Efektivitas Penerapan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SD Kecamatan Palu Barat Abstrak Rizal 1 & Basry Hasan 2 Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNTAD Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas penerapan PTK sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa di SD Kecamatan Palu Barat. Hasil penelitian diperoleh rata-rata presentasi untuk angket guru adalah 4 (tidak pernah), 4,3 (pernah), 9,3 (jarang), 23 (sering), 59,4 (selalu). Sedangkan angket siswa diperoleh hasil, 0,9 (tidak pernah), 2,7 (pernah), 10 (jarang), 27,3 (sering), 59,4 (selalu). Dengan demikian penerapan PTK efektif meningkatkan kuliatas pembelajaran di Sekolah Dasar pada gugus X Kecamatan Palu Barat. Kata Kunci: Penerapan PTK, Kualitas pembelajaran Pendahuluan Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia ( Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan pengahsilan per kepala yang menunjukkan, bahwa Indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survei lembaga yang sama bahwa Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Kualitas pendidikan yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Di era globalisasi seperti saat ini, tugas guru tidaklah mudah. Guru dituntut untuk kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran. Sesuai dalam pasal 1 undangundang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi saat menjalankan tugasnya dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas. PTK yang merupakan bentuk studi atau penelitian yang bersifat reflektif dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas. Baik secara mandiri oleh guru yang bersangkutan maupun secara kolaboratif (antara guru dan dosen maupun antar sesama guru). Melalui PTK, masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil yang optimal dapat diwujudkan secara sistematis. PTK menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja melalui pemecahan masalah-masalah pembelajaran ( teaching-learning problem solving), sebab pendekatan penelitian ini menempatkan guru sebagai peneliti sekaligus sebagai agen perubahan. Pelaksanaan PTK di Sekolah Dasar pada gugus X Kecamatan Palu Barat, diharapkan dapat memperbaiki kinerja guru, sehingga guru meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. maka peneliti termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian mengenai efektivitas Penerapan PTK dalam Meningkatkan kualitas pembelajaran di Sakolah Dasar. Kajian Teoritis Menurut Hopkins (1993) yang dikemukakan (Masnur Muslich 2010:8) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat relektif, yang digunakan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Selanjutnya Rochman Natawijaya (Masnur Muslich 2010:9) menyatakan bahwa PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situsional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu. Sedangkan menurut (Tim PGSM1999) PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Dapat disimpulkan PTK merupakan suatu penelitian atau kajian yang bersifat reflektif dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yang secara langsung memperbaiki kinerja guru, dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Prinsip-Prinsip PTK Menurut Hopkins (1993) ada 6 (enam) prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas. Prinsip pertama, prinsip ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklustis sampai terjadinya peningkatan, perbaikan, atau kesembuhan sistem, proses, hasil, dan sebagainya. Tugas guru yang utama adalah melaksanakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Untuk itu, guru memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatkan kualitas pembelajaran secara terus menerus. Dalam menerapkan suatu tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran ada kemungkinan tindakan yang dipilih tidak/kurang berhasil, maka ia harus tetap berusaha mencari alternatif lain. Prinsip kedua, prinsip ini menginsyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistematik dan terkendali menurut kaidah ilmiah. Tahapan-tahapan penelitian tindakan selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu: persiapan ( planing), pelaksanaan pembelajaran ( action), observasi kegiatan pembelajaran ( observation), evaluasi proses dan hasil pembelajaran ( evaluation), dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran (reflection). Prinsip ketiga, Prinsip ini mempersyaratkan bahwa dalam menyelenggarakan penelitian tindakan agar tetap menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.alur pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan masalah dan faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan prosedur pengumpulan data dan analisis data. Obyektivitas, reliabilitas, dan validitas proses, data, dan hasil tetap dipertahankan selama penelitian berlangsung. Prinsip keempat, Prinsip ini menekankan bahwa diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil
dan merisaukan tanggungjawab profesional dan komitmen terhadap pemerolehan mutu pembelajaran.bila pendiagnosisan masalah berdasar pada kajian akademik atau kajian literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang sudah melanggar prinsip keotentikan. Jadi masalah harus didiagnosis dari kancah pembelajaran sesungguhnya, bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi secara akademik. yang Prinsip kelima bahwa konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam (motivasi intrinsik), bukan sesuatu yang bersifat instrumental. Prinsip keenam adalah cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar ruang kelas, misalnya: tataran sistem atau lembaga. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa sekolah dasar pada gugus X di Kecamatan Palu Barat dengan jumlah keseluruhan adalah 68 guru dan 918 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Keadaan Guru pada Gugus X Kecamatan Palu Barat terdaftar Pada Tahun Ajaran 2011/2012 Jenis Kelamin No Sekolah Jumlah Laki-Laki Perempuan 1. SDN 4 Palu 2 14 16 2. SDN 20 Palu 6 14 20 3. SDN INP.2 Kamonji 2 14 16 4. SD Muh. 1 Palu 8 8 16 Jumlah 18 50 68 Sumber: UPTD Palu Barat Laporan Bulanan Data Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan SD/MI Negeri dan Swasta Bulan Februari 2012 Tabel. 2 Keadaan Siswa pada Gugus Kecamatan Palu Barat terdaftar Pada Tahun Ajaran 2011/2012 No Sekolah Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan 1. SDN 4 Palu 130 126 256 2. SDN 20 Palu 113 129 242 3. SDN Inp. 2 Kamonji 125 126 251 4. SD Muh. 1 Palu 96 73 169 Jumlah 464 454 918 Sumber : UPTD Palu Barat Laporan Bulanan Data Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan SD/MI Negeri dan Swasta Bulan Februari 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan sebagian siswa sekolah dasar pada gugus X Kecamatan Palu Barat. Dari total populasi yang ada, maka peneliti menetapkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Jadi, dari teknik Porpose Sampling, peneliti dapat menetapkan sampel penelitian yaitu guru dan siswa. Serta menentukan jumlah sampel menjadi 68 guru dan 147 Siswa yang menjadi populasi. Untuk lebih jelasnya sampel penelitian ini, dapat dilihat pada tabel. Tabel 3. Keadaan Guru pada Gugus X Kecamatan Palu Barat yang menjadi Sampel Penelitian terdaftar Pada Tahun Ajaran 2011/2012 No Sekolah Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah 1. SDN 4 Palu 2 14 16 2. SDN 20 Palu 6 14 20 3. SDN Inp. 2 Kamonji 2 14 16 4. SD Muh. 1 Palu 8 8 16 Jumlah 18 50 68 Sumber: UPTD Palu Barat Laporan Bulanan Data Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan SD/MI Negeri dan Swasta Bulan Februari 2012 Tabel.4 Keadaan Siswa pada Gugus X Kecamatan Palu Barat yang menjadi Sampel Penelitian terdaftar Pada Tahun Ajaran 2011/2012 No Sekolah Kelas Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah 1. SDN 4 Palu IV 19 21 40 2. SDN 20 Palu V 18 19 37
3. SDN Inp. 2 Kamonji V 20 23 43 4. SD Muh. 1 Palu IV 16 11 27 Jumlah 73 74 147 Sumber: UPTD Palu Barat Laporan Bulanan Data Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan SD/MI Negeri dan Swasta Bulan Februari 2012 Adapun judul yang dibahas dalam penelitian ini telah tersusun dari dua variabel yang diteliti, yaitu: X Y Penerapan PTK Hasil Belajar Siswa 1. Penerapan PTK, sebagai variabel dependen atau bebas yang diberi lambang (X). 2. Meningkatkan hasil belajar siswa, sebagai variabel independen yang diberikan lambang (Y). Hasil Penelitian dan Pembahasan Untuk mengawali pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan observasi dan pendataan guru dan siswa di sekolah dasar yang ada di gugus X kecamatan Palu Barat yang menjadi lokasi pada penelitian ini. Dari hasil observasi dan pendataan tersebut diperoleh populasi penelitian yaitu guru berjumlah 68 dan siswa berjumlah 918. Melihat jumlah populasi sangat banyak tentunya dibutuhkan sampel untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mengelola data. Berdasarkan proses Purposive sampling yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu 68 orang guru dan 147 orang siswa. Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket yang berbentuk pertanyaan/pernyataan dan ditujukan pada guru yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dari hasil angket diperoleh data sebagai berikut yang disajikan dalam bentuk tabel presentase dan pernyataan serta makna,yaitu : TP = tidak pernah, P = pernah, J = jarang, SR = sering, SL = selalu. Tabel 5. Angket yang ditujukan pada siswa SD gugus X Kecamatan Palu Barat tentang efektivitas penerapan PTK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. No Pertanyaan / Pernyataan Penilaian 1 2 3 4 5 TP P J SR SL
1 Apakah siswa memiliki masalah belajar (Malas belajar dan malas mengerjakan tugas belajar, sulit memahami pelajaran, rendah nilai hasil belajar, tidak aktif dalam mengikuti pelajaran, dsb..) 2 Apakah guru membantu menyelesaikan masalah belajar siswa 3 Apakah guru menggunakan berbagai metode belajar dalam pembelajaran dikelas 4 Apakah Guru mengajak siswa untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam mengajar 5 Apakah Guru menggunakan media dalam mengajar 6 Apakah Guru meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua 7 Apakah cara mengajar guru membuat siswa bersemangat belajar 8 Apakah cara mengajar guru meningkatkan hasil belajar siswa 9 Apakah cara mengajar guru membuat siswa ikut aktif terlibat dalam pembelajarn 10 Apakah cara mengajar guru menarik dan menyenangkan 11 Apakah guru mengajak berbicara tentang keadaan yang dialami siswa 12 Apakah guru menghargai pendapat siswa 13 Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 14 Apakah guru memberikan pertanyaan kepada siswa 15 Apakah cara mengajar guru membuat siswa mudah memahami pelajaran 16 Apakah guru meminta maaf kepada siswa jika melakukan kesalahan Berdasarkan angket yang telah disebarkan pada 147 siswa SD di Gugus X Kecamatan Palu Barat menunjukkan hasil sebagai berikut yang dibuat dalam bentuk tabel dibawah ini; Tabel 6. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 1 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 73 50 2 SR 59 40
Jumlah 147 100 Tabel 7. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 2 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 88 60 2 SR 44 30 Jumlah 147 100 Tabel 8. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 3 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 59 40 2 SR 59 40 4 P 14 10 Tabel 9. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 4 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 118 80 2 SR 29 20 3 JR 0 0 Tabel 10. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 5 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 118 80 2 SR 15 10 3 JR 14 10 Tabel 11. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 6 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 44 30
2 SR 44 30 3 JR 29 20 4 P 15 10 5 TP 15 10 Tabel 12. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 7 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 103 70 2 SR 44 30 3 JR 7 0 Tabel 13. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 8 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 117 80 2 SR 15 10 Tabel 14. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 9 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 103 70 2 SR 29 20 Tabel 15. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 10 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 73 50 2 SR 44 30 4 P 15 10 Tabel 16. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 11
No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 59 40 2 SR 29 20 3 JR 29 20 Tabel 17. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 12 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 88 60 2 SR 44 30 Tabel 18. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 13 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 88 60 2 SR 15 10 3 JR 29 20 4 P 15 10 Tabel 19. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 14 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 74 50 2 SR 29 20 3 JR 29 20 4 P 15 10 Tabel 20. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 15 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 59 40 2 SR 59 40 3 JR 29 20
