PENOLAKAN PENCAIRAN BANK GARANSI OLEH BANK TERKAIT DENGAN WANPRESTASI PEMILIK PROYEK. Oleh: Ref Fitri YentiZ

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (SK) No. 23/88/KEP/DIR tanggal 18 Maret 1991 pasal 5 ayat (1) dan (2).

BAB I PENDAHULUAN. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

BAB I PENDAHULUAN. (social control), akan tetapi juga menjalankan fungsi sebagai pendorong

ABSTRAK. Memasuki era globalisasi, pengusaha berlomba-lomba untuk memajukan

KEDUDUKAN BANK DALAM PEMBERIAN BANK GARANSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan hukum secara ideal tidak hanya dalam fungsi pengendalian sosial ( social

BAB IV PENUTUP. maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Surakarta. garansi dan kontra bank garansi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Konsep pembangunan Indonesia dalam Trilogi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan diinginkannya. Disamping sifat sifat di atas

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah. terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian yang dimuat secara sah mengikat para pihak sebagai Undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

PELAKSANAAN BANK GARANSI PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI SKRIPSI. Oleh : M. Ridzki Fernandi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara internasional maupun domestik masing-masing Negara.

I. PENDAHULUAN. tersebut sebagian besar memerlukan jasa-jasa bank dan lembaga keuangan lain

BAB III ASPEK HUKUM PEMBERIAN BANK GARANSI PELAKSANAAN PADA PEMBANGUNAN SUATU PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM SUATU PENJAMINAN. A. Prosedur Perubahan/Amendment Bank Garansi Terhadap Perubahan Nilai

BAB III PENUTUP. Jayapura, apabila perjanjian kredit macet dan debitur wanprestasi yaitu: (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan modal sebagai salah satu sarana dalam pengembangan unit usaha oleh para

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar segala bidang tersebut tentu akan membawa banyak perubahan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Kemungkinan akan terjadinya suatu kerugian yang biasa disebut juga risiko,

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakpastian kehidupan sehari-hari terhadap manusia dewasa ini, seperti

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB 1 PENDAHULUAN. terobosan-terobosan baru dalam mengembangkan usahanya di era global saat ini dimana

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

Pelaksanaan Pemberian Garansi Bank Pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Padang Terhadap PT Eksekutif Putra Utama Padang ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung sistem perekonomian suatu negara. Jika industri perbankan dalam

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. merangsang dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan. produktifitas di bidang usahanya. Meningkatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bank merupakan salah satu badan usaha yang dibentuk dengan

PENYELESAIAN PERJANJIAN BANK GARANSI DALAM HUKUM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai

BAB I P E N D A H U L U A N. perusahaan atau badan usaha memerlukan sumber daya atau faktor faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat masyarakat terus

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan baik karena keterbatasan dana sehingga sudah sewajarnya manusia

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha untuk melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

DAFTAR REFERENSI. Budiono, Herlien. Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Di Bidang Kenotariatan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam agenda pembangunan nasional Tahun , secara politis dikatakan

I. PENDAHULUAN. rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

Transkripsi:

PENOLAKAN PENCAIRAN BANK GARANSI OLEH BANK TERKAIT DENGAN WANPRESTASI PEMILIK PROYEK Oleh: Ref Fitri YentiZ 110120130011 Komisi Pembimbing : Dr. Tarsisius Murwadji, S.H.,M.H. Dr. Etty Mulyati, S.H.,M.H. TESIS Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Hukum Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Bisnis PROGRAM MAGISTER (S2) ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2015

