BAB II KAJIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan

Pembina : Drs. Agus Yudhi Untoro Kegiatan : Latihan rutin pada hari Selasa mulai pukul s.d

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah bagian dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola di udara bolak-balik di atas jaring/net,dengam maksud menjatuhkan bola di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. permainan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring dan

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bola voli yang cukup pesat ternyata banyak sekali anak-anak di berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga menjadi suatu kebutuhan hidup masyarakat di zaman modern

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SDN 006 PISANG BEREBUS KECAMATAN GUNUNG TOAR

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

I. PENDAHULUAN. agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

2016 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

ABSTRAK. Kata kunci : Model pembelajaran langsung, block

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

PENGARUH MODIFIKASI LATIHAN LOMPAT BALOK DAN LATIHAN BOLA GANTUNG TERHADAP KEMAMPUAN SMASH

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

PENGARUH EXPLOSIVE POWER TERHADAP KETERAMPILAN BOLA VOLI (Studi Penelitian Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disusun Oleh : HERI IRAWAN NIM : MEDI PRASTYA NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA. Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu. kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Hakikat Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan salah satu merupakan bagian dari pendididkan (Indra, 2001, hlm.18). Tujuannya untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berfikir kritis, keterampilan bersosialisasi, penalaran, kontrol emosional, tindakan moral, aspek hidup sehat dan lingkungan yang baik dan bersih melalui aktivitas-aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis. Menurut Kurikulum Sekolah Dasar (2004, hlm.3), menuliskan tujuan Pendidikan Jasmani sebagai berikut 1) Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga. 2) Mengembangkan sikap positif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 3) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. 4) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran jasmani dan pola hidup sehat. 5) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat reaktif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lutan (2001, hlm.17) yang mengatakan bahwa: Pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Dengan mempelajari pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. 11

Supandi (1992, hlm..39) bahwa Gerak atau khususnya olahraga sangat berguna bagi kehidupan manusia. berikut. Mutohir (1997, hlm.118) mengatakan Pendidikan Jasmani adalah sebagai Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggotamasyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila. b. Tujuan Pendidikan Jasmani Menurut Kurikulum Sekolah Dasar (2004, hlm.3), menuliskan tujuan Pendidikan Jasmani sebagai berikut 1) Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga. 2) Mengembangkan sikap posiif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 3) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. 4) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran jasmani dan pola hidup sehat. 5) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat reaktif. Abdulkadir (1992, hlm.2) bahwa tujuan penjas sebagai upaya mengembangkan nilai-nilai tersebut diharapkan mampu melaksanakan Pendidikan Jasmani sebagai berikut. 1) Meningkatkan pembentukan gerak. Membentuk gerak peserta didik agar mengetahui arah dan tujuan gerak yang dilakukan. Contoh :dalam melakukan semua kegiatan, peserta didik tau apa yang dihasilkan dari gerak tersebut. 2) Meningkatkan pembentukan prestasi. Membentuk bakat peserta didik agar mengetahui bakat peserta didik dan dapat dikembangkan agar menjadi prestasi. Contoh :Dengan pendidikan jasmani anak akan mempunyai bakat yang kemudian di salurkan menjadi prestasi. 3) Meningkatkan pembentukan sosial. Membentuk kepribadian sosial peserta didik agar memahami lingkungan sosial di sekitar nya. Contoh : memahami kegiatan-kegiatan yang terjadi di lingkungan sosial nya 4) Meningkatkan pertumbuhan badan.

