TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

dokumen-dokumen yang mirip
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI ( SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BAHASA IKLAN KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

TINDAK TUTUR DALAM PROGRAM TV METRO TV SENTILAN SENTILUN EDISI 16 JANUARI 2015 DENGAN JUDUL ADA GULA ADA MAFIA

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB II LANDASAN TEORI. tindak tutur direktif, bentuk-bentuk tindak tutur direktif, tayangan Reality Show Janji

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

Transkripsi:

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ADIASTUTI TRI UTAMI A310090282 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 0

1

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI Adiastuti Tri Utami, A30090282, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. Email: adiastutitriutami@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi dan mendeskripsikan maksud dari penuturan dalam ketiga kaidah tersebut dalam dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa teknik Simak Bebas Libat cakap (SBLC). Data dalam penelitian ini berupa dialog drama Kisah Cinta 40 Menit yang terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Metode yang digunakan untuk menemukan kaidah dalam tahap analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode padan. Hasil penelitian penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Tindak tutur lokusi dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain: a) naratif, b) deskriptif, dan c) informatif. 2) Tindak tutur ilokusi dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: a) konstantif, b) direktif, c) komisif, dan d) acknowledgement. 3) Tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk mempengaruhi mitra tutur. 1) tindak tutur lokusi, a) naratif dibedakan menjadi: naratif positif, naratif negatif, dan naratif introgatif, b) deskriptif, dan c) informatif dibedakan menjadi: informatif yang melakukan tindakan dan informatif yang tidak melakukan tindakan. 2) Tindak tutur ilokusi, a) Konstantif dapat dibedakan menjadi: asertif, prediktif, retroaktif, deskriptif, askriptif, informatif, konfirmatif, konsesif dan retraktif, b) direktif dibedakan menjadi: requestif, question, requitment, promissives, dan advisories, c) komisif dibedakan menjadi: surrender dan offer, d) acknowledgement terdapat satu tipe yaitu apologize. Kata Kunci: Tindak tutur, lokusi, ilokusi, perlokusi, pragmatik, dan drama PENDAHULUAN Chaer (2010: 11) bahasa adalah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dapat dikaidahkan. Bahasa merupakan sarana paling efektif untuk berkomunikasi. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan. 1

Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi: 2009, 3-4). Dalam penelitian ini pendekatan pragmatik digunakan untuk mengkaji satuan analisis tindak ujaran atau tindak tutur. Searle dalam Wijana (2009:20) di dalam bukunya Speech Acts An Essay in The Philosophy of Language mengemukakan bahwa secara pragmatis setidaktidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (Locutionary Act), tindak ilokusi (Ilocutionary Act), dan tindak perlokusi (Perlocutinary Act). Menurut Hamzah (1985: 1) drama bukannya seni individual seperti seni sastra atau seni lukis. Dalam drama seseorang senantiasa bersama dengan yang lain. Baik dengan orang yang tingkat pengetahuannya setaraf dengannya, ataupun dengan yang lebih rendah lagi. Penelitian ini difokuskan pada tuturan dalam dialog drama Kisah Cinta 40 menit.jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi dan mendeskripsikan maksud dari penuturan dalam ketiga kaidah tersebut dalam dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi dan bagaimana maksud penutur dalam ketiga kaidah tersebut dalam dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang didapatkan berupa deskriptif tentang tindak tutur dalam dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi sesuatu, sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Moleong, 2008:18). 2

Data adalah sebagai bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah) Sudaryanto (dalam Mahsun, 2011: 18). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dialog drama Kisah Cinta 40 Menit yang terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi.arikunto dalam (Wardani, 2013: 21) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data dalam penelitian ini berupa naskah dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi teori, triangulasi teoretis dilakukan berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih rinci, maka dalam penelitian ini dikumpulkan beberapa teori dari beberapa ahli untuk mengambil dialog dan konteks yang bisa dikategorikan objek pragmatik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka setelah data diklasifikasikan, peneliti menganalisis data dengan metode padan.teknik yang digunakan adalah teknik referensial dan teknik pragmatis. Teknik referensial digunakan untuk mendeskripsikan dialog tuturan tokoh dalam drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi, sedangkan teknik pragmatis digunakan untuk menjelaskan maksud dari tuturan yang mengandung tindak lokusi, tindak ilokusi, tindak perlokusi dan maksud-maksud penutur. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan pertama 1. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang mempermasalahkan makna tuturan atau fungsi tuturan. Sehingga tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyampaikan tuturan berdasarkan makna kepada mitra tutur. Tindak tutur lokusi dibagi menjadi 3 tipe antara lain: (1) tindak tutur lokusi naratif merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan tindakan menggambarkan suatu peristiwa secara jelas. Tindak tutur naratif dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu: (a) naratif positif merupakan tindak tutur yang menggambarkan suatu keadaan berdasarkan kenyataan, (b) naratif negatif merupakan tindak tutur yang ditandai dengan suatu jenis tindak larangan, (c) naratif introgatif berfungsi 3

