PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce.

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB II TINJAUAN UMUM PENEGAKKAN HUKUM DAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Namun tidak sedikit orang yang hanya memikirkan kepentingan. memikirkan orang lain atau kepentingan umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. perceraian/pemutusan perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

PERAN PERWIRA PENYERAH PERKARA DALAM TINDAK PIDANA MILITER (STUDI DENPOM IV/ 4 SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional disatu sisi telah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. material. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan transportasi pun juga semakin bertambah. Kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui proses pemeriksaan dan pemutusan perkaranya, akan merasa

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan

BAB I PENDAHULUAN. dominan. Hal ini ditandai dengan jumlah alat transportasi darat lebih banyak

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum.

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

TANGGUNGJAWAB PENERBIT DAN PERCETAKAN DALAM MELINDUNGI HAK CIPTA PENGARANG BUKU PADA CV MEDIATAMA COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No

Transkripsi:

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS Disusun oleh: RAKHMAT PONCO NUGROHO C 100 000 041 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS A. Latar Belakang Masalah Otomotif adalah merupakan istilah lain dari suatu kendaraan yang dijalankan dengan motor 1. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, baik yang menggunakan motor maupun yang tidak. Kendaraan merupakan bagian lalu lintas karena gerak dari suatu kendaraan adalah salah satu bagian dari pengertian kata lalu lintas selain orang dan hewan yang bergerak di suatu jalan 2. Maka dari itu dunia otomotif tidak terlepas dari berbagai hal tentang lalu lintas, mulai dari kelengkapan surat sampai bagaimana tata cara penggunaan kendaraan bermotor yang baik serta hal-hal lain yang berkaitan dengan lalu lintas. Sedangkan klub otomotif adalah suatu perkumpulan masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor yang bertujuan sama dalam kegiatan otomotif. Perkembangan otomotif di Surakarta sangat pesat sekali, berbagai kendaraan bermotor telah bermunculan di kota ini. Tingginya mobilitas masyarakat dalam kegiatan sehari-hari memicu tingginya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kemajuan yang dicapai kota Surakarta dalam segala bidang, baik di bidang ekonomi, pariwisata, telekomunikasi maupun di bidang lainnya tidak terlepas dari adanya mobilitas 1 KamusBesar Bahasa Indonesia edisi ke-2, Balai Pustaka, Jakarta, 1994. 2 Undang-undang RI No. 14 tahun 1992 Tentang Lalu lintas dan Angkutan jalan,ditlantas Polda Jateng, Semarang, 2002, Pasal I 1

yang tinggi di masyarakat Surakarta dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun tujuan yang lain. Oleh karena itu tidak dapat kita pungkiri bahwa kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang paling efektif untuk mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat sekarang. Seiring dengan perkembangannya tersebut ada dampak negatif yang timbul akibat dari banyaknya pengguna kendaraan bermotor di kota ini mulai dari meningkatnya pelanggaran lalu lintas sampai dengan kejahatan yang berhubungan dengan lalu lintas. Permasalahan ini kebanyakan timbul karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang ketertiban lalu lintas. Tidak disiplinnya pemakai jalan dalam mentaati peraturan lalu lintas adalah penyebab terbanyak terjadinya kecelakaan lalu lintas. Ini terjadi karena pelanggaran ketertiban lalu lintas membahayakan keamanan dan keselamatan si pemakai jalan itu sendiri maupun orang lain. Selain itu si pemakai jalan akan merasa tidak nyaman apabila terjebak dalam kemacetan dan kesemrawutan dalam perjalanan. Sebenarnya secara tidak langsung masyarakat sebagai pemakai jalan mengalami kerugian karena selain membahayakan keselamatan diri sendiri, juga menyebabkan keterlambatan waktu perjalanannya. Sangat disayangkan memang, kota Surakarta yang telah mencapai kemajuan di berbagai bidang tidak diimbangi dengan majunya tingkat kesadaran masyarakatnya terhadap peraturan lalu lintas. Apabila dua hal tersebut terjadi keseimbangan, bukan tidak mungkin kota Surakarta menjadi kota yang nyaman dan tertib. Keamanan dan ketertiban masyarakat 2

