31 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007. B. Batasan Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang diolah dari pihak kedua. Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka tidak dilakukan pengumpulan data primer sehingga tidak diperlukan teknik sampling atau kuesioner. Adapun data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung yaitu berupa : a. PDRB Propinsi Lampung periode tahun 2006-2011. b. PDRB 10 Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung periode tahun2006-2011. c. PDRB Perkapita Propinsi Lampung periode tahun 2006-2011.
32 d. PDRB Perkapita 10 Kabupaten / Kota di Propinsi Lampung periode 2006-2011. e. Jumlah Penduduk Propinsi Lampung Tahun 2006-2011. f. Jumlah Penduduk 10 Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung tahun 2006-2011. C. Analisis Data 1. Analisis Indeks Williamson Indeks Williamson digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat disparitas pendapatan antar wilayah Untuk mengukur ketimpangan pembangunan wilayah antar kabupaten/kota yang terjadi di Provinsi Lampung, tahun 2006 hingga 2011 dapat dianalisis dengan menggunakan indeks ketimpangan regional ( regional inequality) yang dinamakan indek ketimpangan Williammson (Sjafrizal,1997): Keterangan : Yi : PDRB Kab/Kota i di Provinsi Lampung : PDRB rata-rata seluruh kabupaten/kota. Fi N Iw : Jumlah penduduk kabupaten/ kota i di Provinsi Lampung : Jumlah Penduduk Provinsi Lampung : Nilai indeks ketimpangan williamson.
33 2. Tipology Klassen Melalui analisis ini diperoleh empat klasifikasi melalui pendekatan wilayah. Kabupaten/kota yang masing-masing mempunyai karakteristik pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang berbeda-beda diklasifikasikan dengan tipologi Klassen pendekatan wilayah (Syafrizal,1997). Melalui pendekatan sektoral, analisis Tipologi Klassen merupakan perpaduan antara alat analisis LQ dengan Model Rasio Pertumbuhan. Sektor ekonomi di tiap kabupaten/kota yang memiliki karakteristik pertumbuhan dan pangsa yang berbeda-beda dapat diklasifikasikan dengan tipologi Klassen pendekatan sektoral. Tabel.3 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral/Daerah Kuadran I Kuadran II, Kuadran III, Kuadran IV PDRB Pertumbuhan Y 1 > Y Y 1 < Y r 1 > r r 1 < r Sumber: Syafrizal, 1997 Daerah maju dan tumbuh cepat Daerah maju tapi tertekan Daerah berkembang cepat Daerah relatif tertinggal
34 D. Gambaran Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan sosial ekonomi Provinsi Lampung Besarnya masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB mencerminkan struktur wilayah yang bersangkutan. Pengamatan struktur ekonomi wilayah dalam kurun waktu tertentu akan memberikan gambaran apakah perubahan struktur ekonomi yang terjadi mengakibatkan pergeseran struktur ekonomi dari primer ke sekunder ataukah dari sekunder ke tersier. Pergeseran struktur ekonomi akan mendorong peningkatan pendapatan wilayah. Dengan demikian diharapkan pergeseran struktur ekonomi wilayah sesuai dengan potensi wilayah dan struktur ekonomi yang ideal. Perekonomian di provinsi Lampung di dominasi oleh 4 sektor ekonomi yang utama, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan/hotel/restoran, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Kontribusi dari ke empat sektor ini dalam perekonomian provinsi Lampung selalu mempunyai nilai tertinggi dibandingkan sektor yang lainnya.
35 Tabel 4. Kontribusi Sektor Ekonomi di Provinsi Lampung Tahun 2006 dan 2011 SEKTOR 2006 2011 Pertanian 42,5 38,28 Penambangan dan Penggalian 5,7 6,2 Industri Pengolahan 13,24 13,30 Litrik, Gas dan Air Bersih 7,53 7,62 Bangunan 3,41 4,5 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,50 15,84 Pengangkutan dan Komunikasi 6,2 7,1 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7,20 7,67 Jasa-jasa 7,54 7,68 Sumber Data : Lampung dalam angka 2011 Berdasarkan table di atas sektor pertanian dalam kurun waktu lima tahun terakhir tetap memberikan kontribusi terbesar. Secara deskriftif dapat digambarkan bahwa sektor pertanian mempunyai persentase sebesar 42,5 persen di tahun 2006 dan menurut menjadi 38,28 persen di tahun 2011. Sektor perdagangan/hotel/restoran menjadi kontributor terbesar kedua setelah sektor pertanian. Sembangan dari sektor perdagangan/hotel/restoran relatif stabil dari tahun ke tahun yakni 15,50 persen di tahun 2006 menjadi 15,84 persen di tahun 2011. Sektor industri pengolahan yang menjadi posisi ketiga mempunyai kontribusi sebesar 13,24 persen di tahun 2006 menjadi 13,30 persen di tahun 2011. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor jasa-jasa. Sektor ini memberikan
36 kontribusi sebesar 7,54 persen di tahun 2006 menjadi 7,68 di tahun 2011. ( BPS Provinsi Lampung:2012) 2. Keadaan Penduduk Penduduk provinsi Lampung terdiri atas berbagai suku bangsa yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu asli dan pendatang yang populasinya tersebar di berbagai daerah di Provinsi Lampung. Keadaan sosial penduduk provinsi Lampung sangat bervariasi dari bekerja sebagai petani, wiraswasta, pedagang dan pemerintahan. Tabel.5 Jumlah Penduduk Provinsi Lampung KABUPATEN/KOTA 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bandar Lampung 803.922 812.133 822.88 833.517 881.801 1.264.758 Metro 130.348 132.044 134.162 136.273 145.471 166.452 Lampung Barat 380.208 381.439 393.818 401.095 419.037 439.826 Lampung Selatan 1.312.527 1.341.258 929.702 943.885 912.49 1.079.791 Lampung Tengah 1.146.158 1.160.221 1.177.967 1.195.623 1.170.717 1.183.427 Lampung timur 929.159 936.734 947.193 957.479 951.639 1.109.015 Lampung utara 559.172 562.314 567.164 571.883 548.277 780.108 Tanggamus 824.922 826.61 845.777 486.284 536.613 542.439 Tulang Bawang 763.360 774.264 787.673 418.802 397.906 417.651 Waykanan 361.830 362.749 364.778 3266.707 406.123 410.532 LAMPUNG 4.752.921 4.788.287 5.793.147 8.015.925 5.199.357 2.757.008 Sumber data : Badan Pusat Statistik Berdasarkan tabel diatas, penduduk provinsi Lampung mempunyai variasi yang cukup spasial. Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota provinsi masih menjadi kota terpadat pada tahun 2011. Sedangkan kepadatan penduduk degan angka tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 8.015.925
37 3. Keadaan Wilayah Provinsi lampung meliputi areal dataran rendah seluas 53.288,35 Km 2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau sumatra,dan dibatasi oleh provinsi Sumatera Selatan dab Bengkulu disebalah utara, Selat Sunda disebelah Selatan, Laut Jawa disebelah timur, dan Samudera Indonesia di sebelah barat. Secara geografis Provinsi Lampung terdapat pada kedudukan :Timur Barat berada antara : 103º 40º 105º 50º Bujur Timur, Utara Selatan berada antara : 6º45-3º45 Lintang Selatan. Dilihat dari segi tata guna tanah maka lahan yang tersedia dapat digunakan untuk berbagai sektor, seperti sektor pertanian, industri, perdagangan, prtambangan maupun sektorsektor lainnya.
38 Tabel 6. Luas Wilayah Kab/Kota Provinsi Lampung Kabupaten/Kota Ibu Kota Luas (Km2) Bandar Lampung Bandar Lampung 19,296 Metro Metro 62 Lampung Barat Liwa 4,951 Lampung timur Sukadana 4,338 Lampung Tengah Gunung sugih 4,791 Lampung Selatan Kalianda 3,181 Lampung Utara Kotabumi 2,726 Tanggamus Kota Agung 3,357 Waykanan Blambangan Umpu 392,163 Tulang Bawang Menggala 777,084 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012 Dari Tabel.6 di atas dapat kita lihat masing-masing daerah memiliki keadaan geografis yang berbeda-beda. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kesenjangan antar wilayah.