2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS NILAI SOSIAL PADA FILM KELUARGA PRANCIS LE PETIT NICOLAS SUTRADARA LAURENT TIRARD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

2015 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVELET MONSIEUR IBRAHIM ET LES FLEURS DU CORAN (2001) KARYA ÉRIC-ÉMMANUEL SCHMITT

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG LEMBAGA SENSOR FILM

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah N. Yuli Mutiara, 2013

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian tersebut. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran,

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang kompetitif dan cakap dalam menghadapi perkembangan global para insan pendidikan dituntut tidak hanya menguasai Bahasa Inggris saja. Bahasa asing lainnya dapat menjadi modal yang sangat kuat dalam berkomunikasi. Salah satunya adalah Bahasa Perancis yang merupakan Bahasa yang digunakan di berbagai negara dunia, selain itu menjadi bahasa internasional kedua yang digunakan di organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa. Dengan mempelajari Bahasa Perancis, berarti telah membuka gerbang menuju pengenalan kebudayaan dan sejarahnya yang sangat kuat dan beragam. Hal tersebut secara otomotis akan sangat bersinggungan dalam proses pembelajaran bahasa yang memang tidak bisa dilepaskan dari budaya dan sejarahnya tersebut. Terlebih negara Perancis merupakan salah satu negara dengan sejarah peradaban tertua di dunia. Kebudayaan negara Perancis pun telah mempengaruhi kemajuan kebudayan-kebudayaan di belahan dunia lain. Tidak heran hal tersebut membawa Perancis sebagai kota seni atau budaya yang telah melahirkan seniman-seniman maestro dunia. Dalam proses belajar mengajar, untuk mempelajari Bahasa Perancis tidak harus melulu menggunakan teknik konvensional. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan sebuah pengalaman baru bagi peserta didik. Peran pendidik sangatlah penting dalam memberikan sebuah inovasi pembelajaran, beberapa caranya yaitu dengan berlatih langsung dengan penutur asli, mendengarkan lagu-lagu Perancis, melalui media audio dan visual seperti video dan film atau mempelajari karya-karya sastranya. Secara umum jenis-jenis karya sastra terdiri novel, cerpen, puisi, atau naskah drama. Kini keberadaan sebuah film tidak hanya merupakan sebuah produk budaya melainkan dapat pula dikatakan sebagai sebuah karya sastra. Hal tersebut didasari atas adanya kesamaan struktur

intrinsik antara skenario pada sebuah film dan naskah pada drama teater ataupun novel. Dewasa ini, dalam perkembangan karya sastra yang memadukan unsur audio dan visual, film dapat memberikan sebuah hiburan dan manfaat positif bagi para penikmatnya. Lebih dari itu, film pun menjadi sebuah gambaran akan representasi kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut sangatlah penting karena merupakan syarat sebuah karya sastra yang bermutu. Semsel (1990:39) menyebutkan bahwa film dan sastra memiliki hubungan yang sangat erat yang diterima dalam praktik industri film internasional karena peran penulis sastra sangat berperan penting dalam pembuatan naskah dan ide untuk meningkatkan mutu sebuah film. Film dikatakan sebagai hasil karya sastra dikarenakan merupakan sebuah perpaduan antara seni musik, sastra, drama dan rupa. Film sebagai sebuah genre sastra merupakan sebuah bentuk kolaboratif berbagai seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya. Dalam menyampaikan pesan-pesan di dalam sebuah karya film, bahasa sangat berperan penting sebagai sebuah media transformasi. Tidak hanya sebagai media untuk menyampaikan ide atau gagasan, namun film pun menjadi sebuah media untuk menampung ide-ide, teori dan sistem berpikir manusia. Setiap tokoh di dalam karya film memiliki peran yang sangat besar dalam menyampaikan pesan cerita secara keseluruhan, baik perannya hanya singkat (pemeran pembantu) atau berkelanjutan di setiap adegan yang ada. Para tokoh-tokoh tersebutlah yang menghidupkan setiap konflik atau kejadian yang ada. Melalui peran tersebut seorang sutradara dapat menggambarkan realitas kehidupan manusia dengan segala permasalahan yang ada. Baik konflik dengan masyarakat sekitar (orang lain), dengan lingkungan atau dengan dirinya sendiri. Di tengah maraknya penggunaan media pembelajaran yang ada, film dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang efektif, namun nyatanya tidak semua film dapat dijadikan sebuah media pembelajaran. Film yang memberikan pembelajaran bagi para penonton harus memiliki nilai pendidikan moral yang terkandung dalam alur cerita, tokoh, dan dialog antar pemainnya. Sehingga setelah selesai menonton film tersebut, para penonton dapat terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan perbuatan yang lebih baik lagi. Maka dari itu para pelaku industri dunia perfilman serta para penikmatnya harus benar-benar selektif dalam memilah dan