adalah suatu kondisi dinamis, dimana kondisi tersebut merupakan salah satu komponen penting dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang dipengaruhi dengan adanya jaminan, penegakan hukum, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum 3. Pihak kepolisian merupakan pihak yang berwenang dalam penegakan hukum salah satunya adalah penegakan peraturan lalu lintas, hal ini sesuai dengan tugas kepolisian negara Republik Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, dan tegaknya hukum serta memberikan rasa tenteram kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia 4. Pihak kepolisian telah memiliki satuan lalu lintas, dengan wewenang menangani segala permasalahan tentang lalu lintas. Penanganan permasalahan lalu lintas di kota Surakarta adalah merupakan kewenangan Satlantas Poltabes Surakarta. Berbagai upaya telah diambil oleh pihak Satlantas Poltabes Surakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut semaksimal mungkin. Seperti misal diadakannya pemeriksaan kendaraan bermotor secara berkala maupun peningkatan penjagaan di tempat-tempat yang sering terjadi pelanggaran lalu lintas dan rawan kemacetan 5. Selain upaya yang telah dilakukan tersebut, pihak Satlantas Poltabes Surakarta melakukan beberapa pendekatan. Dari pendekatan preemtif, preventif hingga pendekatan yang bersifat represif atau tindakan langsung terhadap pelaku pelanggar, seperti 3 Undang-undang RI No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI. Tahun 2002, CV. Eko Jaya, Jakarta, 2002, Pasal I. 4 Ibid, Pasal 4. 5 PP RI No. 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor, Pasal 2. 3

pemberian surat tilang hingga penyitaan kendaraan bermotor yang dimiliki si pelaku. Langkah preemtif yang diambil salah satunya adalah melakukan pendekatan dengan perkumpulan otomotif di Surakarta seperti misal IKOSA (Ikatan Klub Otomotif Surakarta). IKOSA adalah suatu wadah komunikasi antar klub kendaraan bermotor (otomotif) dan membawahi serta membina perkumpulan klub otomotif yang ada di Surakarta. Perkumpulan ini dapat di manfaatkan oleh pihak Satlantas Poltabes Surakarta untuk memaksimalkan hasil kinerja mereka dalam rangka mewujudkan ketertiban lalu lintas di kota Surakarta. Karena di lihat dari sebagian besar kegiatan yang diadakan IKOSA tidak terlepas dari hal-hal tentang lalu lintas, bahkan hampir dipastikan kegiatannya selalu melibatkan pihak Satlantas maupun dinas LLAJR. Seperti misal beberapa waktu lalu pihak Satlantas menyatakan akan merangkul klubklub otomotif untuk mensosialisasikan peraturan lalu lintas. Selain itu terdapat program-program pembinaan yang dilakukan oleh IKOSA terhadap anggotanya dengan melibatkan secara langsung pihak Satlantas Poltabes Surakarta. Dengan adanya kerjasama dan pembinaan yang di lakukan oleh Satlantas Poltabes Surakarta dengan IKOSA diharapkan dapat membantu mewujudkan ketertiban lalu lintas di kota Surakarta. Secara formal memang hal-hal yang dilakukan tersebut berdampak positif terhadap para anggota IKOSA, namun secara riil (fakta) di jalan raya masyarakat sebagai pemakai jalan pada umumya belum tentu dapat berjalan seperti yang diharapkan. 4

