A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. Tabel desain penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest Perlakuan Posttest O 1 X O 2 O 1 O 2 X = Pengukuran pertama (pre test) = Pengukuran kedua (post test) = Perlakuan atau eksperimen Pada penelitian ini dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Data yang diperoleh dicatat dan dikembangkan kemudian dilakukan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian adalah seluruh siswi kelas X dan XI di SMA NASIMA Semarang tahun 2011. Berdasarkan data siswa SMA NASIMA Semarang, jumlah siswi yang duduk di kelas X dan XI berjumlah 76 siswi dengan rincian sebagai berikut: a. Kelas X 1 = 11 siswi Kelas X 2 = 12 siswi Kelas X 3 = 12 siswi b. Kelas XI Ilmu Sosial 1 = 15 siswi Kelas XI Ilmu Sosial 2 = 13 siswi Kelas XI Ilmu Alam = 13 siswi 19
2. Sampel Besar sampel penelitian ini akan diketahui melalui rumus. n= N 1+N(d 2 ) n : jumlah sampel N : jumlah populasi d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (10%) berdasarkan rumus di atas, besar sampel penelitian adalah: n= n= n= N 1+N(d 2 ) 76 1+76(0,1 2 ) 76 1+0,76 = 76 1,76 = 43 Untuk mendapatkan sampel dari masing-masing kelas, maka sampel diambil secara proporsional random sampling, adapun metode yang dimaksud adalah sebagai berikut: Sampel = Jumlah siswi tiap kelas x besar sampel jumlah populasi siswi SMA NASIMA Semarang Berdasarkan rumus di atas, sehingga didapatkan perhitungan besar sampel tiap kelas sebagai berikut: Tabel 3.2. Besar Sampel Tiap Kelas Kelas Kelas X 1 Kelas X 2 Kelas X 3 Kelas XI Ilmu Sosial 1 Kelas XI Ilmu Sosial 2 Kelas XI Ilmu Alam Jumlah Sampel (n) 6 siswi 7 siswi 7 siswi 9 siswi 7 siswi 7 siswi 43 siswi Untuk pemilihan responden yaitu dengan memberikan nomor kepada setiap responden pada secarik kertas, kemudian dikumpulkan dan dilakukan undian. 20
C. Variabel Penelitian 1. Variabel a. Variabel bebas Penyuluhan tentang kanker serviks b. Variabel terikat Pengetahuan tentang kanker serviks 2. Definisi Operasional Definisi operasional menjabarkan cara ukur, hasil ukur, dan skala pengukuran untuk mengukur variabel bebas dan variabel terikat. Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Variabel bebas: Penyuluhan tentang kanker serviks Variabel terikat: Pengetahuan tentang kanker serviks Aktivitas yang memberikan informasi pada peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks. Penyuluhan dilakukan dihari yang sama dengan dilakukannya pre test dan post test - pre test dan post nominal test Kemampuan siswi Dengan Skor maksimal interval untuk mengetahui definisi kanker serviks, penyebab kanker serviks, faktor resiko kanker serviks, tanda dan gejala kanker serviks, pencegahan kanker serviks menggunakan kuesioner berjumlah 25 pertanyaan yang terdiri dari 3 item pilihan jawaban. Jawaban kuesioner diberi skor dalam bentuk angka, jika jawaban benar diberi skor 1, jika salah skor 0 adalah 25 dan minimal adalah 0. Sedangkan untuk keperluan distribusi frekuensi pengetahuan dikategorikan baik: 76-100% (19 25 soal) cukup: 56-75% (14 18 soal) kurang: < 56% (< 14 soal) 21
D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi 1. Inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah siswi yang bersekolah di SMA NASIMA Semarang, yang belum pernah terdiagnosa kanker serviks dengan melakukan wawancara, dan mau dijadikan responden. 2. Eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang tidak hadir saat penyuluhan. E. Instrumen Penelitian 1. Pengukuran Pengetahuan Dalam pengukuran menggunakan kuesioner dengan 25 pertanyaan dimana pada pertanyaan positif setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban salah diberi nilai 0, sedangkan pada pertanyaan negatif setiap jawaban benar diberi nilai 0 dan setiap jawaban salah diberi nilai 1. 2. Uji Validitas Uji validitas memiliki dua macam cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan valisitas internal. Pada validitas eksternal, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, yaitu: N xy ( x)( y) r = {N x ( x) }{N y ( y) } N : jumlah sampel r xy x y xy : korelasi antara variabel x dan y : skor masing-masing pertanyaan : skor total pertanyaan : skor pertanyaan dikali skor total Selanjutnya peneliti melakukan uji validitas internal menggunakan analisis butir yang berguna untuk menguji setiap butir soal. Dengan diperolehnya indeks setiap validitas setiap butir dapat diketahui dengan 22