Tabel 21. Penilaian Siswa Tentang Pertanyaan/Pernyataan pada Angket Poin 16 No Skala penilaian Frekuensi 1 SL 74 50 2 SR 44 30 3 JR 29 20 Tabel 22. Rekapitulasi hasil data yang di peroleh dari angket yang ditujukan pada siswa SD di gugus X kecamatan Palu Barat. Skala Penilaian No Pertanyaan / Pernyataan 1 2 3 4 5 TP P JR SR SL 1 Apakah siswa memiliki masalah belajar (Malas belajar dan malas mengerjakan tugas 0 0 10 40 50 belajar, sulit memahami pelajaran, rendah nilai hasil belajar, tidak aktif dalam mengikuti pelajaran, dsb..) 2 Apakah guru membantu menyelesaikan masalah belajar siswa 0 0 10 30 60 3 Apakah guru menggunakan berbagai metode 0 10 10 40 40 belajar dalam pembelajaran dikelas 4 Apakah Guru mengajak siswa untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam mengajar 0 0 0 20 5 Apakah Guru menggunakan media dalam mengajar 0 0 10 10 80 6 Apakah Guru meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua 10 10 20 30 30 7 Apakah cara mengajar guru membuat siswa bersemangat belajar 0 0 0 30 70 8 Apakah cara mengajar guru meningkatkan hasil belajar siswa 0 0 10 10 80 9 Apakah cara mengajar guru membuat siswa ikut aktif terlibat dalam pembelajaran 0 0 10 20 70 10 Apakah cara mengajar guru menarik dan menyenangkan 0 10 10 30 50 11 Apakah guru mengajak berbicara tentang keadaan yang dialami siswa 0 0 20 40 40 12 Apakah guru menghargai pendapat siswa 0 0 10 30 60 13 Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 0 10 20 10 60 14 Apakah guru memberikan pertanyaan kepada siswa 0 10 20 20 50 15 Apakah cara mengajar guru membuat siswa 0 0 20 40 40 80
No Skala Penilaian Pertanyaan / Pernyataan 1 2 3 4 5 TP P JR SR SL mudah memahami pelajaran 16 Apakah guru meminta maaf kepada siswa jika melakukan kesalahan 0 0 20 Rata-rata 0,9 2,7 10 27,3 59,1 Total presentasi 100 30 50 Dari hasil pengolahan data, dapat digambarkan bahwa 0,9 siswa yang memilih TIDAK PERNAH, 2,7 yang memilih PERNAH, 10 yang memilih JARANG, 27,3 siswa yang memilih SERING dan 59,1 yang memilih kategori SELALU. Berdasarkan data diatas dapat digambarkan bahwa angket yang ditujukan pada guru dan siswa lebih dari 50 yang memilih baik penerapan PTK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar hal ini dapat diartikan bahwa penerapan PTK efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar gugus X kecamatan Palu Barat Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa penerpan PTK dapat meningkatakan kualitas pembelajaran di sekolah dasar gugus X kecamatan Palu Barat hal ini dapat dilihat dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari angket yang dibagikan kepada guru dan siswa, hasil yang didapatkan yaitu lebih dari 50 guru dan siswa memilih bahwa penerapan PTK efektif diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar gugus X Kecamatan Palu Barat. Daftar Pustaka Adnyana, Gede Putra. 2011. Model Siklus Belajar (Learning Cycle). (Online) (http://psb-psma.org/content/blog/3927-model-siklus-belajar-learning-cycle diakses tanggal 25 Januari 2012) Alkanipahu. 2007. Gaya Belajar Anak (Styles of Learning). (Online), (http://alkanipahu.wordpress.com/2007/12/02/gaya-belajar-anak-styles-oflearning/, diakses pada tanggal 14 Desember 2009) Arikunto, Suharsimi. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fajaroh, Fauziatul dan I Wayan Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar.(Online) (http://massofa.wordpress.com/2008/01/06/pembelajaran - dengan-model- siklus -belajar-learning- cycle/ diakses tanggal 25 Januari 2012) Firdaus, Ahmad. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. (Online) (http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahanmasalah-matematika/ diakses tanggal 4 Januari 2012) Ikhsanu. 2009. Makalah tentang Belajar. Model Kolb, (Online), (http://ikhsanu.blogspot.com/2009/09/makalah-tentang-belajar.html, diakses tanggal 14 Desember 2009) Indrawati, dan Wawan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD. Jakarta: PPPTK IPA Jaeng, M. 2007. Belajar dan Pembelajaran Matematika. Palu: FKIP Universitas Tadulako Muhsetyo, Gatot. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka Mulyati, Sri. 2000. Geometri Euclid. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang