BAB I PENDAHULUAN. bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERAN KEPALA DESA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DIKALANGAN GENERASI MUDA (Studi Kasus di Desa Ciasem girang, Kec. Ciasem, Kab.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2005 TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Karang taruna merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki potensi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

PENGEMBANGAN ORGANISASI KEPEMUDAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan organisasi tersebut dapat membantu mengembangkan potensi yang. hari untuk mengelola tindakan yang akan dilakukan.

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

4 GAMBARAN UMUM STUDI KASUS PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

KARANG TARUNA DESA : KEBANDUNGAN KECAMATAN : BANTARKAWUNG KABUPATEN : BREBES PROVINSI : JAWA TENGAH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan.

KARANG TARUNA BINTIM

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI TINGKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEKON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda sebagai manusia biasa tentunya tidak dapat hidup tanpa bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada umumnya. Hal tersebut biasanya dapat dilakukan melalui organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi kepemudaan yang berada di wilayah masyarakat desa/kelurahan adalah karang taruna. Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna pasal 3 ayat 1, menyatakan bahwa setiap Karang Taruna berkedudukan di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkaitan dengan pengertian dari organisasi karang taruna, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: Karang Taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. Ketetapan di atas mengandung arti bahwa karang taruna adalah organisasi yang tepat dan sudah ditetapkan oleh Menteri Sosial sebagai wadah pengembangan generasi muda di wilayah desa yang harus dimanfaatkan. Organisasi ini dapat berjalan sesuai dengan fungsinya apabila masing-masing komponen melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun tugas pokok karang Siska Selvia, 2012 Peranan Karang Taruna Gemmas Dalam Menegembangkan Kreativitas Generasi Muda Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 taruna sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna dalam pasal 3 ayat 2 adalah sebagai berikut: Setiap Karang Taruna mempunyai tugas pokok secara bersama-sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. Sementara itu, yang menjadi fungsi dari karang taruna sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna dalam pasal 3 ayat 3 adalah sebagai berikut: Pemupukan kreativitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya. Berdasarkan pernyataan di atas tentang fungsi karang taruna sebagai pemupuk kreativitas, hal ini sangat sesuai dengan ciri dari generasi muda itu sendiri, yaitu kreativitasnya (Simandjutak, 1990:87). Berkaitan dengan pengertian dari kreativitas, Supriadi (1997:7) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. Kemampuan sebagaimana disebutkan di atas sangatlah penting untuk dikembangkan oleh setiap orang. Pengembangan kemampuan tersebut dapat diwujudkan melalui suatu wadah organisasi, yaitu karang taruna.

3 Terdapat fakta positif yang terjadi di Karang Taruna Larangan Indah, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Dalam situs resminya, Karang Taruna Larangan Indah (2010) mencatat bahwa: Berbagai ide kreatif terus dihasilkan oleh para penggiat Karang Taruna di pelosok Banten, salah satunya adalah alat permainan edukatif yang di produksi oleh para remaja dibawah binaan Karang Taruna Larangan Indah, Kota Tangerang. Mereka berhasil menciptakan gagasan kreatif dan mengembangkannya menjadi potensi usaha yang mampu menjadi lapangan kerja bagi generasi muda setempat. Hal itu dapat bermanfaat bagi pemuda itu sendiri dan masyarakat. Karang Taruna Gemmas yang terdapat di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung pun tidak mau kalah untuk menjalankan fungsinya sebagai pemupuk kreativitas. Pengembangan kreativitas tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Karang Taruna Gemmas. Salah satu bentuk dari hasil kreativitas Karang Taruna Gemmas adalah produk berupa suvenir gantungan kunci dan bantal berbentuk stroberi made in GEMs. Berdasarkan prapenelitian yang dilakukan peneliti, Karang Taruna Gemmas memiliki sebuah visi, yakni sebagai berikut: Peningkatan kualitas sumber daya pemuda menuju sebuah kemajuan yang selaras melalui Karang Taruna sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kreativitas generasi muda yang berkelanjutan untuk menjalin persaudaraan dan rasa kebersamaan menjadi mitra organisasi lembaga, baik kepemudaan ataupun pemerintah dalam pengembangan kreativitas serta kemampuan dibidang Kesejahteraan Sosial. Pencapaian visi tersebut salah satunya dilakukan dengan cara menyiapkan sumber daya pemuda yang aktif, kreatif, inovatif, produktif dan partisipatif melalui pelaksanaan program kegiatan karang taruna Gemmas. Namun, dalam mencapai visi tersebut, Karang Taruna Gemmas mengalami suatu permasalahan.