Dalam intern anggota IKOSA sendiri masih terdapat beberapa pelanggaran yang dilakukan seperti misal melakukan atau memodifikasi kendaraan bermotor yang tidak sesuai dengan ketentuan lalu lintas, hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya peranan IKOSA dalam pembinaan terhadap anggotanya untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Berdasarkan atas hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan mengenai peranan masyarakat yang berada dalam sebuah organisasi di bidang otomotif untuk mendukung tercapainya ketertiban lalu lintas di kota Surakarta. Kaitannya dengan hal tersebut penulis menuangkannya dalam sebuah skripsi dengan judul PERAN IKOSA (Ikatan Klub Otomotif Surakarta) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merasa perlu untuk membatasi permasalahan. Tujuan pembatasan masalah ini agar dalam pelaksanaan pengumpulan data dan analisa data tidak akan terjadi kekaburan dalam proses analisa data. Pembatasan permasalahan penelitian ini dititik beratkan pada berbagai hal tentang IKOSA dalam kaitannya dengan lalu lintas serta pengaruhnya terhadap tingkat ketertiban dan pengaruh lalu lintas. 5

C. Perumusan Masalah Dalam perumusan masalah ini dimuat uraian inti dari permasalahan yang akan diteliti dengan mempertimbangkan berbagai faktor di dalam pelaksanaan penelitian dan bertitik tolak uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah 6. Sesuai dengan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana deskripsi dasar hukum tentang keberadaan IKOSA dalam membantu Satlantas Poltabes Surakarta untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas. 2. Bagaimana peranan IKOSA sebagai pendukung Satlantas Poltabes Surakarta dalam rangka mewujudkan ketertiban lalu lintas? 3. Hambatan apa yang dihadapi IKOSA dalam menjalankan perannya sebagai partisipan terwujudnya ketertiban lalu lintas? 4. Sejauh manakah tingkat pelanggaran lalu lintas sebelum dan setelah terbentuknya IKOSA? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mempunyai arti untuk menjelaskan dan menegaskan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, apakah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan pada umumnya atau mempunyai tujuan praktis yaitu memperoleh pengetahuan empiris guna menjawab masalah yang diajukan 7. 6 Absori, Kelik Widodo, Pedoman Penyusunan Skripsi.Fakultas Hukum UMS, hal:13. 7 Ibid, hal:14. 6

Dengan demikian tujuan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan dasar hukum tentang keberadaan IKOSA dalam membantu Satlantas Poltabes Surakarta untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas. 2. Untuk mengetahui peranan IKOSA sebagai pendukung Satlantas Poltabes Surakarta dalam rangka mewujudkan ketertiban lalu lintas. 3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh IKOSA dalam menjalankan peranannya sebagai partisipan terwujudnya ketertiban lalu lintas. 4. Untuk mengetahui tingkat pelanggaran lalu lintas sebelum dan setelah terbentuknya IKOSA. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis. a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan bagi aparat penegak hukum, khususnya dalam mengambil langkah preemtif agar tercapai tujuan masyarakat Surakarta yang tertib lalu lintas. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran lengkap tentang kesadaran hukum masyarakat Surakarta terhadap peraturan lalu lintas khususnya para pecinta otomotif. c. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan contoh bagi daerah lain untuk menjadikan masyarakatnya semakin tertib lalu lintas. 7

2. Manfaat Teorotis Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi ilmu pengetahuan dalam hubungannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan hukum pidana, khususnya mengenai pelanggaran ketertiban lalu lintas yang berkaitan dengan otomotif. F. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah 8. Penelitian juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah atau persoalan-persoalan tertentu dimulai dengan ditemukannya masalah dan melakukan penelitian hingga akhirnya dapat disimpulkan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Masalah Pendekatan yang penulis gunakan dalam menyusun skripsi ini adalah pendekatan Yuridis empiris di mana mendekatkan masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan masyarakat 9. Jadi penelitian dengan pendekatan masalah yang empiris harus dilakukan dilapangan dengan menggunakan 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Andi Offset, Surabaya, 1989, hal 4. 9 Roni, Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1992, hal:25. 8

