BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dapat diambil kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan dalam arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Guru mempunyai posisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan merupakan pemaparan dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

KESIAPAN PARA GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM DALAM MERESPON PERUBAHAN KURIKULUM

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skill (kecakapan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan, kewarganegaraan dikenal mulai dari siswa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. menunjukkan bahwa pembelajaran IPS di SMP Negeri I Turi yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenny Fitria, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNARUNGU

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan seperti pada Bab IV dapat diambil kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di depan, kesimpulan yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut. 1. Pandangan kepala sekolah, guru PKn, dan siswa tentang korupsi dan PAK yakni: a. Pandangan kepala sekolah dan guru PKn bahwa korupsi di Indonesia sudah sampai tahap yang membahayakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga pendekatan tidak hanya dalam bidang hukum yang lebih menekankan pada aspek sanksi dan efek jera, tetapi harus diimbangi dengan upaya lain melalui PAK yang diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah sebagai bentuk gerakan sosiokultural pedagogik. b. Dalam pandangan guru PKn, para koruptor layak untuk dimiskinkan sebagai bentuk keadilan, artinya dampak yang ditimbulkan korupsi demikian besar maka pemberian efek jera juga menyentuh perikehidupan para koruptor karena memberi sanksi fisik masih dirasa belum cukup. c. Pandangan siswa tentang korupsi dan antikorupsi dipengaruhi guru PKn, media massa, dan internet. Hal ini menunjukkan bahwa guru mempunyai peran sebagai agen untuk mempengaruhi pandangan siswa tentang

411 korupsi dan antikorupsi. Siswa berpandangan bahwa korupsi sudah sampai tahap yang tidak wajar karena: (a) jumlah kerugian negara yang besar, (b) dilakukan oleh pejabat negara, (c) terjadi di seluruh kantor atau departemen, (d) dilakukan di saat rakyat banyak yang mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi. d. Kepala sekolah dan guru PKn setuju penerapan PAK di sekolah bukan sebagai muatan lokal dalam kurikulum atau hanya pilot project yang tidak ada tindak lanjut, tetapi dipraktikkan secara terus menerus dalam kurikulum wajib yang bersifat nasional. e. Model PAK yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan di sekolah adalah integrated (terintegrasi) dalam setiap mata pelajaran, sehingga tidak perlu menambah jam mata pelajaran dan tema yang sama dapat dikaji dari sudut pandang berbagai mata pelajaran. f. PAK di SMP tidak ditujukan melakukan gerakan praktis dalam memberantas korupsi sebagaimana dilakukan oleh aparat penegak hukum, tetapi untuk memberikan pengetahuan dasar tentang korupsi, penyadaran pentingnya sikap antikorupsi sehingga memiliki kepekaan yang kuat terhadap perilaku korupsi serta memiliki sikap antikorupsi melalui pemahaman, keteladanan, dan pembiasaan dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kultur sekolah. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Perangkat Pembelajaran) PAK yang diintegrasikan dalam mata pelajaran PKn yang dikembangkan guru masih kurang mampu mewujudkan tiga dimensi kompetensi PKn.

412 a. Tujuan kognitif dan afektif masih dalam tingkat rendah, yang didominasi informasi verbal, penerimaan, dan partisipasi. b. Tidak ada guru PKn secara khusus mengembangkan materi/bahan ajar/ bahan bacaan siswa berkaitan dengan topik korupsi dan antikorupsi yang dielaborasi dari berbagai sumber. c. Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan menjadi pilihan pertama dan utama dalam PAK yang diintegrasikan melalui pembelajaran PKn. Meskipun ada yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, namun masih kurang tepat secara konseptual dalam menuliskan langkah-langkah (syntac) maupun dalam praktiknya. d. Sebagian besar media yang digunakan dalam PAK yang diintegrasikan melalui mata pelajaran PKn adalah papan tulis, LCD, gambar, dan koran. Tidak ada media yang dibuat secara khusus untuk materi korupsi dan antikorupsi, alasannya kurang mampu dan kreatif untuk membuat media sederhana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. e. Teknik asesmen yang digunakan dalam PAK melalui pembelajaran PKn semua sekolah menggunakan tes tulis dalam bentuk subjektif dan hanya dua sekolah menggunakan non tes yakni produk/projek dan performance, namun tidak dilengkapi dengan rubrik yang memadai sehingga ketika memberikan skor acapkali terintervensi oleh unsur subjektivitas guru. f. Implikasi RPP PAK yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn yang disusun guru lebih menekankan hasil belajar pada domain kognitif dibandingkan dengan afektif dan psikomotor.

