Oleh: Yasmina Amalia Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESTABILAN LERENG DI PIT PAJAJARAN PT. TAMBANG TONDANO NUSAJAYA SULAWESI UTARA

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Studi Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Rock Mass Rating (RMR) pada Lereng Bekas Penambangan di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KESTABILAN LUBANG BUKAAN DAN PILLAR DALAM RENCANA PEMBUATAN TAMBANG BAWAH TANAH BATUGAMPING DENGAN METODE ROOM AND PILLAR

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

KAJIAN TEKNIK STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI CV. KUSUMA ARGA MUKTI NGAWEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

SLOPE STABILITY ANALYSIS BASED ON ROCK MASS CHARACTERIZATION IN OPEN PIT MINE METHOD

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

RANCANGAN GEOMETRI WEB PILAR DAN BARRIER PILAR PADA METODE PENAMBANGAN DENGAN SISTEM AUGER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Kestabilan Lereng Batuan

BAB V ANALISIS EMPIRIS KESTABILAN LERENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum

PENENTUAN PENGARUH AIR TERHADAP KOHESI DAN SUDUT GESEK DALAM PADA BATUGAMPING

Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, 30662, Indonesia Telp/fax. (0711) ;

PEMODELAN PARAMETER GEOTEKNIK DALAM MERESPON PERUBAHAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DENGAN SISTEM TAMBANG TERBUKA

ANALISIS KETIDAKSTABILAN LERENG PADA KUARI TANAH LIAT DI MLIWANG PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TUBAN JAWA TIMUR

Gambar 4.1 Kompas Geologi Brunton 5008

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. terowongan, baik terowongan produksi maupun terowongan pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

STUDI KASUS ANALISA KESTABILAN LERENG DISPOSAL DI DAERAH KARUH, KEC. KINTAP, KAB. TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

Bulletin of Scientific Contribution, Edisi Khusus, Desember 2005: Bulletin of Scientific Contribution, Edisi Khusus, Desember 2005: 18-28

APLIKASI PENDEKATAN PROBABILISTIK DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA DAERAH KETIDAKSTABILAN DINDING UTARA DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

Gambar 1 Hubungan antara Tegangan Utama Mayor dan Minor pada Kriteria Keruntuhan Hoek-Brown dan Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb (Wyllie & Mah, 2005)

Kornelis Bria 1, Ag. Isjudarto 2. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jogjakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan batuan samping berpotensi jatuh. Keruntuhan (failure) pada batuan di

Scan Line dan RQD. 1. Pengertian Scan Line

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Parameter geomekanika yang dibutuhkan dalam analisis kestabilan lereng didasarkan

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Data Lapangan Pemetaan Bidang Diskontinu

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KEKUATAN GESER TERHADAP PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN DIAKLAS BATU GAMPING

PAPER GEOLOGI TEKNIK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III TEORI DASAR. Longsoran Bidang (Hoek & Bray, 1981) Gambar 3.1

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Oleh : ARIS ENDARTYANTO SKRIPSI

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

PENGARUH BIDANG DISKONTINU TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG STUDI KASUS LERENG PB9S4 TAMBANG TERBUKA GRASBERG

INVESTIGASI GEOLOGI POTENSI LONGSOR BERDASARKAN ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

BAB I PENDAHULUAN. Font Tulisan TNR 12, spasi 1,5 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Analisis Kestabilan Lereng Batuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Studi Jarak Kekar Berdasarkan Pengukuran Singkapan Massa Batuan Sedimen di Lokasi Tambang Batubara

EVALUASI TEKNIS SISTEM PENYANGGAAN MENGGUNAKAN METODE ROCK MASS RATING

BAB III METODE KAJIAN

DAFTAR ISI. SARI... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

ESTIMASI GEOLOGICAL STRENGTH INDEX (GSI) SYSTEM PADA LAPISAN BATUGAMPING BERONGGA DI TAMBANG KUARI BLOK SAWIR TUBAN JAWA TIMUR

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 9 No. 2 Februari 2017

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Studi Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Butir batuan terhadap Sifat Fisik dan Nilai Kuat Tekan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada

BAB 4 PENGUMPULAN DATA LAPANGAN. Pemetaan geologi dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian

Sujiman : Analisis Stabilitas Longsoran Berdasarkan Kondisi Tipe, Sifat Fisik dan Mekanik...