metode dan teknik penelitian lapangan. Dari data di lapangan dapat diketahui tentang berlakunya aturan-aturan hukum. 2. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dipergunakan oleh penulis adalah metode deskriptif Metode deskriptif bisa diartikan sebagai proses pemecahan suatu masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang atau lembaga) berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya 10. Selain itu penelitian deskriptif dapat dijadikan ukuran tentang kejelasan informasi yang dihasilkan dari suatu penelitian. Oleh karena itu penelitian yang penulis lakukan adalah menggambarkan selengkap-lengkapnya tentang peran IKOSA dalam membantu tugas Satlantas Poltabes Surakarta dalam rangka mewujudkan ketertiban lalu lintas di kota Surakarta disamping juga mendeskripsikan aturan hukum atau dasar hukum yang mengatur keberadaan IKOSA, serta membandingkan tingkat pelanggaran lalu lintas pada saat sebelum berdirinya IKOSA sampai dengan setelah berdirinya IKOSA. Yang penting dari sebuah penelitian deskriptif adalah kita tidak boleh hanya memindahkan fakta dari lapangan ke dalam sebuah laporan, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita mencari makna dari fakta tersebut. 10 Nawari Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Jogjakarta Gadjah Mada university Press, 1987, hal 30. 9

3. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Kotamadya Surakarta Propinsi Jawa Tengah. 4. Jenis Data Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber data: a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang berupa data empiris. Data ini diperoleh secara langsung dari sumber di Satlantas Poltabes Surakarta dan pengurus IKOSA. b. Data Sekunder Merupakan data yang tidak berkaitan secara langsung yang dapat mendukung data primer. Dalam penelitian ini data sekunder adalah sejumlah data yang terdapat dalam buku-buku literatur, dokumen, berkas kasus, berbagai macam perundang-undangan dan sumber lain yang berhubungan dengan peran IKOSA. 5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaan yaitu pengumpulan variabel yang tepat 11. Untuk mendapatkan data dari sumber data yang telah disebutkan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan sebagai berikut: 11 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bina Aksara, Jakarta, 1989, hal 37. 10

a. Wawancara Teknik wawancara dipergunakan penulis untuk mendapatkan data primer dengan teknik wawancara berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun. Wawancara dilakukan terhadap petugas Satlantas Poltabes Surakarta dan pengurus serta anggota IKOSA. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan atau studi dokumen dipergunakan sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca, mencatat, mempelajari sumber-sumber tertulis lainnya seperti bukubuku kepustakaan, karya ilmiah, arsip-arsip dan dokumen lainnya. 6. Metode Analisis data Agar suatu tulisan ilmiah mampu mencapai tujuan, yaitu agar terlihat sistematis dan logis, maka diperlukan suatu analisa data yang baik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa kualitatif yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: Pengumpulan data, mengklasifikasikan data, menghubungkan data yang diperoleh dengan teori dan masalah yang ada, kemudian menarik kesimpulan guna menentukan hasilnya. Analisis kualitatif adalah suatu teknik analis terhadap data yang dinyatakan responden dan juga perilakunya yang nyata sebagai suatu yang utuh 12. 12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum UI Press,Jakarta, 1990, hal 20. 11

Penulis memperoleh data dari responden baik secara lisan maupun tulisan dan selanjutnya dianalisa secara kualitatif, langkah berikutnya hasil analisa data tersebut dicari hubungannya dengan data yang ada dan disusun secara logis and sistematis. Dengan kata lain bahwa seorang peneliti yang menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis data, tidaklah semata-mata mengungkapkan kebenaran belaka, akan tetapi juga untuk memahami gejala-gejala atas dasar pendapat pribadi dari orang tersebut dan menafsirkan dari keadaan-keadaan yang dihadapinya. G. Sitematika Skripsi Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang tinjauan umum tindak pidana, pelanggaran lalu lintas dalam KUHP dan UU Lalu Lintas, system penyelesaian pelanggaran lalu lintas, teori peran dalam hubungannya dengan peran IKOSA. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian yang memuat tentang deskripsi dasar hukum keberadaan IKOSA, upaya kepolisian dalam menegakkan ketertiban lalu 12

lintas, peran serta IKOSA dalam mendukung ketertiban lalu lintas, hambatan yang dihadapi IKOSA, serta deskripsi tingkat pelanggaran lalu lintas sebelum dan sesudah berdirinya IKOSA. BAB IV PENUTUP Bab ini berisikan antara lain kesimpulan dan saran. 13