BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan). Hampir seluruh perusahaan menggunakan harta-harta yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kebutuhan perusahaan dalam aktiva lancar adalah untuk membiayai operasi

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB II LANDASAN TEORI

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan berkaitan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. penting. Menurut Mulyadi (2012: 8): Biaya adalah pengorbanan sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dimulainya era pasar bebas, dimana perusahaan dituntut untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini telah berkembang dunia usaha yang semakin bermunculan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS PROFITABILITAS PADA PT BFI FINANCE INDONESIA. Aiden Tumiwa J. R. E. Tampi S. A. P. Sambul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

Contoh : (200) (250) 2.550

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah :

I. PENDAHULUAN. melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu unggul di dalam persaingan dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Biaya Kualitas 2.1.1.1. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas merupakan kegiatan penting dalam produksi perusahaan. Dalam jangka pendek, perusahaan yang tidak memperhatikan biaya kualitas seakanakan dapat menekan biaya produksi karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya kualitas yang jumlahnya terkadang cukup besar. Namun dalam jangka panjang perusahaan tidak memperhatikan kualitas produk outputnya akan mengalami kesulitan pemasaran. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan untuk bersaing dengan produk-produk sejenis dari perusahaan-perusahaan pesaing yang kualitasnya lebih baik. Menurut Bambang Hariadi (2002:387) mendefinisikan biaya kualitas yaitu sebagai berikut : Biaya kualitas adalah biaya atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghindarkan suatu produk atau jasa dari kualitas jelek yang mungkin ada. Definisi mencakup dua aktivitas yaitu aktivitas pengendalian (control activities) dan aktivitas kegagalan (failure activities). Sedangkan menurut Blocher, Chen dan Lin (2000:220) mendefinisikan biaya kualitas yaitu sebagai berikut : 11

12 Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengindentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah. Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya kualitas merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghindari terjadinya barang yang diproduksi mengalami kegagalan (cacat) atau biaya yang dikeluarkan karena adanya barang cacat yang diakibatkan dari kualitas barang yang rendah. 2.1.1.2. Klasifikasi Biaya Kualitas Biaya kualitas tidak hanya terdiri atas biaya untuk mencapai mutu, tetapi juga biaya yang terjadi karena kurangnya kualitas. Untuk memahami dan meminimalkan biaya kualitas, jenis biaya kualitas harus diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Menurut Joseph Juran dalam Blocher, Chen dan Lin (2000:220) mengklasifikasikan biaya kualitas kedalam empat kategori: 1. Biaya Pencegahan Biaya Pencegahan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat kualitas. 2. Biaya penilaian Biaya penilaian (deteksi) dikeluarkan dalam rangka pengukuran dan analisis data untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya. Biaya-biaya ini terjadi setelah produksi tetapi sebelum penjualan.

13 3. Biaya Kegagalan Internal Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada pelanggan. Biaya-biaya ini tidak bernilai tambah dan tidak pernah diperlukan. 4. Biaya kegagalan eksternal Biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang terjadi dalam rangka meralat cacat kualitas setelah produk sampai pelanggan dan laba yang gagal karena hilangnya peluang sebagai akibat adanya produk atau jasa yang tidak dapat diterima pelanggan. Keempat kategori biaya kualitas ini saling mempengaruhi, menurut Crosby bahwa biaya kualitas mempunyai dua komponen yaitu harga kesesuaian (`conformance`) dan harga ketidaksesuaian (`non conformance`). Biaya pencegahan dan biaya penilaian merupakan cost of conformance karena biaya-biaya tersebut terjadi dalam rangka memastikan produk atau jasa sesuai dengan harapan pelanggan. Biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal merupakan cost of non conformance. Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan dan `opportunity cost` karena ditolaknya produk atau jasa. Biaya pencegahan biasanya merupakan biaya terendah dan paling mudah untuk dikendalikan oleh manajemen diantara empat kategori biaya kualitas. Biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal merupakan biaya kualitas yang termahal, khususnya biaya kegagalan eksternal.

