BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan belajar mempunyai komponen pokok yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hak cuti kepada guru yang akan melaksanakan kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta komunikasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. mampu dalam mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Dalam Undang Undang Dasar 1945 dan Amandemennya Bab XIII Pasal 31 ayat 3 tentang Pendidikan dan Kebudayaan dinyatakan: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimananan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. 1 Di masa sekarang ini kualitas manusia sangat diperlukan sebagai modal dasar pembangunan, khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Negara Indonesia pun memerlukan manusia-manusia yang berkualitas untuk mendukung dan melaksanakan pembangunan nasional. Manusia yang berkualitas sebagai 1 Zaki, UUD 1945 dan Amandemennya, (Yoyakarta: Second Hope, 2014), h.42 1

2 pelaku pembangunan dapat dihasilkan melalui pendidikan. Proses pendidikan pada dasarnya dapat berlangsung di tiga tempat, yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena saling berpengaruh dan merupakan satu kesatuan utuh. Untuk itu, pemerintah telah membangun berbagai sarana fisik maupun non fisik guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan disegala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang diinginkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam 2 Depag, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Pendis, 2006), h.8-9

3 penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi. Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam. 3 Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. 3 Depdiknas, kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Depdiknas,2006), h.35

4 Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Sementara ini masih banyak orang beranggapan bahwa IPA merupakan pelajaran yang sulit, serta kurang menarik minat baik di kalangan siswa maupun guru, hal tersebut mungkin karena dalam materi IPA banyak sekali menggunakan rumus-rumus, dan hitungan yang cukup sulit dimengerti oleh siswa. Tetapi untuk pembelajaran di tinggkat SD/MI materi IPA masih sederhana belum menggunakan rumus-rumus yang sulit, diantara materi IPA yang sederhana tersebut adalah tentang listrik. Allah berfirman dalam Al Qur an Surat An Nuur ayat 35 berbunyi sebaai berikut : (35:24) Al-Qur'an bukan hanya berbicara tentang Ibadah, kehidupan ataupun sejarah, ternyata Al-Qur'an juga berbicara tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (dalam hal ini listrik) seperti surat An Nur ayat 35 di atas, Apabila kita amati sebuah bola lampu yang diletakkan di dinding dalam ruangan yang gelap, ketika lampu dinyalakan akan memberikan cahaya/pelita ke

5 seluruh ruangan, bola lampu tersebut seperti sebuah lubang yang bercahaya dan cahayanya tidak tembus ke ruangan lainnya. Bola lampu ditutupi oleh kaca yang kedap udara yang berguna untuk menimbulkan radiasi pada kumparan yang ada dalam kaca. Efek cahaya itu akan semakin jelas terlihat apabila lampu tersebut ditempatkan semakin tinggi, seperti sebuah bintang yang bercahaya. Menurut penulis ayat ini menuliskan perumpamaan sebuah lampu. Permasalahan yang dihadapi siswa di SD adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Guru belum menghayati hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk mata pelajaran IPA kelas VI. Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA. Mereka menganggap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.

6 Berdasarkan pengamatan awal di MIN Manarap Baru dengan jumlah siswa 20 anak. Dalam proses pembelajaran IPA kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan metode yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan. Munif Chatib menyatakan seperti yang dikutip oleh Sitiatava Rizema Putra bahwa pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, yakni antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. 4 Mengacu dari pendapat tersebut, maka proses belajar dan mengajar yang aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosionalnya. Pelajaran IPA misalnya diperlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar dan mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal, yang pada akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar. Hal tersebut, sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak pernah lepas dengan dunia IPA, yang dekat dengan aktivitas kehidupan mereka. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dengan demikian pemilihan metode yang tepat dan efektif sangat diperlukan. Salah satu metode yang ingin penulis lakukan penelitian yaitu metode demonstrasi yang menurut penulis mampu meningkatkan hasil belajar IPA. 4 Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Jogjakarta: Diva Pres, 2013) h.17

