PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI ASAM TERHADAP KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PELEPAH PISANG (Musa Paradisiaca L)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI KATALIS ASAM DAN KECEPATAN PENGADUKAN PADA HIDROLISIS SELULOSA DARI AMPAS BATANG SORGUM MANIS

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN RATIO BAHAN PADA HIDROLISA TEPUNG KULIT SINGKONG

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

HIDROLISA PATI DARI KULIT SINGKONG (VARIABEL RATIO BAHAN DAN KONSENTRASI ASAM)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR DAN KONSENTRASI KATALIS PADA KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG KULIT KETELA POHON

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Glukosa Terbentuk dan Konstanta Kecepatan Reaksi pada Hidrolisa Kulit Pisang

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT

KINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK

DEKOMPOSISI PELEPAH PISANG MENJADI GLUKOSA SECARA TERMOKIMIA DALAM AIR PANAS BERTEKANAN (HOT COMPRESSED WATER)

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL

HIDROLISIS KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) MENJADI SIRUP GLUKOSA DENGAN KATALIS ASAM KLORIDA

PERPINDAHAN MASSA KARBOHIDRAT MENJADI GLUKOSA DARI BUAH KERSEN DENGAN PROSES HIDROLISIS. Luluk Edahwati Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

HIDROLISIS KOLAGEN PEMBUATAN LEM DARI KULIT SPLIT DENGAN KATALISATOR H 2 SO 4

PENGARUH SUHU, ph, WAKTU HIDROLISIS, DAN KONSENTRASI H2SO4 TERHADAP KADAR GLUKOSA YANG DIHASILKAN DARI LIMBAH KULIT KAKAO

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

PENGARUH KONSENTRASI SUSPENSI PATI TERHADAP HIDROLISIS PATI YANG TERKANDUNG DALAM TEPUNG PATI RAJAWALI

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS ENCENG GONDOK MENJADI FURFURAL DENGAN KATALISATOR HCL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian I. Optimasi Proses Asetilasi pada Pembuatan Selulosa Triasetat dari Selulosa Mikrobial

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH WAKTU HIDROLISA DAN KONSENTRASI ASAM PADA HIDROLISA PATI KENTANG DENGAN KATALIS ASAM

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

PENYIAPAN BAHAN BAKU DALAM PROSES FERMENTASI FASE CAIR ASAM SITRAT MELALUI PROSES HIDROLISA AMPAS SINGKONG

ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

KINETIKA HIDROLISA KULIT PISANG KEPOK MENJADI GLUKOSA MENGGUNAKAN KATALIS ASAM KLORIDA

STUDI PERBANDINGAN KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN KATALIS ASAM SULFAT

BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISIS SDAN FERMENTASI DENGAN N SACCHAROMYCES CEREVISIAE

DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Katalis Pada Proses Esterifikasi Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) Menjadi Biodiesel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT COKELAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN PUPUK KALIUM DARI EKSTRAK ABU PELEPAH BATANG PISANG, BELERANG DAN UDARA

PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Peralatan dan Metoda

PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrofilia. L) UNTUK PEMBUATAN BIOETANOLSECARA HIDROLISIS ASAM

7 HIDROLISIS ENZIMATIS DAN ASAM-GELOMBANG MIKRO BAMBU BETUNG SETELAH KOMBINASI PRA-PERLAKUAN SECARA BIOLOGIS- GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Advisory (FAR), mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH RASIO ASAM SULFAT TERHADAP ASAM NITRAT PADA SINTESIS NITROBENZENA DALAM CSTR

MAKALAH SEMINAR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

PROSES HIDROLISIS SAMPAH ORGANIK MENJADI GULA DENGAN KATALIS ASAM

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

PEMBUATAN GELATIN DARI TULANG AYAM BOILER DENGAN PROSES HIDROLISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.) MENJADI GLUKOSA DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

Jason Mandela's Lab Report

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LIMBAH. Veteran Jatim A Abstrak. sebagai. hidrolisa yang. menggunakan khamir. kurun waktu. beberapa tahun hingga lain seperti pembuatan

Transkripsi:

E K U I L I B R I U M ISSN : 1412-9124 Vol. 11. No. 2. Halaman : 73 77 Juli 2012 PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI ASAM TERHADAP KINETIKA REAKSI HIDROLISIS PELEPAH PISANG (Musa Paradisiaca L) Enny Kriswiyanti Artati*, Feliciana Irvina W. H., Fatimah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Surakarta 57126 Telp/fax: 0271-632112 *Email: enny91@yahoo.com Abstract: Banana stem is a biomass that contain high cellulose that can be converted into glucose through hydrolysis reaction. This research purposes were to understand the influence of any kind of acid and its concentration for banana leaves cellulose hydrolysis and to gain the kinetic data or the reaction rate constant (k) of banana leaves hydrolysis reaction. The constant variables in this research were mass of banana leaves (25 gram), mass ratio of solid to solvent (1:10) and cooking temperature (100 o C). The observated variables were kind of acid (H 2 SO 4 and HCl) in each concentration of 1.0 N; 1.5 N; 2.0 N; 2.5 N; 3.0 N. The glucose samples were then analyzed using refractometer. Datas showed that at higher acid concentration and longer reaction time, the higher glucose concentration was formed. Datas also showed that HCl will deliver higher glucose concentration than H 2 SO 4. The maximum operation condition was gained at 2 N HCl concentration. By assuming the order of hydrolysis reaction was one, the reaction rate constant were in the range of 0.000182 0.0043/minute and 0.00209 0.0066/minute for H 2 SO 4 and HCl respectively. Keywords: cellulose hydrolysis; banana stem; sulfite acid; chloride acid PENDAHULUAN Indonesia merupakan penghasil biomassa yang jumlahnya cukup besar. Biomassa dapat berasal dari rumah tangga, pertanian, dan industri. Biomassa merupakan sumber energi yang menarik untuk dikembangkan karena jumlahnya yang melimpah dan sifatnya yang dapat diperbarui. Beberapa tahun belakangan ini telah dilakukan pengembangan biomassa selulosik (selulosa dan hemiselulosa) seperti limbah pertanian dan pengolahan hutan, kertas bekas, dan limbah industri, sebagai sumber glukosa untuk difermentasi menjadi etanol. Sumber selulosa yang dapat digunakan antara lain, adalah sisa-sisa produk pertanian dan hasil hutan, kertas bekas, dan limbah industri (White, 2000). Sisa produk pertanian yang banyak dihasilkan salah satunya adalah pelepah pisang. Seperti halnya biomassa pada umumnya, pelepah pisang mengandung selulosa sebesar 40,1% dan lignin 17,8% (Kamara et. al., 2006). Selulosa dapat digunakan untuk membuat bioetanol dengan cara hidrolisis dan fermentasi. Hidrolisis pada selulosa ada beberapa cara antara lain dillute acid hydrolisis, concentrated acid hydrolisis, dan enzymatic hydrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan jenis asam untuk hidrolisis selulosa pelepah pisang serta memperoleh data kinetika atau tetapan kecepatan reaksi (k) hidrolisis pelepah pisang. Tanaman pisang merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak diusahakan di daerah tropis. Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali kemudian mati. Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang di bawah tanah (bonggol) yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol tumbuh tanaman baru (Admin, 2006). Pelepah pisang diperoleh dari batang pisang palsu (pseudo-stem) yang mengandung selulosa sebesar 40,1% dan lignin 17,8% (Kamara et al., 2006). Selulosa merupakan penyusun utama kayu berupa polimer alami yang panjang dan linier terdiri dari residu β-d-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida pada posisi C1 dan C4. Selulosa mempunyai sifat antara lain berwarna putih, berserat, tidak larut dalam air dan pelarut organik serta mempunyai kuat tarik yang tinggi. Berdasarkan sifat kelarutan selulosa dalam alkali, selulosa dibagi menjadi tiga macam yaitu α-selulosa (merupakan selulosa yang tidak larut dalam larutan NaOH 17-18%), β-selulosa (merupakan jenis selulosa yang larut dalam larutan NaOH 17-18%) dan γ-selulosa. 73

Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa pecah atau terurai. Reaksi ini merupakan reaksi orde satu, karena air yang digunakan berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. Terdapat beberapa jenis proses hidrolisis antara lain: hidrolisis murni (sebagai reaktan hanya air), hidrolisis dengan larutan asam (bisa berupa asam encer atau pekat), hidrolisis dengan basa (bisa berupa basa encer atau pekat) dan hidrolisis dengan menggunakan enzim. Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa pecah terurai. Reaksi hidrolisis: (C 6 H 10 O 5 )n + n H 2 O hidrolisis nc 6 H 12 O 6 Selulosa Air Glukosa (1) Pada reaksi hidrolisis polisakarida dengan air, air akan menyerang selulosa pada ikatan 1-4 glukosida menghasilkan dextrin, sirup atau glukosa tergantung pada derajat pemecahan rantai polisakarida dalam selulosa. Reaksinya merupakan reaksi order satu jika digunakan air yang berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. Tetapi reaksi antara air dan selulosa ini berlangsung sangat lambat sehingga diperlukan bantuan katalisator untuk memperbesar kereaktifan air. Katalisator ini bisa berupa asam maupun enzim. Katalisator asam yang biasa digunakan adalah asam klorida, asam nitrat dan asam sulfat. Glukosa yang dihasilkan selama proses hidrolisis difermentasi menjadi etanol. Hasil hidrolisis enzim lebih dapat dikendalikan, sehingga dapat diatur kadar maltosa dan glukosanya. Proses hidrolisis dengan menggunakan asam dipengaruhi oleh ukuran bahan, kecepatan pengadukan, konsentrasi asam, rasio bahan, suhu, dan waktu. Semakin halus ukuran bahan permukaan bidang kontak akan semakin luas sehingga kecepatan reksi akan bertambah cepat dan akan memperbesar konversi reaksi (Supranto, 1998). Laju proses hidrolisis akan bertambah oleh konsentrasi asam yang tinggi. Meskipun konsentrasi asam yang tinggi dapat menambah laju hidrolisis, konsentrasi asam yang tinggi juga akan mengakibatkan terikatnya material pengotor seperti SiO 2, phospat, dan garam Ca, Mg, K, Na, maka perlu perbandingan yang sesuai antara bahan yang akan dihidrolisis dengan konsentrasi asam yang ditambahkan (Kerr,1950). Rasio bahan yang semakin besar maka konsentrasi glukosa hasil hidrolisis semakin banyak pula. Karena dengan semakin besar rasio bahan semakin besar pula bahan yang bereaksi dengan larutan sehingga dihasilkan pula hasil yang semakin banyak (Supranto, 1998). Suhu berpengaruh terhadap konstanta kecepatan reaksi. Jika suhu tinggi, konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar sehingga reaksi dat semakin cepat (Kirk Othmer, 1983). reaksi yang semakin lama akan memperbanyak jumlah tumbukan zat-zat pereaksi sehingga molekul-molekul yang bereaksi semakin banyak dan memperbanyak hasil yang terbentuk (Supranto, 1998). Pengadukan berkaitan dengan faktor frekuensi tumbukan (A) pada persamaan Arhenius sehingga dengan adanya pengadukan maka kecepatan reaksi akan meningkat. Salah satu cara untuk menganalisis kadar glukosa yaitu menggunakan refraktometer. Satuan skala pembacaan refraktometer yaitu o brix. o Brix adalah satuan skala yang digunakan untuk pengukuran kandungan padatan terlarut (Purwono, 2002). Skala brix dari refraktometer sama dengan berat gram glukosa dari 100 gram larutan glukosa. Reaksi hidrolisa yang terjadi pada pelepah pisang (Matz, 1970)adalah : (C 6 H 10 O 5 ) n + n H 2 O n(c 6 H 12 O 6 ) Selulosa Glukosa (2) Dari persamaan reaksi hidrolisa di atas bila dianggap sebagai reaksi elementer dan reaksi samping diabaikan, maka persamaan kecepatan reaksi adalah : n -r A = k.c A.C B (3) Karena konsentrasi B sangat besar, maka konsentrasi B dapat dianggap bernilai konstan untuk setiap nilai n. Maka persamaan (3) menjadi : - r A = k.c A dengan k = k. C B n dc - A = k.c A (4) dt karena C A = C Ao (1-x) maka persamaan (4) menjadi: d(1 x) - =k.dt (5) (1- x) Jika diintegralkan dengan batasan t=0, x=0 dan t=t, x=x, maka persamaan (5) menjadi: -ln (1-x) = k.t + C (6) Persamaan (6) menunjukkan hubungan antara konversi reaksi dengan waktu. Dengan x adalah konversi reaksi yang menyatakan perbandingan jumlah selulosa yang bereaksi 74 E K U I L I B R I U M Vol. 11. No. 2. Januari 2012 : 73 77

dengan jumlah selulosa mula-mula, dan C adalah suatu konstanta. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelepah pisang dengan kadar air 5,8% dan kadar selulosa 38,54%, larutan H 2 SO 4, larutan HCl, aquadest. Alat utama yang digunakan adalah magnetik stirer, pendingin bola, dan erlenmeyer. Analisis Kadar Alpha Selulosa. Pulp basah sebanyak 5 gram ditambah dengan 50 ml larutan NaOH 17,5% dan dibiarkan beberapa menit. Kemudian melembutkan pulp dan menambahkan 50 ml larutan NaOH dan dibiarkan selama 30 menit. Menambahkan 300 ml air dan disaring dengan kain. Selanjutnya dicuci dengan 1 L air dan 100 ml larutan asam asetat encer (1:4). Kemudian mencuci dengan 1 L air panas, memeras air yang masih terkandung dalam pulp dan mengeringkannya. Proses Hidrolisis. Mula-mula pelepah pisang yang sudah dikeringkan, dihancurkan dengan menggunakan blender sampai menjadi serbuk dan diayak menggunakan ayakan 50 mesh. Sebanyak 25 gram bahan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Untuk memperoleh glukosa optimum dilakukan penambahan larutan H 2 SO 4 dengan konsentrasi 1 N sebanyak 250 ml. Kemudian menghidupkan magnetik stirer dan memanaskan larutan sampai suhu 100 o C. Hidrolisis dilakukan sampai 120 menit. Pengambilan sampel dimulai saat larutan mencapai suhu 100 o C dan dianggap sebagai waktu ke-0. Sampel yang diambil langsung didinginkan dengan air es untuk menghentikan reaksi. Larutan sampel hasil hidrolisis dianalisis menggunakan refraktometer. Langkah penelitian di atas dilakukan untuk variasi konsentrasi asam 1 N, 1,5 N, 2 N, 2,5 N, 3 N serta jenis asam H 2 SO 4 dan HCl. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil pengambilan sampel pada berbagai variasi konsentrasi asam dan waktu pengambilan sampel disajikan pada Gambar 1 dan 2. Berdasarkan Tabel Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu reaksi berat glukosa yang dihasilkan akan semakin besar karena waktu kontak antara reaktan untuk bereaksi semakin besar. Pada reaksi hidrolisis, asam berfungsi sebagai katalis yang bertujuan untuk mempercepat jalannya reaksi. Asam akan mempengaruhi penurunan energi aktivasi, sehingga reaksi berjalan dengan cepat dan berat glukosa yang dihasilkan akan semakin besar. Akan tetapi jika konsentrasi asam terlalu besar, glukosa yang terbentuk sedikit, karena larutan menjadi terlalu kental dan tumbukan antar reaktan menjadi berkurang (Lamiya dan Mareta, 2010). Gambar 1. Grafik Hubungan antara (menit) dengan Berat Glukosa Hasil Hidrolisa Gambar 2. Grafik Hubungan antara (menit) dengan Berat Glukosa Hasil Hidrolisa pada berbagai Konsentrasi HCl Dari Gambar 1, berat glukosa hasil hidrolisis terbesar diperoleh pada proses hidrolisa dengan waktu 2 jam pada konsentrasi asam sulfat 2 N yaitu sebesar 8,2 gram. Dari Gambar 2, berat glukosa hasil hidrolisis terbesar diperoleh pada proses hidrolisa dengan waktu 2 jam pada konsentrasi asam klorida 2 N yaitu sebesar 9 gram. Berdasarkan gambar, pada nilai konsentrasi asam yang sama, untuk katalis asam sulfat menghasilkan berat glukosa yang lebih kecil. Dalam hal ini yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah jumlah H +. Pada H 2 SO 4 jumlah H + lebih banyak daripada HCl. H + dari asam akan berikatan dengan OH - dari air membentuk gula reduksi. Untuk OH - yang sama pada H 2 SO 4 terdapat sisa H + yang tidak bereaksi sehingga menyebabkan glukosa yang dihasilkan Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Asam Terhadap Kinetika Reaksi Hidrolisis 75 Pelepah Pisang (Musa Paradisiaca L) (Enny K. Artati, Feliciana Irvina W. H., Fatimah)

pada H 2 SO 4 lebih sedikit (Hikmiyati dan Yanie, 2007). Pengaruh jenis asam berupa H 2 SO 4 dan HCl dengan konsentrasi 1 N; 1,5 N; 2 N; 2,5 N; 3 N terhadap nilai k proses hidrolisis pelepah pisang dipengaruhi oleh besarnya konversi tiap variabel. Tabel 3. Data Konversi (X A) dengan (menit) Konversi (X A) 0 0,23 0,41 0,60 0,54 0,52 30 0,29 0,47 0,70 0,60 0,57 60 0,33 0,50 0,73 0,65 0,63 90 0,36 0,52 0,75 0,69 0,67 120 0,38 0,58 0,77 0,71 0,69 Tabel 4. Data ln ( 1-X A ) dengan (menit) -ln(1-x A) 0 0,27 0,53 0,91 0,78 0,74 30 0,34 0,63 1,17 0,91 0,84 60 0,40 0,70 1,30 1,06 0,98 90 0,45 0,74 1,37 1,17 1,12 120 0,48 0,86 1,45 1,24 1,17 Tabel 5. Data Konversi (X A) dengan (menit) pada berbagai Konsentrasi Asam Klorida Konversi (X A) 0 0,25 0,56 0,72 0,57 0,56 30 0,33 0,57 0,82 0,65 0,61 60 0,36 0,61 0,85 0,72 0,65 90 0,40 0,65 0,89 0,76 0,72 120 0,42 0,69 0,93 0,80 0,78 Tabel 6. Data ln ( 1-X A ) dengan (menit) pada berbagai Konsentrasi HCl -ln(1-x) 0 0,29 0,62 1,01 0,86 0,82 30 0,39 0,66 1,30 1,06 0,95 60 0,45 0,74 1,45 1,30 1,06 90 0,51 0,82 1,62 1,45 1,30 120 0,54 0,91 1,83 1,62 1,53 Tabel 7. Data Konstanta Kecepatan Reaksi pada berbagai Konsentrasi dan Jenis Asam Konsentrasi Konstanta Kecepatan Reaksi (k) (N) H 2SO 4 HCl 1 0,00182 0,00209 1,5 0,00261 0,00240 2 0,0043 0,00660 2,5 0,00393 0,00638 3 0,00381 0,00591 Gambar 3. Grafik Hubungan antara ( menit) dengan ln(1-x A) 76 E K U I L I B R I U M Vol. 11. No. 2. Januari 2012 : 73 77

Gambar 4. Grafik Hubungan antara ( menit) dengan ln(1-x A) pada berbagai Konsentrasi HCl Dari Tabel 7 terlihat jika semakin tinggi konsentrasi asam yang digunakan sebagai katalis, maka nilak k yang didapat semakin tinggi dan sampai kondisi tertentu nilai k akan menurun. Dari persamaan Arhenius k=a.e -E/RT, energi aktivasi yang kecil mengakibatkan konstanta kecepatan reaksi menjadi besar, sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat. Begitu pula sebaliknya, jika energi aktivasi meningkat, maka konstanta kecepatan reaksi menurun dan reaksi akan berjalan semakin lambat. Pada kondisi tertentu konsentrasi asam yang terlalu besar akan mengakibatkan energi aktivasi meningkat yang disebabkan karena tumbukan antar reaktan berkurang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam yang digunakan maka kadar glukosa akan semakin meningkat sampai konsentrasi asam optimum. Konsentrasi asam yang optimum adalah 2 N. Semakin kuat jenis asam yang digunakan maka kadar glukosa akan semakin tinggi. Jenis asam yang menghasilkan kadar glukosa tinggi adalah asam klorida. Tetapan kecepatan reaksi pada variabel konsentrasi asam sulfat sebesar 0,0043 /menit dan tetapan kecepatan reaksi pada variabel konsentrasi asam klorida sebesar 0,0066 /menit DAFTAR PUSTAKA Groggins, P.H., 1958, Unit Processes in Organic Synthesis, 5th ed., Mc. Graw Hill Book Company Inc., New York Kerr, R.W., Chemistry and Industry of Starch, 2nd ed., Academic Press Inc., New York Kirk, R.E., and Othmer, D.F.,1983, Enchyclopedia of Chemical Technology, 3rd ed., John Wiley and Sons Inc., New York Zahro, L. M. dan Istiorini, M., 2010, Penyiapan Bahan Baku dalam Proses Fermentasi Fase Cair Asam Sitrat Melalui Proses Hidrolisa Ampas Singkong, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Levenspiel, O., 1972, Chemical Reaction Engineering, 2nd ed., John Wiley and Sons Inc., New York Matz, S. A., 1970, Sereal Technology, The Avi Publishing Co. Inc., West Port, Connecticut Hikmiyati, N dan Yanie, N. S., 2009, Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong Melalui Proses Hidrolisa Asam dan Enzimatis, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Nyimas Chairunisa, 2010, Tinjauan Hidrolisis Pati Bonggol Pisang untuk Bahan Baku Pembuatan Bioetanol, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri Sriwijaya Sukmawati, R. F. dan Milati, S., 2009, Pembuatan Bioetanol dari Kulit Singkong, Program Studi D III Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta Supranto, 1998, Proses Industri Kimia II, Teknik Kimia FT UGM, Yogyakarta www.bps.go.id www.iptek.net.id Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Asam Terhadap Kinetika Reaksi Hidrolisis 77 Pelepah Pisang (Musa Paradisiaca L) (Enny K. Artati, Feliciana Irvina W. H., Fatimah)