memilih film yang tepat digunakan sebagai media pembelajaran, karena jika salah memilih hal tersebut rentan dapat menjadi teladan buruk bagi para penonton dibawah umur. Penggambaran pergaulan yang tidak sepantasnya melalui media film dapat dengan mudah mendoktrin stigma para penonton. Dan dampak terburuk akan kejadian tersebut ialah rusaknya moral generasi yang ada saat ini. Tindak kekerasan, pencabulan dan degradasi moral yang ada sedikit banyak dipengaruhi oleh hadirnya tontonan film yang tidak memberikan tutunan. Di era globalisasi ini secara perlahan sudah mulai tampak bermunculan film-film yang memuat pesan moral yang baik dan mengikis film-film yang kurang berkualitas. Hal tersebut dapat dilihat dalam unsur intrinstik maupun ekstrinsiknya. Dengan demikian, kemajuan dalam industri perfilman tersebut dapat dimanfaatkan dalam sebuah pembelajaran bahasa, terutama Bahasa Perancis. Berkenaan dengan fungsi film sebagai media pembelajaran, pengkajian film sudah banyak dilakukan di dunia akademisi. Contohnya seperti analisis nilai kebudayaan keluarga Perancis pada film L autre Côté Du Lit yang diteliti oleh Hertana (Departemen Bahasa Perancis FPBS UPI). Selain itu ada beberapa peneliti yang menganalisis film sebagai sebuah karya sastra, seperti yang dilakukan Shinta (Sastra Inggris Universitas Diponegoro) yang membahas anti rasisme pada film Freedom Writers, kemudian Anindhita (Sastra Perancis Universitas Indonesia) yang membahas makna perjalanan dalam film Le Grand Voyage, namun analisis film dengan menggunakan pendekatan moral sangatlah minim, terlebih bagi film Perancis. Analisis dengan menggunakan pendekatan moral merupakan salah satu cara untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sehingga para insan pendidikan dapat mengetahui film yang cocok dijadikan sebagai media pembelajaran. Hingga saat ini film Perancis yang menonjolkan nilai-nilai moral cukup sulit ditemukan, apalagi nilai moral yang sifatnya berkaitan dengan paham sebuah keyakinan, mengingat negara Perancis yang berpijak pada ideologi sekularisme. Eksistensi manusia sebagai mahkluk hidup tidak dapat terlepas dari moralitas manusia itu sendiri. Tidak salah jika penilaian masyarakat terhadap seseorang dilihat dari moral akan eksitensinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, moralitas merupakan hal yang paling penting dan merupakan inti dari eksistensi manusia di muka bumi. Karena hal tersebut merupakan hal yang tampak dan secara natural dapat dirasakan oleh individu lainnya. Manusia

memang ditakdirkan untuk menjadi mahkluk bermoral, maka dari itu manusia memiliki tanggung jawab untuk mengembannya. Dari perspektif teologis dan sosiologis pun manusia dituntut untuk menjalankan moral potensial yang ada dalam dirinya sehingga menjadi moral aktual dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebutlah yang membedakan antara manusia dan mahkluk lainnya. Secara eksplisit moral dapat dikatakan sebagai sebuah hubungan yang muncul akan kesadaran manusia untuk melakukan proses sosialisasi antar individu. Sebuah proses sosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat tidak akan terjalin tanpa adanya moral manusia. Karena dengan adanya moral setiap manusia memiliki sebuah acuan dan norma dalam berprilaku, namun pada kenyataanya, zaman sekarang banyak sekali individu-individu yang berprilaku tidak selayaknya manusia atau dengan kata lain memiliki sikap amoral. Sebagai makhluk sosial manusia selalu berpijak kepada moral yang menjadi nilai absolut dalam bersosialisasi dengan individu lainnya. Setiap moral yang manusia junjung dinilai dan diukur dari kebudayaan setempat. Seseorang dapat dikatakan memiliki moral yang baik apabila setiap perbuatan dan tingkah lakunya saat berinteraksi dengan masyarakat dinilai menyenangkan dan tidak menyalahi norma-norma yang ada. Karena sejatinya moral merupakan produk dari sebuah budaya. Moral dalam sebuah film memiliki makna yang sama dengan amanat atau pesan. Pada umumnya sebuah film selalu menyuguhkan sebuah pesan moral yang berhubungan dengan norma-norma yang berlaku pada suatu budaya dan sering pula memiliki pesan untuk memperjuangkan nilai-nilai otentik yang ada dalam diri manusia. Pesan moral inilah yang diangkat oleh Ismaël Ferroukhi dalam filmnya yang berjudul Le Grand Voyage, yang kemudian disingkat LGV. Film yang dirilis pada tahun 2004 ini mengisahkan perjalan Haji seorang Ayah yang diantar oleh anaknya menggunakan mobil. Perjalanan yang menempuh ribuan mil, dari Perancis hingga Arab Saudi ini bukan hanya berarti bagi sang ayah, namun pada akhirnya lebih berarti lagi bagi sang anak. Setiap kejadian dalam perjalanan tersebut menjadi pembelajaran berharga bagi sang anak yang mengadopsi paham sekuler seperti remaja Perancis umumnya. Tokoh utama Réda pun menjadi karakter yang membuat film ini begitu kaya akan nilai-nilai

