BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini semakin lama menghasilkan teknologi yang canggih. Oleh karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

BAB I PENDAHULIAN. Dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan di. bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting dan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MPBI DENGAN METODE MASYARAKAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIIE SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

MUSRIAH A

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena, kreativitas belajar dapat melatih siswa untuk tidak

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh : Pratiwi Narti A

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

Skripsi Untuk MemenuhiSebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Al-Islam Mijen Demak)

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PORTOFOLIO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

USAHA PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF (PTK SD N MUNCAR I KELAS IV)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya (Permana dan Utari Sumarmo, 2007: 117). Koneksi matematika harus

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : NUGRAHAENI GAMASTUTI NIM A

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Masalah internal yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses utama dalam menghasilkan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi di era globalisasi ini semakin lama menghasilkan teknologi yang canggih. Oleh karena itu sektor pendidikan harus mengantisipasi segala sesuatu yang terjadi pada masa yang akan datang,agar hasil atau produk pendidikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang pada hakekatnya dapat meningkatkan laju pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang handal. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut, terlebih dahulu kualitas pendidikan harus diperbaiki dan ditingkatkan. Karena tanpa adanya peningkatan kualitas dan penyeimbangan,dalam dunia pendidikan akan terjebak pada situasi di mana munculnya keadaan justru menjadi beban masyarakat dan negara akibat munculnya pengangguran dari pendidikan yang tidak produktif. Pendidikan yang terjadi selama ini di Indonesia lebih mengarah pada pencapaian aspek kognitif sehingga ukuran yang menyangkut aspek pengetahuan (hafalan) menjadi sangat dominan. Hal ini juga diungkapkan (Supriyanto, 2004 : 9) bahwa drilling adalah keadaan dimana praktik pendidikan mengarah pada situasi yang berkecenderungan sebatas menghafalkan dan mengajarkan hal yang tidak mendorong siswa produktif dan kreatif sehingga pendidikan tidak mampu menolong peserta didik mencari jati dirinya secara mandiri. 1

2 Melalui pendidikan matematika tujuan pengajaran meliputi tiga kawasan belajar yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) dapat diperoleh setiap peserta didik. Dalam pembelajaran matematika siswa dituntut dapat berpikir secara logis dan dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Perubahan dan pengembangan kurikulum telah terjadi berulangkali, hal ini terjadi karena pembelajaran harus mengikuti arus perkembangan dan kemajuan teknologi. Banyak sekali permasalahan yang timbul dalam sistem pembelajaran matematika, misalnya (1) sejak dari dulu proses pembelajaran menggunakan paradigma mengajar guru aktif mentransfer pengetahuan ke pikiran siswa dan siswa menerima secara pasif (2) Siswa tidak berani menyelesaikan masalah atau soal menggunakan caranya sendir, takut salah karena tidak sesuai dengan yang diajarkan guru dan (3) cara berpikir siswa tiruan dari cara berpikir guru,siswa bukan lagi dirinya sendiri melainkan menjadi robot-robot kecil dalam cara berpikirnya. Dalam proses belajar matematika, masih dijumpai hambatan-hambatan baik yang berasal dari diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) meliputi intelegensi, keadaan fisik, motivasi, minat, berpikir kreatif, dan sebagainya. Sedangkan faktor dari luar siswa (eksternal) meliputi metode mengajar yang tidak sesuai, situasi belajar yang tidak menunjang proses berpikir, alat atau sumber belajar yang kurang memadai, keadaan atau kondisi keluarga dan sebagainya. Adanya hambatan-hambatan tersebut dapat menyebabkan belajar siswa tidak sesuai dengan kemampuannya.

3 Salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh guru agar berhasil dalam proses pembelajaran matematika adalah guru mempunyai kecakapan dan keterampilan dalam menggunakan metode-metode mengajar yang tepat untuk topik pelajaran yang disajikan (diajarkan). Akan tetapi penggunaan metode pembelajaran tidak dapat digunakan berdiri sendiri karena dalam pembelajaran diperlukan beberapa gabungan metode supaya proses pembelajaran matematika dapat berhasil. Selain itu metode pembelajaran tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik dan tidak semua guru mempunyai kemampuan mengajar matematika dengan berbagai metode. Sehingga diambil jalan alternatif yaitu melalui pendekatan pembelajaran Dengan adanya penggunaan pendekatan dalam pembelajaran matematika, peran aktif guru berubah dari aktif mengajar di kelas menjadi aktif melakukan persiapan,memilih materi yang akan dibahas bersama siswa,memilih strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa membentuk pengetahuan melalui proses matematis. Demikian pula dengan siswa, terjadi perubahan dari siswa yang kurang aktif menjadi siswa aktif mengolah atau memproses informasi, menjadi lebih mandiri, berani bertanya dan mengungkapkan ide-idenya, mau belajar dari kesalahan, berdiskusi dengan siswa lain dan guru serta kreativitas siswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kreativitas siswa sangat diperlukan terutama dalam belajar matematika, karena dalam kreativitas terdapat proses berpikir kreatif. Berpikir kreatif disebut juga berpikir divergen atau lateral karena terdapat banyak jawaban yang diajukan untuk memecahkan persoalan yang dimunculkan dan pikiran itu

