BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga keuangan menurun akibat ketidakpercayaan dari konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat kita lihat dari pergerakan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULAN. hanya untuk menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dan

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan besar, seperti Enron dan WorldCom di Amerika yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB I PENDAHULUAN. masalah keuangan (financial distress) yang dihadapi suatu perusahaan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kelangsungan. melebihi suatu periode akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang begitu besar bagi perekonomian dunia. Dalam hal ini auditor. antara pihak dalam dengan pihak auditor.

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang terdapat di dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN. tahun Dampak negatif dari krisis ekonomi dan politik tidak hanya dirasakan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberi mandat kepada pihak lain, yaitu agen. Agen disini melakukan semua

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing dibanding dengan kompetitor. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi bersaingnya. Selama perusahaan dapat menyediakan kualitas produk yang melebihi kompetitor, selalu mempunyai ide kreatif untuk melakukan inovasi produk, cepat dalam merespon kebutuhan pelanggan, dan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan sekitar maka perusahaan tersebut berkemungkinan besar dapat hidup dalam jangka panjang. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut perusahaan harus memiliki modal yang cukup karena dengan berkembangnya suatu perusahaan maka kebutuhan untuk mencukupi operasionalnya juga semakin besar. Perusahaan dapat memperoleh modal dari sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, salah satu contohnya dapat berupa laba ditahan. Tapi untuk mengembangkan kegiatan usahanya, perusahaan tidak dapat mengandalkan modal internal, karena terbatasnya modal yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan modal yg bersumber dari pihak eksternal. Sumber eksternal adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan seperti 1

meminjam uang dari bank atau bisa juga dengan penerbitan saham dan obligasi. Saham ataupun obligasi diterbitkan dengan harapan agar para penanam modal dapat menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Christanti dan Mahastanti (2011) menyatakan bahwa sebelum memutuskan untuk berinvestasi, seorang investor biasanya akan melakukan riset seperti melihat kinerja perusahaan, track record atau portfolio, keadaan perekonomian, risiko, ulasan tentang keuangan, keadaan yang dipublikasikan di media, dan tentunya melihat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan dan dimaksudkan dapat memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu. Laporan keuangan menurut IAI pada PSAK no.1 (2012) revisi 2009 adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode; b. Laporan laba-rugi komprehensif selama periode; c. Laporan perubahan ekuitas selama periode; 2

d. Laporan arus kas selama periode; e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Setelah laporan keuangan dibuat, tentu diperlukan pihak eksternal untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku secara umum. Tujuan perusahaan membutuhkan pihak eksternal untuk menilai pekerjaannya adalah agar penanam modal dapat menanamkan modalnya diperusahaan, karena laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor lebih dipercaya oleh investor daripada laporan keuangan yang tidak diaudit. Setiawan (2006) dalam Susanto (2009) mengatakan bahwa dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principal (pengguna laporan keuangan) dan agent (manajemen). Auditor adalah pihak ketiga yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak pemakai laporan keuangan dengan pihak manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dalam melaksanakan audit, seorang auditor memiliki standar audit yang harus diikuti dan standar itu dikelompokkan menjadi tiga bagian besar yaitu standar umum, standar pekerjaan 3

lapangan, dan standar pelaporan. Output yang dihasilkan oleh auditor adalah pemberian opini, terdapat lima opini audit yang diberikan auditor menurut IAPI pada PSA no.29 seksi 508 (2011) yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku, pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), dan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion). Auditor juga mempunyai tanggung jawab untuk menilai ada atau tidaknya kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tertentu. Pada saat auditor menemukan adanya keraguan terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya, maka auditor harus memberikan opini audit dengan modifikasi mengenai going concern. Dalam keadaan seperti ini auditor diharuskan menambah paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan auditor. Selain menilai kinerja melalui laporan keuangan, investor juga membutuhkan informasi mengenai opini audit yang didapat oleh perusahaan. Informasi yang paling dibutuhkan oleh investor bukan saja hanya dari keuntungan yang akan mereka peroleh tetapi juga mengenai kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Seringkali investor hanya melihat kondisi keuangan pada profitabilitasnya saja, karena mereka hanya melihat pada suatu sisi saja, banyak investor yang kehilangan investasinya karena tidak memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan yang dipilihnya. Perusahaan yang menerima opini audit going 4

