BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya 5,5 % per tahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku kesehatan adalah suatu respon

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pertolongan Persalinan di RSUD Serang. Refi Lindawati*

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. berarti bebas dari infeksi. Infeksi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

Yuliana, et al, Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri secara Lengkap...

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tuberkulosis, Human Immunodeficiency Virus (HIV), hepatitis B, dan hepatitis C

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA BIDAN SAAT MELAKUKAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

PENGENDALIAN INFEKSI DI YANKESGILUT. Harum Sasanti Pelatihan Dokter Gigi Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. meninggal saat hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 wanita

Yogi Andhi Lestari 1* Sujianti 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223

Pengendalian infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien sudah merupakan gerakan universal. Berbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality safety. Ini berarti bukan hanya mutu pelayanan yang harus ditingkatkan tapi yang lebih penting lagi adalah menjaga keselamatan pasien secara konsisten dan terus menerus. Keselamatan (safety) yang telah menjadi isu global memiliki lima isu penting yang terkait dengan keselamatan, yaitu keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja/ petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis yang terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan. Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini masih menjadi salah satu indikator utama yang digunakan untuk melihat besarnya derajat kesehatan pada perempuan. AKI telah menjadi target MDG s (Millenium Development Goals) nomor lima, yaitu meningkatkan kesehatan ibu, yaitu menurunkan angka kematian ibu hingga ¾-nya tahun 1990-2015. Sesuai data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mengalami peningkatan dari 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007) menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan target 1

2 MDG s yang ditetapkan yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Di Indonesia, faktor penyebab langsung kematian ibu didominasi oleh perdarahan, hipertensi/ eklampsia dan infeksi sedangkan faktor penyebab tidak langsung karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu (www.kesehatanibu.depkes.go.id). Selain itu, Angka Kematian Bayi (AKB) juga menjadi target MDG s nomor empat yaitu menurunkan angka kematian anak yang saat ini masih tinggi berdasarkan SDKI 2012 menunjukkan kematian bayi mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup sementara terget Indonesia sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu kesulitan bernafas saat lahir (asfiksia), infeksi, dan komplikasi lahir dini serta berat badan lahir rendah. Pekerja yang sehat adalah faktor penentu yang vital untuk pertumbuhan sosial ekonomi yang berkesinambungan, sehingga di era globalisasi ini menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Angka kejadian tenaga kesehatan yang tertular Hepatitis B dan C serta HIV yang ditularkan pasien cenderung tinggi. Data WHO di Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2010), dari 35 juta pekerja kesehatan terdapat 3 juta terpajan patogen darah, 2 juta terpajan Virus Hepatitis B (HBV), 0,9 juta terpajan virus Hepatitis C (HCV) dan 170.000 terpajan virus HIV/AIDS, lebih dari 90% terjadi di negara

3 berkembang. Pada tahun 2009, terdapat 1 kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK), yaitu bidan yang tertular virus Hepatitis B akibat tertusuk jarum (Seksi K3RS PMI Bogor,2011). Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program Pendidikan Bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Pasal 1 Butir 1 Keppres No.23 tahun 1994). Tugas profesi bidan yaitu sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB sehingga bidan harus menjadi penyedia pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih terbukti mengurangi risiko kematian ibu (WHO,2008). Dalam melakukan pelayanan kebidanan, bidan harus menerapkan asuhan kebidanan sesuai kewenangannya. Salah satu bentuk pelayanan utama yang diberikan bidan sebagai tenaga kesehatan adalah Asuhan Persalinan Normal (APN). Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi (Depkes,2004). Fokus utama APN adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin muncul sehingga akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Persalinan aman dan bersih merupakan salah satu dari empat pilar Safe Motherhood, aman artinya memastikan setiap penolong persalinan mempunyai kemampuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman

4 serta mamberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi, bersih artinya bebas dari infeksi. Kemampuan bidan untuk mencegah transmisi infeksi dalam Asuhan Persalinan Normal adalah memotong rantai penularan, yaitu dengan menerapkan Kewaspadaan Universal. Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) adalah pedoman yang ditetapkan Centers for Disease Control (CDC) untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan rumah sakit, atau sarana kesehatan lainnya. Konsep yang dianut adalah bahwa semua darah dan cairan tubuh harus dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan HIV/AIDS, Hepatitis B (HBV) dan berbagai penyakit lain yang ditularkan melalui darah (JNPKKR-POGI,2009). Unsur Kewaspadaan Universal terdiri dari cuci tangan, pakai alat pelindung yang sesuai, pengelolaan alat tajam (disediakan tempat khusus untuk membuang jarum suntik dan semprit), dekontaminasi-sterilisasi-desinfeksi, pengelolaan limbah (www.spiritia.or.id). Menggunakan Alat Pelindung Diri merupakan salah satu unsur dari kewaspadaan universal. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.8/MEN/2010, Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) didefinisikan sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja. APD digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret,ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien (Depkes, 2010). APD berfungsi sebagai penyekat/ pembatas antara petugas dan

5 penderita serta memiliki dua fungsi, yaitu untuk kepentingan penderita dan sekaligus untuk kepentingan petugas itu sendiri. Adapun jenis-jenis APD yaitu sarung tangan, pelindung wajah seperti masker dan kacamata, penutup kepala, gaun pelindung (baju kerja/ celemek) dan sepatu pelindung. Penggunaan APD sebagai bagian dari pengendalian bahaya di tempat kerja dan merupakan syarat penting yang harus mendapat perhatian khususnya standar keselamatan kerja sebagai sarana untuk lebih menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan pasien. Karena tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan pada pertolongan persalinan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian penyakit atau traumatic akibat lingkungan kerja dan faktor manusianya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyanti mengenai Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh tahun 2008, menunjukkan bahwa hanya 55% bidan menggunakan APD dengan baik dan benar dalam melakukan tindakan Asuhan Persalinan Normal. Pada penelitian Wekoyla mengenai Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pendidikan dan Masa Kerja Bidan Terhadap Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Tindakan Pertolongan Persalinan di Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara dan Rumah Sakit Umum Kota Kendari tahun 2012, menyimpulkan bahwa perilaku bidan yang ada di ruang bersalin yang menggunakan APD lengkap pada tindakan pertolongan persalinan normal hanya 13,3%. Berdasarkan study pendahuluan dari hasil wawancara singkat yang dilakukan peneliti bulan April 2015 pada 10 Bidan Praktek Mandiri

6 (BPM) wilayah Kecamatan Pondok Gede didapatkan yang mengetahui tentang Kewaspadaan Universal (APD), yaitu 5 orang (50%) dan hanya 2 orang (20%) yang menggunakan APD lengkap saat melakukan Asuhan Persalinan Normal sedangkan 8 orang (80%) tidak menggunakan APD lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku Bidan Praktek Mandiri tersebut dalam melakukan asuhan persalinan masih belum sesuai dengan standar yang diinginkan, yaitu menggunakan APD lengkap saat menolong persalinan dan apabila tidak segera ditindak lanjuti akan membahayakan bidan dan pasiennya dikarenakan dalam proses persalinan memiliki potensi bahaya terkena cairan darah, ketuban, sekret yang apabila mengenai mukosa tubuh seseorang maka akan berisiko tertular penyakit infeksi, seperti Hepatitis B dan C serta HIV/AIDS dimana bidan dan pasien bisa memiliki risiko tertular dan menularkan penyakit infeksi. Persalinan bersih dan aman untuk mencegah infeksi belum diterapkan bidan dengan maksimal, hal ini dikarenakan bidan kurang merasa nyaman dengan APD, tidak adanya Standar Operasional Prosedur, terbatasnya pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (APD) dan kurangnya sarana APD ditempat prakteknya serta kurang adanya pengawasan yang tegas dari Ikatan Bidan Indonesia. Tidak tersedianya standar asuhan, terbatasnya pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dan kurangnya kepatuhan petugas terhadap standar yang ada menyebabkan kinerja dan kualitas pelayanan dinilai rendah (APN,2008). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Teori Skinner (1938)

7 dalam Notoatmodjo 2010 seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang. Pada Praktek Mandiri, bidan memiliki kewenangan dalam melakukan Asuhan Kebidanan yang selalu dihadapi berbagai potensi bahaya, diantaranya bahaya fisik dan biologi di ruang bersalin ketika bidan melakukan Asuhan Persalinan Normal, sehingga sangat diperlukan bekal pengetahuan yang baik agar tercipta perilaku sehat yang bentuk konkritnya adalah prilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan (Depkes RI,2010), serta dengan membudayakan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja guna meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (Alat Pelindung Diri) dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Asuhan Persalinan Normal di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam teori Lawrence Green (1980), faktor perilaku ditentukan dari tiga faktor utama, yaitu : a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara

8 lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya. b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor-faktor yang memungkinkan / yang memfasilitasi perilaku/ tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin adalah sarana/ prasarana / fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tapi tidak melakukannya sehingga memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat. Berdasarkan study pendahuluan dari hasil wawancara singkat yang dilakukan peneliti bulan April 2015 pada 10 Bidan Praktek Mandiri (BPM) wilayah Kecamatan Pondok Gede didapatkan yang mengetahui tentang Kewaspadaan Universal (APD), yaitu 5 orang (50%) dan hanya 2 orang (20%) yang menggunakan APD lengkap saat melakukan Asuhan Persalinan Normal sedangkan 8 orang (80%) tidak menggunakan APD lengkap, padahal perilaku penggunaan APD lengkap saat bidan melakukan Asuhan Persalinan Normal merupakan salah satu unsur dari Kewaspadaan Universal yaitu dengan melakukan upaya pengendalian untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap potensi bahaya-risiko yang akan dihadapi bidan, seperti tertular penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit dan fungi melalui pasien yang tidak diketahui kondisi kesehatannya oleh bidan secara menyeluruh. Pasien pun berpotensi terkena bahaya-risiko seperti terjadinya infeksi yang bisa menyebabkan kematian pada ibu dan bayi jika bidan kurang

9 mengetahui dan tidak menerapkan Kewaspadaan Universal (KU) di Bidan Praktek Mandiri. Karena risiko tinggi inilah maka APD harus dikelola dengan baik di unit kerja dengan menyediakan macam dan jumlahnya sesuai kebutuhan dan selalu siap pakai, termasuk kualitas bahan, ukuran serta cara menyimpannya. Segala prosedur pembedahan yang membuka jaringan organ, pembuluh darah dan pertolongan persalinan atau tindakan abortus, temasuk tindakan medik invasif berisiko tinggi menularkan HIV bagi tenaga kesehatan. Untuk memutus rantai penularan, perlu pembatas berupa: 1. Kacamata pelindung untuk menghindari percikan cairan tubuh ke mata 2. Masker pelindung hidung/ mulut untuk mencegah percikan pada mukosa hidung/ mulut 3. Plastik penutup badan (schort) untuk mencegah kontak dengan cairan tubuh pasien 4. Sarung tangan yang sesuai untuk pelindung tangan yang aktif melakukan tindakan medik invasif 5. Penutup kaki untuk melindungi kaki dari cairan yang infektif (JNPKKR-POGI,2009) Untuk kegiatan pertolongan persalinan sebaiknya semua alat pelindung tubuh digunakan oleh petugas untuk mengurangi terpajan darah dan cairan tubuh lainnya (Depkes,2010).

10 1.3 Pembatasan Masalah Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga dan teori serta untuk menjaga agar penelitian lebih terarah dan lebih fokus maka dengan pertimbangan tersebut penelitian ini dibatasi, yaitu dari Kewaspadaan Universal dibatasi hanya mengenai Alat Pelindung Diri yang merupakan salah satu unsur dari Kewaspadaan Universal. Selain itu juga peneliti membatasi perilaku yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain predisposing, enabling dan reinforcing, namun peneliti hanya mengambil faktor pengetahuan saja yang merupakan bagian dari faktor predisposing, sehingga judul penelitian mengenai hubungan pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (Alat Pelindung Diri) dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Asuhan Persalinan Normal di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah diatas maka peneliti membuat rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu Adakah hubungan pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (Alat Pelindung Diri) dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Asuhan Persalinan Normal di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015?

11 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (Alat Pelindung Diri) dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Asuhan Persalinan Normal di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden (umur, pendidikan dan lama kerja) di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015. 2. Mengidentifikasi pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (Alat Pelindung Diri) di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015. 3. Mengidentifikasi perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Asuhan Persalinan Normal di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015. 4. Menganalisis hubungan pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (Alat Pelindung Diri) dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Asuhan Persalinan Normal di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015.

12 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang Kewaspadaan Universal (Alat Pelindung diri) dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Asuhan Persalinan Normal di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2015, dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh yang disesuaikan dengan keadaan lapangan serta menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga dalam melakukan analisa suatu permasalahan dan menemukan solusi penyelesaiannya. 1.6.2 Bagi Bidan Praktek Mandiri Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi, saran dan bertukar wawasan kepada para Bidan Praktek Mandiri ke arah yang lebih baik untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas/ bermutu sehingga diharapkan dapat menurunkan AKI dan AKB serta menjadi tenaga kesehatan yang sehat, profesional, etis dan trampil dengan memiliki standar praktek pelayanan kebidanan serta memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja (bidan) dan pasien.

13 1.6.3 Bagi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sebagai masukan bagi Ikatan Bidan Indonesia untuk pengambilan kebijakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dalam penerapan Kewaspadaan Universal. 1.6.4 Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Memberi kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam institusi pendidikan.