pasti manakah yang tidak memenuhi syarat, sehingga peneliti mengganti ataupun merevisi butir yang dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada 28 responden di SMA Sultan Agung 1 Semarang sebagai sarana uji. Hasil dari uji validitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Pengetahuan No. Butir pertanyaan Hasil r hitung Interpretasi Pertanyaan 1 0,568 Valid Pertanyaan 2 0,569 Valid Pertanyaan 3 0,512 Valid Pertanyaan 4 0,506 Valid Pertanyaan 5 0,526 Valid Pertanyaan 6 0,409 Valid Pertanyaan 7 0,698 Valid Pertanyaan 8 0,862 Valid Pertanyaan 9 0,634 Valid Pertanyaan 10 0,762 Valid Pertanyaan 11 0,458 Valid Pertanyaan 12 0,482 Valid Pertanyaan 13 0,657 Valid Pertanyaan 14 0,589 Valid Pertanyaan 15 0,638 Valid Pertanyaan 16 0,409 Valid Pertanyaan 17 0,752 Valid Pertanyaan 18 0,779 Valid Pertanyaan 19 0,708 Valid Pertanyaan 20 0,589 Valid Pertanyaan 21 0,748 Valid Pertanyaan 22 0,673 Valid Pertanyaan 23 0,600 Valid Pertanyaan 24 0,512 Valid Pertanyaan 25 0,682 Valid Kuesioner dikatakan valid apabila memenuhi kriteria apabila r hitung > r tabel. Nilai r tabel diperoleh dari n = 28 tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05) yaitu 0,3739. 3. Uji reliabilitas Kuesioner dinyatakan reliabel bila memenuhi nilai alpha minimal 0,7. Untuk mengukur reliabilitas menggunakan Alfa Cronbach. 35 K r = k Σsi 1 (k 1) st : banyaknya pertanyaan atau soal 23
si St 2 : banyaknya varian : varian total Dari hasil perhitungan pada 25 butir pertanyaan diperoleh alpha keseluruhan 0,940. Kemudian dilakukan perbandingan terhadap alpha minimal dengan hasil: 0,940 > 0,7. Dengan demikian instrument pengetahuan tentang serviks dinyatakan reliabel. 4. Kisi-kisi Kuesioner Berikut adalah kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian. Tabel 3.5. Kisi-kisi Kuesioner No. Substansi Pokok Bahasan Jumlah Pertanyaan Nomor Soal Pertanyaan positif (favorable) Pertanyaan negatif (unfavorable) 1. Definisi Kanker 3 1, 2, 3 1, 2, 3 Serviks 2. Penyebab Kanker 3 4, 5, 6 4 5, 6 Serviks 3. Faktor risiko 5 7, 8, 9, 10, 7, 8, 11 9, 10 11 4. Tanda dan Gejala 3 12, 13, 14 13 12, 14 5. Pencegahan 11 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25 15, 18, 19 F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, dimana rincian tahap demi tahap adalah sebagai berikut: 1. Tahap Awal Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu untuk menetapkan bahan dalam penelitian. Dalam melakukan identifikasi, masalah yang diperoleh peneliti berdasarkan data primer dan data sekunder. 2. Tahap Sebelum Penelitian Peneliti melakukan persiapan sebelum penelitian, diantaranya: a) Menentukan populasi dan sampel penelitian. b) Mengurus perijinan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas di SMA Sultan Agung 1 Semarang. 24
c) Mengurus perijinan untuk melakukan penelitian di SMA NASIMA Semarang. d) Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan. e) Persiapan alat penelitian, melakukan uji validitas dan reliabilitas. 3. Tahap Penelitian a) Tema penyuluhan Tema penyuluhan pada penelitian ini adalah tentang kanker serviks. b) Peserta penyuluhan Peserta penyuluhan pada penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI SMA NASIMA Semarang. c) Metode penyuluhan Pada saat penyuluhan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dilakukan dengan pemberian materi dilanjutkan sesi tanya jawab. d) Penyuluh Pemberi materi dalam penyuluhan adalah peneliti dan beberapa rekan yang ikut serta dalam membantu proses penelitian ini. e) Materi penyuluhan Materi penyuluhan dalam penelitian ini adalah pengertian kanker serviks, penyebab kanker serviks, faktor resiko kanker serviks, gejala dan tanda kanker serviks, dan pencegahan kanker serviks. 4. Tahap Sesudah Penelitian Tahap sesudah penelitian merupakan tahap akhir dari penelitian dimana dilakukan pencatatan dan pelaporan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui perbedaan. G. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber data a. Data primer Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner siswa kelas X dan XI SMA NASIMA Semarang yang menjadi sampel penelitian dengan melaksanakan pre test dan post test untuk mengukur pengetahuan siswa tentang kanker serviks. 25