moral dan pertentangannya sehingga menjadi objek utama yang akan dianalisis oleh peneliti. Film yang menitikberatkan pada hubungan anak dan ayah ini juga sangat sarat akan nilai-nilai yang menggambarkan kerukunan dalam beragama di keluarga Perancis sehingga dapat menambah pengetahuan bagi pembelajar bahasa Perancis, terutama yang sedang mempelajari tentang civilisation Fraçaise. Dalam geliat perkembangan apresiasi dan analisis sebuah karya sastra, terdapat beberapa pandekatan yang dapat digunakan dalam menganalisisnya. Salah satu pendekatan yang dapat diaplikasikan dalam mengalisis film LGV karya Ismaël Ferroukhi adalah dengan menggunakan pendekatan Moral. Pada penelitian ini, peneliti mendekati objek penelitian dengan berpegang pada pendekatan moral, yang menitikberatkan bahwa salah satu tujuan sebuah karya yaitu untuk meningkatkan nilai-nilai moral sesungguhnya pada diri manusia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut: 1. Apa isi cerita yang terkandung dalam film LGV? 2. Perwatakan peran tokoh apa saja yang terdapat pada film LGV? 3. Pertentangan moral apa yang terdapat pada film LGV? 4. Apa kesan penonton terhadap pesan moral yang terkandung dalam LGV? 5. Apa kontribusi dari hasil penelitian tersebut untuk pembelajaran Bahasa Perancis? 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, cukup banyak masalah yang berkaitan dengan analisis sebuah karya film, oleh karena itu, peneliti akan membatasi penelitian agar lebih terarah.

Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi, pertama, film yang akan diteliti merupakan film karya Ismaël Ferroukhi yang berjudul LGV. Kedua, analisis yang akan dilakukan meliputi tokoh utama Réda dengan menggunakan pendekatan moral. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. mendeskripsikan dan memaparkan isi cerita dari film karya Ismaël ferroukhi yang berjudul LGV; 2. mendeskripsikan dan memaparkan kajian perwatakan peran tokoh utama Réda pada film LGV; 3. mendeskripsikan dan memaparkan pertentangan moral peran tokoh utama Réda pada film LGV; 4. mengetahui kesan penonton terhadap pesan moral yang terkandung pada film LGV; 5. mengaplikasikan hasil penelitian ini dalam pembelajaran Bahasa Perancis, terutama mata kuliah Civilisation Française. 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya : 1. Peneliti a. Dengan melakukan penelitian ini peneliti akan menemukan unsur pembangun dalam film LGV dan mengetahui secara jelas pesan moral apa sajakah yang terkandung di dalam film tersebut bila dikaji dengan pendekatan moral. b. Kemudian, penelitian ini akan menambah wawasan peneliti dalam mengapresiasi dan 2. Mahasiswa menganalisis sebuah karya film, serta menambah pengetahuan mengenai Civilisation Française, khususnya dalam konteks moralitas.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan apresiasi Mahasiswa pada karya-karya Perancis. Serta meningkatkan pengetahuan mengenai Civilisation Française yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih bijaksana lagi dalam memandang kebudayaan lokal dan kebudayaan asing (Perancis). 3. Pengajar Bahasa Perancis Untuk pengajar studi Perancis, penelitian ini diharap dapat menambah alternatif judul film Perancis yang telah dianalisis secara mendalam mengenai aspek moral sehingga dapat menjadi nilai tambah. Selain itu, sebagai alternatif pembelajaran dalam mata kuliah Civilisation Française. 4. Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis. 1.6. Asumsi Arikunto (2000 : 104) menyatakan bahwa asumsi merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dalam penelitian ini peneliti berasumsi bahwa : a. Film merupakan salah satu bentuk karya audio visual. b. Film LGV merupakan film Perancis yang bertemakan religi. c. Film LGV merupakan film bergenre Road Movie. d. Pendekatan moral menekankan kepada substansi isi cerita sebuah karya.