Volume 1, Nomor 1, Agustus 2011 ISSN. 2089-2950 DAFTAR ISI : Pengaruh Penambahan Kapur dan Abu Layang Terhadap 1-15 Mortar Dengan Uji Kuat Tekan Serta Serapan Air Pada Bata Beton Berlobang (Asri Mulyadi) Uji Lendutan Pada Pelat Beton Ringan 16-24 Dengan Penambahan Glassfiber (Asrullah) Silika Fume Dapat Menetralisir Penggunaan Air Rawa 25-8 Pada Pengadukan Beton Mutu K-225 (SS Purwanto) Pengaturan Tata Air Pada Drainase Lahan Persawahan Daerah 9-52 Rawa Desa Lumpatan-Bailangu Kabupaten Musi Banyuasin (Warnodin) Semen Baturaja, 5-65 Semen Padang dan Semen Holcim (Yudianto Yuanda)
tidak memerlukan persaratan khusus, seperti panas dan atau waktu hidrasi serta kondisi lingkungan agresif (SNI 15-2049-2004). Yang mana harga semen dipasaran berbeda sesuai dengan merek semen tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan dibandingkan kuat tekan, modulus elastisitas, dan kuat tarik belah dari beton yang dibuat dengan tiga merek semen berbeda (Semen Baturaja, Semen Padang, Semen Holcim) pada umur hidrasi hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. 1.2. Tujuan Penelitian. Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui karakteristik bahan penyusun beton, meliputi : a. Agregat kasar : gradasi, ketahanan aus, berat jenis, berat satuan, kadar air, modulus halus butir, kekerasan butir agregat b. Agregat halus : gradasi, kadar lumpur, berat jenis, berat satuan 2. Untuk mengetahui nilai optimal kuat tekan, modulus elastisitas, dan kuat tarik belah pada beton dari komposisi campuran semen.. Untuk mengetahui merek semen yang ekonomis dengan kekuatan beton tinggi. 1.. Ruang Lingkup Penelitian. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain : 1. Bagaimana pengaruh semen yang berbeda merek terhadap kuat tekan, modulus elastisitas, dan kuat tarik belah beton dengan menggunakan agregat kasar dan halus yang sama serta faktor air semen yang sama. 2. Pada komposisi campuran semen berapa persenkah beton mampu menahan gaya tekan, modulus elastisitas, dan kuat tarik belah yang paling optimal. Untuk menghindari adanya kesalahan penelitian sesuai dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam penelitian ini diperlukan adanya batasan batasan masalah sebagai berikut : 1. Semen yang digunakan adalah semen portland type I (Semen Baturaja, Semen Padang, Semen Holcim ) dengan kemasan dalam kantong 50 kg 2. Nilai faktor air semen yang digunakan sebesar 0,5.. Nilai berat semen yang digunakan sebesar 50 kg / m 4. Agregat halus dan agregat kasar yang digunakan sama. 5. Penelitian yang dilakukan meliputi kuat tekanbeton. 6. Mutu beton rencana K -00. 7. Pengujian dilakukan pada umur beton hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari.. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain lain. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (split), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air. Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan rongga rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran butiran agregat saling terekat dengan kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama. 54
2.2. Agregat - Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan pengisi campuran beton. Agregat menempati 70 % volume beton, sehingga sangat berpengaruh terhadap sifat ataupun kualitas beton, sehingga pemilihan agregat merupakan bagian penting dalam pembuatan beton. Semen Portland - Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat - silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan (PUBI 1982). Fungsi semen ialah untuk merekatkan butir butir agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat, selain itu juga untuk mengisi rongga diantara butiran butiran agregat. Air - Air merupakan bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia, dengan semen untuk pembentukan pasta semen. Air juga digunakan untuk pelumas antara butiran dalam agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air dalam campuran beton menyebabkan terjadinya proses hidrasi dengan semen. Jumlah air yang berlebihan akan menurunkan kekuatan beton. Namun air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi yang tidak merata. Pengunaan Air harus memenuhi syarat yang telah ditentukan tidak mengandung lumpur.. METODE PENELITIAN Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu sama lain dan membandingkan hasilnya. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian bahan, yang meliputi pengujian agregat halus dan agregat kasar sertapengujian kuat tekan beton. Untuk pengujian yang dilakukan menggunakan standart Peraturan Beton Bertulang 1971 dan Petunjuk Praktikum Asistensi Teknik laboratorium pengujian beton dari pusat penelitian MBT (199). Untuk Pemeriksaan semen dilakukan dengan melihat fisiknya secara visual, apakah semen itu produksi baru ataukah produksi lama dengan melihat apakah butiran semen terdapat butiran padat atau tidak. Dengan kata lain semen yang digunakan adalah semen yang belum beku dan produksi terbaru. Pemeriksaan agregat halus meliputi pemeriksaan berat isi, berat jenis, analisa saringan dan kadar lumpur. Sedangkan pemeriksaan agregat kasar meliputi pemeriksaan berat isi, berat jenis, keausan, analisa saringan dan kadar lumpur. Sebelum melakukan penelitian harus dibuat bagan alir penelitian sebagaimana bagan dibawah ini hal ini penting mengingat alur proses penelitian agar didapat data yang valid. 55
BAGAN ALIR PENELITIAN Mulai Pengambilan Sampel Data Primer : - Semen 1.Semen Baturaja 2.Semen Padang.Semen Holcim - Split - Pasir - Air Laboratorium : - Kuat Tekan Data Sekunder : - Study Pustaka Analisa Data Hasil Output Semen dengan kuat tekan beton berbeda Kesimpulan.1. Analisa Karakteristik Bahan Analisa Semen Pada semen portland dilakukan analisa terhadap kandungan senyawa silika (S 1O2), Ferri Oksida (Fe2O), Kapur (CaO), Alumina (Al2O), Magnesium (MgO), Sulpurtrioksoda (SO) dan alkali. Pada penelitian ini dipakai semen portland semen Baturaja, Semen Padang, Semen Holcim, dan untuk selanjutnya tidak dilakukan analisa sebab sudah memenuhi spesifikasi teknis yang berlaku. Analisa Aggregat Analisa yang dilakukan pada agregat baik agregat halus dan kasar adalah sebagai berikut : Agregat Halus Organik Impuities Berat Jenis (ASTM C128-9) Analisa Saringan (ASTM C -92a) Berat Isi (ASTM C29) Apsorpsi (ASTM C566-89) Modulus Kehalusan (ASTM C16-92) Agregat Kasar 56
Berat Jenis (ASTM - 9) Analisa Saringan (ASTM C - 92a) Berat Isi (ASTM C29) Absorpsi (ASTM Cl28-9) Kadar Air (ASTM C566-9) Analisa Air Air yang digunakan dalam penelitian ini dianalisa sesuai dengan fungsinya sebagai campuran beton seperti keasaman, kandungan garam dan zat-zat organik. Dalam penelitian ini air yang digunakan sebagai campuran beton tidak boleh menggandung asam, alkali, bahan padat, bahan tersuspensi, bahan organik, minyak, sulfat, clorida, atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, dalam hal ini dapat digunakan air bersih yang tersedia dilaboratorium dan sudah memenuhi syarat sesuai ASTM C685 92a,oleh karena itu tidak dilakukan analisa terhadap air..2. Perencanaan Campuran Beton Bahan yang digunakan adalah pasir yang berasal dari Pasir Ogan sedangkan agregat kasar berasal dari sungai Lematang Lahat. Untuk air yang dipakai air yang berada dilaboratorium. Perencanaan campuran beton ( mix design ) merupakan metode pendekatan dalam menentukan komposisi bahan-bahan pembentuk beton. Terdapat beberapa metode dalam perencanaan campuran beton yang digunakan sebagai acuan yaitu metode Dreux, metode British 1986, metode Aci (American Concrete Institute). Dalam penelitian ini digunakan metode SK SNI T-15-1990- 0. Pencampuran Beton dengan varian agregat gabungan yaitu : Semen Portland Pasir Agregat Kasar Air 19,52 % 29,50 % 40,7 % 10,25 %.. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel juga dapat diartikan sebagai faktor faktor yang berperan penting dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan berat semen 50 kg/m dengan f.a.s 0,5. Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. berikut : Tabel 1. Variabel Penelitian. U m u r B e r a t F a k to r B e r a t J u m la h B e n d a h U ji B e to n S e m e n A ir A g r e g a t A g r e g a t U n tu k U ji ( fc ' & ε o ) ( k g /m S e m e n H a lu s K a s a r S e m e n S e m e n S em en ( k g /m ) ( k g /m ) B a tu r a ja P a d a n g R oda 7 14 21 28 Sumber : 50 0,5 609 111 50 0,5 609 111 50 0,5 609 111 50 0,5 609 111 50 0,5 609 111 Petunjuk Praktikum Asistensi Teknik laboratorium pengujian beton dari pusat penelitian MBT (199) Keterangan : Fc Kuat tekan beton ε Regangan Beton 57
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeriksaan Bahan Susun Beton Pemeriksaan terhadap bahan susun beton diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Air Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. Setelah dilakukan pengamatan secara visual terhadap air yang akan digunakan, menunjukkan sifat-sifat antara lain tidak berwarna, tidak berbau, jernih (tidak mengandung lumpur), dan benda terapung lainnya sehingga air tersebut dianggap memenuhi syarat. 2. Semen Pemeriksaan secara visual menyimpulkan bahwa semen dalam keadaan baik yaitu berbutir halus, tidak terdapat gumpalan-gumpalan, sehingga semen dapat digunakan sebagai bahan susun beton dengan berat jenis,15 ton/m.. Pasir Ogan a. Berat jenis Pemeriksaan yang dilakukan pada 2 sampel benda uji, kemudian dirata-rata. Pada kondisi kering didapat berat jenis Pasir Ogan 2,611 ton/m. Pasir Ogan termasuk dalam agregat normal (berat jenisnya antara 2,5-2,7), sehingga dapat dipakai untuk beton normal dengan kuat tekan 15-40 MPa (Tjokrodimuljo 1996: 15). Hasil pemeriksaan berat jenis sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 2. Pemeriksaan berat jenis agregat halus. P e m e r ik s a a n B e n d a u ji S S D P ik n o m e te r P ik n o m e te r + A ir P ik n o m e te r + A ir + B e n d a U ji B e n d a u ji k e r in g o v e n je n is k e r in g -(E ) (F ) + (C ) (G ) B e r a t J e n is S S D (G - D ) P e n ye ra p a n % (A - E ) (E ) (B ) (C ) (D ) (E ) S a tu a n I II R a ta - r a ta 0 10 1610 488 12 180 2.5 9 1 0 10 1610 488 12 180 2.5 9 1 2.6 1 1 2.4 5 9 2.4 5 9 2.4 5 9 x 100 b. Kadar lumpur Pemeriksaan kadar lumpur didapatkan sebesar,954% (lampiran 2), menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 kadar lumpur maksimum pasir ialah 5%. Dengan demikian pasir ogan dapat digunakan sebagai bahan susun beton. Untuk pasir dengan kandungan lumpur lebih dari 5%, maka sebelum dipakai hendaknya dicuci terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan kadar lumpur sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel. Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus. P e m e rik s a a n T e m p a t A g re g a t s e b e lu m d i c u c i A g re g a t s e te la h d i c u c i K a d a r lu m p u r % (A - E ) (E ) S a tu a n (B ) (C ) x 100 I II 78 72 484 478. 0 6 4.6 0 R a ta -ra ta.9 5 4 58
c. Gradasi pasir Pemeriksaan gradasi pasir ogan dapat dilihat dalam (lampiran 1). Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Pasir Ogan termasuk pada Zone II (pasir agak kasar) dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. GRADASI PASIR OGAN PADA ZONA 2 (pasir agak kasar) 100 90 Prosentase Lolos Ayakan (%) 80 70 1 60 1 2 2 50 40 Batas Atas Batas Bawah Gradasi Pasir 0 20 10 0 0.08 0.15 0, 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6 Lubang Ayakan mm Gambar 1. Gradasi Pasir Ogan dan Batasan Gradasi Pasir Zone II Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Pasir Ogan telah memenuhi syarat sebagai bahan penyusun beton normal. Modulus Halus Butir didapatkan sebesar 4,048. 4. Split Lahat a. Berat jenis Pemeriksaan yang dilakukan pada 2 sampel benda uji, kemudian dirata-rata. Pada kondisi kering didapat berat jenis Split Lahat adalah 2,06 ton/m. Split Lahat termasuk dalam agregat normal (berat jenisnya antara 2,-2,5). Hasil pemeriksaan berat jenis sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 4. Pemeriksaan berat jenis agregat kasar P e m e rik s a a n B e n d a u ji S S D P ik n o m e te r P ik n o m e te r + A ir P ik n o m e te r + A ir + B e n d a U ji B e n d a u ji k e rin g o v e n je n is k e rin g -(E ) (F ) + (C ) (G ) J e n is S S D (G - D ) P e n y e ra p a n % (A - E ) (E ) S a tu a n (B ) (C ) (D ) (E ) x 100 I II R a ta -ra ta 499 47 0 04 10 104 1581 1576 458 47 41 6 1802 1777 2.2 5 8 2. 5 2. 0 6 8.9 5 2 8.2 8 8.5 9 5 b. Kadar Lumpur Pemeriksaan kadar lumpur didapatkan sebesar 11,79%, menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia kadar lumpur maksimum Split ialah 1%. Dengan demikian Split Lahat harus dicuci sebelum digunakan sebagai bahan susun beton. Untuk Split dengan kandungan lumpur lebih dari 1%, maka sebelum dipakai hendaknya dicuci terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan kadar lumpur sebagaimana tabel dibawah ini. 59
Tabel 5. Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar. P e m e rik s a a n T e m p a t A g re g a t s e b e lu m d i c u c i A g re g a t s e te la h d i c u c i K a d a r lu m p u r % (A - E ) (E ) S a tu a n (B ) (C ) x 100 I II R a ta -ra ta 725 819 484 47 9.1 7 0 1 4.4 1 6 1 1.7 9 c. Keausan Agregat Pemeriksaan ketahanan aus agregat kasar menggunakan mesin Los Angeles. Pada (lampiran 6), didapat bagian yang hancur (lolos ayakan 2,8 mm) adalah 5,84%. Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 maksimum bagian yang hancur tidak lebih dari 50%, sehingga Split Lahat dapat digunakan untuk bahan susun beton. Hasil pemeriksaan kadar lumpur sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 6. Pemeriksaan keausan agregat dengan mesin los angeles. G ra d a s i P e m e rik s a a n U k u ra n S a rin g a n (m m ) L o lo s T e r ta h a n 7,5 2 5,4 2 5,4 19 19 1 2,5 1 2,5 9,5 9,5 6, 6, 4,7 5 4,7 5 2, 8 T o ta l B e r a t B o la J u m la h B o la B a ja C a ta ta n : 1 0 0 K a li P u ta r a n B e r a t C o n to h A w a l B e r a t s e te la h d i a y a k s a r i n g a n n o. 2,8 m m S e s u d a h K e a u s a n (A -B ) x 1 0 0 (B ) K e a u s a n r a ta - r a ta % F ra k s i (1 0-2 0 m m ) S a m p e l ( ) 1250 1250 1250 1250 12 + 25 (B ) (A -B ) A 0 4724 276 5,8 4 5,8 4 4.2. Perencanaan Adukan Beton Bahan susun beton yang dipakai meliputi agregat halus berupa Pasir Ogan, agregat kasar berupa batu pecah mesin asal Lahat dengan butir maksimum 20 mm, semen tipe 1 dengan merk Baturaja, Padang dan Holcim dengan ukuran 50 Kg, air dari laboratorium bahan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Sriwijaya Palembang. Rancangan adukan unutk beton dengan kekuatan rencana K 00 didahului dengan pemeriksaan bahan susun beton (lampiran 1) dan analisis gradasi campuran dengan hasil yang terbaik seperti dalam (lampiran 1), yaitu Pasir Ogan 42% dan Split Lahat 58%. Perencanaan adukan beton dihitung dengan cara Laboratorium yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Persyaratan yang telah ditentukan antara lain : 1. Berat semen 428,57 Kg/m. 2. Faktor air semen 0,525. 60
Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh : 1. Berat jenis Pasir 2,611. 2. Berat jenis kerikil 2,06.. Perbandingan berat pasir dan kerikil 42%:58%. Penentuan berat beton : 1. Berat jenis agregat campuran : (2,611 x 42%) + (2,06 x 58%) 2,441 2. Kebutuhan air 0,525 x 428,57 225 Kg atau 225 Liter.. Dari gambar grafik tentang hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran, dan berat beton (Tjokrodimuljo 1996: 100) dengan Bj campuran 2,441 dan kebutuhan air 225 L, maka berat beton diperoleh : 2195,25 Kg/m. Penentuan berat agregat : 1. Penentuan berat campuran : W camp Wbeton Wair Wsemen 2195,25 225 428.57 1541,68 Kg 2. Penentuan berat pasir : W pasir P/(P+K) x Wcamp 0,42/(0,42+0,58) x 1541,68 Kg 647,51 Kg. Penentuan berat split : W Split K/(P+K) x Wcamp 0,58/(0,42+0,58) x 1541,68 894,17 Kg Perbandingan kebutuhan pasir, kerikil, air, dan semen untuk 1m adalah 1. Pasir 647,51Kg 2. Split 894,17Kg. Air 225 Liter 4. Semen 428,57Kg Analisis kebutuhan pasir, split, air, dan semen untuk 7 kubus beton dengan ukuran (15 x 15 ) cm adalah 1. Volume 7 kubus 7x0.15x0,15x 0,15 0.02625 m 2. Untuk pelaksanaannya proporsional volumenya ditambah 10%. Voleme 0.02625 + 0.002625 0.0259875 m. Sehingga kebutuhannya untuk 7 kubus adalah : Pasir. 0.0259875 x 647.51Kg 16,82 Kg Split 0.0259875 x 894.17 Kg 2,2 Kg Air 0.0259875 x 225 Liter 5,84 Liter Semen 0.0259875 x 428,57 Kg 11,1 Kg 61
Tabel 7. No Jumlah kebutuhan bahan susun beton Merek Semen 1 Baturaja 2 Padang Holcim Split (Kg) 2,2 2,2 2,2 Kebutuhan bahan untuk 7 kubus Pasir Air (Kg) (Liter) 16,82 5,84 16,82 5,84 16,82 5,84 Semen (Kg) 11,1 11,1 11,1 4.. Pembahasan Kuat Tekan Beton Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan setelah umur beton mencapai umur dan 7 hari yang mana kuat tekan beton pada hari berikutnya dapat dikonversikan dengan koefisien berdasarkan umur beton menurut PBI 1971. Adapun tabel koefisien berdasarkan umur beton menurut PBI 1971 adalah dibawah ini. Tabel 8. Koefisien berdasarkan umur beton menurut PBI 1971. Umur Beton (hari) Semen Biasa Semen dengan Kekuatan awal 0.40 0.55 7 0.65 0.75 14 0.88 0.90 21 0.95 0.95 28 1.00 1.00 90 1.20 1.15 65 1.5 1.20 Sumber : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Dari hasil pengujian kuat tekan beton yang dilakukan di Lab Beton Politeknik Sriwijaya yang dilakukan pada umur tiga dan tujuh hari harus dikonversi terlebih dahulu untuk mendapatkan kuat tekan beton pada umur 14, 21 dan 28 hari. 1. Penentuan Kuat Tekan Beton Dengan Semen Baturaja Trial Mix 1 494.45 kg/cm2 89.7 kg/cm2 Kuat Tekan Beton Rata-rata Kuat Tekan Beton Rata-rata 442.09 kg/cm2 62
Dengan emikian kuat tekan beton pada umur 14, 21 dapat dihitung sebagai berikut : Kuat Tekan Beton Umur 14 hari Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971 442.09 x 0.88 89.0 kg/cm2 Kuat Tekan Beton Umur 21 hari Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971 442.09 x 0.95 419.98 kg/cm2 2. Penentuan Kuat Tekan Beton Dengan Semen Padang Trial Mix 1 46.90 kg/cm2 Trial Mix 2 27.78 65.81 kg/cm2 Kuat Tekan Beton Rata-rata Kuat Tekan Beton Rata-rata 414.85 kg/cm2 Dengan demikian kuat tekan beton pada umur 14, 21 dapat dihitung sebagai berikut : Kuat Tekan Beton Umur 14 hari Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971 414.85 x 0.88 65.06 kg/cm2 Kuat Tekan Beton Umur 21 hari Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971 414.85 x 0.95 94.10 kg/cm2. Penentuan Kuat Tekan Beton Dengan Semen Holcim Trial Mix 1 6
408.2 kg/cm2 Trial Mix 2 07.69 kg/cm2 Kuat Tekan Beton Rata-rata 408.2 + 07.69 Kuat Tekan Beton Rata-rata 58 kg/cm2 Dengan demikian kuat tekan beton pada umur 14, 21 dapat dihitung sebagai berikut : Kuat Tekan Beton Umur 14 hari Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971 58 x 0.88 15.04 kg/cm2 Kuat Tekan Beton Umur 21 hari Kuat Tekan Rata-rata x Koef. PBI 1971 58 x 0.95 40.10 kg/cm2 Hasil pengujian kuat tekan beton yang dilakukan di Lab Beton Politeknik Sriwijaya disajikan dalam (lampiran 19-5). Untuk melihat hasil pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan semen baturaja, semen padang dan semen holcim dengan formula rencana K 00 disajikan dalam tabel 4. dibawah ini. Tabel 9. Kuat Tekan Beton dengan menggunakan semen baturaja, semen padang dan semen holcim untuk beton rencana K - 00. M e re k S e m e n (k g ) K u a t T e k a n B e to n B e rd a s a rk a n U m u r (k g /c m 2 ) 7 14 21 28 B a tu ra ja P a d a ng H o lc im 1 9 7,8 2 5, 1 8 5,6 2 7,7 8 1 6, 2 0 0,0 0 8,0 2 7,9 8 8,1 6 89 6 5,1 15 420 9 4,1 4 0,1 Ket 4 4 2,1 K. 0 0 4 1 4,9 58 Dari tabel diatas dapat dibuat grafik hubungan antara kuat tekan beton berdasarkan umur beton dengan tiga merek semen berbeda seperti dibawah ini. 64
KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN BATURAJA, SEMEN PADANG DAN SEMEN HOLCIM 450 1 2 Kuat Tekan Beton (kg/cm2) 400 50 1 00 2 250 200 Semen Baturaja Semen Padang Semen Holcim 150 100 50 0 7 14 21 Umur Beton (hari) 28 Gambar 2. Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Semen Baturaja, Semen Padang dan Semen Holcim. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Agregat halus yaitu pasir ogan dapat digunakan untuk pembuatan beton normal yang mana kadar lumpurnya sebesar.954%. Pasir ini dapat digunakan untun beton rencana K- 00. 2. Agregat Kasar yaitu Split Lahat dapat digunakan untuk pembuatan beton normal dilapangan dengan terlebih dahulu dicuci, mengingat kadar lumpurnya sebesar 11,79%.. Kuat Tekan Beton yang paling tinggi adalah beton yang menggunakan semen baturaja. Adapun semen padang dan semen holcim tetap dapat digunakan untuk pembuatan beton normal dengan kuat tekan rencana K-00. 5.2 Saran Setelah melakukan penelitian tentang kuat tekan beton dengan menggunakan semen baturaja, semen padang dan semen holcim, maka perlu diperhatikan saran-saran sebagai berikut : - Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih akurat kuat kuat tekan beton dengan menggunakan semen baturaja, semen padang dan semen hocim dengan jumlah sample yang lebih besar dengan margin error yang kecil. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1990. Tata Cara Pengujian Kuat Tarik Beton (SK SNI M-60-1990-0). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan: Jakarta. 2. Anonim. 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Bangunan Gedung (SK SNIT-1991-0). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan: Jakarta.. Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI-T-15-1991-0 Departemen Pekerjaan Umum RI. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 4. Mulyono, T. 200. Teknologi Beton. Andi: Yogyakarta. 5. Samekto dan Rahmadiyanto, 2001. Teknologi Beton. Kanisius: Yogyakarta. 6. Gani, M.S.J. Cement and Concrete. Chapman & Hall: Melbourne. 7. Wospakrik, Hans. 1996. Mekanika Bahan. Erlangga: Surabaya. 8. Sorousihan, P. dan Bayazi, Z. 1987. Concep of Fibre Reinforced Concrete, Proceeding of the International Seminar on Fibre Reinforced Concrete. Michigan State University: Michigan. 9. Suhendro, B. 2000. Beton Fiber Konsep, Aplikasi, dan Permasalahannya. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. 10. Suroso, H. 2001. Pemanfaatan Pasir Pantai Sebagai Bahan Agregat Halus Pada Beton. Thesis Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. 1. 65