Membentuk kondisi fisik peserta didik agar pertumbuhan badan bias lebih baik. Contoh : mengetahui apa saja kegiaatan yang membentuk pertumbuhan badan dengan baik. Menurut Depdikbud (1993, hlm.1), mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar bertujuan membantu siswa untuk peningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani agar dapat: 1) Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis. 2) Terbentuknya sikap dan perilaku seperti : disiplin, kejujuran, serta mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku. 3) Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk pengisian waktu luang serta kebiasaan hidup sehat. 4) Tersalurnya hasrat untuk bergerak dan tercapainya gerakan yang benar. 5) Meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan gerak dasar. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006, hlm.175), tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3) Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilainilai yang terkandung didalam Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan. 4) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 5) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untukmencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, serta memiliki sifat yang positif. c. Manfaat Pendidikan jasmani Secara umum, manfaat Pendidikan Jasmani di sekolah sesuai yang tertuang dalam KTSP (Depdiknas, 2006, hlm.6) mencakup sebagai berikut. 1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak. Pelaksanaan : kegiatan anak adalah bermain, dengan bermain, kebutuhan akan gerak anak terpenuhi. Penerapan : bergerak dengan bermain adalah kegiatan yang dibutuhkan anak.

2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya. Pelaksanaan : agar anak mengetahui potensi apa yang berada di lingkungan nya untuk mengembangkan potensi dirinya. Penerapan :dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang disenangi anak. 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna. Pelaksanaan : memberikan dasar-dasar kegiatan yang baik untuk dilakukan anak. Penerapan : mengajarkan dasa-dasar oteknik olah raga yang baik bila dalam kegiatan Pendidikan Jasmani. d. Permainan Bola Voli Permainan bola voli pertama kali ditemukan diberinama Mintonette. Mintonette (Volley ball) diciptakan oleh William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. William G. Morgan menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masingmasing tim beranggotakan lima orang. Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).

Sukantika (1983, hlm.34), mengemukakan pengertian permainan bola voli sebagai berikut. Permainan bola voli adalah suatu cabang permainan beregu yang dimainkan oleh dua grup berlawan yang masing-masing regu menempati petak lapangan permainan yang dipisahkan oleh net. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Masing-masing grup berusaha untuk menyentuhkan bola ke lapangan lawannya dan hanya boleh memantulkan bola maksimal 3 kali di lapangan sendiri. Syarifudin (1993, hlm.183), mengemukakan pengertian permainan bola voli sebagai berikut. Permainan bola voli merupakan suatu untuk bentuk permainan yang termasuk dalam cabang olahraga yang artinya pukulan langsung atau memukul bola langsung di udara dan menjaga agar bola sebelum jatuh ke tanah. Muhajir (2009, hlm.22), mengemukakan tujuan permainan bola voli sebagai berikut. 1. Mengetahui cara melakukan permainan bola voli. 2. Mengetahui jenis, serta tata cara melakukan servis dan passing dalam permainan bola voli. 3. Mengetahui jenis, serta tata cara melakukan umpan. 4. Mengetahui jenis, serta tata cara melakukan pukulan atau spike dan bendungan (block). 5. Mengetahui jenis, tata cara penyerangan. 6. Mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh para pemain atau atlet, sehingga dapat dikembangkan kembali.

B. Pengertian Spike Agar dapat melakukan permainan bola voli dengan baik, ada beberapa teknik yang harus dilakukan dengan benar servis, passing,smash/spike, dan block. Miryanto (2006, hlm.128), mengemukakan pengertian spike. spike adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apa bila pukulan bola lebih tinggi berada di atas net, maka bola dapat dipukul tajam ke bawah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik spike sangat penting untuk mematikan bola di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu, kalau hendak memenangkan pertandingan bola voli, harus menguasai teknik spike dengan baik, karena spikecara yang sangat jitu untuk mematikan bola di daerah lapangan lawan. Untuk menguasai keahlian spike dengan sangat baik, diperlukan adanya latihan yang sistematis sehingga peserta didik dapat menguasai keahlian spike secara maksimal. Proses gerakan nya terdiri dari : 1. Langkah awal 2. Tolakan atau take off 3. Memukul bola saat menyerang di udara 4. Mendarat kembali setelah memukul a. Awalan (1) Badan berada di depan net. (2) Melangkah mengejar bola. (3) Mata tertuju pada arah datangnya bola. b. Loncatan spike (1) Meloncat dengan ketinggian maksimal. (2) Tangan berada di atas net. (3) Posisi badan berada di depan net.

