BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada Bab V ini penulis akan mengemukakan kesimpulan, implikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi menuntut adanya perkembangan pada pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nindy Agustina, 2014 Manfaat hasil belajar membuat pola di atas kain sebagai kesiapan kerja di tailoring

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan; Teknologi; dan Seni (IPTEKS), sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Maosul, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

2015 KONTRIBUSI HASIL BELAJAR BUSANA PESTA TERHADAP KESIAPAN UJI KOMPETENSI PEMBUATAN BUSANA PESTA

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya menggali dan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Sistem pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, salah satu dari jalur Pendidikan Formal adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan menurut Kurikulum SMK 2004 adalah: 1. Menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan di dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

2 Kutipan di atas dapat diartikan, bahwa SMK mempunyai tujuan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia yang memiliki keterampilan, sikap ulet, gigih, memiliki kompetensi yang dapat mengisi lowongan pekerjaan. SMK Negeri 9 Bandung memiliki beberapa program keahlian, salah satunya adalah program keahlian Tata Busana. Tujuan SMK Program Keahlian Tata Busana sebagaimana tercantum pada kurikulum SMK (2004: 12), yaitu: 1. Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian tata busana. 2. Mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian tata busana. 3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian tata busana. 4. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif, kreatif. Pencapaian tujuan tersebut di atas, perlu diupayakan melalui proses pendidikan yang dilakukan secara profesional. Proses pendidikan secara profesional dapat dilihat dari adanya peningkatan dan perbaikan kualitas pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang kompeten atau memiliki kemampuan kerja sehingga siap menjadi tenaga kerja profesional di masa sekarang dan masa yang akan datang. Kompetensi yang harus dipenuhi peserta didik pada kegiatan praktek kerja industri bidang busana yaitu menggambar desain, pembuatan pola (pattern making), memotong bahan, penjahitan busana, pengepresan pada busana, pembuatan hiasan pada busana, penyelesaian akhir busana (finishing), dan pelayanan prima kepada pelanggan. Salah satu kompetensi yang harus dipenuhi pada kegiatan praktek kerja industri yaitu memotong bahan. Lingkup kompetensi memotong bahan yaitu

3 menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola di atas bahan, memotong bahan, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong. Setelah peserta didik mempelajari kompetensi ini, maka diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan tentang teknik dan prosedur memotong bahan, peserta didik menjadi lebih terampil memotong bahan dalam proses pembuatan busana dan sebagai bekal untuk menyiapkan diri mengikuti praktek kerja industri di bidang usaha busana seperti Butik, Sanggar Busana, Garmen, Konfeksi dan Atelier. Pekerjaan memotong bahan memegang peranan yang sangat penting setelah pembuatan pola di dalam mewujudkan busana yang enak dipakai. Penguasaan hasil belajar memotong bahan akan memberikan manfaat apabila peserta didik memiliki kesiapan, dorongan serta minat untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan memotong bahan. Penguasaan hasil belajar tersebut dapat berupa kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Kemampuan kognitif mencakup pengetahuan dan pemahaman berbagai teori dan konsep tentang kebutuhan tempat dan alat untuk memotong bahan, cara penyiapan bahan untuk dipotong. Kemampuan afektif mencakup kesungguhan, disiplin, teliti dan tepat dalam memotong bahan dan kemampuan psikomotor yang mencakup meletakan pola, memotong, memindahkan tanda pola pada bahan, dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong. Hasil belajar memotong bahan yang diperoleh peserta didik berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, dapat memberikan gambaran secara

4 objektif tentang kompetensi yang telah dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar yang didapat peserta didik dari kompetensi memotong bahan, dapat dijadikan tolak ukur kesiapan peserta didik untuk terjun ke dunia kerja melalui program Praktek Kerja Industri. Faktor kesiapan dapat diukur dari prestasi hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Sesuai dengan yang diungkapkan Slameto (2003: 113): Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi yang mencakup tiga aspek: kondisi fisik, mental, dan emosional sebagai kesiapan internal, kebutuhan motif dan tujuan sebagai kesipan eksternal, keterampilan dan pengetahuan. Kesiapan peserta didik untuk melaksanakan praktek kerja di salah satu industri bidang busana merupakan salah satu indikator keberhasilan pembelajaran untuk kompetensi memotong bahan. Kesiapan pada dasarnya timbul dari diri seseorang dan berhubungan dengan kematangan fisik dan kematangan psikologis. Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan sarana latihan yang tepat bagi peserta didik, untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan dunia kerja. Tujuan dari pelaksanaan praktek kerja industri adalah agar peserta didik dapat menimba pengalaman untuk terjun langsung ke lapangan serta menerapkan hasil belajar berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat dari pembelajaran kompetensi memotong bahan. Atas dasar pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang manfaat hasil belajar memotong bahan sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri pada peserta didik kelas XI program keahlian tata busana SMKN 9 Bandung angkatan tahun 2007/2008.

