BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. materi ini mulai dikenalkan dan diajarkan pada semua jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dan berinteraksi antar sesamanya. Oleh karena itu, wajar apabila

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa dan keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa keberhasilan suatu bangsa. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus diperhatikan tentang mutu pendidikan, antara lain: kurikulum, mutu peserta didik, pendidik, manajemen, sarana, dan prasarana. Kurikulum yang saat ini digunakan di sekolah dasar adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan struktur kurikulum yang akan dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). Struktur kurikulum KTSP mengacu pada Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara garis besar struktur kurikulum KTSP berisi: sepuluh mata pelajaran, kegiatan belajar dan alokasi waktu yang berbeda untuk setiap mata pelajaran. Susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pada kurikulum KTSP, antara lain: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Keterampilan, dan muatan lokal. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, standar kompetensi lebih menekankan kepada program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan peserta didik. Melalui bahasa, peserta didik dapat menunjukkan sudut pandang dan pemahamannya atas suatu hal. Peserta didik tidak bisa berinteraksi dengan mudah dan baik jika tidak menguasai bahasa satu sama lain. Peserta didik diharapkan 1

2 dapat mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain melalui pembelajaran bahasa. Melalui bahasa, peserta didik mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan meraih prestasi diberbagai bidang kehidupannya. Peran bahasa juga sangatlah penting dalam mempersatukan suatu bangsa, khususnya bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku dengan menggunakan bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Jadi, tidak berlebihan jika kita menyebut bahwa Bahasa Indonesia sangat penting dipelajari di sekolah Terdapat empat keterampilan berbahasa dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia yang saling berkaitan dan melengkapi. Empat keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan keterampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, siswa biasanya melalui suatu urutan yang teratur. Pertama siswa akan belajar menyimak bahasa kemudian berbicara. Setelah itu, siswa akan belajar membaca dan menulis. Menurut Tarigan (2008:7), Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Keterampilan membaca merupakan kemampuan yang mutlak dikuasai oleh masyarakat yang ingin maju (melek huruf). Oleh karena itu, anak yang kurang mampu membaca akan mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaliknya anak yang memiliki keterampilan membaca yang lebih baik akan lebih mampu menyesuaikan perkembangan diberbagai bidang dalam kehidupan mereka. Keterampilan membaca diperlukan untuk memahami pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Jadi, keterampilan membaca yang baik bisa dikatakan sebagai ciri dari manusia yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Namun, pada kenyataannya tujuan utama menjadikan bahasa menjadi sebuah keterampilan khususnya keterampilan membaca belum tercapai karena

3 selama ini kecenderungan pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan pada segisegi teoretis saja yaitu siswa hanya membaca tanpa memahami isi bacaan tersebut. Terdapat dua penyebab utama yang menjadi faktor penghambat kegiatan membaca yakni faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yakni kurangnya minat dan keinginan siswa untuk membaca. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu kurangnya pengetahuan pendidik tentang teknik membaca yang tepat dan metode kreatif dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa serta media baca yang menarik agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti, keterampilan membaca siswa kelas IV SDN Tanjungmeru masih rendah yang dibuktikan dengan kurangnya kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai ulangan tengah semester (UTS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV dengan jumlah 22 siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal 65 hanya 9 siswa dengan persentase 40,9%. Rata-rata nilai siswa kelas IV SDN Tanjungmeru adalah 64,64. Data UTS semester 1 mata Pelajaran Bahasa Indonesia selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 163-164. Dari data tersebut dapat digali permasalahan yang menjadi penyebab lemahnya keterampilan membaca yang berujung pada kurangnya pemahaman siswa dalam memahami suatu teks bacaan. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa dalam membaca yang dipengaruhi oleh gaya mengajar guru, metode pembelajaran yang monoton dan tidak adanya penggunaan media belajar yang menarik serta penggunaan teknik membaca yang kurang disesuaikan dengan keterampilan membaca yang akan diajarkan khususnya di kelas IV. Salah satu keterampilan membaca yang diajarkan di kelas IV adalah keterampilan membaca intensif. Menurut Tarigan (2008: 12), Keterampilan membaca intensif yaitu membaca dengan penuh pemahaman untuk menemukan ide-ide pokok pada tiap-tiap paragraf, pemahaman ide-ide naskah dari ide pokok sampai pada ide-ide penjelas, dari hal-hal yang rinci sampai ke relung-relungnya. Berdasarkan uraian mengenai hasil observasi awal di atas, maka guru kelas IV harus bisa mengajarkan keterampilan membaca intensif dengan efisien, efektif, dan menarik. Banyak teknik dan cara yang dapat digunakan guru untuk

4 meningkatkan pemahaman siswa mengenai isi bacaan melalui membaca intensif, baik penggunaan metode maupun media pembelajarannya. Agar pembelajaran lebih menarik dan menjadikan siswa mudah menerima informasi maka perlu adanya suatu metode yang membuat kegiatan pembelajaran lebih bermakna. Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dengan langkah tepat, maka akan meningkatkan pemahaman siswa mengenai isi bacaan melalui membaca intensif dan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa yang berujung pada tingkat pemahaman siswa dalam memahami isi teks bacaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia adalah metode SQ3R. Huda (2013: 244) berpendapat, Metode SQ3R adalah metode pembelajaran pemahaman yang membantu siswa berpikir tentang teks yang sedang mereka baca. Metode SQ3R membantu siswa mendapatkan sesuatu ketika pertama kali mereka membaca teks. Bagi guru, metode SQ3R membantu mereka dalam membimbing siswa tentang cara membaca dan berpikir layaknya para pembaca efektif. Metode SQ3R mencakup lima langkah. Survey bermakna siswa membaca secara sekilas teks untuk memperoleh makna awal dari judul dan isi teks bacaan. Question bermakna siswa mulai membuat pertanyaan-pertanyaan tentang bacaan mereka dari hasil membaca sekilas dengan berpatokan pada 5W dan 1 H (what, who, when, where, why, dan how). Read bermakna siswa membaca intensif teks bacaan sekaligus mencari dan menuliskan jawaban-jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang telah mereka formulasikan sebelumnya. Recite yang bermakna siswa menceritakan kembali teks bacaan dengan bahasanya sendiri. Review yang bermakna siswa mengulang pokok-pokok penting isi bacaan yang perlu untuk diingat kembali. Metode SQ3R yang berkaitan dengan pembelajaran membaca intensif sangat relevan karena akan memberi kemungkinan pada pembaca untuk menentukan kesesuaian bacaan tersebut dengan keperluannya. Jika bacaan itu diperlukan, maka pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya. Jika bacaan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhannya, maka pembaca akan mencari bahan