14 Rendahnya biaya produksi sebagai akibat perbaikan kualitas akan membentuk harga pokok produksi dan harga jual yang wajar dan kompetitif (harga bersaing), yang akan menjadi keunggulan tersendiri bagi perusahaan yang bersangkutan. Karena produk yang dihasilkan adalah produk berkualitas dengan tingkat harga yang bersaing maka akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, dimana produk yang dihasilkan tersebut telah dibuat sesuai dengan spesifikasi dan keinginan pelanggan. 2.1.2. Biaya Pencegahan 2.1.2.1. Pengertian Biaya Pencegahan Biaya Pencegahan merupakan komponen biaya kualitas yang sangat penting bagi kegiatan pengendalian kualitas. Apabila komponen biaya pencegahan dimaksimalkan maka kualitas produk yang dihasilkan perusahaan akan menjadi semakin baik. Menurut Blocher, Chen dan Lin (2000: 220) mendefinisikan biaya pencegahan yaitu sebagai berikut : Biaya Pencegahan (Prevention Cost) merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat kualitas Sedangkan Menurut Nursya`bani Purnama (2006:24) mendefinisikan biaya pencegahan yaitu sebagai berikut : biaya pencegahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kerusakan produk atau kesalahan dalam layanan

15 Definisi biaya pencegahan menurut Bambang Hariadi (2002:388): Biaya pencegahan merupakan biaya yang berkaitan dengan upaya untuk mencegah adanya kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya pencegahan merupakan biaya-biaya yang diperlukan dalam usaha untuk menghindari produk yang dihasilkan cacat. Biaya pencegahan sering pula diartikan sebagai biaya-biaya yang timbul untuk mencegah produksi produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. 2.1.2.2. Komponen Biaya Pencegahan Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2000:220) ada beberapa komponen biaya yang termasuk dalam biaya pencegahan, yaitu sebagai berikut: 1. Biaya pelatihan Kualitas Yaitu pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk program-program pelatihan internal dan eksternal, yang meliputi upah dan gaji yang dibayarkan dalam pelatihan, biaya instruksi, biaya staf klerikal dan macam-macam biaya dan bahan habis pakai untuk menyiapkan buku pegangan dan manual instruksi. 2. Biaya Perencanaan Kualitas Upah dan overhead untuk perencanaan kualitas, lingkaran kualitas, desain prosedur baru, desain peralatan baru untuk meningkatkan kualitas kehandalan dan evaluasi supplier.

16 3. Biaya Pemeliharaan peralatan Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memasang, menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki dan menginspeksi peralatan produk, proses, dan sistem. 4. Biaya Penjaminan Supplier Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan kebutuhan dan pengukuran data, auditing, dan pelaporan kualitas. Umumnya, dengan naiknya biaya pencegahan, biaya kualitas lainnya akan menurun. Jelas sekali, cara terbaik bagi perusahaan dalam mengeluarkan uang untuk biaya yang berkaitan dengan kualitas dengan cara menginvestasikan kedalam tindakan-tindakan pencegahan. Biasanya biaya pencegahan merupakan biaya kebijakan dan sebagian besar merupakan biaya yang paling efektif untuk memperbaiki kualitas. 2.1.3. Rasio Profitabilitas 2.1.3.1. Pengertian Rasio Profitabilitas Dibawah ini terdapat beberapa pendapat para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan tentang pengertian analisis profitabilitas. James C. V Horne dan John M Whachowic, JR. (2005:222) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai berikut: Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi.

17 Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:304) mengemukakan bahwa : Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Menurut Agus Sartono (2008:122), rasio profitabilitas adalah : Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dari pengertian yang telah diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau laba dari tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. 2.1.3.2. Klasifikasi Rasio Profitabilitas Menurut James C. V Horne dan John M Whachowic, JR. (2005:222) rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama-sama, rasio ini akan menunjukan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan. a. Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan: 1. Rasio Margin laba kotor (Gross Profit Margin) memberitahu laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual. Rasio tersebut merupakan

18 pengukur efisiensi operasi perusahaan, serta merupakan indikasi dari cara produk ditetapkan harga. 2. Rasio Margin Laba Bersih (Profit On Sales) adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. b. Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi 1. Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA) Rasio ini membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. 2. Return On Equity (ROE) Rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama. 2.1.4. Return On Investment (ROI) 2.1.4.1. Pengertian Return On Investment (ROI) Dibawah ini terdapat beberapa pendapat para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan tentang pengertian Return On Invesment (ROI). Sedangkan menurut S. Munawir (2004:89) menjelaskan bahwa : Return On Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

19 Menurut Lukman Syamsudin ( 2007:63), mengatakan bahwa: Return On Investment (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Menurut Agus Sartono (2008:123) return on investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan Dari pengertian yang telah diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan (total aktiva) yang dimiliki perusahaan, Sehingga dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan. Analisis rasio Return On Investmen (ROI) dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu teknik analisis yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Return On Investment (ROI) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh keuntungan.

20 2.1.4.2. Rumus Return On Investment (ROI) Menurut Lukman Syamsudin ( 2007:63) Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA), Rasio ini membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. ROI = 2.1.4.3. Kegunaan Return On Investment (ROI) Menurut S. Munawir (2004:91) kegunaan Return On Investment (ROI) dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka management dengan menggunakan tehnik analisa ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efesiensi dibagian penjualan. b. Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah, sama, atau di atas rata-ratanya. c. Analisa ROI-pun dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakantindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. d. Analisa ROI juga dapat digunakan unutk mengukur profitabilitas dari masingmasing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. e. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan expansi. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegunaan Return On Investment (ROI) sifatnya menyeluruh dan dapat digunakan untuk mengambil

21 keputusan bagi pihak manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan untuk perencanaan dimasa mendatang. 2.1.5. Pengaruh Biaya Pencegahan Terhadap Return On Investment Adanya pengaruh antara biaya pencegahan terhadap Return On Investment (ROI) terdapat dalam pernyataan Blocher, Chen, Lin (2000:223), yaitu sebagai berikut: Dengan mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk pencegahan, perusahaan semakin sedikit mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan kegagalan internal dan eksternal. Penghematannya sendiri bisa menjadi besar sekali. Perusahaan tidak hanya menikmati nilai yang dirasakan dari produknya tetapi juga penjualan dan pangsa pasar yang meningkat, serta laba dan ROI yang semakin tinggi. 2.2 Kerangka Pemikiran Salah satu fungsi objektif perusahaan adalah going concern, yaitu kegiatan suatu perusahaan diharapkan akan berjalan terus-menerus, dalam hal ini berkaitan dengan aktivitas produksi. PT PINDAD (Persero) merupakan perusahaan manufacture yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial. Kegiatan PT PINDAD mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan dan fabrikan serta perawatan. Tentunya dalam memproduksi produk tersebut PT PINDAD (Persero) berorientasi pada produk yang berkualitas. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka peruahaan harus mengeluarkan biaya yang berkenaan dengan peningkatan kualitas. biaya tersebut adalah biaya kualitas.

22 Menurut Blocher, Chen dan Lin (2000:220) mendefinisikan biaya kualitas yaitu sebagai berikut : Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengindentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah. Dalam biaya kualitas terdapat biaya pencegahan yang dialokasikan untuk aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencegahan produk cacat. Pengertian Biaya pencegahan menurut Blocher, Chen, dan Lin (2000:220) adalah, biaya pencegahan (prevention cost) merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat kualitas. Umumnya dengan naiknya biaya pencegahan maka biaya kualitas lainnya akan menurun. Maka cara terbaik bagi perusahaan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas yaitu dengan menginvestasikan dana kedalam tindakan-tindakan pencegahan. Biasanya biaya pencegahan merupakan biaya kebijakan dan sebagian besar merupakan biaya yang efektif untuk memperbaiki kualitas. Adapun komponen biaya pencegahan yang dikemukakan oleh Blocher, Chen, Lin (2000:220), komponen biaya yang termasuk dalam biaya pencegahan adalah sebagai berikut: 1. Biaya pelatihan kualitas 2. Biaya perencanaan kualitas 3. Biaya pemeliharaan peralatan 4. Biaya penjaminan supplier

23 Dengan pengendalian biaya pencegahan akan menghasilkan produk atau jasa berkualitas tinggi. Produk dan jasa yang berkualitas tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai beberapa keunggulan kompetitif dan dan keunggulan kompetitif akan berpengaruh pada pencapaian profitabilitas perusahaan yang lebih tinggi dan mempunyai `return on investment` yang tinggi pula. Pelanggan merasa bahwa kualitas produk adalah produk yang yang mempunyai nilai (value) yang lebih tinggi. Nilai (value) tinggi yang dirasakan pelanggan memungkinkan perusahaan untuk mementukan harga yang lebih tinggi atau untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Memperluas pangsa pasar berarti membuka peluang perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan dengan peningkatan penjualan tersebut maka pendapatan perusahaan pun tentunya akan meningkat. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan. Peningkatan laba perusahaan akan digunakan untuk menilai seberapa besar pengembalian atas investasi (return on investment) yang telah dikeluarkan. Adanya pengaruh biaya pencegahan terhadap Return On Investment (ROI) diperkuat oleh pernyataan Blocher,Chen, Lin (2000:223), yaitu sebagai berikut: Dengan mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk pencegahan, perusahaan semakin sedikit mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan kegagalan internal dan eksternal. Penghematannya sendiri bisa menjadi besar sekali. Perusahaan tidak hanya menikmati nilai yang dirasakan dari produknya tetapi juga penjualan dan pangsa pasar yang meningkat, serta laba dan ROI yang semakin tinggi.

24 Return On Investment (ROI) sendiri adalah suatu rasio yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Lukman Syamsudin ( 2007:63), mengatakan bahwa: Return On Investment (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Untuk menghitung besarnya tingkat Return On Investment (ROI) adalah sebagi berikut: ROI = Lukman Syamsudin ( 2007:63) Laba bersih yang dihitung adalah laba bersih setelah bunga dan pajak dan keseluruhan aktiva sebagai pembandingnya.