Analisis Baliklongsoran Lowwall Pit B3 di Tambang Batubara PT BJA menggunakan Metode Probabilistik Monte Carlo

ANALISIS KESTABILAN LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Teguh Samudera Paramesywara1,Budhi Setiawan2

1) Geometri : Lebar, kekasaran dinding, sketsa lapangan

REKAYASA LERENG STABIL DI KAWASAN TAMBANG TIMAH TERBUKA PEMALI, KABUPATEN BANGKA UTARA, KEPULAUAN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Stability Radar (SSR) dan Peg Monitoring WITA, terjadi longsoran besar di low-wall

ANALISIS KEMANTAPAN LERENG BERDASARKAN HASIL UJI KUAT GESER DENGAN METODE DIRECT SHEAR TEST DI PIT MUARA TIGA BESAR UTARA PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

ABSTRAK Kata Kunci : Nusa Penida, Tebing Pantai, Perda Klungkung, Kawasan Sempadan Jurang, RMR, Analisis Stabilias Tebing, Safety Factor

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Februari 2012 Penulis. Yudha Prasetya. vii. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

BAB IV DERAJAT PELAPUKAN ANDESIT DAN PERUBAHAN KEKUATAN BATUANNYA

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Metode Analisis kestabilan lereng

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISIS KESTABILAN LERENG BATUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV KRITERIA DESAIN

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KAJIAN KLASIFIKASI MASSA BATUAN TERHADAP STABILITAS LERENG DAN PENENTUAN KEKUATAN JANGKA PANJANGNYA PADA OPERASI PENAMBANGAN BINUNGAN PT

ANALISIS KESTABILAN LERENG BATU DI JALAN RAYA LHOKNGA KM 17,8 KABUPATEN ACEH BESAR

lanau (ML) yang tebabiya 6 meter, atau tanah longsor yang terjadi di Sidangbarang

BAB IV ANALISIS KINEMATIK

BAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan

BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

PENERAPAN METODE KRITERIA RUNTUH HOEK & BROWN DALAM MENENTUKAN FAKTOR KEAMANAN PADA ANALISIS KESTABILAN LERENG DI LOOP 2 PT. KALTIM BATU MANUNGGAL KALIMANTAN TIMUR Oleh: Yasmina Amalia Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta ABSTRAK PT. Kaltim Batu Manunggal merupakan perusahaan tambang batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan Penambangan dilakukan dengan membuat lereng berjenjang. Pembuatan lereng di perusahaan tersebut tidak didasarkan pada kajian geoteknik, sehingga geometri lereng dibuat sama tanpa memperhatikan perbedaan karakterisasi massa batuandi lokasi penelitian. Perlakuan yang sama mempunyai tingkat keyakinan terhadap kestabilan lereng yang rendah. Penelitian dilakukan untuk mengklasifikasi massa batuan dengan sistem rock mass rating (RMR) dan geological strength index (GSI). RMR yang didapatkan pada loop 2 = 63. Nilai GSI merupakan nilai pengurangan 8 dari nilai RMR (Saptono, 2012), sehingga didapat GSI = 55. Untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam digunakan pendekatan criteria runtuh Hoek and Brown (2002). Nilai kohesi dan sudut gesek dalam pada loop 2 adalah 35 kn/m 2 dan 26,99º. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penentuan GSI untuk loop 2adalah dengan tinggi 6 m dengan sudut kemiringan 35º. Untuk geometri lereng keseluruhan dengan tinggi 42 m dan lebar jenjang 5 m. Keyword :, Hoek&Brown PENDAHULUAN PT. Kaltim Batu Manunggal (KBM) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada tambang batubara. Sistem penambangan batubara yang diterapkan adalah tambang terbuka dengan cara membuat lereng-lereng. Adanya kegiatan pembongkaran lapisan tanah penutup pada lereng akan menyebabkan terjadinya perubahan gaya pada lereng. Perubahan gaya mengakibatkan terjadi perbedaan distribusi tegangan sehingga kekuatan massa batuan ikut berubah. Kondisi ini menyebabkan kesetimbangan lereng terganggu dan selanjutnya massa batuan akan mencari kesetimbangan baru dengan cara melepaskan beban dapat dalam bentuk longsoran. Longsoran bisa dalam bentuk rayapan dan runtuhan. Kelongsoran akan terjadi apabila gaya penahan lebih kecil dari gaya penggerak.