5 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah menurut Suharsimi Arikunto (1998: 30) mengemukakan bahwa : Perumusan masalah merupakan langkah pertama dalam merumuskan suatu problematika penelitian dan merupakan pokok dari kegiatan penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana manfaat hasil belajar memotong bahan sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri?. (Penelitian Terbatas Pada Peserta Didik Kelas XI Program Keahlian Tata Busana SMKN 9 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Kompetensi memotong bahan merupakan mata pelajaran standar kompetensi kejuruan yang termasuk program produktif terdiri atas beberapa kompetensi dasar, di antaranya ; menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola di atas bahan, memotong bahan, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong. Manfaat hasil belajar memotong bahan merupakan gambaran penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari peserta didik sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. Praktek kerja industri merupakan program yang dirancang dan dilaksanakan oleh SMK dan Industri, dengan tujuan menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Kegiatan praktek kerja industri seperti di Garmen dan Konfeksi, peserta didik hanya dilibatkan pada kegiatan pembuatan hiasan pada busana, penyelesaian

6 akhir busana dan pelayanan prima kepada pelanggan. Keterlibatan peserta didik pada kegiatan produksi seperti memotong bahan dengan menggunakan gunting elektrik biasa dilakukan oleh karyawan, peserta didik tidak diperkenankan belajar langsung hanya sebatas melihat, dan membantu mengecek hasil potongan. Sedangkan kegiatan praktek kerja industri di Butik, Sanggar Busana dan Atelier, peserta didik dilibatkan pada setiap kompetensi yang harus di penuhi pada kegiatan praktek kerja industri di mulai dari mendesain busana, pembuatan pola (pattern making), memotong bahan secara manual, penjahitan busana, pengepresan hasil penjahitan busana, pembuatan hiasan pada busana, penyelesaian akhir busana (finishing), dan pelayanan prima kepada pelanggan. Ruang lingkup permasalahan cukup luas tetapi karena keterbatasan pengetahuan, tenaga dan waktu yang dimiliki penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah, seperti di kemukakan Winarno Surakhman (1990: 3) yaitu: Pembatasan masalah diperlukan untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah, untuk menetapkan terlebih dahulu sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan masalah dengan dibatasi oleh keadaan waktu, tenaga dan kecakapan, selain itu juga untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas. Gambaran luasnya permasalahan di dalam penelitian ini, akan di batasi pada manfaat hasil belajar memotong bahan sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik, dilihat dari: a. Manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek kognitif yang mencakup pengetahuan berbagai teori dan konsep tentang menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan

7 tanda-tanda pola pada bahan, dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. b. Manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek afektif berupa sikap yang mencakup kesungguhan, disiplin, motivasi, teliti dan tepat dalam memotong bahan, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. c. Manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek psikomotor berupa penguasaan keterampilan menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan, dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. C. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman pengertian antara penulis dengan pembaca tentang istilah yang terdapat dalam judul penulisan: Manfaat Hasil Belajar Memotong Bahan Sebagai Kesiapan Mengikuti Praktek Kerja Industri. Istilah-istilah dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Hasil Belajar Memotong Bahan a. Manfaat Manfaat diartikan sebagai Guna atau faedah. (Hasan Alwa, 2001: 626). b. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor (Nana Sudjana, 1990: 3).

8 c. Memotong Bahan Kompetensi memotong bahan menurut Standar Kompetensi Tata Busana (2003: 102) merupakan mata pelajaran standar kompetensi kejuruan yang termasuk program produktif Tata Busana terdiri atas beberapa kompetensi dasar, diantaranya; menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan, dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong. Pengertian manfaat hasil belajar memotong bahan dalam penelitian ini mengacu pada pengertian manfaat menurut Hasan Alwa, pengertian hasil belajar menurut Nana Sudjana dan pengertian memotong bahan menurut Standar Kompetensi Tata Busana, sehingga pengertiannya adalah faedah dari perubahan tingkah laku yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam lingkup kompetensi memotong bahan mencakup menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola di atas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan, dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong. 2. Kesiapan Mengikuti Praktek Kerja Industri a. Kesiapan Pengertian kesiapan menurut Slameto (2003: 113) adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.