concern harus melakukan suatu tindakan antisipasi agar perusahaan dapat tetap beroperasi dan menjaga keberlangsungan usaha (going concern), hal yang perlu dilakukan dapat dengan melakukan suatu inovasi produk, perbaikan organisasi agar dapat bersaing dengan investor, menjaga likuiditasnya dalam memenuhi semua kewajibannya pada saat jatuh tempo agar dapat menjaga kredibilitas perusahaan sehingga dapat menarik minat para investor dan kreditor, adanya usaha untuk menjaga dan meningkatkan stabilitas modal kerja perusahaan, dan mengelola aset secara efisien dan efektif untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba yang besar dalam menjaga profitabilitas perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang berkemungkinan dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan opinion shopping. Kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai standar audit sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Standar yang mengatur pelaksanaan audit di Indonesia adalah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien mengalami masalah going concern. Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan auditor skala kecil, termasuk dalam 5

mengungkapkan masalah going concern. Mutchler et al, (1997) dalam Setyarno (2007) menemukan bukti bahwa auditor yang bekerja di KAP (big 4) lebih cenderung untuk mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dibandingkan dengan auditor yang bekerja pada KAP (Non Big 4). Penelitian kualitas audit diproksikan dengan membedakan auditor yang tergabung dalam KAP Big 4 dan auditor yang tergabung dalam KAP Non Big 4. Penelitian mengenai kualitas audit pernah dilakukan oleh Rahayu (2009) yang menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. tetapi hal ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Santosa dan Wedari (2007) yang menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya (Ramadhany, 2004). Jika perusahaan mengalami financial distress (hutang lebih besar dibandingkan dengan aset, yang salah satu indikatornya ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga kerja atau hilangnya pembayaran dividen) maka kemungkinan besar perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern karena auditor berkeyakinan bahwa perusahaan tidak dapat menjaga keberlangsungan hidup (going concern). Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan dalam keadaan sehat, maka kecil kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern. Mckeown et. al (1991) dalam Ramadhany (2004) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar 6

kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada kondisi keuangan perusahaan yang sehat maka probabilitas untuk menerima opini audit going concern akan semakin kecil. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehat atau tidak dapat terlihat dari berapa banyak ketersediaan dana yang dimiliki untuk membayar hutang jangka pendek maupun jangka panjang, Penelitian Mutchler et. al. (1997) dalam Setyarno dkk. (2007) menemukan bukti univariat bahwa auditor Big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor Non Big 6. Dalam penelitian ini kondisi keuangan perusahaan diproksikan dengan menggunakan Altman Model (1968). Penelitian mengenai kondisi keuangan perusahaan pernah dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) yang menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Opini audit going concern yang telah diterima perusahaan pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern tahun berjalan, auditor membutuhkan laporan keuangan tahun sebelumnya untuk dapat dibandingkan dengan tahun berjalan, hal ini dimaksudkan agar auditor mengetahui naik atau turunnya kondisi keuangan perusahaan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan juga untuk mengukur kinerja perusahaan, agar pengguna laporan keuangan tahu terdapat kenaikan atau penurunan laba, ada atau tidak pembagian dividen. Jika kondisi keuangan perusahaan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan atau tidak adanya 7

rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan maka besar kemungkinan auditor akan mengeluarkan opini audit going concern (sama seperti tahun sebelumnya). Penelitian Ramadhany (2004) memperkuat pernyataan ini dengan menemukan bukti empiris yang menyatakan bahwa opini audit going concern yang diterima suatu perusahaan pada tahun sebelumnya berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaaan opini going concern pada tahun berikutnya. Penelitian mengenai opini audit tahun sebelumnya pernah dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) yang menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan efektif dan optimal sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan, karena kebangkrutan merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan menggunakan rasio pertumbuhan laba bersih. Penelitian mengenai pertumbuhan perusahaan pernah dilakukan oleh Fanny dan Saputra (2005), Santosa dan Wedari (2007) serta Setyarno dkk. (2007) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan pada opini audit going concern. 8