Salah satu cara mengetahui kondisi lereng stabil atau tidak dengan menggunakan kriteria fakor keamanan. Metode untuk menentukan faktor keamanan dengan menggunakan metode kesetimbangan batas. Perhitungan faktor keamanan dengan metode kesetimbangan batas dengan cara membagi massa bidang gelincir menjadi irisan-irisan kecil. Gaya-gaya geser yang bekerja pada irisan diasumsikan mewakili seluruh bagian yang sama dari kuat geser batuan atau tanah dimana gaya- gaya geser ini bekerja. PT. KBM menerapkan geometri lereng tunggal dengan dimensi tinggi 10 m, lebar 5 m, dan kemiringan 60º. Untuk menghindari terjadinya kelongsoran pada PT. KBM, peneliti mengkaji kembali kekuatan massa batuan pada lereng tunggal yang berlokasi di loop 2. Klasifikasi massa batuan merupakan salah satu metode untuk mengetahui kekuatan massa batuan. Klasifikasi kekuatan massa batuan dapat diketahui dengan melakukan karakterisasi massa batuan, kegiatan ini dapat dilakukan di permukaan lereng. Masalah yang terjadi pada perancangan lereng penambangan di PT. KBM adalah belum dilakukan penelitian geoteknik berdasarkan karakterisasi massa batuan, sehingga perlu diadakannya kajian khusus untuk penelitian geoteknik berdasarkan karakterisasi massa batuan. Di dalam penelitian ini untuk menentukan kekuatan massa batuan menggunakan kriteria runtuh Hoek & Brown (2002), dikarenakan kriteria runtuh Hoek & Brown dapat digunakan untuk memperkirakan kekuatan, kohesi, dan sudut gesek dalam massa batuan. Kohesi dan sudut gesek dalam merupakan parameter utuk mengetahui faktor keamanan dalam metode keseimbangan batas. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap beberapa masalah yang dihadapi berkaitan dengan masalah geoteknik dalam kegiatan penambangan batubara di PT. KBM. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Merevisi geometri lereng pada lokasi daerah penelitian. 2. Menentukan tindakan penunjang kestabilan lereng. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan mengadakan pengukuran-pengukuran secara langsung dilapangan sedangkan metode tidak langsung diperoleh dari literatur-literatur. Adapun urutan pekerjaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi literatur Tahap ini dilakukan dengan studi literatur atau sumber lain yang berhubungan dengan geoteknik. 2. Penelitian di lapangan Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang dianggap berguna dalam menyelesaikan permasalahan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan di lapangan. Data primer yang didapatkan pada saat penelitian adalah:

1. Geometri, arah dan kemiringan lereng. 2. Orientasi bidang diskontinu. 3. Kondisi bidang diskontinu. 4. Nilai kuat tekan batuan berdasarkan hasil identifikasi di lapangan dengan palu geologi. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder yang didapatkan pada saat penelitian adalah : 1. Peta lokasi penambangan. 2. Peta stratigrafi. 3. Data iklim dan curah hujan. 4. Data kualitas batubara. 3. Pengolahan Data Data yang diperoleh baik dari data primer maupun data sekunder selanjutnya diolah di Laboratorium Simulasi dan Komputasi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta dengan metode keseimbangan batas menggunakan bantuan Sotfware. Adapun pengolahan dan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan arah umum dari setiap famili bidang diskontinu dengan proyeksi stereografis. b. Melakukan analisis metode kriteria runtuh Hook & Brown dalam menentukan kekuatan massa batuan. c. Memasukkan parameter masukan material dan parameter geser massa batuan untuk mendapatkan nilai Faktor Keamanan. d. Mensimulasi geometri lereng sebagai upaya optimasi perancangan lereng. 4. Kesimpulan Hasil yang diharapkan dari pengolahan data selanjutnya ditarik kesimpulan yang kemudian disajikan dalam bentuk suatu karya ilmiah. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pembobotan Parameter Rock Mass Rating Pada tahap ini hasil pengukuran di lapangan terhadap parameterparameter RMR seperti kuat tekan batuan utuh, rock quality designation (RQD), spasi bidang diskontinu, kondisi bidang diskontinu, dan kondisi umum air tanah pada bidang diskontinu. Pengamatan dan pengukuran parameter tersebut akan diberikan bobot sesuai dengan klasifikasi massa batuan rock mass rating system (Bieniawski, 1989) seperti yang telah disebutkan pada Tabel 1. Kuat Tekan Batuan Utuh Penentuan nilai kuat tekan batuan utuh pada penelitian kali ini tidak menggunakan Uji Kuat Tekan Uniaksial. Penentuan nilai kuat tekan batuan utuh menggunakan bantuan palu geologi dan kuku yang mendasarkan pada Index Classification of Rock Material (ISRM, 1981) yang telah disebutkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pengamatan Langsung Kuat Tekan Batuan di Penelitian Lo op 2 Jenis Batuan Batu lem pung Identifi kasi Lapa ngan (ISRM, 1981) UCS (Mpa) Bobot RMR Batu terurai pecah dengan pukulan mantap dengan palu goelogi, bisa digores dengan pisau lipat (R1). 1-5 Rock Quality Designation (RQD) Berdasarkan pengukuran kerapatan bidang diskontinu yang diukur pada muka lereng, nilai RQD dapat dihitung dengan persamaan yang dikenalkan oleh Priest dan Hudson (1976). Lihat Tabel 2. Didadapatkan jarak rata-rata spasi kekar rata-rata sebenarnya di Loop 2 adalah 0,107299, sehingga: λ = =, = 9.431705 kekar/meter!"# = 100$,% &(0,1λ+1)!"# =100$,+,.-./ &(0,1&9.431705 +1)!"# =76 % 1 Loop 2 Tabel 2 Hasil Perhitungan Rock Quality Designation (RQD) Jumlah Kekar Panjang Scanline (meter) Spasi Kekar Rata-Rata (meter) RQD (%) Kualitas Batuan Bobot RMR 139 10,5 0,11 76 Baik 17 Spasi Bidang Diskontinu Jarak spasi antar bidang diskontinu yang didapatkan dari pengukuran di lapangan kemudian dikoreksi menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Kramadibrata (1996) untuk mendapatkan jarak ratarata spasi antar bidang dikontinu sebenarnya. Sebagai contoh perhitungan jarak rata-rata spasi antar bidang sebenanya adalah sebagai berikut: Didadapatkan jarak rata-rata spasi bidang diskontinu sebenarnya famili A, B, C, dan D di Loop 2 adalah 0,103154 m, 0,108247 m, 0,112407 m, dan 0,100294 m, sehingga : = 2345 6 77 87 9:9; <;=8> =;?87;82 2345 @3;4; = 0,103154+0,108247+0,100294+0,106025 4 = 0,106025 m Hasil perhitungan jarak spasi rata-rata spasi antar bidang diskontinu dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Perhitungan Spasi Rata- Rata Antar Bidang Diskontinu Loop 2 Spasi Rata- Rata Bidang Diskontinu (meter) Deskripsi Kondisi Massa Batuan Bobot RMR 0,11 Rapat Pecah 8 Kondisi Bidang Diskontinu Hasil pengamatan kondisi bidang diskontinu kemudian diberikan pembobotan untuk mendapatakan bobot RMR. Hasil Pembobotan kondisi bidang diskontinu dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil pengamatan terhadap kondisi air tanah pada bidang diskontinu di lokasi penelitan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Pengamatan Kondisi Air Tanah pada Bidang Diskontinu Kondisi Air Bobot RMR Loop 2 Lembab 10 Pembobotan Klasifikasi Massa Batuan Dari hasil perhitungan dan pembobotan parameter RMR, selanjutnya dilakukan pembobotan atau penilaian untuk mendapatkan klasifikasi massa batuan RMR untuk setiap lokasi penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 4 Hasil Pengamatan Kondisi Bidang Diskontinu Parameter Ket Kondisi Air Tanah Pada Bidang Diskontinu Pengamatan kondisi air tanah pada bidang diskontinu dilakukan dengan memperhatikan kondisi umum dengan kategori kering (dry), basah (wet), lembab (damp), menetes (dripping), dan mengalir (flowing). Tabel 6 Klasifikasi Rock Mass Rating Parameter Penelitian Bobot RMR Kuat Tekan Loop 2 1.Kemenerusan < 1 meter 6 Batuan 2.Lebar bukaan < 0,1 mm 5 Utuh Rock 3.Kekasaran Kasar 5 Qualiy 4.Pengisi celah None 6 Designati 5.Pelapukan Pelapukan on (RQD) 5 sedikit Jarak Bobot Total 27 Kekar Kondisi Kekar Nilai (Mpa) Loop 2 1-5 Bobot 1 Nilai (%) 76 Bobot 17 Nilai (m) 0,11 Bobot 8 Kekasara n permukaa n, spasi, dan tingkat pelapukan Kemenerus an <1 m, lebar bukaan 1-5 mm, halus, dan tingkat pelapukan sedang. Bobot 27 Air Tanah Kondisi Lembab