b. Data sekunder Database sebagai dasar penelitian diperoleh dari buku register siswa SMA NASIMA Semarang. 2. Alat a. leaflet b. slide presentasi, berisi materi kanker serviks c. kuesioner sebagai alat ukur tingkat pengetahuan 3. Cara Kuesioner diberikan kepada siswi SMA NASIMA Semarang yang menjadi sampel penelitian. H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan analisis data statistik dengan langkah sebagai berikut: a. Editing Pada tahap editing peneliti melakukan penilaian terhadap data yang diperoleh dan hasil dari semua data responden yang telah diisi lengkap oleh responden. b. Coding Peneliti memberikan kode tertentu pada tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data, kode tersebut antara lain: kode 1 untuk kategori pengetahuan baik, kode 2 untuk kategori pengetahuan cukup, kode 3 untuk kategori pengetahuan kurang. Untuk mendeskripsikan persentase jawaban diinterpretasikan dalam bahasa kualitatif dengan acuan sebagai berikut: Baik : 76 100% (diberi kode 1) (19 25 soal) Cukup : 56 75% (diberi kode 2) (14 18 soal) Kurang : < 56% (diberi kode 3) (< 14 soal) 26
c. Scoring Data pengetahuan dari kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyaan yang diisi oleh siswi SMA NASIMA Semarang. Pada pertanyaan positif setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban salah diberi nilai 0, sedangkan pada pertanyaan negatif setiap jawaban benar diberi nilai 0 dan setiap jawaban salah diberi nilai 1. Selanjutnya skor diolah dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa persentase menggunakan rumus: 36 N= Sp Sm x 100% N : Nilai pengetahuan Sp : Skor yang didapatkan Sm : Skor maksimal d. Tabulating Setelah dilakukan pengkodean dan skoring pada semua data selanjutnya data dianalisis secara elektronik mengunakan program pada komputer. 2. Analisis Data a. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel penelitian. Analisis dilakukan berdasarkan frekuensi minimal, frekuensi maksimal, mean, standar deviasi, distribusi frekuensi dan persentase. Mean didapatkan dari jumlah nilai yang diperoleh oleh seluruh responden kemudian dibagi jumlah responden. Untuk memperoleh simpangan baku/standar deviasi (Sd) menggunakan rumus 36 : Sd = (d d ) 2 n 1 d i = perbedaan pre dan post (d i = X i X 1 ) 27
d = rata-rata dari beda antara nilai pre dan post n = banyaknya sampel Untuk distribusi frekuensi penentuan besarnya persentase menggunakan rumus 36 : P = F N x 100% P = persentase F = jumlah jawaban yang benar N = jumlah soal b. Analisis bivariat Data yang diperoleh dari penelitian kemudian diuji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Dikatakan data itu normal bila nilai signifikannya 0,05 bila nilai signifikannya < 0,05 berarti data tersebut tidak normal. Dari hasil uji normalitas didapatkan hasil pada pengetahuan sebelum penyuluhan p-value > 0,05 (0,376 > 0,05) maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Sementara itu, pada pengetahuan sesudah penyuluhan p-value > 0,05 (0,301 > 0,05) maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Dengan demikian, apabila kedua data berdistribusi normal maka analisis bivariat menggunakan uji t sampel berpasangan (paired T test) dengan rumus: t= d Sd n Keterangan : t = hasil uji d = rata-rata dari beda antara nilai pre dan post Sd = simpangan baku Untuk membuktikan Ho ditolak atau diterima, nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan derajat kemaknaan (df) = n 1 dengan 28
α = 5%. Bila t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel atau bila nilai p- value < α, maka Ho ditolak dan H 1 diterima. 35 29
35. Arikunto S. 2009. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. 36. Riwidikdo, H. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. 30