413 3. Pelaksanaan PAK yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn menunjukkan bahwa guru masih mendominasi atau interaksi satu arah dari guru-siswa (teacher centre), yang diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, kemudian diteruskan dengan memberikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. 4. PAK yang diintegrasikan melalui pembelajaran PKn yang didukung oleh pengintegrasian nilai-nilai ke dalam berbagai mata pelajaran belumlah cukup, masih diperlukan habituasi yang dapat dikemas dalam bentuk budaya sekolah. Bentuk-bentuk budaya sekolah antara lain kantin kejujuran, larangan menyontek, pengadaan kas kelas, pengadaan kotak tak bertuan, kedisiplinan, dan tanggung jawab. 5. Faktor-faktor yang mendukung pembinaan karakter siswa melalui PAK di SMP pada dasarnya dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu internal dan eskternal. Faktor internal meliputi visi misi sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, guru, staf administrasi, budaya sekolah, sarana dan prasarana. Faktor eksternal terdiri atas pengaruh teman sebaya (peer group), dukungan orang tua, kebijakan dinas pendidikan, dan lingkungan. 6. Pengembangan perangkat PAK di sekolah: a. Dirancang terintegrasi dalam mata pelajaran PKn yang didukung mata pelajaran lain, melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan habituasi melalui budaya sekolah. b. Pengembangan PAK di sekolah, menempatkan mata pelajaran PKn sebagai inti, pendorong, penggerak, ujung tombak yang diarahkan pada dampak instruksional dan pengiring, sedangkan mata pelajaran lain dan

414 kegiatan ekstrakurikuler, serta budaya sekolah diarahkan kepada dampak pengiring saja. c. Pengembangan perangkat PAK yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan PAKEM dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa karena didasari kerangka berpikir konstruktivisme dan tidak hanya mengarah pada aktivitas recaling, pemahaman, melainkan berpendulum ke arah reflective thinking yang ditandai dengan keaktifan, kekreativitasan siswa dalam seluruh aktivitas belajar. d. Pengembangan perangkat PAK yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn, ada unsur menyenangkan pada saat melakukan simulasi karena ada aktivitas informasi, pertanyaan, cerita, pantun, puisi, lagu/menyanyi yang berunsur korupsi dan antikorupsi. e. Perangkat PAK yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn, dirancang menggunakan model PAKEM terbukti efektif meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. f. PAK yang diintegrasikan melalui pembelajaran PKn dengan menggunakan PAKEM akan memperkuat konsep continuum maximal yang ditandai oleh inclusive, activist, partisipasive, processled, value based, interactive, and more difficult to archieve akan memberikan pengaruh yang signifikan pada kompetensi siswa sebagai warga negara muda. g. Nilai yang dikembangkan dalam PAK yang diintegrasikan melalui mata pelajaran PKn dapat memperkuat pengembangan karakter bangsa sebagaimana disain pengembangan karakter bangsa tahun 2010-1025.

415 h. Tujuan akhir PAK yang diintegrasikan melalui pembelajaran PKn dan didukung mata pelajaran yang lain, diperkuat habituasi melalui ekstrakurikuler serta budaya sekolah dapat meningkatkan kesadaran antikorupsi siswa SMP sebagai warga negara muda yang mampu mengambil keputusan berdasarkan atas informasi yang memadai dan alasan logis, dilandasi oleh pengetahuan, kecakapan, dan watak yang tulus. i. PAK di sekolah yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn merupakan salah satu bentuk revitalisasi PKn sebagai pendidikan karakter bangsa pada jenjang SMP melalui tiga jalur yakni: (a) mendudukan peran mata pelajaran PKn sebagai program kurikuler, (b) sebagai gerakan sosiokultural kewarganegaraan khususnya dalam partisipasi pencegahan korupsi di sekolah, (c) sebagai program pendidikan politik kebangsaan. B. Implikasi Berdasarkan atas kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan beberapa implikasi penelitian, yaitu: 1. Pemahaman guru PKn secara konseptual-teoritis, nilai-nilai, dan praktik korupsi dan antikorupsi sebagai gerakan sosiokultural-pedagogis mutlak dikuasai karena akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pandangan siswa. Di samping itu, pemanfaatan media massa dan internet sangat diperlukan dalam PAK yang diintegrasikan melalui pembelajaran PKn karena fakta empiris menunjukkan bahwa pandangan siswa tentang korupsi juga dipengaruhi isi dan pesan yang ada dalam media massa dan internet.

416 2. Korupsi di Indonesia sudah sangat memprihatinkan sehingga upaya-upaya penegakkan hukum saja tidak cukup, tetapi harus diimbangi dengan upaya lain melalui pendidikan formal. Lembaga yang menempati posisi strategis dalam pengembangan budaya antikorupsi adalah sekolah. Semangat, atmosfer, dan budaya antikorupsi sangat penting dihabituasikan di sekolah karena fungsi pendidikan adalah untuk melakukan koreksi budaya, yaitu koreksi terhadap budaya tidak baik atau kontraproduktif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Termasuk didalamnya mereduksi sikap dan perilaku korupsi dan menebalkan semangat antikorupsi khususnya kepada siswa sebagai generasi penerus bangsa. PAK di sekolah merupakan usaha pada tingkat mikro yang masih perlu ditindaklanjuti dengan upaya makro dalam sistem birokrasi pemerintahan. 3. Perangkat PAK yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn, dirancang menggunakan model PAKEM yang dikuatkan dengan budaya sekolah telah terbukti secara efektif dan cocok digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan sikap antikorupsi siswa SMP sebagai warga negara muda. Penerapan model ini dapat meningkatkan kompetensi kewarganegaraan antikorupsi baik civic knowledge, skill, dan disposition. Di samping itu, dapat meningkatkan motivasi, aktivitas individual dan kelompok, dan dampak pengiring seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, terbuka yang merupakan modal sosial yang berguna dalam hidupnya kelak di kemudian hari. 4. Perangkat PAK yang diintegrasikan dalam pembelajaran PKn, dirancang menggunakan model PAKEM, guru berfungsi sebagai motivator, fasilitator, dan mediator dalam pembelajaran, yang memungkinkan untuk mendorong

