RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
VISUALISASI INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN UMKM ROKOK BERPOTENSI PAJAK. Arif Setiawan 1*, Fajar Nugraha 1. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

VISUALISASI INDUSTRI BORDIR DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) MENGGUNAKAN TITIK BEARING DAN DISTANCE

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INDUSTRI DI KABUPATEN KUDUS

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

RANCANG BANGUN PORTAL E-COMMERCE KAIN TROSO DI KABUPATEN JEPARA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PEMETAAN INDUSTRI BORDIR DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENGGUNAKAN GOOGLE MAP API

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

REVIEW JOURNAL STUDI KHASUS PADA KONVEKSI ZEN TAILOR

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Nilai Informasi Konsep Sistem Informasi Sistem Informasi Geografis Pengertian Geografi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

PEMETAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) BERBASIS WEB DI KABUPATEN KUDUS

DAFTAR ISI. PRAKATA... iv. ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi. ABSTRACT... vii. INTISARI... viii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Sistem Informasi Geografis Industri dan Perdagangan Meubel Kabupaten Jepara Dengan Metode Cluster Fuzzy

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... KATA PENGANTAR...

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Android yang meliputi analisa masalah dan desain sistem.

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS HASIL PRODUKSI KAYU PADA HUTAN RAKYAT KABUPATEN KUDUS

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BERBASIS WEB PADA KECAMATAN GEBOG

PEMETAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) BERBASIS WEB DI KABUPATEN KUDUS

Prosiding SNATIF Ke -1 Tahun ISBN: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS USAHA KECIL MENENGAH DESA MEJOBO KABUPATEN KUDUS

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN SKRIPSI BERBASIS WEB RESPONSIF


BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Use Case Diagram dan Activity Diagram. Selain itu juga pada analisis ini akan

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.


BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS DAN PROSES BISNIS YANG BERJALAN

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ASET PADA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Informasi Siklus Informasi Kualitas Informasi Pengertian Sistem Informasi

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM INFORMASI JASA PENYEWAAN KENDARAAN TRANSPORTASI TRUK DI PO. GONDANG MANIS TRANSPORT

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN SEWA ALAT HIKING AND CAMPING BERBASIS WEB PADA RINJANI ADVENTURERSHOP KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SPK PENGUKURAN KUALITAS TEMBAKAU PADA PR. SUKUN KUDUS DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN...

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengertian sistem Karakteristik sistem Klasifikasi sistem

SISTEM INFORMASI SERTIFIKASI LAIK SEHAT PADA DEPOT AIR MINUM DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN TINGKAH LAKU ANAK USIA 0 SAMPAI 3 TAHUN DENGAN METODE BAYESIAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAN BARANG DI TB. INDAH JAYA BERBASIS DESKTOP

PEMETAAN MEREK DAN DESAIN INDUSTRI UMKM BERPOTENSI HKI DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENGGUNAKAN GOOGLE MAP API

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pendataan Paud Di Indonesia Berbasis Web

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

SKRIPSI. Nama : Edi Susanto NIM : Program Studi : Sistem Informasi Fakultas : Teknik. Oleh :

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRACT

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

BAB 1 PENDAHULUAN. memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam akses

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA TB. SEMAR MENGGUNAKAN JAVA DEKSTOP DAN MYSQL

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

SISTEM APLIKASI INFORMASI LAYANAN PUBLIK DI KOTA KUDUS BERBASIS ANDROID

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x Latar Belakang Masalah...

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PATI

Prototipe Sistem Informasi Persediaan Barang Logistik Berbasis Web Dengan Pemodelan UML

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Transkripsi:

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS R. Rhoedy Setiawan, Putri Kurnia Handayani Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 Email: rhoedy05@gmail.com Abstrak Kudus merupakan Kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 2.516 Ha yang terbagi dalam 9 Kecamatan. Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan, dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Jiwa dan semangat wirausaha masyarakat diakui ulet, semboyan jigang (ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat mengungkapkan karakter dimana disamping menjalankan usaha ekonomis juga mengutamakan mencari ilmu. Kendala yang muncul dalam industri ini perlu adanya Sistem yang mudah untuk mendapatkan informasi yang baik untuk pendataan industri Konveksi Se-Kabupaten Kudus. Pemetaan lokasi industri konveksi merupakan penyajian informasi yang akurat terkait dengan keberadaan suatu usaha disuatu wilayah sangat diperlukan selain untuk memonitor peluang usaha dan kebutuhan tenaga kerja juga dapat dijadikan sebagai informasi untuk menyerap para investor untuk menanam modal. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan penyajian informasi yang baik agar mempermudah penyajian informasi perkembangan industri maka dibutuhkan suatu teknologi yang lebih mudah dipahami yaitu melalui Tabel dan gambar teknologi ini sering dikenal de ngan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode perancangan yang digunakan menggunakan tools Unified Modelling Language (UML). Teknik SIG sangat berguna untuk studi pemilihan lokasi karena kemampuan yang sangat baik dalam menyimpan, menganalisis dan menampilkan data spasial sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pengguna. Kata kunci: SIG, Industri konveksi, UML 1. PENDAHULUAN Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan, dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Industri di Kabupaten Kudus Tahun 2010 terdapat 15 Jenis perusahaan Mikro, Kecil dan Menengah diantaranya adalah 1.Furniture dari kayu (243 unit), 2. Kerajinan Ukir Grobyok (41 unit) 3.Barang dari kulit buatan (279 unit), 4.Alas Kaki (73 unit), 5.Konveksi/Garmen (1.527 unit), 6.Kerajinan Bordir (412 unit) 7.Jenang/Dodol (54 unit), 8.Tahu (153 unit) 9.Tempe (349 unit), 10.Krupuk (297 unit), 11.Gula Tumbu/Gula Merah (309 unit), 12.Kapuk Randu (27 unit), 13.Barang dari Logam (420 unit), 14.Percetakan (78 unit), 15.Rokok Kretek (151 unit). Dari data tersebut industri konveksi merupakan industri terbesar yang ada di kabupaten Kudus, maka perlu adanya sistem yang mudah untuk mendapatkan informasi yang baik untuk pendataan industri Konveksi Se-Kabupaten Kudus. Pemetaan lokasi industri konveksi merupakan penyajian informasi yang akurat terkait dengan keberadaan suatu usaha disuatu wilayah sangat diperlukan selain untuk memonitor peluang usaha dan kebutuhan tenaga kerja juga dapat dijadikan sebagai informasi untuk menyerap para investor untuk menanam modal. Teknik SIG sangat berguna untuk studi pemilihan lokasi karena kemampuan yang sangat baik dalam menyimpan, menganalisis dan menampilkan data spasial sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pengguna. Penelitian yang dilakukan adalah membuat perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) industri konveksi di Kabupaten Kudus sebagai acuan dan rekomendasi untuk pemerintah daerah dalam rangka pembinaan industri, khususnya industri konveksi. Penelitian terdahulu mengenai SIG diantaranya menurut LIU Ji-ping et al (2008) menyebutkan bahwa menggunakan metoda-metoda pengambilan keputusan tradisional biasanya hanya menyediakan uraian informasi statistik, yang sulit untuk memperoleh pengetahuan ruang. 389