4 didorong untuk menyebar jauh dan meluas mencari pemecahan masalah. Dengan adanya kreativitas dalam belajar matematika, para peserta didik diharapkan berani menyelesaikan masalah atau soal matematika menggunakan caranya sendiri. Pada kenyataannya kreativitas siswa dalam belajar matematika masih tergolong rendah, karena tidak adanya pemupukan dan pengembangan kreativitas sejak dini. Hasil diagnosis dikelas V SD Negeri Makamhaji I Kartasura telah ditemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan kreativitas siswa dalam belajar matematika yaitu sebagai berikut: (1) dorongan untuk belajar matematika masih rendah. (2) siswa kurang aktif, baik dalam mengajukan pertanyaan maupun gagasan atau ide, (3) siswa tidak berani menyelesaikan masalah atau soal dengan caranya sendiri dan cara berpikir siswa tiruan dari cara berpikir guru, (4) peran aktif siswa dalam mengerjakan soal matematika masih kurang. Masalah-masalah di atas merupakan masalah-masalah pembelajaran matematika yang penting dan mendesak untuk dipecahkan, karena tanpa adanya kreativitas dalam pembelajaran matematika akan berjalan monoton dan akan berakibat luas pada penurunan hasil belajar. Guna memberikan alternatif solusinya diadakan kerja kolaborasi antara peneliti dan guru kelas V SD Negeri Makamhaji I Kartasura yang menganalisis dan mengekspresikan secara cermat akar penyebab dari masalah tersebut. Adapun alternatif solusi yang ditemukan dan dilakukan sebagai berikut:

5 Masalah pertama, dorongan untuk belajar matematika masih rendah; akar penyebabnya tahap pendahuluan lemah. Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah: (1) memberikan gambaran bahwa pembelajaran matematika akan berjalan menyenangkan serta tidak membosankan, (2) memberikan tujuan awal pembelajaran yang jelas, (3) memberikan semangat dengan kalimat-kalimat siswa pasti mampu mempelajari matematika. Masalah kedua, siswa kurang aktif, baik dalam mengajukan pertanyaan maupun gagasan atau ide; akar penyebabnya tahap pengembangan lemah. Alternatif solusinya adalah (1) menjelaskan materi pelajaran dengan jelas dan sistematis (2) memberikan kesempatan siswa utuh mengajukan pertanyaan seputar masalah yang disampaikan, (3) memberi kesempatan siswa untuk mengutarakan gagasan atau ide terhadap pemecahan suatu masalah. Masalah ketiga, siswa tidak berani menyelesaikan soal dengan caranya sendiri dan cara berpikir siswa tiruan dari cara berpikir guru; akar penyebabnya: tahap penerapan lemah. Alternatif solusinya adalah (1) siswa diberikan kebebasan dalam berpikir, (2) mengusahakan umpan balik, (3) guru dalam memberikan contoh latihan soal, memberikan alternatif jawaban lebih dari satu, (4) penggunaan media gambar dan alat peraga secara cermat, tepat dan menarik. Masalah keempat, peran aktif siswa dalam mengerjakan soal matematika kurang; akar penyebabnya: tahap penutupan lemah. Alternatif solusi yang dilakukan adalah (1) memberikan pelatihan terus menerus, (2) evaluasi kinerja siswa, (3) memberikan pengakuan terhadap kelebihan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, (4) memberikan kesempatan untuk menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari.

6 Adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar dan yang menjadi subyek pertama adalah anak didik, maka melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaborasi ini, diharapkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dapat ditingkatkan. Dengan meningkatkannya kreativitas tersebut,siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran, siswa tidak lagi menganggap matematika sebagai hal yang membosankan dan menakutkan. Melalui pembelajaran dengan pendekatan inquiry diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan pokok sebagai berikut: 1. Bagaimana tindak mengajar yang dilakukan guru dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan inquiry? 2. Apakah melalui pendekatan inquiry dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika sampai 75%? 3. Bagaimana tanggapan guru setelah penelitian ini dilaksanakan?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Menggambarkan tindak mengajar yang dilakukan guru dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan inquiry. 2. Meningkatkan kreativitas siswa melalui pendekatan inquiry. 3. Menggambarkan tanggapan guru terhadap pendekatan inquiry dalam pembelajaran matematika. D. Manfaat Penelitian Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manfaat utamanya kepada pembelajaran matematika, disamping itu juga kepada penelitian upaya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Inquiriy. 1. Manfaat Teoritis Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan kreativitas siswa melalui pendekatan Inquiry dalam proses pembelajaran matematika.

8 2. Manfaat Praktis Pada tataran praktis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi guru matematika dan siswa. Bagi guru matematika, dengan menggunakan pendekatan Inquiry dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kreativitas siswa.