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah total aset, karena secara tidak langsung total aset menggambarkan kekayaan perusahaan. Ketika sebuah perusahaan akan bangkrut atau tidak dapat melanjutkan keberlangsungan hidupnya, sebuah perusahaan akan melihat pada total asetnya dapat atau tidak menutupi hutang-hutang yang dimiliki, jika mencukupi maka auditor tidak akan memberikan opini audit going concern karena auditor menganggap perusahaan dapat melanjutkan keberlangsungan hidupnya. Penelitian mengenai ukuran perusahaan diproksikan dengan natural logaritma dari total aset. Penelitian mengenai ukuran perusahaan pernah dilakukan oleh Diyanti (2010) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Opinion shopping adalah aktivitas mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan. Perusahaan melakukan pergantian auditor untuk menghindari penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, menurut Teoh (1992) dalam Lennox (2002), yaitu: (1) perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor. Kekhawatiran untuk diganti mungkin dapat mengikis independensi auditor, sehingga tidak mengungkapkan masalah going concern. Argumen ini disebut ancaman pergantian auditor. (2) bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan auditor yang cenderung memberikan opini audit going concern. Dalam penelitian ini opinion shopping diproksikan dengan pergantian auditor. Penelitian mengenai opinion shopping pernah dilakukan oleh 9

Sapridawati, Kamaliah, dan Anisma (2011) yang menunjukkan bahwa opinion shopping berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Santosa dan Wedari (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Pada penelitian ini menambahkan satu variabel independen, yaitu opinion shopping yang mengacu dari penelitian Praptitorini dan Januarti (2007) 2. Perbedaan tahun penelitian dimana penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka judul penelitian ini adalah Analisis pengaruh kualitas Audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan opinion shopping terhadap penerimaan opini audit going concern. B. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan enam variabel independen yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan opinion shopping, sedangkan variabel dependennya yaitu penerimaan opini audit going concern. Periode pengamatan empat tahun dan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. 10

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat dirumuskan melalui penelitian ini adalah: 1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 2. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 3. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 6. Apakah opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 7. Apakah kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan opinion shopping secara simultan memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 11

D. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh kualitas audit terhadap penerimaan opini audit going concern. 2. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. 3. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern. 4. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. 5. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. 6. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh opinion shopping terhadap penerimaan opini audit going concern. 7. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opinion shopping secara simultan terhadap penerimaan opini audit going concern. 12

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi investor dan calon investor mengenai opini audit going concern sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan keputusan berinvestasi. 2. Praktisi Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam memberikan opini audit kepada klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit dengan paragraf going concern. 3. Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan menambah wacana keilmuan di bidang auditing dan akuntansi terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern. 4. Peneliti Hasil penelitian dapat membuat peneliti lebih memahami tentang pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, 13

pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan opinion shopping terhadap penerimaan opini audit going concern. F. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai pembahasan dalam penelitian ini, berikut ini materi pokok yang akan dibahas pada setiap bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Pada bagian ini uraian tentang teori-teori yang menjelaskan permasalahan yang diteliti secara ringkas beserta cara penyelesaian masalah dalam bentuk teori mengenai konsep-konsep dasar sebagai landasan dalam penelitian, penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN 14

Pada bagian ini akan membahas tentang gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, penjabaran mengenai variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan membahas tentang simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan. 15