9 b. Praktek Kerja Industri yaitu : Praktek kerja industri dikemukakan oleh Dale (Heri Mulyadi, 1996: 98) Praktek Kerja Industri merupakan program yang dirancang dan dilaksanakan bersama oleh SMK dan Industri, melalui praktek kerja industri diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan profesional serta etos kerja yang meliputi kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatifitas, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu dan rajin dalam bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Pengertian kesiapan mengikuti praktek kerja industri adalah kondisi peserta didik yang siap untuk mengikuti program Praktek Kerja Industri dan melalui kegiatan tersebut diharapkan peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki secara profesional serta etos kerja yang meliputi kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu dan rajin dalam bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja khususnya di usaha Butik. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara garis besar tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan gambaran mengenai manfaat hasil belajar memotong bahan sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

10 a. Manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek kognitif yang mencakup pengetahuan berbagai teori dan konsep tentang menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. b. Manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek afektif berupa sikap yang mencakup kesungguhan, disiplin, motivasi, teliti dan tepat dalam memotong bahan, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. c. Manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek psikomotor berupa penguasaan keterampilan menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Peneliti: memperoleh pengalaman, pengetahuan, serta wawasan dalam melakukan kegiatan penelitian, khususnya mengenai manfaat hasil belajar memotong bahan sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik.

11 2. Peserta didik program keahlian tata busana SMKN 9 Bandung: memberikan gambaran tentang manfaat hasil belajar memotong bahan sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik dan memberikan motivasi pada siswa agar memiliki kompetensi kerja yang produktif. 3. SMK Negeri 9 Bandung Program Keahlian Tata Busana : a. Memberikan masukan untuk penyempurnaan panduan program praktek kerja industri di usaha Butik. b. Masukan untuk strategi pendekatan lembaga dengan mitra tempat praktek kerja industri agar peserta didik merasakan manfaat yang berarti dari hasil belajar sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik. F. Asumsi Asumsi selaras dengan anggapan dasar merupakan dimulainya proses penelitian yang kebenarannya telah diakui, sebagaimana yang diungkapkan Suharsimi Arikunto (1997: 58) bahwa Anggapan dasar merupakan suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti, yang akan berfungsi, sehingga hal-hal yang dipakai untuk berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya. Dalam penelitian ini penulis akan mengemukakan beberapa Asumsi, sehingga suatu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar memotong bahan merupakan gambaran penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah belajar teori maupun praktek

12 bagi peserta didik. Asumsi ini ditunjang oleh pendapat Nana Sudjana (1989: 56-57) yang mengemukakan bahwa: Hasil belajar yang dicapai seseorang melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil belajar yang berciri menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif atau pengetahuan dan wawasan, ranah afektif atau sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotor, keterampilan atau perilaku. 2. Pelaksanaan praktek kerja industri merupakan suatu proses pemberian pengalaman kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, sikap, keterampilan profesional dan etos kerja yang diharapkan industri khususnya di usaha Butik. Asumsi ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dale (Heri Mulyadi, 1996: 98) dalam pengertian Praktek Kerja Industri adalah: Praktek Kerja Industri adalah program yang dirancang dan dilaksanakan bersama oleh SMK dan Industri, melalui praktek kerja industri diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan profesional serta etos kerja yang meliputi kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatifitas, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu dan rajin dalam bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja. 3. Kesiapan mengikuti Praktek Kerja Industri merupakan kondisi peserta didik yang siap untuk mengikuti program Praktek Kerja Industri dan melalui kegiatan tersebut diharapkan peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki secara profesional sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Pendapat ini mengacu pada pengertian kesiapan menurut Slameto (2003: 113) yaitu: Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.

13 G. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian diperlukan sebagai acuan penulis untuk mengarahkan penelitian dalam mengumpulkan data penelitian, adapun rumusan pertanyaan penelitian, sebagai berikut : a. Apa manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek kognitif yang mencakup pengetahuan berbagai teori dan konsep tentang menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik?. b. Apa manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek afektif berupa sikap yang mencakup kesungguhan, disiplin, motivasi, teliti dan tepat dalam memotong bahan, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik?. c. Apa manfaat hasil belajar memotong bahan dalam aspek psikomotor berupa penguasaan keterampilan menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong, sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha Butik?. H. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan alat pengumpulan data menggunakan angket.

14 I. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini yaitu SMK Negeri 9 Bandung Kelompok Pariwisata yang bertempat di Jl. Soekarno Hatta KM. 10, 40286. Telp. (022) 7315810, Hunting Fax. Ext. 113. Sampel pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas XI Program Keahlian Tata Busana tahun ajaran 2007/2008 yang mengikuti mata diklat praktek kerja industri dan memilih lokasi praktek di usaha Butik sejumlah 36 peserta didik.