RMR umum Bobot 10 Bobot 63 Kelas III Deskripsi Batuan Sedang Perhitungan GSI Saptono Perhitungan GSI menurut Saptono, 2012. Hasil perhitungan GSI pada setiap lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Perhitungan Nilai GSI menurut Saptono (2012) Saptono (2012) Nilai RMR Nilai GSI Loop 2 63 55 Penentuan Nilai Kohesi (c) dan Sudut Gesek Dalam (ϕ) Untuk menganalisis kestabilan lereng di daerah PT. KBM, didasarkan pada kriteria keruntuhan Hoek&Brown. Adapun parameter untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam yaitu nilai GSI, mi, Kuat Tekan Uniaksial, dan nilai D (Tabel 8). Tabel 8 Nilai Kuat Tekan, GSI, mi, dan D σ c GSI Saptono, mi D (MPa) 2012 Loop 2 1 55 4 0 Penambangan di daerah penelitian dilakukan dengan metode gali bebas maka faktor terganggunya batuan (D) adalah nol (0). Nilai mi untuk batulempung 4. Berdasarkan kriteria runtuh Hoek & Brown untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam menggunakan parameter nilai GSI, mi, Kuat Tekan Uniaksial, dan nilai D, dengan menggunakan parameter tersebut maka didapat nilai mb, s, dan a yang kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai kohesi sudut gesek dalam. Nilai GSI menurut Hoek & Brown, 2002 adalah 55, nilai mi 4, kuat tekan uniaksial 1 MPa, dan nilai D = 0. Mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam terlebih dahulu harus mendapatkan nilai m b, s, dan a. (Tabel 9) GSI 100 mb = mi exp 28 14D m b = 4 exp C F D- m b = 0,8 GSI 100 s = exp 9 3D s = exp C F,. s = 0,007 a = + a = + a = 0,5 N PQ G$HIJ $. M G$ $. M = N P. RS +4T U(S 8T)V( S +T) 4 2(1+U)(2+U) N PQ =1. R0,8+4&0,007 0,5(0,8 8&0,007)V(0,8 4 +0,007), 2(1+0,5)(2+0,5) N PQ = 0,1 Mpa N.Q +,, = 0,72W N PQ N PQ XY Z,, N.Q + 0,1 = 0,72[ 0,1 0,026 & 10 \ N.Q + = 0,18 Mpa ] N. = N.Q + N P ] = 0,18 / 1 N.