menggantikan sesuatu yang hendak diketahui oleh mitra tutur atau mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya (2) tindak tutur lokusi deskriptif merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan tindakan dalam tuturan itu. (3) tindak tutur lokusi informatif adalah tuturan yang dilakukan penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur memberikan informasi. Informasi yang disampaikan berupa sebuah pesan atau pesan yang harus didengarkan oleh mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Tindak tutur lokusi informatif dibagi menjadi dua yaitu: (a) Tindak tutur informatif yang melakukan tindakan merupakan tuturan dari penutur ke mitra tutur dan mitra tutur bertindak aktif, (b) Tindak tutur informatif yang tidak melakukan tindakan merupakan tuturan dari penutur ke mitra tutur dan dari mitra tutur bertindak pasif. 2. Tindak tutur ilokusi adalah adalah tindak tutur yang berkaitan dengan siapa bertuturkepada siapa, kapan dan dimana tindak tuturan pada tindak tutur ilokusi perlu disertakan konteks tuturan dalam situasi tutur. Dalam hal ini penutur menyampaikan maksud tuturan kepada mitra tutur berdasarkan situasi dan keadaan.tindak tutur ilokusi terbagi menjadi empat tipe: (1) kontantif merupakan ekspresi kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud sehingga mitra tutur membentuk (memegang) kepercayaan yang serupa. Konstantif dibagi menjadi sembilan tipe antara lain: (a) asertif tindak tutur yang dilakukan oleh penutur menyatakan suatu keadaan pada mitra tutur supaya dapat menggambarkan secara jelas, (b) prediktif tuturan yang belum sesuai dengan kenyataan. Tindak tutur ilokusi meramalkan (predikatif) adalah tuturan yang dilakukan oleh seseorang bermaksud untuk menyampaikan sebuah ramalan yang belum sesuai dengan kenyataan (predikatif) (c) retroaktif tuturan yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan yang berisi memperhatikan (retroaktif). Tindak tutur ilokusi memperhatikan adalah tuturan yang dilakukan seseorang untuk melakukan sikaap memperhatikan, (d) deskriptif adalah tuturan yang dilakukan pada penutur terhadap mitra 4

tutur untuk melakukan sesuatu sikap menilai, (e) askriptif adalah tindak tutur ilokusi yang dilakukan oleh penutur untuk menjelaskan pada mitra tutur yang bersifat mengajukan yang sesuai dengan kenyataan, (f) melaporkan tuturan seseorang untuk menyampaikan maksud untuk melaporkan secara jelas (g) konfirmatif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menjelaskn pada mitra tutur untuk melakukan maksud untuk membuktikan (h) konsesif tindak tutur ilokusi yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud tuturan kepada mitra tutur untuk menjelaskan maksud mengakui atau menyetujui suatu keadaan atau kenyataan (i) retraktif adalah tindak tutur ilokusi yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud tuturan kepada mitra tutur untuk menjelaskan maksud membantah suatu keadaan atau kenyataan. (2) Direktif mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap mitra tutur. Direktif dibagi menjadi beberapa tipe yaitu: (a) requestif tindak tutur yang dilakukan pada penutur untuk menjelaskan maksud meminta kepada mitra tutur untuk melakukan suatu perbuatan (perintah), (b) question tindak tutur direktif yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur untuk menjelaskan maksud tuturan untuk mengajak bertanya yang sesuai dengan kenyataan, (c) requitment adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud pada mitra tutur melakukan tindakan persiapan atau perhatian, (d) promissives adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud pada mitra tutur untuk mengajak sikap menyetujui, (e) advisories adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur pada mitra tutur untuk menyampaikan maksud menasehati (3) Komisif merupakan tindak mewajibkan seseorang atau menolak mewajibkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dispesifikasi dalam isi proposisinya, yang bisa juga menspesifikasikan kondisi-kondisi tempat, isi itu dilakukan atau tidak harus dilakukan. Tindak tutur ilokusi komisif dibagi menjadi beberapa tipe yaitu: (a) surrender adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan mengaku salah, (b) 5

offer tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud melakukan sikap menawarkan kepada mitra tutur. Tindak tutur menawarkan adalah tindak tutur yang dilakukan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud menawar sesuai kenyataan. (4) Acknowledgment penutur untuk mengekspresikan perasaan kepada mitra tutur. Acknowledgment di bagi menjadi apologize adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan permintaan maaf. Tindak tutur permintaan maaf adalah tindak tutur yang dilakukan oleh seseorang unyuk menyampaikan maksud meminta maaf sesuai dengan kenyataan. 3. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk mempengaruhi mitra tutur. Tuturan yang dilakukan oleh penutur akan memberikan pengaruh atau efek yang mendengarkan (mitra tutur). Efek tuturan terssebut atau pengaruh ini dapat sengaja atau tidak sengaja direaksikan oleh penuturnya. Lingual yang menandai tindak tutur perlokusi pada kata ditakdirkan, yakin, mau berubah, mudah-mudahan bisa, merubah, jangan malas. B. Pembahasan kedua Penelitian tindak tutur pada drama Kisah Cinta 40 Menit karaya Didi Arsandi. Dalam penelitian ini dapat ditemukan beberapa temuan dari hasil pembahasan antara lain sebagai berikut: 1. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang mempermasalahkan makna tuturan atau fungsi tuturan. Sehingga tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyampaikan tuturan berdasarkan makna kepada mitra tutur. Berdasarkan pada drama Kisah Cinta 40 Menit tindak lokusi terbagi menjadi tiga tipe, yaitu: 6

a. Tindak tutur lokusi naratif merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan tindakan menggambarkan suatu peristiwa secara jelas.adapun tindak tutur naratif dapat dibedakan menjadi: naratif positif, naratif negatif, naratif interogatif, dan naratif imperatif. b. Tindak tutur lokusi deskriptif merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra melakukan tindakan dalam tuturan itu. Dalam hal ini penutur menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan tindakan memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, dan sebagainya. c. Tindak tutur informatif adalah tuturan yang dilakukan penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur untuk memberikan informasi. Informasi yang disampaikan berupa sebuah pesan yang harus didengarkan oleh mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Untuk menguatkan dan membandingkan penelitian ini yang berjudul Analisis Tindak Tutur Dalam Dialog Drama Kisah Cinta 40 Menit Karya Didi Arsandi seperti penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Reza Aziz (2012) berjudul Tindak Tutur Lokusi dan Perlokusi Dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya Agnes Davonar.Hasil penelitiannya menekankan pada tindak tutur lokusi, perlokusi, prinsip kerjasama yang terjalin dari kedua penutur, 7

dan maksim yang terdapat dari tuturan tersebut, sedangkan pada penelitian ini menekankan pada tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.sehingga keaslian penelitian ini benar-benar dari hasil temuan peneliti sendiri. 1. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan dan di mana tindak tuturan pada tindak tutur ilokusi perlu disertakan konteks tuturan dalam situasi tutur. Jadi perbedaan tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang berkaitan dengan siapa yang berutur, kepada siapa, kapan, dan di mana tuturan disertai konteks situasi. Sedangkan tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang berkaitan dengan makna tuturan atau arti tuturan. Tindak tutur ilokusi Kisah Cinta 40 Menit terbagi menjadi empat tipe: konstantif, direktif, komisif, dan acknowledgment. Untuk menguatkan dan membandingkan penelitian ini yang berjudul Analisis Tindak Tutur Dalam Dialog Drama Kisah Cinta 40 Menit Karya Didi Arsandi seperti yang dilakukan oleh Evik Evanniko (2012) yang berjudul Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo (Sebuah Tinjauan Pragmatik). Penelitian ini mempunyai kesamaan dalam analisis tindak tutur ilokusi yaitu pada analisis direktif dan ekspresif. Penelitian ini juga mempunyai perbedaan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis konstanttif dan acknowledgement sedangkan dalam penelitian Evik tidak menggunakan tipe tersebut. Dengan demikian penelitian ini dapat dibuktikan keasliannya. 8

2. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk mempengaruhi mitra tutur. Tuturan yang dituturkan oleh penutur akan memberikan pengaruh atau efek yang mendengarkan (mitra tutur). Untuk menguatkan dan membandingkan penelitian ini yang berjudul Analisis Tindak Tutur Dalam Dialog Drama Kisah Cinta 40 Menit Karya Didi Arsandi seperti yang dilakukan oleh Ary Indah Mustikasari (2012) yang berjudul Tindak Tutur Perlokusi Dalam Perdagangan Jamu Di Daerah Stasiun Balapan Solo. Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang perlokusi. Tuturan yang dilakukan untuk mempengaruhi mitra tutur terhadap apa yang dituturkan. Perbedaan pada penelitian Ary membahas tentang efek yang terjadi dari tuturan perlokusi yang dituturkan, sedangkan dalam penelitian ini hanya menganalisis data yang termasuk tindak tutur perlokusi. Dengan demikian penelitian ini dapat dibuktikan keasliannya. SIMPULAN Adapun simpulan pada penelitian tindak tutur pada dialog drama Kisah Cinta 40 Menit karya Didi Arsandi. Tindak tutur dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1. Tindak tutur lokusi merupakan jenis tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan makna tuturan kepada mitra tutur. Tuturan yang disampaikan maknanya dapat dimengerti oleh lawan tutur. Tindak tutur lokusi dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain: (1) naratif merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh seseorang untuk 9

menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan tindakan menggambarkan suatu peristiwa secara jelas. Tindak tutur naratif dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu: (a) naratif positif: merupakan tindak tutur yang menggambarkan suatu keadaan berdasarkan suatu kenyataan, (b) naratif negatif: merupakan tindak tutur yang ditandai dengan suatu jenis tindak larangan. Tindak tutur ini dikenakan suatu tindakan larangan, (c) naratif interogatif: berfungsi menggantikan sesuatu yang hendak diketahui oleh mitra tutur atau mengukuhkan sesuatu yang hendak diketahui oleh mitra tutur atau mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya (menunjukkan), (d) naratif imperatif: berfungsi menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur atau maksud kepadamitra tutur (memerintah). (2) deskriptif merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur melakukan tindakan dalam tuturan itu, dan (3) informatif adalah tuturan yang dilakukan penutur untuk menyampaikan maksud kepada mitra tutur memberikan informasi. Informasi yang disampaikan berupa sebuah pesan. Tindak tutur informative dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu: (a) informatif melakukan tindakan: merupakan tuturan dari penutur ke mitra tutur dan dari mitra tutur bertindak aktif, (b) informatif tindak melakukan tindakan: merupakan tuturan dari penutur ke mitra tutur dan dari mitra tutur bertindak positif. 2. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang digunakan penutur menyampaikan maksud tuturan kepada mitra tutur berdasarkan situasi 10

atau keadaan. Tindak tutur ilokusi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu (1) konstatif memiliki sifat menyatakan, meramalkan, memperhatikan, menilai, mengajukan, melaporkan, membuktikan, mengakui atau menyetujui, dan membantah (2) direktif sifatnya meminta, bertanya, menginstruksikan, melarang, menyetujui, dan menasehati; dan (3) komisif sifatnya menjanjikan, memmbuat bersyarat, berjanji melakukan sesuatu, mengaku salah, dan menawarkan. 3. Tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk mempengaruhi mitra tutur. Tuturan yang dituturkan oleh penutur akan memberikan pengaruh atau efek yang meendengarkan (mitra tutur). Efek tuturan tersebut atau pengaruh ini dapat sengaja atau tidak sengaja direaksikan oleh penuturnya. Ciri lingual tindak tutur perlokusi yaitu: mempengaruhi dengan ditandai meyakinkan, menganjurkan, mempelajari, mempengaruhi, dan memperhatikan. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Edisi Revisi). Jakarta: Rinena Cipta. Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wardani, Fitri Sri. 2013. Analisis Idiomatik Pada Artikel Berita Di Harian SOLOPOS Edisi Desember 2012: Kajian Semantik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wijana, I Putu dan Muhammad Rohmadi, 2009. Analisi Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka 11