7 Dalam metode demonstrasi, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran dengan metode demonstrasi melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Dengan metode ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru. Penyampaian materi pelajaran IPA perlu dirancang suatu strategi pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajarnya, selain itu siswa akan merasa nyaman. Dengan menerapkan metode demonstrasi, maka dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di pendidikan dasar dapat tercapai. Selain itu juga dapat

8 memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Seperti yang telah diutarakan di atas pada saat pembelajaran IPA disebutkan bahwa fungsi metode mengajar dalam keseluruhan sistem pengajaran adalah sebagaimana alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti penggunaan metode demonstrasi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA yang akan penulis paparkan dalam bentuk penelitian ilmiah dengan judul Meningkatkan hasil belajar melalui metode demonstrasi pada materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini : 1. Siswa kurang konsentrasi pada materi pembelajaran tentang listrik 2. Pendekatan yang digunakan masih konvensional 3. Belum ditemukan metode pembelajaran yang efektif 4. Rendahnya hasil belajar siswa untuk materi listrik C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar?

9 2. Bagaimana aktivitas guru pada pembelajaran materi listrik mata pelajaran IPA dengan metode demonstrasi siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar? 3. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran materi listrik mata pelajaran IPA dengan metode demonstrasi siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar? D. Cara Memecahkan Masalah Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Melalui metode demonstrasi hasil belajar pada materi listrik mata pelajaran IPA hasil belajar siswa meningkat. 2. Melalui metode demonstrasi hasil belajar pada materi listrik mata pelajaran IPA aktivitas guru meningkat. 3. Melalui metode demonstrasi hasil belajar pada materi listrik mata pelajaran IPA aktivitas siswa meningkat. E. Hipotesis Tindakan 1. Metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar. 2. Metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas guru pada pembelajaran materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar.

10 3. Metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar. F. Tujuan Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar melalui metode demonstrasi pada materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar. 2. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas guru melalui metode demonstrasi pembelajaran pada materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar 3. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas siswa melalui metode demonstrasi pada pembelajaran materi listrik mata pelajaran IPA siswa kelas VI MIN Manarap Baru Kabupaten Banjar G. Manfaat Penelitian Manfaat penilitian ini adalah : 1. Bagi siswa menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dan menganggap IPA adalah pelajaran yang menyenangkan 2. Bagi guru menambah kualitas dan wawasan dalam pembelajaran IPA dengan melaksanakan metode demontrasi 3. Bagi sekolah sebagai sumbangan kepada pihak sekolah maupun sekolah lainnya dalam rangka perbaikan proses pembelajaran IPA

11 H. Sitematika Penulisan Sistematika penulisan pembahasan PTK ini penulis bagi dalam lima bab dengan sistematika sebaai berikut : Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara memecahkan masalah, hepotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori yang berisi tentang pembahasan hasil belajar dengan sub bahasan pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempenaruhi hasil belajar, indikator hasil belajar dan penilaian hasil belajar, pembahasan metode demonstrasi dengan sub bahasan pengertian metode demonstrasi, tujuan penerapan metode demonstrasi, batas-batas penerapan metode demonstrasi, langkah-langkah penerapan metode demonsstrasi, dan kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi. Selanjutnya mata pelajaran IPA dengan sub bahasan pengertian mata pelajaran IPA, tujuan mata pelajaran IPA, ruang lingkup mata pelajaran IPA, standar kompetensi kompetensi dasar dan materi mata pelajaran IPA di Kelas VI dan hasil belajar mata pelajaran IPA. Bab III Metode penelitian yang berisi tentang setting (waktu dan tempat) penelitian, siklus PTK, subyek dan obyek penelitian, data dan sumber data, teknik dan alat pengumpul data, indikator kinerja, teknik analisa data, prsedur penelitian dan jadwal penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan dari setiap siklus.

12 Bab V Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran-saran. Ditambah lagi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.