Sebaliknya, akan lebih mudah untuk menampilkan informasi ruang menggunakan SIG, tetapi teknik dari SIG kelihatannya tidak efektif di dalam analisa dari masalah pengambilan keputusan yang kompleks, ketika kebanyakan data adalah "tidak ruang", ini terutama saat meneliti proses pengambilan keputusan dengan AHP, dan mengintegrasikan dengan SIG. Taleai et al. (2009) menggunakan sebuah metode gabungan berdasarkan, kelemahan kekuatan, peluang dan ancaman (SWOT) dan AHP untuk mengetahui tantangan dan prospek serta mengadopsi SIG.Analisis SWOT mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap organisasi yang dihadapi. Kekuatan dan kelemahan yang diidentifikasi oleh penilaian lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman yang diidentifikasi oleh penilaian lingkungan eksternal di negara-negara berkembang. Dalam konteks ini, di identifikasikan, kelompok, dan indikator analisis SWOT dalam hubungannya dengan komponen SIG utama: data, orang, dan teknologi. masing-masing indikator SWOT dan kelompok-kelompok terkait SWOT pada setiap komponen SIG ditentukan besarannya. Selanjutnya metoda ini diterapkan dalam penilaian situasi adopsi SIG dalam organisasi pemerintah dan faktor utama yang terkait dengan setiap komponen SIG dievaluasi dan signifikansi relatif mereka diukur. Signifikansi faktor ini kemudian digunakan untuk merumuskan strategi yang tepat untuk diadopsi SIG untuk perencanaan stratesig. 2. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan melalui kajian (research) terhadap model-model pengembangan yang sudah dilaksanakan dan kemudian berdasarkan hasil kajian itu merumuskan satu analisis dan desain sistem informasi geografis. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang akurat dilakukan observasi dan wawancara dengan pihak terkait, dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian dan Industri Konveksi. Setelah mendapatkan data yang akurat kemudian dilakukan studi pustaka terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Sistem Informasi Geografis. b. Analisa kebutuhan sistem Tahap ini dilakukan analisa terhadap kebutuhan rancang bangun Sistem Informasi Geografis Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus, kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Identifikasi keberadaan industri dikabupaten kudus, yang dilakukan adalah studi pustaka, observasi dan wawancara dengan perangkat desa mengenai keberadaan industri, wawancara juga dilakukan dengan Dinas Perindustrian Kabupaten Kudus. 2. Analisis dan identifikasi kebutuhan Sistem Informasi Geografis Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus. Kegiatan yang dilakukan adalah problem analysis, requirements analysis, dan generating system analysis. 3. Perancangan model Sistem Informasi Geografis Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat conceptual design, design detail dan database. c. Desain sistem Rancang bangun sistem menggunakan tools Unified Modelling Language (UML). Pada tahap dibuat perancangan yang terdiri dari use case system, activity diagram, sequence diagram dan class diagram SIG Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus. Tahapan-tahapan tersebut di atas dapat dilihat alur penelitian yang terdapat dalam Gambar 1: 390

Langkah 1 Pengumpulan Langkah 2 Analisis dan Identifikasi Kebutuhan Penelitian Langkah 3 Desain Pelaksanaan Penelitian Langkah 4 Implementasi Penelitian Observasi Ke dunia Industri Studi Pustaka tentang SIG Problem Analisys Requirements Analisys Generating System analisys Conseptual Desaign Research Detail Desaign Research Implementasi Program Implementasi Infrastruktur Peralatan SIG Masalah Penelitian Kebutuhan Teknologi SIG untuk mengetahui perkembangan industri konveksi Luaran Penelitian - Rancang bangus sistem Informasi Geografis Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus -Publikasi Ilmiah dalam Jurnal, dan prosiding -Menghasilkan pengembangan bahan ajar Sistem Informasi Geografis Gambar 4. Alur Kegiatan Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan Rancang bangun SIG Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus menyajikan informasi data spasial dan non spasial daerah konveksi di Kabupaten Kudus kepada penggunanya. Informasi data spasial direpresentasikan dalam bentuk grafis, sedangkan informasi atribut dari spasial direpresentasikan dalam bentuk tabel. Berikut merupakan tahapan dalam pembuatan perancangan SIG Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus: 1. Studi pustaka tentang Sistem Informasi Geografis dan Arc View GIS. 2. Mengumpulkan data tentang industri konveksi di Kabupaten Kudus dengan melakukan wawancara pada Dinas Perindustrian Kabupaten Kudus. 3. Menganalisa data dan merancang GIS 4. Mendigitasi data-data spasial yang didapat, dan memasukkan data-data non spasial ke dalam tabel-tabel. Gambar 2 menjelaskan tentang alur dari pembuatan sistem aplikasi ini dengan tahapan: Peta yang dibutuhkan diinput ke komputer, lalu didigitasi dan disimpan dengan ekstension.shp. Bila peta sudah didigitasi, secara otomatis Arc View akan menampilkan atribut dasar peta dalam bentuk tabel berisi shape dan id peta. Selain peta dapat juga ditambahkan data-data nonspasial lain berupa teks / angka yang juga akan dimasukkan ke dalam tabel. -data spasial dan nonspasial yang sudah diolah di dalam area Arc View menghasilkan tampilan SIG yang dapat dikomunikasikan kepada pengguna. 391

Spasial (Peta-Peta) Statistik Digitasi Masukkan Basis Spasial Sistem Manajemen Basis Basis Non Spasial Analisis Sistem SIG Konveksi Gambar 5. Diagram Perancangan Sistem SIG 3.2 Diagram Alur dan Informasi Berikut akan dijelaskan diagram alur data dan informasi perancangan Sistem Informasi Geografis Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus. 3.2.1 Use Case Diagram Use case merepresentasikan interaksi antara actor dengan sistem dan menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem (Suhendar & Hariman, 2002). Use case pada Gambar 3 terdiri dari 2 aktor, yaitu Admin dan User. Admin adalah perwakilan dari Dinas Perindustrian, sedangkan User adalah masyarakat selaku pengguna sistem. Admin sebelum melakukan manipulasi data SIG terlebih dahulu melakukan login. Manipulasi data SIG disini terdiri dari input dan update data konveksi, input dan update letak peta, input dan update data perkembangan konveksi. Sementara user dalam hal ini adalah masyarakat pengguna sistem berinteraksi dengan sistem melalui informasi industri konveksi, informasi pencarian dan download peta. Gambar 6. Use Case Diagram SIG Perkembangan Konveksi 392

3.2.2 Activity Diagram Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas secara umum dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (Munawar, 2005). User Konv eksi Lihat daftar konveksi Halaman Peta Lihat informasi konveksi Tampil peta Gambar 7. Activity Diagram Informasi Industri Konveksi Activity diagram pada Gambar 4 menjelaskan alur penyampaian informasi industri konveksi. User masuk ke sistem kemudian memilih industri konveksi yang diinginkan. Setelah memilih industri konveksi yang dicari akan tampil informasi lengkap mengenai industri konveksi tersebut. Setelah itu akan tampil peta lokasi industri konveksi. 3.2.3 Sequence Diagram Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu (Munawar, 2005). : User Konveksi Peta Lokasi Lihat menu konveksi Informasi lengkap konveksi Lihat lokasi peta Informasi lokasi peta Gambar 8. Sequence Diagram Informasi Industri Konveksi Sequence diagram pada Gambar 5 menjelaskan skenario atau langkah-langkah yang dilakukan dalam sistem yang berhubungan dengan view, yang terdiri dari 1 aktor, 2 participant dengan garis lifelinenya dan 4 message. Alur ini dimulai dari user memilih menu konveksi, kemudian melihat informasi lengkap mengenai konveksi yang dipilih. Setelah informasi diperoleh akan tampil peta lokasi konveksi yang dipilih. 393

3.2.4 Class Diagram Gambar 9. Class Diagram SIG Perkembangan Konveksi Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak, yang pada dasarnya terbagi atas tiga bagian yaitu Nama Class, Atribut, dan Operation. Pada diagram diatas terdapat tiga kotak class (project, view, dan tabel) yang merupakan menu-menu utama pada aplikasi ini. Pada Class Diagram di atas terdapat simbol belah ketupat (Agregasi) di bawah class project, Agregasi disini merupakan hubungan "bagian-dari" atau "bagian-ke-keseluruhan". Class Diagram SIG Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus dapat dilihat pada Gambar 6. 4. KESIMPULAN Rancang bangun Sistem Informasi Geografis Perkembangan Industri Konveksi di Kabupaten Kudus telah berhasil dibuat. Perancangan sistem terdiri dari use case diagram yang menggambarkan interaksi antara aktor dengan sistem, activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas secara umum dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir, sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu, dan class diagram menggambarkan objek-objek yang ada di dalam sistem. DAFTAR PUSTAKA Ji-ping, L., Yong, W., & Na, Z. (2008). The Experimental Research on the Method of Integrating AHP with SIG. IEEE. Munawar. (2005). Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suhendar, A. G., & Hariman. (2002). Visual Modelling Menggunakan UML dan relational Rose. Bandung: Informatika Bandung. Taleai, M., Ali, M., & Ali, S. (2009). Surveying General Prospects and Challenges of SIG Implementation in Developing Countries: a SWOT-AHP Approach. Springer-Verlag. 394