4 Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: tidak semua generasi muda mau ikut masuk sebagai anggota Karang Taruna Gemmas dan masih terdapat juga sebagian dari generasi muda yang bahkan tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan karang taruna. Padahal, visi dari Karang Taruna Gemmas sudah jelas menyebutkan bahwa Karang Taruna Gemmas merupakan wadah pengembangan kreativitas generasi muda. Hal ini terjadi karena belum adanya kesadaran dan pemahaman generasi muda akan pentingnya karang taruna sebagai organisasi pengembangan kreativitas generasi muda dan kurangnya fasilitas penunjang pengembangan kreativitas generasi muda. Potensi yang dimiliki generasi muda dalam berkreativitas terkadang tidak disadari oleh dirinya sendiri dan sangat sayang jika tidak dikembangkan dengan cara yang benar. Jika hal tersebut terjadi, potensi yang dimiliki generasi muda kemungkinan akan berdampak negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai Karang Taruna Gemmas dengan mengangkat judul Peranan Karang Taruna Gemmas dalam Mengembangkan Kreativitas Generasi Muda (Studi Kasus di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung). B. Rumusan Masalah Beranjak dari latar belakang masalah, masalah utama penelitian ini adalah bagaimana peranan organisasi karang taruna dalam mengembangkan kreativitas generasi muda di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Adapun permasalahan tersebut dapat diidentifikasi menjadi sebagai berikut.

5 1) Bagaimana bentuk kegiatan Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda? 2) Bagaimana strategi Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda? 3) Bagaimana partisipasi generasi muda terhadap pelaksanaan program Karang Taruna Gemmas? 4) Kendala apa saja yang dihadapi Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda? 5) Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang menjadi penghambat dalam mengembangkan kreativitas generasi muda? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran organisasi karang taruna dalam membentuk kreativitas generasi muda di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui bentuk kegiatan Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda; 2) mengetahui strategi Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda; 3) mengetahui partisipasi generasi muda terhadap pelaksanaan program Karang Taruna Gemmas;

6 4) mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda; 5) mengidentifikasi upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendalakendala yang menjadi penghambat dalam mengembangkan kreativitas generasi muda. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoretis berupa konsep-konsep baru atau teori yang terkait dengan peranan Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. 2. Secara praktis Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: 1) meningkatkan spirit bagi pengurus Karang Taruna Gemmas untuk mewujudkan visi dan misi yang dimiliki dalam rangka mempertahankan prestasi dan memajukan Karang Taruna Gemmas; 2) menjadi pedoman strategis bagi generasi muda dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki;

7 3) memberikan masukan bagi pembina karang taruna dalam mengevaluasi usahausaha yang dilakukan untuk lebih mengefektifkan peran dan fungsinya dalam membina kreativitas karang taruna; 4) memberikan motivasi bagi masyarakat agar mau berperan aktif dalam mengikuti dan mendukung acara yang dilaksanakan oleh karang taruna. E. Penjelasan Istilah 1. Karang Taruna Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna dalam Bab 1 pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan karang taruna dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Karang Taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. 2. Kreativitas Dengan mengacu pada pengertian kreativitas menurut Nurhalim (2003:121), yang dimaksud kreativitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia untuk mengintegrasikan stimulus luar dengan memori yang telah dimiliki sebelumnya menjadi suatu bentuk baru. Kreativitas bukanlah hasil dadakan, tetapi merupakan hasil bersama dari logika, daya cipta, fisik, perasaan dan imajinasi yang terintegrasi menjadi ide baru.

