BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara SOSIALISASI PEMBINAAN FORUM MASYARAKAT PEDULI PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) Tanggal, 21 Maret 2013 Assalammu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang kami hormati, Forkorpimda Kabupaten Kulonprogo, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Kulonprogo, Bapak/Ibu Tamu Undangan dan Hadirin yang berbahagia. 1
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan hidayah-nya kepada kita sekalian. Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih diperkenankan hadir dan bersilaturahmi ditempat ini guna mengikuti Sosialisasi Pembinaan Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Hadirin yang kami hormati, Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap 2
warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1. Menurut Prof dr Sunartini, Sp.A (K) yang disampaikan pada pidato pengukuhan Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM tahun 2012, diperkirakan antara 3-7 % atau sekitar 5,5-10,5 juta anak usia di bawah 18 tahun termasuk kategori anak berkebutuhan khusus. Secara global diperkirakan ada 370 juta anak berkebutuhan khusus atau sekitar 7 % populasi dunia, kurang lebih 80 juta di antaranya membutuhkan rehabilitasi. Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen mempunyai akses pelayanan. Selama ini anak-anak difabel disediakan fasilitas pendidikan khusus disesuaikan dengan 3
derajat dan jenis difabelnya yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah membangun tembok eksklusifisme bagi anakanak yang berkebutuhan khusus. Hal ini secara tidak langsung telah menghambat proses saling mengenal antara anak-anak difabel dengan anak-anak non-difabel. Akibatnya dalam interaksi sosial di masyarakat kelompok difabel menjadi komunitas yang teralienasi / terasing dari dinamika sosial di masyarakat. Masyarakat menjadi tidak akrab dengan kehidupan kelompok difabel, sementara kelompok difabel sendiri merasa keberadaannya bukan menjadi bagian yang integral dari kehidupan masyarakat di sekitarnya. Hadirin yang kami hormati. 4
Saat ini pemerintah tengah mengembangkan sistem pendidikan inklusi yang bertujuan memberikan pendidikan yang memungkinkan anak berkebutuhan khusus memperoleh kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar dapat mengembangkan diri secara optimal. Pendidikan inklusi termasuk hal yang baru di Indonesia umumnya. Ada beberapa pengertian mengenai pendidikan inklusi, diantaranya adalah pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan. Hambatan yang ada bisa terkait dengan masalah etnik, gender, status sosial, kemiskinan 5
dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan adanya sekolah inklusi diharapkan masa depan anak berkebutuhan khusus akan lebih baik, karena sekolah ini membekali anak untuk bisa hidup mandiri dalam hidupnya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Peserta sosialisasi yang berbahagia, Melalui forum ini, besar harapan Saya agar masyarakat semakin sadar dan mengetahui tentang pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, baik melalui pendidikan di sekolah luar biasa maupun pendidikan inklusi. 6
Ke depannya anak-anak berkebutuhan khusus semakin mudah memperoleh akses pendidikan. Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan, ada kurang serta khilaf mohon dimaafkan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita bersama. Aamiin. Selamat mengikuti, semoga bermanfaat. Wassalamu alaikum Wr. Wb. BUPATI KULONPROGO dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) 7