] N. = 0,18 Φ' = sin Φ = T^_ C 1 a 1 6am ( + ) ( )( ) ( ) b s mbσ 3n ' a 1 + a 2 + a + 6amb s + mbσ 3n ' 2 1 Φ = 26,99 c' = σ (1 + a)(2 c =,,D(,/`,D,D) a,bcd (`,)(`,)`,,D(,/`,,D) a,bcdf ci a 1 [(1 + 2a) s + (1 a) mbσ 3n ']( s + mbσ 3n ') a 1 + a) 1+ 6am ( s + m σ ') /( 1+ a 2 + a ) ( ) ( )( ) b b 3n e(`,),/`(,),d,df(,/`,d,d) a,bcd (`,)(`,)g`,,d(,/`,d,d) a,bcd hr(`,)(`,)v c = 0,035 MPa Tabel 9 Nilai Kohesi dan Sudut Gesek Dalam GSI Saptono (2012) Loka Litolog si i Loo p 2 Batu lempun g Kohe si (c) (KPa) Sudut Gesek Dalam (ϕ) ( ) 35 26,99 Analisis Tunggal Analisis Kestabilan untuk lereng tunggal di PT. KBM dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: - tunggal yang akan dianalisis berupa lereng penggalian tanah penutup. - Dimensi lereng tunggal yang akan disimulasikan dengan variasi tinggi 6m, 8m, dan 10m dengan sudut kemiringan lereng 35º, 40º, 45º, 50º, 55º dan 60º. - FK yang dijadikan dasar bahwa lereng dalam kondisi mantap adalah FK 1,35 Perhitungan menggunakan software slide v5 akan didapat nilai FK untuk setiap loop dengan geometri yang telah ditentukan berdasarkan kriteria runtuh Hoek & Brown (Lihat Tabel 10) Tabel 10 Nilai Faktor Keamanan Tunggal Dengan Nilai Kohesi dan Sudut Gesek Dalam Berdasarkan Kriteria Runtuh Hoek & Brown Tinggi (m) 6 8 10 Sudut (o) Faktor Keamanan Loop 2 (Batu Lempung) 35 2,173 40 2,014 45 1,864 50 1,737 55 1,600 60 1,413 35 1,818 40 1,645 45 1,520 50 1,401 55 1,280 60 1,160 35 1,564 40 1,408 45 1,384 50 1,296 55 1,073 60 0,968 Analisis Keseluruhan Pendekatan untuk melakukan analisis lereng keseluruhan di PT. KBM dengan tujuan untuk menyederhanakan berbagai macam parameter dalah sebagai berikut. - Nilai FK yang dijadikan dasar bahwa lereng dalam kondisi mantap adalah FK 1,50 - Karakteristik batuan pembentuk lereng keseluruhan sama seperti

Tinggi 18 Sudut karakterisik pembentuk lereng tunggal. - Analisis dan rekomendasi diberikan pada kondisi air jenuh pada batuan. Pada analisis kestabilan lereng untuk keseluruhan nilai karateristik batuan pembentuk lereng keseluruhan didapat dari hasil perhitungan kriteria keruntuhan Hoek & Brown. Nilai-nilai parameter yaitu nilai kohesi, sudut gesek dalam, dan densitas. Hasil analisis dari pemodelan lereng keseluruhan dengan metode kesetimbangan batas untuk mendapatkan nilai faktor keamanan berdasarkan kriteria runtuh Hoek & Brown ada pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil Simulasi Kestabilan Massa Batuan dengan tinggi lereng tunggal 6m FK Loop 2 Tinggi Sudut FK Loop 2 Tinggi Sudut FK Loop 2 27 1,846 26 1,788 25 1,605 30 1,698 28 1,622 28 1,450 33 1,572 31 1,468 30 1,324 30 42 36 1,457 34 1,343 33 1,210 39 1,347 36 1,234 35 1,009 41 1,264 39 1,132 38 1,001 Analisis Kestabilan Analisis kestabilan lereng adalah analisis kestabilan terhadap lereng desain dari PT. KBM. di desain dengan ketinggian jenjang 10m, lebar 5m, kemiringan lereng tunggal 60. Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa lereng desain jenuh berada dalam keadaan tidak aman dengan faktor keamanan 0,9 untuk batulempung. Analisis kestabilan lereng revisi adalah analisis kestabilan lereng terhadap geometri lereng hasil revisi. Dimensi lereng tunggal yang akan disimulasi dengan variasi tinggi 10m, 8m, dan 6m dengan sudut 35, 40, 45, 50, dan 55. Pemilihan dimensi lereng ini berdasarkan pada kemampuan operasional peralatan penambangan (jangkauan alat gali muat) dan sudut lapisan batubara. Hasil Analisis kestabilan lereng tunggal berdasarkan kriteria runtuh Hoek & Brown untuk material batulempung dengan geometri lereng tinggi 6m dengan sudut 35 dapat dikatakan aman karena memiliki nilai FK 1,35. Selain itu juga mempertimbangkan sudut overall, tinggi lereng keseluruhan dan striiping ratio pada proses penambangan. Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa geometri lereng hasil revisi desain dengan kemiringan semakin landai berada dalam kondisi aman dengan FK 1,35. Tindakan Penunjang Kestabilan Perancangan lereng pada batuan umumnya disederhanakan dan juga dalam perhitungan analisis kestabilan lereng dilakukan penyederhanaan pada pendekatan parameter masukan. Adanya penyederhanaan dalam memodelkan kondisi sebenarnya di lapangan maka diperlukan suatu pemantauan agar dapat memastikan kondisi sebenarnya di lapangan. Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi suatu lereng itu aman atau tidak. Kegiatan pemantauan terhadap lereng pada lokasi penelitian dapat dilakukan dengan cara memantau pergerakan lereng yaitu dengan mengukur

