PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENILAIAN KESESUAIAN DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

(BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong Telepon. (021) Faksimile. (021) PO. Box. 46 CBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2014, No.22 2 MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, DAN TATA KERJA BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI NASIONAL KEOLAH

KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 96 TAHUN 2013 TENTANG BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOSPASIAL

SALINAN. bahwa saat ini telah ditetapkan Peraturan. dilakukan penyempurnaan untuk menyesuaikan. Menimbang i a.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA KONSULTASI PENYUSUNAN PETA RENCANA TATA RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.1078, 2014 GEOSPASIAL. Standar Kompetensi. Jasa Profesional. Ilmiah. Teknis.

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL GALUH PAKUAN TELEVISI KABUPATEN PURWAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I TATA CARA PEMILIHAN PENGURUS, MASA BAKTI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA MEKANISME KERJA LEMBAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERTIMBANGAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 107 / HUK / 2009 TENTANG

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 3. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2015, No RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531); 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun

1 of 8 3/17/2011 4:31 PM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI INFORMASI DAERAH

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN R EPL'tILIK INDONESIA TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI ETIK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

SALINAN. Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 32 Peraturan Kepala Badan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang Informasi Geospasial, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial tentang Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502); 3. Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial; 4.Peraturan...

-2-4. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Informasi Geospasial sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Informasi Geospasial; 5. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 4 Tahun 2012 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 4 Tahun 2012 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial; 6. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 5 Tahun 2012 tentang Balai Layanan Jasa dan Produk Geospasial sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 5 Tahun 2012 tentang Balai Layanan Jasa dan Produk Geospasial; 7. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang Informasi Geospasial; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I...

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala ini, yang dimaksud dengan: 1. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. 2. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. 3. Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Gospasial yang selanjutnya disingkat LPJIG adalah lembaga yang independen dan terbuka yang dibentuk oleh Kepala Badan Informasi Geospasial untuk melaksanakan dan membantu tugas dan fungsi Badan Informasi Geospasial terkait pengembangan jasa IG. 4. Tenaga Profesional adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang penyelenggaraan IG yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat bidang IG. 5. Penyedia Jasa adalah badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan penyediaan jasa di bidang IG. 6. Lembaga Pelatihan/Kursus adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan kursus di bidang IG. 7. Instrumentasi adalah alat yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan dan pengolahan DG. 8. Produk IG adalah produk tertentu yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan DG dan pengolahan DG serta IG 9. Sertifikasi adalah proses penilaian kesesuaian kompetensi Tenaga Profesional, kemampuan Penyedia Jasa, akurasi Instrumentasi dan kualitas Produk IG terhadap persyaratan tertentu yang telah ditetapkan. 10.Pengakreditasian

-4-10. Pengakreditasian adalah proses pemberian izin penyelenggaraan sertifikasi Tenaga Profesional, Penyedia Jasa, Lembaga Pelatihan/Kursus, Instrumentasi, dan/atau Produk IG. 11. Badan Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat BIG adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial. 12. Kepala adalah Kepala BIG 13. Ketua adalah Ketua LPJIG. 14. Wakil Ketua adalah Wakil Ketua LPJIG. 15. Anggota adalah Anggota LPJIG. 16. Sekretariat adalah Sekretariat LPJIG. Pasal 2 LPJIG bertanggung jawab kepada Kepala BAB II TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 LPJIG mempunyai tugas melaksanakan pengembangan jasa di bidang IG. Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, LPJIG menyelenggarakan fungsi: 1. pengakreditasian lembaga sertifikasi kompetensi terkait Sertifikasi Tenaga Profesional; 2. pengakreditasian lembaga independen terkait Sertifikasi Penyedia Jasa; 3. pengakreditasian Lembaga Pelatihan/Kursus; 4. pengakreditasian lembaga sertifikasi terkait Instrumentasi; 5. pengakreditasian lembaga sertifikasi terkait Produk IG; 6. penerbitan surat keterangan Kelompok Orang yang memiliki kemampuan melaksanakan suatu kegiatan tertentu terkait IG; 7.penyusunan...

-5-7. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara sertifikasi Tenaga Profesional; 8. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara sertifikasi Penyedia Jasa; 9. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara pengakreditasian Lembaga Pelatihan/Kursus; 10. penyusunan tata cara sertifikasi Instrumentasi; 11. penyusunan tata cara sertifikasi Produk IG; 12. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara penerbitan Surat Keterangan Kelompok Orang yang memiliki kemampuan melaksanakan suatu kegiatan tertentu terkait IG; 13. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara pengakreditasian lembaga sertifikasi kompetensi terkait Sertifikasi Tenaga Profesional; 14. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara pengakreditasian lembaga independen terkait Sertifikasi Penyedia Jasa; 15. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara pengakreditasian lembaga sertifikasi terkait Instrumentasi; 16. penyusunan persyaratan administrasi dan tata cara pengakreditasian lembaga sertifikasi terkait Produk IG; 17. pemberian status kesetaraan sertifikat keahlian tenaga kerja asing dan registrasi penyedia jasa asing; 18. pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan sistem sertifikasi; 19. penjatuhan sanksi kepada lembaga sertifikasi kompetensi terkait Sertifikasi Tenaga Profesional, lembaga independen terkait Sertifikasi Penyedia Jasa, Lembaga Pelatihan/Kursus, lembaga sertifikasi terkait Instrumentasi, dan lembaga sertifikasi terkait Produk IG yang telah mendapatkan akreditasi atas pelanggaran yang dilakukan; 20. penjatuhan sanksi secara berjenjang kepada Tenaga Profesional dan Penyedia Jasa atas pelanggaran yang dilakukan; 21.penyelesaian

-6-21. penyelesaian banding atas sanksi yang diberikan lembaga sertifikasi kompetensi terkait Sertifikasi Tenaga Profesional, lembaga independen terkait Sertifikasi Penyedia Jasa, dan Lembaga Pelatihan/Kursus kepada Tenaga Profesional dan Penyedia Jasa atas pelanggaran yang dilakukan; 22. pelaksanaan penyelesaian sengketa pilihan di bidang IG di luar pengadilan; 23. peningkatan kapasitas sumber daya manusia penyelenggara sistem sertifikasi di bidang IG; 24. pembangunan dan pengembangan sistem informasi sertifikasi di bidang IG; 25. sosialisasi penerapan standar dan/atau spesifikasi teknis nasional, regional, dan internasional terkait sistem sertifikasi di bidang IG; 26. penyusunan dan perumusan ketentuan mengenai tanggung jawab kelembagaan sertifikasi berlandaskan prinsip keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan, kepatutan, dan kejujuran intelektual dalam melaksanakan profesinya dengan tetap mengutamakan kepentingan umum; 27. memberikan saran dan pendapat kepada Kepala tentang pengembangan jasa IG; dan 28. menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja tahunan dan hasil kegiatan LPJIG kepada Kepala. LPJIG terdiri atas: a. Pimpinan; b. Komite; dan c. Sekretariat. BAB III ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 5 Bagian Kedua...

-7- Bagian Kedua Pimpinan Paragraf 1 Umum Pasal 6 (1) Pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a mempunyai tugas menjalankan tugas dan fungsi LPJIG. (2) Susunan organisasi Pimpinan terdiri atas: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota; b. 5 (lima) orang Wakil Ketua merangkap anggota; dan c. 7 (tujuh) orang anggota. (3) Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b dipilih oleh anggota. (4) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Kepala. Paragraf 2 Ketua Pasal 7 Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a mempunyai tugas memimpin LPJIG dalam menjalankan tugas dan fungsi LPJIG. Paragraf 3 Wakil Ketua Pasal 8 (1) Wakil Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b mempunyai tugas membantu Ketua dalam mengkoordinasikan, merencanakan, melakukan pembinaan, dan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG. (2)Wakil...

-8- (2) Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional; b. Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa; c. Wakil Ketua Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan/Kursus; d. Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi; dan e. Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi Produk IG. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wakil Ketua mempunyai fungsi: a. pelaksanaan tugas dan fungsi komite yang menjadi tanggung jawabnya; b. pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan LPJIG; c. pelaksanaan koordinasi perencanaan dan pembinaan pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG; d. pelaksanaan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Paragraf 4 Keanggotaan Pasal 9 (1) Anggota berjumlah 13 (tiga belas) orang. (2) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas perwakilan dari unsur: a. Pemerintah; b. Asosiasi Profesi; c. Asosiasi Penyedia Jasa/Perusahaan; dan d. perguruan tinggi. yang bergerak di bidang IG. Pasal 10 (1) Masa jabatan anggota adalah 3 (tiga) tahun. (2) Anggota dapat diangkat dan menjabat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (3)Keanggotaan...