417 siswa dapat mengaktualisasikan segala kemampuannya dengan berbagai aktivitas yang ada dalam model ini. C. Rekomendasi Berdasarkan atas kesimpulan dan implikasi penelitian, rekomendasi yang diusulkan sebagai berikut. 1. Bagi guru PKn, (a) untuk selalu meningkatkan pemahaman secara komprehensif tentang konseptual-teoritis, praktis tentang korupsi dan antikorupsi secara mendalam dengan memanfaatkan dan mengelaborasi berbagai sumber. Di samping sebagai bentuk penguatan profesionalisme profesi, juga digunakan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif baik dari sisi pengetahuan, keteguhan, kemampuan hidup, kecakapan, kepedulian, watak, dan perilaku antikorupsi kepada siswa sebagai warga negara muda yang kelak akan menjadi tulang punggung keberlanjutan perjalanan bangsa Indonesia, (b) tujuan pembelajaran PAK yang diintegrasikan dalam PKn perlu diarahkan pada ranah kognitif tingkat tinggi dan menekankan pada aspek sikap serta perilaku, dengan cara melakukan kegiatan nyata seperti inkuiri di lingkungan sekitar, mengelaborasi sumber belajar dari media massa, menggunakan model pembelajaran yang berbasis PAKEM, menggunakan media yang menarik dan melibatkan siswa, serta mengukur hasil belajar secara komprehensif melalui tes tulis, projek, performance, dan penilaian diri. 2. Bagi kepala sekolah, untuk konsisten dan kontinyu menghabituasikan nilainilai kejujuran, larangan menyontek, pengadaan kas kelas, kedisiplinan,

418 tanggung jawab, dan lain-lain melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan budaya sekolah. Sekolah harus memberikan bentuk-bentuk teladan yang memungkinkan tumbuh subur perilaku jujur sebagai dasar dalam pengembangan dan pembentukan karakter bangsa. Bentuk-bentuk paradoks yang bertentangan dengan budaya yang dikembangkan sekecil apapun harus segera dicari jalan keluar agar tidak menjadi laten dalam diri siswa. 3. Bagi sekolah dan orang tua, agar nilai-nilai PAK seperti kejujuran, larangan menyontek, pengadaan kas kelas, kedisiplinan, dan tanggung jawab yang dihabituasikan ke dalam berbagai aktivitas di sekolah penting untuk disosialisasikan kepada orang tua agar mendapatkan dukungan, sehingga ada sinkronisasi dan saling memberikan penguatan antara afeksi yang dihabituasikan di sekolah dengan di rumah. Hal ini penting karena habituasi yang dilakukan di sekolah lebih sistematis dengan menggunakan tolok ukur tertentu baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah. Kondisi ini kemudian dikuatkan di lingkungan keluarga dalam bentuk pendidikan, pengasuhan, pembiasaan, dan keteladanan orang tua. 4. Bagi pemerintah atau lembaga yang diberi kewenangan untuk mengambil kebijakan dalam bidang pendidikan harus memiliki kemauan yang kuat untuk melaksanakan dan menyebarluaskan PAK di sekolah. PAK di sekolah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang terintegrasi yang dilakukan secara cermat mulai saat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hal ini penting untuk dilakukan karena korupsi telah mengurat akar dalam sendisendi kehidupan bangsa Indonesia. Demikian juga dengan para pengembang

419 kurikulum pada jenjang sekolah dasar dan menengah direkomendasikan untuk merespon realitas korupsi baik dalam dimensi kesejarahan, sosiokultural-pedagogis, dan pengembangan karakter ke dalam bentuk utuh kurikulum PAK di sekolah. 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, seperti: a. Melakukan penelitian serupa dengan mengambil sampel lebih besar dari penelitian ini, sehingga diperoleh data yang lebih banyak dan memudahkan untuk melakukan generalisasi. Atau diadopsi pada jenjang yang lebih rendah (Sekolah Dasar) atau yang lebih tinggi (SMA). b. Menggunakan model lain dalam rangka memperkaya strategi pembelajaran PAK di sekolah. c. Mengembangkan model PAK di luar pendidikan formal maupun di lingkungan kerja sebagai upaya memperkuat gerakan sosio-kultural yang berbasis pada pengembangan antikorupsi. d. Penelitian dengan model longitudinal pada subjek sama yang telah mendapatkan PAK secara berjenjang mulai SMP, SMA sampai dengan perguruan tinggi, kemudian dipantau sampai dengan bekerja, kemudian dilihat bagaimanakah perilaku subjek tersebut setelah mendapatkan PAK secara simultan.