25 Berdasarkan kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Variable X Biaya Pencegahan t 1. Biaya pelatihan kualitas 2. Biaya perencanaan kualitas 3. Biaya pemeliharaan peralatan 4. Biaya penjaminan supplier (Blocher,Chen, dan Lin, 2000:220) Blocher, Chen, Lin (2000:223) Variabel Y Return On Investment Net profit after taxes (Laba bersih setelah pajak) total assets (Total aktiva) ROI= (Lukman 2007:63) Syamsudin Gambar 2.1 Paradigma Kerangka Pemikiran Analisis Biaya Pencegahan Pengaruhnya Terhadap Return On Investment (ROI) Penelitian Terdahulu (Studi Empiris) 1. Penelitian Budi Santoso tahun 2005 meneliti Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan, dan hasilnya menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara biaya kualitas terhadap profitabilitas. 2. Penelitian Winarti Apriani tahun 2006 meneliti Peranan Biaya Pencegahan Dalam Meningkatkan Return On Investment (ROI) (Suatu Kasus Terhadap PT PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pencegahan berperan signifikan dalam meningkatkan Return On Investment (ROI).

26 3. Penelitian Dewi Puji tahun 2006 meneliti Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Penjualan pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Pabrikteks Tegal yang menyatakan bahwa biaya kualitas berpengaruh terhadap penjualan sebesar 63,3%. 4. Penelitian Rahmat Nurcahyo dan Amalia Suzanti tahun 2007 meneliti Pengaruh perhitungan dan analisis biaya kualitas pada rumah sakit X dari penelitaian tersebut dapat disimpulkan bahwa alokasi biaya kualitas yang tepat akan memberikan manfaat optimal yang berupa turunnya tingkat kegagalan. Peningkatan alokasi dana untuk biaya pencegahan akan menurunkan biaya kegagalan internal yang dikeluarkan rumah sakit X. Berikut tabel perbandingan jurnal penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 2.1 Studi Empiris dengan Penelitian Terdahulu Peneliti Terdahulu Budi Santoso (2005) Winarti Apriani (2006) Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Peranan Biaya Pencegahan Dalam Meningkatkan Return On Investment (ROI) Biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biya kegagalan eksternal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap EBIT. Sedangkan secara parsial hanya biaya kegagalan yang berpengaruh yang signifikan terhadap EBIT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pencegahan berperan signifikan dalam meningkatkan Return On Investment (ROI). Variabel x terdiri dari empat yaitu variabel x1=biaya pencegahan X2=biaya penilaian X3=biaya kegagalan iternal X4=biaya kegagalan eksternal Profitabilitas menggunakan alat ukur EBIT Tidak menganalisis korelasi dan determinasi. Sama-sama menganalisis biaya kualitas tetapi penulis hanya menghitung pengaruh biaya pencegahan nya saja terhadap Return On Investment Sama-sama menganalisis variabel independend biaya pencegahan

27 (Suatu Kasus Terhadap PT PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor ) Dewi Puji S. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Penjualan Pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Pabriteks Tegal Rahmat Nurcahyo dan Amalia Suzanti (2007) Perhitungan Dan Analisa Biaya Kualitas Pada Rumah Sakit X Digunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT Industri Sandang Nusantara unit Pabriteks Tegal, diperoleh persamaan regresi Y = 1,36 E+09 + 3,501X1+ 29,741 X2. Dengan uji t diperoleh hasil bahwa biaya pencegahan tidak berpengaruh terhadap penjualan dan biaya penilaian berpengaruh signifikan terhadap penjualan. Pengujian secara bersama-sama dengan uji F menunjukkan bahwa kedua komponen biaya kualitas yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai pengaruh bersama terhadap penjualan. Dari penelitian didapati bahwa alokasi biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal) yang tepat akan memberikan manfaat optimal yang berupa turunnnya tingkat kegagalan. Peningkatan alokasi dana untuk biaya pencegahan akan menurunkan biaya kegagalan internal yang dikeluarkan rumah sakit X Variabel dependend yang diteliti adalah penjualan sedangkan penulis meneliti biaya pencegahan terhadap return on investment, ROI sebagai variabel dependend Hanya meneliti variabel independend yaitu X1=biaya pencegahan X2=biaya penilaian X3=biaya kegagalan iternal X4=biaya kegagalan eksternal dan variabel dependend Return On Investment Sama-sama menganalisis biaya pencegahan Samasama menganalisis biaya pencegahan

28 2.3 Hipotesis Menurut Sugiyono (2008:85) Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Biaya Pencegahan Berpengaruh Positif Terhadap Return On Investment (ROI) Pada PT Pindad (Persero) Bandung.