A. Latar Belakang Lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian, disebabkan salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara adalah kemajuan ekonominya dan tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis, maka bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan kepada masyarakat yang membutuhkannya. Salah satu jasa lembaga perbankan adalah bank garansi yang mendorong aktivitas dunia usaha, diamanatkan dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (selanjutnya disebut Undang-Undang Perbankan) disebutkan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak 1 Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang dapat memobilisasi dana masyarakat secara efektif, yaitu sebagai penghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk pembiayaan kegiatan yang produktif bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Bab I Pasal 1 Ayat 2

menunjukkan bahwa bank merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan perekonomian dan perdagangan. Dengan semakin banyak di Indonesia, semakin banyak pula produk atau jasa bank yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini merupakan tanda persaingan antar bank semakin meluas, sehingga masyarakat harus memilih berdasarkan kelebihan dari produk-produk terbaik yang ditawarkan bank tersebut. Bank garansi merupakan salah satu jasa bank yang ditawarkan oleh bank disamping jasa-jasa lainnya. Penerbitan bank garansi oleh bank merupakan salah satu cara untuk menunjang pembangunan yang dilakukan oleh sektor swasta, khususnya di bidang konstruksi, dimana Bank Garansi itu diterbitkan dengan tujuan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pembangunan suatu proyek dari mulai terjadinya tender sampai dengan penyelesaian proyek tersebut. Bank garansi merupakan perjanjian penanggungan yang diatur dalam Pasal 1820 KUH Perdata. Istilah bank garansi berasal dari bahasa inggris guarantee atau guaranty yang berarti menjamin atau jaminan. 2 Menjamin atau jaminan dalam perjanjian garansi dimaksudkan sebagai tindakan dari pihak garantor untuk menjamin jika seseorang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dijanjikan, misalnya tidak membayar hutang-hutangnya, si garantor tersebutlah yang akan melaksanakan atau mengambil alih kewajiban tersebut, jadi apabila bank 2005, Hlm.157 2 H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti,

yang menjadi garantor, maka banklah yang akan melaksanakan atau mengambil alih kewajiban tersebut. 3 Bank garansi diberikan oleh bank kepada nasabahnya yang akan melakukan suatu tugas yang sangat terbatas dan terpilih, namun tidak membutuhkan fasilitas kredit secara langsung dari bank. 4 Fasilitas pemberian kredit yang dimaksudkan adalah semua fasilitas yang disediakan oleh bank, baik yang langsung dapat digunakan maupun fasilitas yang setiap saat dapat ditarik serta pemberian fasilitas pemberian garansi dan penyertaan bank pada perusahaan yang bersangkutan. 5 Secara sederhana bank garansi dapat diartikan sebagai jaminan untuk memenuhi suatu kewajiban nasabah, apabila nasabah yang dijamin oleh bank tersebut kemudian hari tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sebagaimana yang telah dijanjikan. Berdasarkan risiko pemberian bank garansi, Bank Indonesia sebagai pembina perbankan nasional, menggunakan ketentuan tentang Batas Minimun Pemberian Kredit (BMPK) dan Kewajiban Pemenuhan Modal Maksimum (KPMM) kepada bank penerbit bank garansi. 6 Setiap pemberian bank garansi, bank terlebih dahulu meminta kepada nasabah yang akan dijaminkannya untuk memberikan jaminan lawan atau kontragaransi. Kontragaransi ini nilai tunainya sekurang- Hlm.59 3 Ibid, Hlm 158 4 Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, Gramedia Pusataka Utama, Jakarta, 1993, 5 Widjanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, 1997, Hlm.78 6 Ibid, Hlm.78

kurangnya harus sama dengan jumlah yang ditetapkan sebagai jaminan yang tercantum dalam perjanjian bank garansi. Jaminan ini dapat berupa uang tunai atau simpanan giro, deposito, surat-surat berharga atau harta kekayaan barang-barang bergerak atau tidak bergerak. 7 Kasus yang terjadi dalam penolakan pencairan bank garansi adalah sebagai berikut: PT Arena Agro Utama (pemilik proyek) melakukan pertemuan untuk rencana melakukan perjanjian kerjasama dengan PT.Pradipta Surya Gemilang (Kontraktor) untuk pembuatan gud ang pupuk PT.Arena Agro Utama. Dalam perjanjian ini pemilik proyek mensyaratkan adanya bank garansi. Dalam perjanjian bank garansi telah dijelaskan bahwa pengerjaan proyek dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor. Akan tetapi pemilik proyek meminta adanya penambahan daya listrik baru, kemudian pihak kontraktor tidak memenuhi permintaan pemilik proyek, dikarenakan tidak ada tercantum dalam perjanjian kerjasama. Pihak pemilik proyek mengajukan pencairan bank garansi ke bank nagari dan bank nagari menolak untuk mecairkan bank garansi tersebut. Adapun mengenai penelitian dalam kaitannya dengan bank garansi sebagai jaminan yang diberikan oleh bank telah diangkat dan dibahas sebelumnya oleh Hapsari Putri mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Indonesia Jurusan Hukum dalam tesis yang berjudul Pelaksanaan Kontra Bank Garansi (KBG) di PT. Asuransi Kredit Indonesia (Persero) 7 Thomas Suyatno, op.cit, Hlm.99