-9- (3) Keanggotaan Pimpinan LPJIG berakhir apabila: a. telah habis masa kerja keanggotaannya; b. meninggal dunia; c. berhalangan tetap atau tidak melaksanakan tugasnya paling sedikit selama 3 (tiga) bulan; d. mengundurkan diri atas persetujuan Kepala; dan/atau e. melakukan tindak pidana yang telah mendapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Pasal 11 (1) Anggota direkrut dengan tahapan yang terdiri atas: a. Kepala membentuk dan menetapkan Tim Seleksi Anggota; b. Perwakilan unsur-unsur Pemerintah, Asosiasi Profesi, Asosiasi Perusahaan, dan Perguruan Tinggi mengajukan nama calon Anggota kepada Tim Seleksi Anggota sebagaimana dimaksud pada huruf a; c. Tim Seleksi Anggota melaksanakan seleksi calon Anggota berdasarkan tata cara yang ditetapkan oleh Kepala; d. Rekomendasi hasil seleksi calon Anggota diserahkan kepada Kepala; dan e. Kepala mengangkat Anggota dengan memperhatikan rekomendasi Tim Seleksi Anggota. (2) Untuk dapat dicalonkan sebagai Anggota, setiap orang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Warga Negara Indonesia; b. tingkat pendidikan paling rendah S1 (sarjana); c. sehat jasmani dan rohani; d. memenuhi persyaratan kompetensi dalam bidang jasa IG; e. mampu berpikir, bersikap dan bertindak secara independen dan profesional; f. bersedia mencurahkan pikirannya bagi pengembangan jasa IG dalam bentuk pernyataan tertulis; g. tidak merangkap sebagai ketua asosiasi profesi dan/atau penyedia jasa/perusahaan yang bergerak di bidang IG; dan h. tidak dalam status terpidana. (3)Ketentuan

-10- (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara mutatis mutandis terhadap anggota yang diangkat dan menjabat kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2). Bagian Ketiga Komite Paragraf 1 Umum Pasal 12 (1) Komite sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri atas: a. Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional; b. Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa; c. Komite Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan / Kursus; d. Komite Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi; dan e. Komite Bidang Sistem Sertifikasi Produk IG. (2) Ketua dapat membentuk Komite tambahan selain Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebutuhan. (3) Komite tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diketuai oleh Anggota. Paragraf 2 Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional Pasal 13 (1) Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua. (2) Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional diketuai oleh Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional. Pasal 14...

-11- Pasal 14 Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional dan penerbitan surat keterangan sebagai Kelompok Orang yang memiliki kemampuan melaksanakan suatu kegiatan tertentu terkait IG Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Tenaga Profesional mempunyai fungsi: a. pengakreditasian lembaga sertifikasi kompetensi terkait Sertifikasi Tenaga Profesional; b. penyusunan persyaratan administrasi Tenaga Profesional; c. penyusunan tata cara sertifikasi kepada Tenaga Profesional; d. penyusunan tata cara penerbitan surat keterangan sebagai Kelompok Orang yang memiliki kemampuan melaksanakan suatu kegiatan tertentu terkait IG; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Paragraf 3 Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa Pasal 16 (1) Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua. (2) Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa. Pasal 17 Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa. Pasal 18...

-12- Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Komite Bidang Sistem Sertifikasi terkait Penyedia Jasa mempunyai fungsi: a. pengakreditasian lembaga independen terkait Sertifikasi Penyedia Jasa; b. penyusunan persyaratan administrasi Penyedia Jasa; c. penyusunan tata cara sertifikasi kepada Penyedia Jasa; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Paragraf 4 Komite Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan / Kursus Pasal 19 (1) Komite Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan / Kursus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf c berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua. (2) Komite Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan / Kursus dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan / Kursus. Pasal 20 Komite Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan / Kursus mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan Sistem Pengakreditasian terkait Lembaga Pelatihan / Kursus. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Komite Bidang Sistem Pengakreditasian Lembaga Pelatihan / Kursus mempunyai fungsi: a. pengakreditasian Lembaga Pelatihan/Kursus; b. penyusunan persyaratan administrasi Lembaga Pelatihan/Kursus; c. penyusunan tata cara pengakreditasian Lembaga Pelatihan/Kursus; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Paragraf 5...

-13- Paragraf 5 Komite Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi Pasal 22 (1) Komite Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua. (2) Komite Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi. Pasal 23 Komite Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan sertifikasi akurasi terhadap Instrumentasi di seluruh Indonesia. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Komite Bidang Sistem Sertifikasi Instrumentasi mempunyai fungsi: a. pengakreditasian lembaga sertifikasi terkait Instrumentasi; b. penyusunan tata cara sertifikasi Instrumentasi; dan c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Paragraf 6 Komite Bidang Sistem Sertifikasi Produk Informasi Geospasial Pasal 25 (1) Komite Bidang Sistem Sertifikasi Produk IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf e berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua. (2) Komite Bidang Sistem Sertifikasi Produk IG dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Sistem Sertifikasi Produk IG. Pasal 26...

-14- Pasal 26 Komite Bidang Sistem Sertifikasi Produk IG mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan sertifikasi Produk IG di seluruh Indonesia. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Komite Bidang Sistem Sertifikasi Produk IG mempunyai fungsi: a. pengakreditasian lembaga sertifikasi terkait Produk IG; b. penyusunan tata cara sertifikasi Produk IG; dan c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua. Paragraf 7 Keanggotaan Pasal 28 (1) Jumlah anggota komite disesuaikan dengan kebutuhan. (2) Anggota komite di usulkan oleh Ketua Komite dan ditetapkan oleh Ketua. (3) Anggota komite terdiri atas anggota dari unsur Pimpinan LPJIG. (4) Dalam hal dibutuhkan, anggota komite dapat ditambahkan dari luar unsur Pimpinan LPJIG. (5) Penambahan anggota komite sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Ketua. Bagian Keempat Sekretariat Pasal 29 (1) Sekretariat merupakan unit kerja yang mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala. Pasal 29...

-15- Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Sekretariat mempunyai fungsi: a. melaksanakan fungsi-fungsi kesekretariatan dan administrasi keuangan LPJIG; dan b. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua dan Wakil Ketua. Pasal 31 (1) Sekretariat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua. (2) Sekretariat dipimpin secara ex officio oleh pejabat eselon II di lingkungan BIG yang membidangi urusan pembinaan sumber daya manusia dan industri IG. Pasal 32 Ketentuan lebih lanjut mengenai Susunan Organisasi dan Keanggotaan Sekretariat ditetapkan oleh Kepala. BAB IV TATA KERJA Pasal 33 Tata Kerja LPJIG ditetapkan oleh Rapat Pengurus LPJIG atas persetujuan Kepala. BAB V PENGAWASAN Pasal 34 (1) Pengawasan pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG dilaksanakan oleh Komisi Pengawas. (2) Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala. Pasal 35...

-16- Pasal 35 (1) Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 berada di luar struktur organisasi LPJIG dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. (2) Komisi Pengawas dipimpin oleh Ketua Komisi Pasal 36 Komisi Pengawas mempunyai tugas penyelenggaraan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG. Pasal 37 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Komisi Pengawas mempunyai fungsi: a. pelaksanaan pengawasan terhadap kebijakan, program, dan kegiatan LPJIG; b. pengawasan terhadap kode etik anggota LPJIG; dan c. pemberian rekomendasi penjatuhan sanksi administratif terhadap anggota LPJIG kepada Kepala. Pasal 38 Komisi Pengawas terdiri atas: a. Ketua merangkap anggota; b. Sekretaris merangkap anggota; dan c. Anggota sebanyak 3 (tiga) orang. Pasal 39 Tata kerja Komisi Pengawas ditetapkan oleh Ketua Komisi Pengawas dengan persetujuan Kepala. BAB VI...

-17- BAB VI PENDANAAN Pasal 40 (1) Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG dan Komisi Pengawas dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BIG. (2) Perencanaan pembiayaan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG dan Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat persetujuan dari Kepala. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 41 Bagan struktur susunan organisasi LPJIG adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini. Pasal 42 (1) Akreditasi dan sertifikat yang diterbitkan LPJIG diberikan penomoran secara sistematis. (2) Penomoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh LPJIG. Pasal 43 Daftar nomor akreditasi dan sertifikat yang diterbitkan LPJIG dilaporkan kepada BIG secara berkala. Pasal 44 Dalam rangka penomoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, dibentuk sistem informasi penomoran akreditasi dan sertifikat di bidang IG. BAB VIII...

-18- BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 45 Peraturan Lembaga terkait pelaksanaan tugas dan fungsi LPJIG ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak diangkat dan ditetapkannya keanggotaan LPJIG untuk pertama kali berdasarkan Peraturan Kepala ini. Pasal 46 Peraturan Kepala ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Cibinong pada tanggal 17 Februari 2014 KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, ttd. ASEP KARSIDI Salinan sesuai dengan aslinya Plt. Kepala Bagian Hukum, ttd. Sora Lokita

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL STRUKTUR SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL KEPALA BIG KOMISI PENGAWAS PIMPINAN LPJIG KOMITE SEKRETARIAT KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, ttd. ASEP KARSIDI Salinan sesuai dengan aslinya Plt. Kepala Bagian Hukum, ttd. Sora Lokita