagai berikut 1. Pengelolaan adalah usaha menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan mengingat masa lalu dan masa kini. 2. Pengelolaan dipraktekan di dalam dan refleksi dari era sejarah tertentu. 3. Pengeloaan adalah kegiatan yang menghasilkan konsekuensi dan pengaruh yang muncul dengan berlalunya waktu. (Ulupi, R. A. 2013) Setelah taman dibangun, maka diperlukan pengelolaan/pemeliharaan agar kondisi taman tetap bersih dan asri serta nyaman digunakan oleh masyarakat. keberhasilan dari suatu pengelolaan yaitu kegiatan pemeliharaan. Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga

dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula. Pemeliharaan ada dua yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula, karenanya pada periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi. Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri, nyaman serta aman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan terhadap elemen keras maupun lunak (tanaman). Pemeliharaan elemen keras atau bangunan taman merupakan pemeliharaan pencegahan, yaitu pembersihan terhadap lumut dan karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan elemen yang rusak. Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan areal taman, penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, penyulaman dan pemindahan tanaman, pembibitan, serta pemeliharaan peralatan. Terdapat dua sistem pemeliharaan fisik yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif. Pemeliharaan korektif menitikberatkan pada penanganan masalah sedang terjadi. Sedangkan pemeliharaan preventif menekankan pada identifikasi dan penyelesaian masalah yang mungkin terjadi. Pemeliharaan preventif merupakan kunci sukses untuk meminimalisasi perawatan kerusakan taman/lanskap. Kegiatan pengelolaan taman dikelompokkan berdasarkan tahapan mulai dari perencanaan program pemeliharaan, pelaksanaan kegiatan pemeliharaan serta pengawasan/monitoring dan evaluasi kegiatan pemeliharaan. (Yulianto Wibisono, 2008) 2.3 Agrowisata Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah

pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan. Secara umum konsep agrowisata mengandung pengertian suatu kegiatan perjalanan atau wisata yang dipadukan dengan aspek-aspek kegiatan pertanian. Kegiatan agrowisata dilihat dari segi substansi lebih menitikberatkan pada upaya menampilkan kegiatan pertanian dan suasana perdesaan sebagai daya tarik utama wisatanya tanpa mengabaikan segi kenyamanan. Pada dasarnya agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan sumberdaya alam suatu daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian untuk dijadikan kawasan wisata. Daerah perkebunan, sentra penghasil sayuran tertentu dan wilayah perdesaan berpotensi besar menjadi objek agrowisata. Potensi yang terkandung tersebut harus dilihat dari segi lingkungan alam, letak geografis, jenis produk, atau komoditas pertanian yang dihasilkan, serta sarana dan prasarananya. Pengembangan agrowisata pada hakikatnya merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama antara Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989 agrowisata sebagai bagian dari objek wisata, di artikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian. Secara singkat mungkin dapat disebutkan bahwa agrowisata adalah suatu kegiatan yang secara sadar ingin menempatkan sektor primer (pertanian) di kawasan sektor tersier (pariwisata), agar perkembangan sektor primer itu dapat lebih di percepat, dan petani mendapatkan peningkatan pendapatan dari kegiatan pariwisata yang memanfaatkan sektor pertanian tersebut. (Wayan Windia, dkk. 2003)

2.4 Vila Pada umumnya vila merupakan sebuah rumah atau bangunan yang berada pada sebuah lereng pegunungan yang cenderung bukan merupakan tempat tinggal tetap, namun hanya digunakan sebagai tempat tinggal sementara untuk berlibur pemiliknya atau bisa juga disewakan kepada para pengunjung. Beberapa pengertian mengenai definisi vila sebagai berikut: 1. Vila merupakan tempat tinggal bersifat sementara yang digunakan saat berlibur dan rekreasi. Vila digunakan sebagai tempat peristirahatan. 2. Vila adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di vila tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki vila itu. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa vila adalah sarana penginapan yang tidak hanya digunakan untuk beristirahat saat berliburan ataupun berekreasi tetapi juga keperluan tertentu untuk sarana tempat berkumpul dan musyawarah (rapat) dengan memberikan pelayanan jasa kamar dan ruangan rapat. Dengan adanya vila ini maka dapat memberikan keuntungan tidak hanya bagi jasa penginapan tetapi juga bagi suatu kota ataupun daerah tertentu. Vila dapat terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Vila Resort Merupakan vila yang dibangun di daerah atau tempat-tempat wisata. Tujuannya adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata. 2. Mountain Vila Vila ini terletak di daerah pegunungan. Pemandangan pegunungan yang indah merupakan kekuatan lokasi yang dimanfaatkan sebagi ciri rancangan vila ini. Fasilitas yang terdapat di

dalam bangunan berkaitan dengan lingkungan alam dan rekreasi yang bersifat kultural dan natural. 3. Beach Vila Vila ini terletak di daerah pantai, mengutamakan potensi alam pantai dan laut sebagai daya tariknya. Pemandangan yang lepas kearah laut, keindahan pantai, dan fasilitas olahraga air yang dimanfaatkan sebai pertimbangan utama perancangan bangunan. Vila sendiri terdiri dari kelas standar, menengah, dan mewah. Kelas ini dibedakan berdasarkan ukuran vila, fasilitas di dalam bangunan, dan jumlah kamar yang terdapat di dalam vila tersebut (Tokan Matilda, R. L. 2014.)