Berdasarkan Prinsip Hukum Asuransi dan Prinsip Hukum Perbankan dengan fokus tentang varivikasi klaim/ pre claim treatment yang dilakukan oleh Askrindo terhadap surat pemutusan kerjasama yang menjadi dasar wanprestasi Principal dan menjadi hak Obligee dalam mengajukan tuntutan klaim pencairan bank garansi kepada Bank BRI dan I Putu Taruna Yoga Sanjaya, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, dengan judul Pelaksanaan Kontra Bank Garansi Sebagai Jaminan Lawan Atas Diterbitkannya Bank Garansi yang diberikan terhadap pemilik proyek (oblige) dikaji dengan prinsip -prinsip hukum jaminan, perbankan, asuransi, dan hukum perjanjian Adapun perbedaan dengan tesis penulis terletak pada objek penelitian yang penulis angkat yaitu penolakan pencairan bank garansi terkait dengan wanprestasinya pemilik proyek Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan mengangkat mengenai permasalahan pemberian bank garansi oleh Bank Nagari dalam bentuk tesis yang berjudul: PENOLAKAN PENCAIRAN BANK GARANSI OLEH BANK TERKAIT DENGAN WANPRESTASI PEMILIK PROYEK B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses pencairan Bank Garansi terkait dengan wanprestasinya terlebih dahulu dari pemilik proyek? 2. Bagaimana proses pencairan Bank Garansi yang menjamin kepastian hukum dalam hal perjanjian kerjasama antara kontraktor dan pemilik proyek, terkait dengan wanprestasi pemilik proyek? Bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses pencairan bank garansi adalah dengan penerapan kontra garansi atau jaminan lawan dari nasabah dan bank juga harus mengetahu secara pasti dan jelas bagaimana perjanjian kerjasama antara pihak kontraktor dengan pemilik proyek. Hal ini dilakukan oleh bank, agar dalam pencairan klaim garansi tidak ada kesalahpahaman atau kekeliruan yang terjadi dan pihak bank juga tidak dirugikan. Pemberian bank garansi ini timbul karena adanya kehendak dari pihak yang dituangkan dalam suatu perjanjian bank garansi. Akibat hokum dari perjanjian tersebut bank berkewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan, apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi). Dengan demikian pemberian bank garansi tersebut terdiri dari tiga pihak, yaitu pihak bank, terjamin dan penerima jaminan. Metode yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah deskiriptif analisis, dimana untuk menganalisis objek penelitian dengan memaparkan situasi dan masalah untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan keberadaan objek penelitian dengan cara pemaparan data yang diperoleh sebagaimana adanya, yang kemudian dilakukan analisis yang menghasilkan beberapa kesimpulan. Metode

pendekatan yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah yuridis normatif, yaitu mengutamakan pencairan data sekunder dengan bahan hokum primer, sekunder, tersier atau dititik beratkan pada data sekunder dibidang hokum perbankan. Proses pencairan bank garansi yang menjamin kepastian hukum bahwa pihak penerima jaminan harus dapat melampirkan surat perjanjian kerjasama dan surat yang menyatakan bahwa pihak kontraktor atau nasabah telah wanprestasi. Sebelum adanya pernyataan wanprestasi ini, pihak penerima jaminan (pemilik proyek) harus telah melakukan somasi sebanyak tiga kali kepada pihak kontraktor. Apabila hal ini ini belum dilakukan oleh pemilik proyek, maka bank garansi tidak dapat dicairkan oleh bank.