SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 2 BOJONEGORO (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Bojonegoro)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Rino Hariyono S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya,

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X, XI DAN XII SMAN 3 NGANJUK

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA

KERANGKA ACUAN TES KEBUGARAN JAMAAH CALON HAJI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

PROFIL KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN PROGRAM IPS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 GRESIK

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

SURVEI TINGKAT DAYA TAHAN JANTUNG PARU MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Perbedaan Bersepeda Dan Berjalan Kaki Ke Sekolah Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015,

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA DENGAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015,

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN JANTUNG DAN PARU-PARU DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TARIK TAHUN AJARAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS VI YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

Perbandingan Kondisi Daya Tahan Kardiorespirasi Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Olahraga

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh melalui proses pengukuran untuk mendapatkan data yang objektif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Dribble Sepak bola

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMPN 1 SAMBENG DENGAN SISWA MTs 45 ASSA ADAH KANDANGAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII, VIII DAN IX SMPN 5 SIDOARJO (Studi pada siswa Kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 5 Sidoarjo)

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

Penerapan Modifikasi Permainan Dalam Pembelajaran Dribbling Terhadap Keterampilan Motorik

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS XI IPA DAN KELAS XI IPS (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMA NEHERI 3 SIDOARJO)

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SEHARI-HARI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA (Studi Pada Siswa Kelas 5 SDN Lidah Wetan II/462, Kota Surabaya)

METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

HUBUNGAN ANTARA KECUKUPAN GERAK FISIK HARIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN SISWA (Studi pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik)

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN POLA TRANSPORTASI KE SEKOLAH YANG BERBEDA (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang)

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016, 48-55

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PENERAPAN MEDIA MINI SOCCER BALL TERHADAP PEMBELAJARAN SEPAK SILA PADA SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI KETABANG SURABAYA

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA MENENGAH PERTAMA NEGERI DAERAH PESISIR (Studi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Tuban dan SMPN 6 Tuban)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

PENGARUH SENAM SEMANGAT PAGI (SSP) TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SISWA KELAS XI SMAN 4 SIDOARJO

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS UNGGULAN DAN SISWA KELAS NON UNGGULAN (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KERTOSONO)

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol.03 Nomor 03 Edisi Oktober Tahun 2015 halaman 36-45

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

HUBUNGAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (Studi pada siswa kelas XI MIA 6 SMAN 1 Driyorejo Gresik)

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER HOKI RUANGAN DI SMA/SMK SE KABUPATEN SIDOARJO

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Sunan Ampel Porong)

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.

Transkripsi:

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 2 BOJONEGORO (Studi pada siswa kelas X SMA ) Mukamat Choirul Huda Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya,hudatitik@gmail.com Abdul Rachman Syam T. Dosen S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Kebugaran jasmani merupakan terjemahan dari istilah Physical Fitness. Dalam kehidupan sehari-hari kebugaran jasmani sangat mempengaruhi seseorang dalam menjalankan aktivitas fisik maupun non fisik. Kemajuan teknologi yang dicapai saat ini, malah mengungkung anak-anak dalam lingkungan kurang gerak. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran anak-anak semakin menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa SMA. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA yang terdiri dari 8 kelas adalah 255 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling, terdiri dari 4 kelas yaitu kelas X-MIA 2, X-MIA 3, X-IIS 2, dan X-IIS 3 adalah 128 siswa. Teknik analisis data menggunakan mean, standart deviasi, varian. Hasil dari penelitian ini adalah, diketahui rata-rata(mean), standart deviasi, dan varian tingkat kebugaran jasmani siswa.sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat Bojonegoro sangat kurang. Hasil olah data menunjukkan bahwa tingkat Bojonegoro rata-rata mempunyai tingkat kebugaran jasmani sangat kurang. Hal itu dilihat dari hasil tes kebugaran jasmani lari 2.4 Km Cooper yang dilaksanakan di SMA. Kata Kunci :kebugaran jasmani, kelas X, SMA Abstract Physical fitness is known as kebugaran jasmani in Bahasa Indonesia. Physical fitness has a big influence of someone daily life in doing physical or non-physical activities. Technologies developments nowadays have made nowadays adults fall into lack of movement life. It is not amazed if there is an issue of the decreasing in children fitness. The aim of this research is to find out the students physical fitness level at SMA. The population of this research is tenth grade students of SMA which consist of 8 classes is 255 student. The sample used for this research is a cluster random sampling consist of four X-MIA 2, X-MIA 3, X-IIS 2, X-IIS 3 classes with total 128 students. The data analysis technique uses mean, deviation standard, and variant. The finding of this research has been shown the value of mean, deviation standard, and variant of student physical fitness levels. Therefore, it can be concluded that the average of physical fitness level of the tenth grade students at SMA is truly less. The finding of the data processing shows that the average of physical fitness level of the tenth grade students at SMA is truly less. It can be seen from the result of physical fitness running test in 2.4 Km Cooper that is held in SMA Negeri 2 Bojonegoro. Keywords : Physical Fitness, tenth grade, SMA PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesegaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, dan pola hidup sehat melalui aktivitas jasmani. Tujuan dari pendidikan jasmani kurang lengkap bila hanya untuk meningkatkan keterampilan, meningkatkan taraf kebugaran dan kesehatan siswa dalam berolahraga. Sebab yang paling penting dari kesemuanya itu tujuanya bersifat menyeluruh. (Hartono. S,dkk,2013:10). Pendidikan jasmani ini merupakan salah satu dari subsistem pendidikan yang memiliki peran dalam pengembangan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Adapun untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia tentu perlu mendapat dukungan dari berbagai faktor, seperti tingkat kebugaran jasmani yang dimilikinya. Salah satu fungsi pendidikan jasmani adalah aspek organis yaitu menjadikan fungsi tubuh lebih baik, meningkatkan kekuatan otot, daya tahan kardiovaskuler, dan fleksibilitas (Nurhasan, dkk. 2005:6). Aspek organis tersebut merupakan komponen dalam kebugaran jasmani, sehingga dengan kebugaran 686

Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMA (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 jasmani atau kondisi fisik yang baik, seseorang akan dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan baik. Kebugaran jasmani mengandung pengertian bagaimana kemampuan jasmani seseorang dalam melakukan tugas kejasmaniannya sehari hari secara optimal bahkan masih dapat melakukan kegiatan jasmani tambahan lainnya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. (Mahardika, 2010 : 87). Dalam kehidupan sehari-hari tingkat kebugaran seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan melakukan aktivitas masing-masing dari pagi sampai siang, bahkan sore hari, dan orang tersebut masih sanggup melakukan aktivitas fisik lainnya untuk kepentingan keluarga atau mengisi waktu senggang. Sehingga dengan memiliki kebugaran jasmani yang baik, setiap orang akan berada pada kondisi yang ideal dalam hidupnya. Kebugaran jasmani dapat diukur melalui beberapa macam tes, salah satunya Tes kebugaran jasmani lari 2.4 km Cooper, untuk mengukur kemampuan maksimal kerja jantung dan paru-paru. Peserta tes harus berlari-berjalan secepat-cepatnya menempuh jarak sepanjang 2.4 km. Waktu tempuh yang dicapai oleh peserta tes dicatat dalam satuan menit dengan dua angka dibelakang koma. Waktu tempuh tersebut akan digunakan untuk memprediksi tingkat kebugaran peserta tes dengan cara mengkonfirmasi waktu tempuh tersebut kedalam tabel kategori kebugaran jasmani Cooper. SMA merupakan sekolah yang mengutamakan prestasi akademik dan non akademik, sehingga menuntut siswanya memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik. Siswa SMA Negeri 2 Bojonegoro memiliki tingkat kebugaran jasmani berbedabeda, dilihat dari aktif atau tidaknya siswa tersebut dalam keseharianya. Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah mengungkung anak-anak dalam lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton TV atau bermain video game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran anak-anak semakin menurun. Apabila kebugaran jasmani menurun, maka kian meningkat gejala penyakit yang akan menyerang tubuh. Maka dari itu pendidikan jasmani sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin melihat seberapa baik tingkat kebugaran jasmani siswa SMA. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survei karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat Bojonegoro. Desain penelitian yang digunakan adalah survei. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA yang terdiri dari 8 kelas. Besar populasi adalah 255 orang. Penelitian ini mengambil sampel menggunakan teknik cluster random sampling, dalam cluster random sampling yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area (Maksum,2012:57).Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Sampel dalam penelitian ini terdiri 4 kelas yaitu X-MIA 2, X-MIA 3, X-IIS 2 dan X-IIS 3. Jumlah sampel adalah 128 orang. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kebugaran jasmani lari 2.4 km Cooper. Tes lari 2.4 km yang dirancang Cooper adalah salah satu bentuk tes lapangan untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang. Menurut Cooper yang dikutip oleh Mahardika (2010:100) mengatakan bahwa, peserta tes harus berlari-berjalan secepatcepatnya menempuh jarak sepanjang 2.4 Km Penelitian dilakukan selama 4 hari dalam satu minggu di SMA. Adapun pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Tes Tes kebugaran jasmani lari 2.4 km Cooper digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kebugaran jasmani (sesuai kelompok usia masingmasing). 2. Alat dan Fasilitas Lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin, Stopwatch, Bendera start, Tiang pancang, Nomor dada, Serbuk kapur, Penghapus, Formulir tes, Peluit, Alat tulis dll. 3. Ketentuan Tes Peserta harus berlari-berjalan secepat-cepatnya menempuh jarak sepanjang 2.4 km. Waktu tempuh yang dicapai oleh peserta tes dicatat dalam satuan menit dengan dua angka di belakang koma. Waktu tempuh tersebut akan digunakan untuk memprediksi tingkat kebugaran tes dengan cara mengkonfirmasi waktu tempuh tersebut kedalam tabel kategori kebugaran jasmani Cooper. 4. Petunjuk Umum. a. Peserta. 1. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes. 2. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes. 3. Memakai sepatu dan pakaian olahraga. 4. Melakukan pemanasan (warming up). 5. Memahami tata cara pelaksanaan tes. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 687

6. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak mendapatkan nilai / gagal. b. Petugas 1) Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up). 2) Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes. 3) Peserta melakukan tes lari 2.4 Km sesuai lintasan yang disediakan. 4) Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih. 5) Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes. 5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Peserta tes harus berlari-berjalan secepat-cepatnya menempuh jarak sepanjang 2.4 Km. Lintasan 2.4 Km tersebut diusahakan memiliki tekstur datar tidak bergelombang, tidak licin, dan tidak terlalu banyak belokan tajam. Garis start untuk mengawali kegiatan tes diusahakan sedemikian rupa agar berada satu tempat dengan garis finish sebagai tanda berakhirnya jarak tempuh 2.4 Km. Setelah data terkumpul selanjutnya data akan dianalisis. Tujuan analisis adalah untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: a. Mean Mean adalah angka yang diperoleh dengan membagi jumlah nilai nilai dengan jumlah individu. Mean : M : Mean fx : Jumlah total nilai dalam distribusi N : jumlah individu (Maksum, 2007 : 15) b. Standart deviasi Standart deviasi adalah penyimpangan suatu nilai dari mean. Standart deviasi merupakan akar dari jumlah deviasi kuadrat dibagi banyaknya individu dalam distribusi. SD= ² : SD : Standart Deviasi N : Jumlah Sampel fd² : Jumlah Kuadrat Deviasi (Maksum, 2007 : 26-28) c. Menghitung varian Varian adalah angka yang menunjukan ukuran variabilitas yang dihitung dengan jalan mengkuadratkan standart deviasi. 688 S ² Σ ² : S : Varian ² : Jumlah kuadrat total nilai dalam distribusi Σ : Jumlah total nilai dalam distribusi (Maksum, 2007 : 29) Setelah hasil yang berupa angka-angka tersebut diperoleh, selanjutnya diolah untuk dapat mendapatkan hasil berupa gambaran tentang tingkat kebugaran jasmani siswa SMA. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Deskripsi data inibertujuan untuk mengetahui hasil rata-rata (mean), simpangan baku (standar deviasi) serta varian. Dari hasil tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk mencari tingkat kebugaran jasmani kelas X SMA. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA 2 Bojonegoro tersebut diketahui jumlah sampel 4 kelas yaitu kelas X-MIA 2, X-MIA 3, X- IIS 2, dan X-IIS 3 yang berjumlah 128 orang dari populasi kelas X yang terdapat 8 kelas berjumlah 255 orang. Tabel 1 Hasil Penelitian Tes Tingkat Kebugaran Jasmani Lari 2.4 Km Cooper Kelas X-MIA 2 SMA N Mean SD S SK K S B BS 34 18,78 2,20 14,37 221 6 7 0 0 Dari tabel 1 dengan jumlah siswa 34 dapat X-MIA 2 SMA adalah 18,78 dengan standar deviasi 2,20 serta varian 14,37. Terdapat 7 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sedang, 6 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori kurang, dan 21 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sangat kurang. Tabel 2 Hasil Penelitian Tes Tingkat Kebugaran Jasmani Lari 2.4 Km Cooper 35 18,60 2,16 4,69 226 7 2 0 0 Dari tabel 2 dengan jumlah siswa 35 dapat

Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMA (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 X-MIA 3 SMA adalah 18,60 dengan standar deviasi 2,16 serta varian 4,69. Terdapat 2 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sedang, 7 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori kurang, dan 26 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sangat kurang. Tabel 3 Hasil Penelitian Tes Tingkat Kebugaran Jasmani Lari 2.4 Km CooperKelas X-IIS 2 SMA 30 18,96 2,00 8,29 220 6 4 0 0 Dari tabel 3 dengan jumlah siswa 30 dapat X-IIS 2 SMA adalah 18,96 dengan Standar deviasi 2,00 serta varian 8,29. Terdapat 4 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sedang, 6 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori kurang, dan 20 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sangat kurang. Tabel 4 Hasil Penelitian Tes Tingkat Kebugaran Jasmani Lari 2.4 Km CooperKelas X-IIS 3 SMA 29 18,33 2,28 12,57 214 11 4 0 0 Dari tabel 4 dengan jumlah siswa 29 dapat X-IIS 3 SMA adalah 18,33 dengan standar deviasi 2,28 serta varian 12,57. Terdapat 4 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani sedang, 11 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori kurang, dan 14 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sangat kurang. Tabel 5 Hasil Penelitian 128 18,67 3,12 9,71 280 30 17 0 0 Secara keseluruhan dengan jumlah siswa 128 dapat diketahui dari hasil rata-rata (mean) tes tingkat kebugaran jasmani dengan tes lari 2.4 Km Cooper siswa kelas X SMA adalah 18,67 dengan standar deviasi 3,12 serta varian 9,71. Terdapat 17 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani sedang. 30 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori kurang. dan 81 siswa dengan tingkat kebugaran jasmani kategori sangat kurang. Analisis Data Analisis data padapenelitian ini akan dijabarkan melalui analisa deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis kesesuaian pengukuran dari hasil tes kebugaran jasmani lari 2.4 Km Cooper yang dilakukan pada siswa kelas X SMA. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X SMA berada pada kategori sangat kurang. Hal itu dilihat dari hasil ratarata tes kebugaran jasmani lari 2.4 Km Cooper yang berada pada kategori sangat kurang. Pembahasan Pembahasan ini akan membahas tentang tingkat Bojonegoro. Kebugaran jasmani merupakan modal dasar seseorang untuk dapat melaksanakan aktifitasnya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kebugaran jasmani akan meningkatkan daya tahan seseorang terhadap suatu penyakit, sebaliknya suatu penyakit akan menurunkan tingkat kebugaran jasmani seseorang. Seseorang akan terlihat tetap segar meskipun telah melakukan aktivitasaktifitas yang lama tanpa kelelahan yang berarti jika memiliki kesegaran jasmani yang baik. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan juga hasil penelitian tentang survei tingkat kebugaran jasmanidengan menggunakan tes kebugaran jasmani lari 2.4 Km Cooper dari hasil olah data menunjukkan bahwa tingkat Bojonegoro rata-rata sangat kurang. Menurut pengamatan peneliti sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri 2 Bojonegoro mempunyai kegiatan fisik sehari-hari yang kurang, seperti berangkat sekolah sebagian besar menggunakan sepeda motor, padatnya jadwal kegiatan akademik di dalam sekolah maupun di luar sekolah seperti bimbingan belajar juga mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani siswa. Di sore hari siswa yang semestinya melakukan aktivitas gerak tetapi lebih suka bermain game. Semua hal ini mempengaruhi tingkat Bojonegoro dengan rata-rata sangat kurang. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil akhir pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 689

Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas X SMA sangat kurang.hal itu dapat dilihat dari perhitungan rata-rata nilai tes kebugaran jasmani lari 2.4 Km Cooper yaitu sebesar 18,67. Terdapat 81 siswa yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani kategori sangat kurang dengan presentase 63,28%. Terdapat 30 siswa yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani kategori kurang dengan presentase 23.43%, dan terdapat 17 siswa yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani kategori sedang dengan presentase 13,28%. Saran Sesuai dengan data hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka diajukan saran sebagai berikut. 1. Guru PJOK meningkatkan motivasi gerak olahraga siswa dalam pelajaran PJOK dengan memodifikasi permainan olahraga kepada para peserta didik khususnya pada tingkat sekolah menengah atas yang bertujuan untuk lebih meningkatkan motivasi gerak olahraga siswa terutama tingkat kebugaran jasmani siswa. 2. Penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi agar dapat memberikan sebuah informasi atau hasil lebih banyak lagi dalam penelitian. Karena penelitian ini hanya mengambil sampel 4 kelas dari 8 kelas siswa kelas X SMA. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Managemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Hartono. S, dkk. 2013. Pendidikan Jasmani (Sebuah Pengantar). Surabaya. Unesa University Press Mahardika, I. M. S. 2010. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Surabaya : Unesa University Press. Maksum. A. 2012. Metodologi Penelitian dalam olahraga. Surabaya : Unesa University Press Nuhasan, dkk. 2005. Petunjuk praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya : Unesa University Press Maksum. A 2007. Statistik dalam olahraga : Unesa University press. 690