c. Pukulan bola (1) Pada saat badan berada pada ketinggian maksimal, memukul bola pada raihan teringgi dengan tangan terbuka. (2) Pada saat akan memukul bola, pandangan tertuju pada bola. (3) Menjaga keseimbangan badan agar tidak terdorong ke net. d. Pendaratan (1) Pada saat mendarat dengan kdua kaki dan dalam keadaan lentur. (2) Pada saat mendarat, kembali ke lapangan segeralah disusul dengan kembali ke posisi normal. C. Pembelajaran Loncatan Spike Melalui Permainan Lompat Tali 1. Hubungana Antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Permainan Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual. Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik.bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani.akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang

terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif.kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya. 2. Permainan Yang Diterapkan Permainan yang diterapkan adalah lompat tali, lompat tali adalah salah satu permainan yang bisa diterapkan untuk melatih loncatan sipe dalam permainan bola voli, karena permainan ini melatih tolakan dalam lomptan, 3. Kelebihan Permainan Lompat Tali Kelebihan permainan lompat tali dalam penerapan untuk melatih loncatan spike dalam bola voli, permainan ini melatih tolakan lompatan, dalam permainan bola voli tolakan loncatan sangat diperlukan, karena itu permainan ini sangat membantu untuk melatih lompatan yang tinggi dan kekuatan kaki. 4. Penerapan Dalam Pembelajaran XXX XXX Gambar 2.1 XXX XXX Keterangan: X= kelompok membentangkan tali Y= kelompok yang bermain Permainan Lompat Tali

Melalui penerapan permainan lompat tali dalam peningkatan loncatan spike bola voli, peneliti berkeyakinan bahwa masalah-masalah yang dihadapi peserta didik akan dapat teratasi. D. Permainan Lompat Tali Berikut ini pelaksanaan tahapan permainan lompat tali yang akan dilaksanakan. a. Persiapan 1) Peserta didik melakukan peregangan statis dan dinamis 2) Peserta didik berdiri untuk membentuk dua kelompok 3) Peserta didik beradu tos untuk memilih kelompok yang akan bermain b. Pelaksanaan 1) Kelompok yang kalah menjadi pembentang tali 2) Kelompok yang menang, bermain lompat tali ke dalam beberapa tahap 3) Ketika kelompok yang bermain melakukan kesalahan dengan menyentuh tali atau terkena tali, maka kelompok yang bermain bergiliran menjadi kelompok yang membentangkan. 4) Setelah seluruh peserta didik telah melakukan permainan semuanya, permainan berakhir. 5) Peserta didik melakukan pendinginan untuk memulihkan stamina. E. Hasil Penelitian Lain Yang Relevan Beberapa hasil penelitian dan karya tulis yang relevan sebagai acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas, diuraikan sebagai berikut. 1. Peneliti bernama Rijal Erfandiana dengan judul Kontribusi Latihan Berpos Terhadap peningkatan Kemampuan Spike Dalam Permainan Bola Voli Pada Ekstrakulikuler Siswa di SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. Hasil penilaian atau evaluasi pola latihan teknik dasar smash ini yaitu sebagai berikut. Latihan Berpos memberikan

kontribusi dibandingkan dengan latihan tanpa berpos terhadap peningkatan spike dalam permainan bola voli pada ekstrakulikuler siswa SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. 2. Sumber hasil penelitian yang relevan lainnya yaitu peneliti bernama Anton Hilman dengan judul. Meningkatkan Kemampuan Spike Bola Voli Melalui Perubahan Ketinggian Net Di Kelas V SDN Genteng Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka. Hasil penelitiannya yaitu sebagai berikut. Keterampilan Spike Bola Voli siswa kelas V SDN Genteng Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka meningkat dengan Pembelajaran Spikemenggunakan perubahan ketinggian net. F. Hipotesis Tindakan Kemampuan Gerak Dasar Loncatan SpikeBola Voli Siswa Kelas IV SDN Cikurubuk Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang akan meningkat jika pembelajaran Spike menggunakan permainan lompat tali.