5 lain yang sesuai dengan kebutuhannya. Metode SQ3R juga membekali pembaca untuk belajar secara sistematis sehingga akan menghasilkan pemahaman yang komprehensif terhadap isi teks bacaan. Pemahaman yang komprehensif akan bertahan lebih lama tersimpan di dalam otak daripada sekadar mengingat fakta. Selaras dengan uraian tentang metode SQ3R di atas, menurut penelitian yang dilakukan oleh Siskalia (2014) dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan Metode Survey Question Read Recite Review di Sekolah Dasar dengan hasil yang menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN 10 Ngabang yang ditandai dengan nilai rata-rata Bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman yang meningkat tiap siklusnya melalui penggunaan metode SQ3R yang dilaksanakan dengan langkah-langkah yang tepat. Selain metode pembelajaran, penggunaan suatu media pembelajaran juga sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan pemahaman siswa mengenai isi bacaan, salah satunya adalah media cetak. Asyhar (2011: 48) berpendapat, Media cetak adalah media yang menampilkan informasi berupa simbol-simbol tertentu dan berupa alphanumeric, seperti buku-buku, koran, majalah, modul, dll. Pemanfaatan media pembelajaran berupa media cetak akan mendorong terciptanya suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Penggunaan media cetak sebagai media pembelajaran tidak hanya membuat siswa memperoleh pengetahuan, tetapi juga dapat memperoleh kemampuan untuk menggali sendiri pengetahuan baru dari hasil membaca teks bacaan pada media cetak. Hal ini akan membuat siswa memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Penggunaan media cetak dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa mengenai isi bacaan karena pembaca dapat menguasai isi teks secara mantap dan mengingat isi teks lebih lama sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Media cetak juga dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung kepada siswa. Penerapan metode SQ3R dengan media cetak akan saling membantu dalam peningkatan pemahaman isi bacaan siswa. Media cetak dapat membantu

6 metode SQ3R untuk membuat siswa menjadi pembaca efektif yang dapat memahami isi bacaan dengan baik sehingga memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan yang telah mereka temukan pada teks bacaan yang berasal dari media cetak, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami setelah membaca secara intensif. Hal ini akan berpengaruh dalam peningkatan pemahaman siswa mengenai isi bacaan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan sebagai berikut: (1) belum tercapainya tujuan utama bahasa yakni menjadi sebuah keterampilan khususnya keterampilan membaca, (2) pembelajaran membaca terutama membaca intensif di sekolah dasar yang kurang maksimal, dan (3) kurangnya penggunaan metode dan media pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran membaca intensif. Permasalahan yang telah diidentifikasi sangatlah bervariasi. Oleh karena itu, untuk memfokuskan dan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, maka peneliti membatasi subjek yang akan diteliti yakni hanya meneliti Penerapan Metode Survey-Question-Read-Recite-Review (SQ3R) dengan Media Cetak untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif pada Siswa Kelas IV SDN Tanjungmeru Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV SDN Tanjungmeru tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan metode SQ3R dengan media cetak dapat meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV SDN Tanjungmeru tahun ajaran 2015/2016? 3. Apa kendala dan solusi penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV SDN Tanjungmeru tahun ajaran 2015/2016?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV SDN Tanjungmeru tahun ajaran 2015/2016. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV SDN Tanjungmeru tahun ajaran 2015/2016. 2. Meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV SDN Tanjungmeru tahun ajaran 2015/2016 melalui metode SQ3R dengan media cetak. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV SDN Tanjungmeru tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat: a. Memberikan informasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif pada pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan serta dapat memberikan sumbangan yang positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. c. Sebagai kontribusi terhadap pengembangan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. d. Sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

8 2. Manfaat Praktis Jika dilihat dari manfaat praktisnya, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi peneliti, dapat bermanfaat sebagai berikut: Memberikan pemahaman dan pengalaman secara langsung mengenai pelaksanaan penelitian tentang penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif serta dapat mengetahui masalah dan memberikan solusinya dengan baik sehingga peneliti lebih memahami dengan baik prosedur pelaksanaan penelitian yang benar. b. Bagi guru, dapat bermanfaat sebagai berikut: 1) Sebagai bahan informasi bagi guru terutama dalam penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan metode SQ3R pada mata pelajaran yang lain. c. Bagi siswa, dapat bermanfaat sebagai berikut: Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan melalui keterampilan membaca intensif dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam penerapan metode SQ3R dengan media cetak. d. Bagi sekolah, dapat bermanfaat sebagai berikut: Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi SDN Tanjungmeru tentang penerapan metode SQ3R dengan media cetak untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang baik. e. Bagi peneliti lain, dapat bermanfaat sebagai berikut: 1) Sebagai perbandingan dan referensi untuk penelitian yang relevan. 2) Sebagai dasar untuk mengembangkan metode SQ3R dengan media cetak pada mata pelajaran yang lain.