Faktor Keamanan pergerakan lereng (displacement). Pengukuran pergerakan lereng (displacement) tersebut dapat dilakukan dengan cara memasang pasak baja (steel pin) pada kedua sisi dari rekahan tarik (tension crack) seperti terlihat pada Gambar 2 Jarak antara kedua pasak dapat diukur dengan menggunakan penggaris baja (steel rule). Kegiatan tersebut akan lebih baik jika dilakukan dengan frekuensi yang lebih sering, misalnya dilakukan setiap tiga kali dalam seminggu atau empat kali dalam seminggu sehingga pergerakan lereng dapat terpantau dengan baik. 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 35 40 45 50 55 60 Sudut Gambar 1 Hubungan antara sudut lereng pada batulempung terhadap FK untuk tinggi lereng tunggal 6m Gambar 2 Pengukuran Rekahan dengan Media Pasak Baja H = 6 m (GSI Saptono, 2012) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng penambangan pada daerah penelitian, maka geometri lereng untuk lereng tunggal Loop 2 adalah dengan tinggi 6 m dan sudut kemiringan lereng 35. Untuk geometri lereng keseluruhan, Loop 2 tinggi jenjang keseluruhan 42 m dengan sudut kemiringan 35 dan lebar jenjang 5 m. 2. Kegiatan-kegiatan untuk menjaga kestabilan lereng pada daerah penelitian adalah dengan sistem pemantauan (monitoring) dan pengendalian kondisi air. Saran 1. Perlu diadakannya penelitian geoteknik secara 2. Perlu dilakukan perbaikan geometri lereng pada lokasi 3. Perlunya pemantauan pergerakan lereng lebih teliti dan intensif, pemantauan dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti menggunakan pasak baja (steel pin) dan penggaris baja (steel rule). 4. Perlunya penanganan terhadap tingginya muka air yang mencapai permukaan dengan cara melakukan pemasangan pipa penyaliran untuk mengendalikan air permukaandan air tanah dengan cara pengeboran horizontal pada badan lereng.

DAFTAR PUSTAKA Bishop A.W, 1955, The Use of the Slip Circle inthe Stability Analysis of Slopes, Geotechnique, Great Britain. Brown E.T., 1981, Rock characterization testing and monitoring, ISRM Suggested Methods, Royal School of Mines, London. Eric Eberhardt, 2010, Review : GSI and Hoek-Brown Procedure. Hoek, E. And Bray, J.W, 1981, Rock Slope Engineering Revised 3 rd Edition, The Institution of Mining and Metallurgy, London. Hoek, E. And Brown, 1980, Underground Excavation In Rock, The Institution og Mining and Metallurgy, London. Hoek, E. Torres, C. And Corkum, B.,2002, Hoek-Brown Failure Criterion 2002 edition, Vancouver, Canada. Priest, S.D. Hudson, J.A, 1976, Discontinuity Spacings in Rock, International Journal of Rock Mechanics and Mining Sciences and Geomechanics. Singgih Saptono, 2012, Pengembangan Metode Analisis Stabilitas Berdasarkan Karakterisasi Batuan di Tambang Terbuka Batubara, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Tim PT. Kaltim Batu Manunggal, 2013, Laporan Kegiatan Penambangan Pada PT. Kaltim Batu Manunggal, Kalimantan Timur, Indonesia.