BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional seperti dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2014 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TANYA-JAWAB BERBASIS MEDIA VIDEO TAYANGAN ORBIT DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Desti Fatin Fauziyyah, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) terdapat dalam mata

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat martabat suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SD MENUANGKAN IDE DALAM MENULIS PROSA SEDERHANA: SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkaitan dengan mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki jangkauan dan kajian yang sangat luas, terutama kajian pendidikan yang menyangkut pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai pelajaran diajarkan di sekolah, salah satunya adalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sendiri bertujuan agar siswa mampu menguasai, memahami, dan dapat mengiplementasikan keterampilan berbahasa, seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia mempunyai posisi yang strategis dalam kurikulum sekolah. Sebagai bahasa pengantar bahasa Indonesia digunakan untuk menyampaikan setiap mata pelajaran atau bidang studi. Semakin tinggi kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia, maka semakin mudah yang bersangkutan memahami dan menguasai

2 materi mata pelajaran-mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, dalam kenyataan terlihat bahwa orang yang tinggi dan luas pengetahuannya, lancar pula menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Adapun kemampuan dalam berbahasa yang dinilai cukup sulit bagi siswa adalah menulis karangan. Hal ini dibuktikan pada penelitian Dewi (2006:3) yang memaparkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sangat sulit dilakukan khususnya bagi siswa Sekolah Dasar. Menulis sendiri artinya menyusun kata dan mengorganisasikan kalimat menjadi suatu ide atau pendapat tentang pengalaman yang ingin disampaikan kepada pembaca. Kemampuan menulis ini dianggap jauh lebih kompleks dan lebih sukar dikuasai dibandingkan dengan ketiga aspek keterampilan berbahasa lainnya. Secara umum bahasa sendiri mempunyai fungsi untuk tujuan artistik. Hal ini bahasa digunakan secara estetis, misalnya pada penulisan syair, pantun, puisi, cerpen, cerita dan lain-lain. Pada penulisan karya sastra tersebut faktor penunjang keindahan bahasa yang digunakan adalah kreativitas. Kreativitas pada dasarnya merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang, yakni berupa kemampuan untuk mencipta (daya cipta) dan berkreasi. Implementasi dari kreativitas seseorang pun tidaklah sama, bergantung kepada sejauh mana orang tersebut mau dan mampu mewujudkan daya ciptanya menjadi sebuah kreasi ataupun karya. Aspek psikomotor dan afektif sangat penting sekali bagi perkembangan kreativitas berpikir siswa. Tetapi perlu diperhatikan bahwa kreativitas siswa akan muncul secara optimal jika terdapat stimulus yang mendukung. Hal ini pula, seorang

3 guru misalnya harus mampu mengoptimalkan kreativitasnya, khususnya yang tertuang dalam sebuah bentuk pembelajaran yang inovatif. Artinya, selain menjadi seorang pendidik, seorang guru pun harus bisa menjadi seorang kreator. Sebagai contoh, kreativitas yang bisa diterapkan oleh seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah dengan menciptakan sebuah model pembelajaran yang dekat dengan keseharian siswa secara nyata. Artinya, seorang guru harus mampu menyinergikan pelajaran, dengan kenyataan yang biasa ditemukan dalam kesehariannya. Misalnya, dalam pembelajaran menulis karangan. Minat siswa terhadap mengarang misalnya, diakui atau tidak responnnya pasti akan berbeda. Artinya, ada siswa yang suka dan ada pula yang tidak. Adanya suatu program dikembangkan oleh dua Proyek Bank Dunia, yaitu PEQIP dan Proyek Pendidikan Dasar (Basic Education Projects) dan juga digunakan dalam program MBS dari UNESCO dan UNICEF pada tahun 2008 menyatakan persentase anak dalam menulis karangan yaitu ada 19% anak bisa menulis dengan tulisan tegak bersambung dan rapih sedangkan 64% bisa menulis rapih tetapi tidak bersambung, lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau sangat parah, lebih dari 35% kasus anak yang menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang. Pemaparan tersebut menjelaskan kurang terampilnya anak dalam menulis sebuah karangan. Adanya ketidakmampuan anak dalam menulis secara rapi bisa menimbulkan ide agar sebagai pendidik kita memberikan stimulus yang baik berupa tampilan visual yang membuat anak kreatif.

4 Bertitik tolak pada masalah di atas, maka penggunaan media adalah solusi yang tepat dalam memudahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis karangan. Media itu sendiri secara harfiah merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Disamping itu menurut Briggs dalam Rusman (2009:151) mengemukakan bahwa media adalah alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sudjana dan Rivai (2002:2) bahwa manfaat media dalam pembelajaran adalah Pertama, pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa mencapai tujuan yang lebih baik. Ketiga, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Berbagai pemikiran dan pendapat kiranya mengarahkan akan perlunya media yang tepat sebagai mediator materi kepada siswa tanpa menyampingkan guru sebagai fasilitator. Menangani permasalahan kesulitan guru dalam merangsang kreatifitas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia serta beragamnya kemampuan siswa itu sendiri, maka dirasa sangat tepat apabila media komik digital untuk menunjukan deskripsi materi secara utuh terhadap siswa dijadikan salah satu upaya untuk meningkatkan kreatifitas siswa terhadap perkembangan kreatifitas siswa dalam menulis karangan.

5 Penelitian menurut Mariyanah (2005) yang menggunakan comic book (buku komik) sebagai media pembelajaran mengemukakan bahwa buku komik dapat memberikan minat dan pemahaman yang memudahkan siswa belajar Bahasa Indonesia. Penelitian ini lebih dimodifikasi media pembelajaran tersebut menggunakan komik digital yang bervariasi juga lebih menyeimbangi dunia pendidikan yang lebih modern saat ini pada penggunaan komputer. Media pembanding yang digunakan adalah media audio dimana nilai kesesuaian antara media kelas eksperiment dengan media kelas kontrol tidak terlalu jauh, pernyataan Novianti (2007) penggunaan media audio dalam pelajaran Bahasa Indonesia sangat membantu dan memudahkan siswa dalam mengembangkan kreativitas menulis. Bertitik tolak dari penelitian tersebut menjadi suatu pembahasan yang bisa diteliti antara penggunaan media komik digital dengan media audio. Komik Digital dapat mengembangkan daya imajinasi siswa, diharapkan siswa dapat dengan mudah merangkai kata dalam menuliskan karangan. Selain cerita bergambar yang terdapat pada komik digital ini, unsur musik juga menjadi stimulus agar siswa lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan Lunandi dikutip dari Deni Kurniawan (2007:35) yang mengatakan bahwa sebagian besar materi pendidikan/ pembelajaran (83%) diserap oleh peserta didik melalui indera penglihatan, (11%) melalui indera pendengaran dan sisanya (6%) melalui indera pengecapan, penciuman dan rabaan.

6 Menciptakan pembelajaran yang mengembangkan kreatifitas siswa, guru sangat mengharapkan siswa mampu mengembangkan kompetensinya dengan kreatif. Namun untuk menciptakan keadaan tersebut, perlu ada stimulus yang nyata bagi siswa. Komik Digital ini diharapkan mampu membuat siswa tertarik dan memahami pelajaran serta dapat mengembangkan kreatifitas siswa dalam menulis karangan. Media komik digital yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah cerita bergambar yang dikemas di dalam bentuk komik yang aplikasikan menggunakan komputer. Materi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok bahasan Lingkungan spesifikasi kajian yang akan peneliti ujikan dengan penggunaan komik digital. Berdasarkan pemaparan di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti Penggunaan Komik Digital untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Menulis Karangan pada Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. (Studi kuasi eksperimen terhadap siswa kelas V SD Negeri Banjarsari 3 Bandung) B. Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas dalam menulis karangan antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung?

7 Masalah umum penelitian tersebut di atas dijabarkan dalam masalah khusus penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas dalam menulis karangan pada aspek penyampaian pesan antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas dalam menulis karangan pada aspek pengimajinasian antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas dalam menulis karangan pada aspek pemilihan kalimat antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan perbedaan perkembangan kreativitas dalam menulis karangan yang signifikan antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

8 1. Mengetahui perbedaan kreativitas dalam menulis karangan pada aspek penyampaian pesan antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung. 2. Mengetahui perbedaan kreativitas dalam menulis karangan pada aspek pengimajinasian antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung. 3. Mengetahui perbedaan kreativitas dalam menulis karangan pada aspek pemilihan kalimat antara siswa yang menggunakan komik digital dengan siswa yang menggunakan media audio pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V di SD Negeri Banjarsari 3 Kota Bandung. D. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memakai kata-kata pada penelitian ini maka peneliti mencantumkan definisi operasional, sebagai berikut : 1. Kreativitas Menulis Karangan Kreativitas menulis karangan adalah kreativitas anak dalam membuat suatu ide baru dalam menulis sebuah karangan atau cerita yang akan dinilai berupa skor nilai karangan, dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek penyampaian pesan, pengimajinasian dan pemilihan kalimat.

9 2. Komik Digital Komik digital adalah gambar komik yang tervisualisasi secara digital melalui media komputer, dan didesain menggunakan software komputer dalam perancangan dan pembuatannya sebagai suatu perubahan yang lebih modern dari pembuatan komik manual yang biasa menggunakan kertas dan alat tulis. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik secara langsung ataupun secara tidak langsung, terutama dalam peningkatan kualitas belajar. Juga motivasi siswa dalam pembelajaran bisa lebih baik lagi. 1. Praktisi Pendidikan (Guru) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada praktisi pendidikan (Guru) agar dapat meningkatkan kualitas pengajarannya secara optimal dengan menggunakan komik digital sebagai media penunjang dalam pengajaran untuk meningkatkan kompetensi dalam pemanfaatan teknologi dan sebagai pengembangan dalam mata pelajaran TIK secara tersirat. 2. Pembelajar (Siswa) Sebagai salah satu media alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Juga sebagai sarana bagi siswa dalam menstimulus siswa agar lebih kreatif dalam mengembangan ide-ide baru.

10 3. Peneliti Memperdalam wawasan keilmuan dan memberikan gambaran jelas tentang penerapan media pembelajaran yang dianggap masih jarang digunakan di Sekolah Dasar khususnya pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.