8 Jadi, dapat dikatakan bahwa kreativitas di sini adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru. Proses tersebut selanjutnya disebut dengan proses kreatif. 3. Generasi Muda Generasi muda dalam penelitian ini mengandung suatu pengertian yang dinamis, yaitu potensial, punya harapan, dan punya tantangan. Generasi muda terdiri dari dua konsep, yaitu generasi dan muda. Djaldjoeni dalam Sangkarsomalida (2012:11) mengartikan generasi sebagai keseluruhan individu dalam masyarakat yang sebaya, sebagai akibat pengalaman yang mirip dan keterikatan yang sama, bersikap kritis terhadap generasi yang diatasnya. Sementara itu, pengertian dari kata muda menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:656) adalah belum sampai setengah umur. Jadi, dari kedua pengertian generasi dan muda di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa generasi muda adalah sekalian orang yang mempunyai usia muda belum setengah umur dan mempunyai kesamaan dalam masa hidupnya, akibat pengalaman yang mirip dan keterikatan yang sama, bersikap kritis terhadap generasi muda. F. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini terdiri dari lima bab. Adapun rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

9 B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Penjelasan Istilah F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Karang Taruna 1. Hakikat Organisasi a. Organisasi Kepemudaan b. Organisasi Kemasyarakatan 2. Karang Taruna a. Sejarah Karang Taruna b. Pengertian dan Keanggotaan Karang Taruna c. Asas dan Tujuan Karang Taruna d. Dasar Hukum Karang Taruna e. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Karang Taruna f. Strategi Pemberdayaan Karang Taruna B. Tinjauan Umum Tentang Kreativitas 1. Pengertian, Tahap-tahap dan Strategi Kreativitas 2. Pengembangan Kreativitas a. Ciri-ciri Kreativitas b. Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Kreativitas c. Faktor-faktor Penghambat Pengembangan Kreativitas C. Tinjauan Umum Tentang Generasi Muda 1. Pengertian dan Batasan Generasi Muda 2. Ciri-ciri Generasi Muda 3. Masalah-Masalah Umum Yang Dihadapi Generasi Muda 4. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda 5. Potensi Generasi Muda

10 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian 2. Metode Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara 2. Observasi 3. Catatan Lapangan/ Fieldnotes 4. Studi Dokumentasi 5. Studi Literatur C. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian 2. Subjek Penelitian D. Tahap Penelitian 1. Persiapan Penelitian 2. Perizinin 3. Pelaksanaan Penelitian E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Data Reduction (Reduksi Data) 2. Data Display (Penyajian Data) 3. Verification (Menarik Kesimpulan) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Organisasi Karang Taruna Gemmas 1. Sejarah Karang Taruna Gemmas 2. Visi dan Misi Karang Taruna Gemmas 3. Pembentukkan Karang Taruna Gemmas 4. Landasan Hukum Karang Taruna Gemmas 5. Program Kerja Karang Taruna Gemmas B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Wawancara

11 2. Deskripsi Hasil Observasi C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Bentuk Kegiatan Karang Taruna Gemmas dalam Mengembangkan Kreativitas Generasi Muda 2. Strategi Karang Taruna Gemmas dalam Mengembangkan Kreativitas Generasi Muda 3. Partisipasi Generasi Muda terhadap Pelaksanaan Program Karang Taruna Gemmas 4. Kendala yang dihadapi Karang Taruna Gemmas dalam Mengembangkan Kreativitas Generasi Muda 5. Upaya yang Dapat dilakukan untuk Mengatasi Kendala-Kendala yang Menjadi Penghambat dalam Mengembangkan Kreativitas Generasi Muda BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran