PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah

Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010)

BAB I PENDAHULUAN I.1

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga

GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

Energi Panasbumi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

M MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROPOSAL SEMINAR GEOLOGI AIR DALAM SISTEM PANASBUMI SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK LAPANGAN PANASBUMI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan sebuah usaha seperti foto kopi, rental komputer dan. warnet. Kebutuhan energi lisrik yang terus meningkat membuat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

BAB I PENDAHULUAN. vulkanik aktif yang berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi.indonesia

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

Energi Panas Bumi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Metode Pengumpulan Data BAB II

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN

OUTLINE. Pendahuluan Panas Bumi dalam bauran energi Nasional Potensi Panas Bumi Di Indonesia Tantangan Pengembagnan Panasbumi di Indoneisia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

Gambar 1.1 Proses Pembentukan Batubara

Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

LAPORAN PERJALANAN PT INDONESIA POWER UBP KAMOJANG 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA ALAM 2: MINERAL DAN ENERGI

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP TIPE SINGLE CASING KAPASITAS 5,65 MW PADA UNIT 1 PLTP SIBAYAK LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat

Efisiensi PLTU batubara

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan energi listrik juga digunakan untuk kebutuhan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

TURBIN UAP. Penggunaan:

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di. Panas Bumi dan Teknologi BAB IV. Reservoir. 4.1 Reservoir Panas Bumi

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X 55 MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) MKE-3 NK.Caturwati, Imron Rosyadi, Febriana Irfani C. Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl.Jenderal Sudirman km.3 Cilegon 42435 Telp. +62 254 395502, Fax. +62 254 395440 e-mail : n4wati@yahoo.co.id ABSTRAK Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia diperkirakan memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 256 lokasi [Suyanto]. Jumlah ini menyatakan Indonesia merupakan daerah yang memiliki cadangan energi panas bumi 40% dari total cadangan panas bumi dunia. Paper ini menyajikan hasil penelitian mengenai pengaruh temperatur lingkungan terhadap unjuk kerja turbin pembangkit listrik tenaga panas bumi. Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Kamojang, pada 2 Maret 2010 hingga 2 Mei 2010. Pengambilan data dilakukan secara berulang sepanjang hari dari jam 5.00 hingga jam 01.00 keesokan harinya dengan jeda waktu pengamatan 2 3 jam, yaitu meliputi data temperatur lingkungan, debit uap air masuk turbin serta temperatur dan tekanan uap air masuk dan keluar turbin uap. Disamping itu dilakukan pengamatan terhadap daya listrik yang dihasilkan. Berdasarkan data pengukuran tersebut dilakukan pengolahan data untuk mengetahui hubungan antara kinerja turbin uap terhadap temperatur lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kinerja turbin uap jika temperatur lingkungan semakin rendah. Penurunan temperatur lingkungan hingga 4 ᵒC (dari 15,5 hingga 11,5 ᵒC) membuat efisiensi turbin rata-rata berkurang hingga 0,8 %. Kata kunci: Geothermal, temperatur lingkungan, efisiensi turbin. 1. PENDAHULUAN Kebutuhan energi dewasa ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta kemajuan teknologi yang dipergunakan manusia. Pemenuhan kebutuhan energi selama ini terpusat pada penggunaan energi fosil, seperti minyak bumi, batubara dan gas yang saat ini berada pada kondisi kritis dengan jumlah cadangan terbatas. Oleh karena itu perlu adanya usaha penggunaan energi alternatif yang dapat mengalihkan konsumsi energi dari energi fosil. Energi panas bumi merupakan salah satu energi terbarukan yang paling potensial dan dapat dikembangkan secara ekonomi, ramah lingkungan dengan emisi polusi yang sangat kecil. Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 16

tersebar di 256 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan potensi energi sebesar itu, Indonesia merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di dunia [Suyanto]. Namun, potensi energi panas bumi tersebut baru termanfaatkan sekitar 4%, sehingga untuk mengatasi krisis energi nasional, pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-ii yang salah satu prioritas sumber energinya adalah panas bumi (geothermal). Panas bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bagian bawah lapisan permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan magma terhadap batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang terkandung di dalam kerak bumi. Untuk pemanfaatannya perlu dilakukan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas atau campuran uap dan air, serta unsur-unsur lain yang terkandung. Fenomena keberadaan panas bumi umumnya terjadi di lokasi sekitar gunung berapi atau lokasi bekas letusan gunung berapi, seperti di Gunung Kamojang Kabupaten Garut, Gunung Salak Kabupaten Sukabumi, Gunung Wayang Windu di Pangalengan Kabupaten Bandung, serta gunung-gunung berapi di daerah lainnya. Di Indonesia, secara bertahap energi panas bumi tersebut telah dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Proses pemanfaatannya dimulai dengan kegiatan eksplorasi di lokasi yang diduga memiliki cadangan panas bumi. Di lokasi yang diyakini terdapat sumber energi panas bumi dalam jumlah besar, kemudian dibangun kilang pengeboran (eksploitasi). Panas bumi yang berwujud uap yang keluar dari sumur pengeboran, selanjutnya dialirkan ke mesin turbin uap untuk dikonversi menjadi energi listrik. Panas dari inti bumi secara terus-menerus mengalir ke lapisan yang lebih luar sekitar batuan (rock), yang dinamakan mantle. Ketika temperatur dan tekanan menjadi cukup tinggi, beberapa batuan mencair dan menjadi magma (mantle rock melts). Karena mempunyai densiti yang lebih ringan dari batuan sekitar, magma bertambah dan mengalir secara perlahan ke atas menuju lapisan kerak bumi (earth crust) yang membawa panas dari bawah. Kadang-kadang magma panas ini menerobos ke permukaan dengan segala cara. Magma tersebut dikenal sebagai lava. Namum, yang lebih sering magma tersisa di bawah lapisan kerak bumi memanasi batuan di sekitarnya dan juga air (air hujan yang telah mengendap ke dalam tanah). Sebagian dari air panas bumi ini merambat dan mengalir melalui celah hingga mencapai permukaan tanah, tetapi kebanyakan darinya tetap mengendap di dalam tanah, terperangkap dalam retakan dan pori-pori batuan. Kumpulan alami dari air panas ini dinamakan sebagai reservoir panas bumi (geothermal reservoir). Gambar 1. Menampilkan sistem hidrotermal pemanfaatan panas bumi [Nandar]. Ciri-ciri daerah yang memiliki potensi sumber panas bumi diantaranya memiliki sumber air panas dan lubang yang mengeluarkan uap secara konstan. Daerah yang memiliki potensi panas bumi identik dengan daerah pertemuan tiga lempengan geologis, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 17

Sumber: Nandar [2]. Gambar 1. Sistem hidrothermal panas bumi. 2. METODE PENELITIAN Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja turbin uap serta temperatur lingkungan yang ada disekitar PLTP. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu: - Metode pengamatan; - Metode dokumentasi; - Metode wawancara. Metode Pengamatan Metode pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data-data fisik yang bekaitan dengan sarana dan fasilitas pembangkit energi panas bumi di PT. Pertamina Geothermal Energi (PGE) Area Kamojang. Pengamatan dimulai dari steam supply (pasokan uap) hingga mesin turbin yang mengonversi energi panas bumi menjadi energi listrik dan cooling water system (sistem pendingin air). Metode Dokumentasi Metode dekomentasi dilakukan untuk menghimpun semua data empirik yang diperlukan dalam penelitian, yaitu: Survei lapangan untuk mendapatkan data tentang: Laju aliran uap; Tekanan masuk turbin; Temperatur masuk turbin; Tekanan keluar turbin; Temperatur keluar turbin; Energi listrik yang dihasilkan generator; Efisiensi generator; Temperatur lingkungan. Skema komponen turbin tempat pengambilan data dapat dilihat pada Gambar 2. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 18

Gambar 2. Data-data turbin uap Metode Analisis Data Metode analisis adalah mengolah data hasil penelitian sehingga mendapatkan nilai efisiensi mesin turbin meliputi: a) Menentukan daya turbin ideal. Dengan menggunakan data temperatur dan tekanan uap yang masuk dan keluar turbin dapat ditentukan nilai entalphi uap air masuk (h 1 ) dan uap air keluar tubin diperkirakan dengan asumsi sistem turbin ideal(h 2,s ). Sehingga daya turbin ideal dinyatakan dalam persamaan (1). W T,s = m uap. ( 1 2,s ) (1) b) Menentukan daya turbin sebenarnya. Penentuan daya turbin sebenarnya dilakukan berdasarkan besarnya daya listrik yang dihasilkan generator listrik dengan memberikan asumsi nilai efisiensi generator (η g = 90%). Sehingga daya turbin aktual dinyatakan seperti dalam persamaan (2). W t = W g /η g (2) c) Menghitung efisiensi turbin. Dari kedua analisis data diatas maka efisiensi turbin uap dinyatakan dalam persamaan (3). ε T = W T W T,s (3) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data lapangan yang disertai temperatur lingkungan serta perhitungan efisiensi turbin pada tanggal 22 Maret 2010 dari jam 08.00 05.00 keesokan harinya diperlihatkan pada Tabel 1 dan pada Gambar 3 ditampilkan perubahan nilai efisiensi turbin uap berdasarkan waktu pengambilan data. Tabel 1. Perhitungan efisiensi turbin geothermal Tanggal: 22 Maret 2010 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 19

Gambar 3. Nilai efisiensi berdasarkan waktu pengukuran. Tabel 2. Rata-rata efisiensi turbin bedasarkan perbedaan waktu Jam Rata-rata efisiensi turbin Rata-rata efisiensi turbin Jam (%) (%) 08:00 87,02 21:00 87,34 11:00 87,23 23:00 87,25 14:00 87,40 01:00 87,13 16:00 87,38 05:00 87,02 19:00 87,38 - - Pengambilan dan pengolahan data dilakukan berulang kali sehingga data rata-rata untuk efisiensi serta waktu pengukuran ditampilkan seperti pada Tabel 2 dan Gambar 4. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 20

Efisiensi Turbin (%) Efisiensi (%) Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 87,5 87,4 87,3 87,2 87,1 87 86,9 86,8 08:00 11:00 14:00 16:00 19:00 21:00 23:00 01:00 05:00 Efisiensi (%) 87,0189 87,2318 87,3987 87,3837 87,3827 87,34187 87,2528 87,13290 87,0282 Gambar 4. Grafik rata-rata efisiensi turbin berdasarkan perbedaan waktu. Dari kumpulan data lapangan serta perhitungan dapat digambarkan hubungan antara nilai efisiensi serta temperatur lingkungan seperti diperlihatkan pada Gambar 5. Tampak bahwa efisiensi turbin mendekati stabil pada rentang temperatur lingkungan 16 27 ᵒC. Temperatur lingkungan yang sangat rendah membuat efisiensi turbin menurun. Efisiensi turbin Efisiensi rata-rata 87,6 87,4 87,2 87 86,8 86,6 86,4 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Temperatur Lingkungan ( c) Gambar 5. Efisiensi turbin uap terhadap temperatur lingkungan pada PLTP. 4. KESIMPULAN Efisiensi turbin konversi panas bumi menunjukkan perbedaan nilai sejalan dengan perputaran waktu pagi hari, siang, sore dan malam hari. Efisiensi paling kecil terjadi pada pagi hari pukul 08:00 yaitu rata-rata 87,02 persen, sedangkan efisiensi paling besar terjadi pada tengah hari pukul 14:00 yaitu rata-rata 87,40%. Temperatur lingkungan mempengaruhi besarnya efisiensi turbin konversi panas bumi. Efisiensi turbin pada temperatur lingkungan di bawah 15,5 o C lebih rendah dibanding efisiensi turbin di atas temperatur lingkungan 15,5 o C yang menghasilkan nilai efisiensi turbin yang cenderung stabil pada nilai sekitar 87,3 persen. Penurunan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 21

temperatur lingkungan hingga 4 ᵒC (dari 15,5 hingga 11,5 ᵒC) membuat efisiensi turbin rata-rata berkurang hingga 0,8 %. 5. DAFTAR PUSTAKA Hutauruk Gilbert, 2008, Pembangkit Listrik Panasbumi (1), http: www.pertamina.com. M.J. Moran dan H.N. Shapiro, Termodinamika Teknik Jilid 2, Edisi 4, Terjemahan Y.S. Nugroho dan A. Surjosatyo, Erlangga, Jakarta, 2004. Nandar Cuk Supriadi Ali, Negeri Terkaya Energi Panas Bumi, Pusat Teknologi Industri Manufaktur (PTIM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, 2009. Suyanto, 2009, Cadangan Panas Bumi di Indonesia Dapat Menghasilkan 27.000 Megawatt, http://www.bppt.go.id. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 22