BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan komplementer beberapa penyakit. 1 Selain itu, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

HUBUNGAN LAMANYA MENGIKUTI SENAM PERNAFASAN SINAR PUTIH DENGAN KESEIMBANGAN STATIK

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Terbukti pada perhelatan sea games 2015 timnas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Senam aerobik banyak diminati oleh masyarakat sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

I. PENDAHULUAN. Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh faktor endogen (keadaan jasmani, panca

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

DASAR DASAR OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. diluar itu seperti nongkrong,arisan,jalan-jalan dll.di tambah pola hidup

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

I. PENDAHULUAN. Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat adalah keadaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

Pengaruh Latihan Senam Haji Terhadap Peningkatan Daya Tahan Jantung Paru Pada Calon Jamaah Haji Non Resiko Tinggi

BAB.I PENDAHULUAN. biologis, fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Penuaan

2016 HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL LEVEL 1 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari aktifitas olahraga aerobik yang memasyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan masa penting dalam proses pertumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari dunia anak tidak terlepas dari bermain dan belajar. bermain merupakan suatu proses pertumbuhan yang mendasar pada anak. Salah satu komponen bermain yaitu bergerak, gerak adalah suatu ciri makhluk hidup dan merupakan komponen untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Melalui gerak itulah manusia mencapai beberapa tujuan seperti pertumbuhan fisik, mental, dan sosial. Sedangkan belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Pada usia 7-12 tahun merupakan masa sekolah dasar, diketahui mereka mempunyai keinginan besar untuk bermain. Pada masa ini, anak-anak selalu melakukan aktivitas dan bermacam-macam kegiatan yang dilakukannya. Namun disisi lain permainan anak mulai bergeser pada pola permainan modern. Saat ini, anak cendrung lebih suka terhadap alat-alat yang berteknologi tinggi dan permainan modern lainnya, seperti menonton tv, bermain playstation, internet, games online dan games pc lainnya. Permainan modern saat ini cendrung bersifat statis yang mengakibatkan anak kurang dalam aktivitas fisik. Tidak hanya itu kebiasaan menggunakan alat transportasi saat berangkat sekolah juga mengurangi aktivitas fisik anak-anak hingga tuntutan belajar yang sangat tinggi juga mengurangi aktifitas fisik anak. Aktivitas yang kurang bergerak itulah yang dapat mengakibatkan penurunan kebugaran jasmani pada anak. Padahal kebugaran jasmani sangat berhubungan dengan kesehatan otak dan akan berdampak pada proses belajar yang merupakan salah satu kegiatan rutin pada usia sekolah. Selain dengan kesehatan otak, kebugaran jasmani juga sangat bermanfaat 1

2 terhadap proses kardiopulmonal, metabolisme tubuh, peredaran darah dan frekuensi nadi. Sehingga kebugaran jasmani merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan orang. Dengan fisik yang sehat dan bugar, anak-anak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan optimal termasuk belajar. Salah satu komponen yang terpenting dalam proses belajar yaitu konsentrasi. konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dimana dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. (Slameto,2003). Konsentrasi akan tercapai dengan baik jika faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar terpenuhi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi konsentrasi belajar, yaitu terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Lingkungan merupakan faktor eksternal sedangkan faktor internal yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah tingkat intelegensi/kecerdasaan, perhatian, minat, bakat, motif, faktor kesehatan dan faktor kelelahan. Namun faktanya dalam kondisi saat ini dimana anak-anak yang lebih cendrung menyukai melakukan aktivitas yang bersifat statis, sehingga hal ini akan berdampak negatif terhadap faktor internal yang mempengaruhi konsentrasi belajar. Faktor internal yang akan berpengaruh berupa: tingkat intelegensi, faktor kesehatan dan faktor kelelahan, yang mengakibatkan konsentrasi menurun. Salah satu cara untuk meningkatkan faktor internal tersebut bisa dengan olahraga yang teratur. Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dengan tujuan tertentu. Ada banyak macam bentuk olahraga, salah satunya yaitu senam aerobic. Senam aerobic merupakan salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan fungsi organ kardiopulmonal, sistem metabolisme dan kesehatan otak. Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam senam aerobic memiliki berbagai macam gerakan yang dengan kebutuhan dalam pencapaian program latihan yang diinginkan. Salah satu yang mempengaruhi pencapaian program latihan tersebut adalah intensitas. Intensitas merupakan salah satu komponen yang menentukan kualitas suatu latihan.

3 Intensitas dipengaruhi oleh kenaikan denyut jantung. Intensitasnya latihan aerobic untuk anak-anak berkisar antara 35% - >70% denyut jantung maksimal (American College of Sports Medicine, 2013). Denyut jantung maksimal dapat diukur dari menggunakan rumus. Intensitas mempengaruhi kualitas manfaat yang akan didapat dari senam aerobic itu sendiri. Senam aerobic berdasarkan intensitasnya terbagi menjadi 3, yaitu Senam aerobic low intensity, moderate intensity dan high intensity. Senam aerobik high intensity adalah jenis senam aerobik yang intensitasnya >70% denyut jantung dengan ciri-ciri gerakan yang meloncat-loncat dengan frekuensi gerak yang cepat. Sedangkan senam aerobik low intensity merupakan senam aerobik yang intensitasnya berkisar antara 35% hingga 54% denyut jantung maksimal dengan ciri-ciri gerakan berupa hentakan lembut dan frekuenis gerakan yang lambat. Pada sebuah kesimpulan penelitian Exploring Link Beetwen Physical Activity, Fitness and Cognitive Function, 2013 menjelaskan bahwa dasar olahraga senam aerobic adalah gerak, gerakan berulang-ulang yang dihasilkan akan menghasilkan implus ke CNS sehingga hubungan sinapsis saraf akan terbentuk dan akan meningkatan aktivitas neuroelektrik dalam otak, proses ini akan berpengaruh terhadap penerimaan sumber informasi. Semakin seringnya latihan yang dilakukan semakin banyaknya sel saraf yang saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui hubungan antar sel saraf (sinaps) sehingga proses hantaran rangsangan akan dipercepat dan akan mempengaruhi proses penerimaan sumber informasi. Senam aerobic juga akan berdampak pada peningkatan asupan nutrisi dan oksigen diotak karena aliran darah otak yang lancar. Selain itu menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) pada penelitian efek physiology dari senam aerobic terhadap otak dapat meningkatkan peredaran darah otak, tekanan darah, oksigen yang meningkat, peningkatan produksi neurotrophin, pertumbuhan sel saraf dihipocamppus, level neurotransmitter, perkembangan hubungan saraf, densitas saraf dan peningkatan volume jaringan otak. (Hasbrouck, 2013) Menurut CDC S Journal prevention of Chronic disease Effect of Aerobic Exercise on Cognition (2013) bahwa olahraga teratur tidak hanya memiliki efek

4 yang baik bagi fisik karna membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit, juga bagi kesehatan otak. Tubuh manusia dapat merasakan beberapa manfaat aktivitas aerobic (seperti penurunan berat badan) perlahan-lahan dan bila olahraga dilakukan berulang kali. Namun, beberapa penelitian menunjukkan manfaat olahraga bagi kesehatan dan kecerdasan otak bisa datang dirasakan seseorang jauh lebih cepat. Satu studi yang dipublikasi pada 2013 dalam journal of clinical dan diagnostic research, menemukan, bahwa latihan intensitas sedang yang dilakukan selama 30 menit dapat meningkatkan kemampuan mengingat, perencanaan, penalaran dan memperpendek jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes kognitif. Peran fisioterapi pada masalah ini dari berbagai aspek, yaitu meliputi promotion dan preventif. Menurut Kemenkes RI nomor 1363/MENKES/SK/XII/2001 tentang registrasi dan izin praktek, Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan oleh individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan, fungsi Seiring dan komunikasi. berjalannya waktu peran dan pelayanan fisioterapi sangat luas, yang mencangkup masalah kesehatan otak yang dapat ditingkatkan melalui aktivitas aerobic (olahraga) dengan intensitas tertentu. Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti tertarik memaparkan tentang masalah pada anak usia sekolah dalam bentuk skripsi dengan judul Pemberian Senam Aerobic Low Intensity dan High Intensity terhadap Peningkatan Konsentrasi pada Anak Usia 7-12 tahun. B. Identifikasi Masalah Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan (Slameto,2003). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).

5 Menurut pengertian tersebut bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Dimana dalam belajar, konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi. Ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar, berupa faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu tingkat intelegensi/kecerdasaan, perhatian, minat, bakat, motif, faktor kesehatan dan faktor kelelahan sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu berupa lingkungan seperti pengaruh suara, pencahayaan, temperatur, design belajar dan modalitas belajar. Penurunan konsentrasi terjadi akibat salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar tidak terpenuhi. Umumnya, terkait pada kondisi anak pada saat ini yang lebih cendrung meyukai kegiatan yang statis akan berpengaruh terhadap faktor internal yaitu tingkat intelengsi, perhatian, faktor kesehatan dan faktor kelelahan. Tingkat intelegensi dan perhatian berhubungan erat dengan kematang saraf, sedangkan faktor kesehatan dan faktor kelelahan berhungan erat dengan pola hidup yang sehat. Pola hidup yang sehat dapat dicapai dengan senam aerobic, senam aerobic akan mempengaruhi sistem kardiopulmonal dan metabolisme tubuh sehingga akan meningkatkan heart rate, peredaran darah, volume VO 2 Max dalam tubuh. Proses konsentrasi merupakan aktivitas penghantar rangasangan oleh saraf-saraf berfikir yaitu lobus frontalis otak besar (serebrum). Manusia akan berkonsentrasi hanya ketika mendapat ransangan yang potensial. Potensial aksi diterima oleh dendrit atau badan sel akan diteruskan keakson untuk selanjutnya diteruskan kembali ke sel yang lain. Rangsangan yang potensial ini akan membuat selubung mielin semakin menebal (mielinisasi) yang mengakibatkan akan semakin

6 cepatnya hantaran rangsangan. Potensial aksi ditimbulkan oleh adanya sensasi yang dirasakan oleh tubuh. Sense berarti otak mendapatkan informasi tentang keadaan sekitar dan tubuh. Sense tersebut bisa berupa bau, suara, sentuhan dan cahaya. kaitan senam aerobic dengan konsentrasi, ada unsur gerak, aktivitas fisik dan fisik yang terstruktur. Semakin banyak dan sering gerakan yang dilakukan, semakin banyak potensial aksi yang terjadi yang mengakibatkan terjadinya hubungan antar sel, semakin cepat dalam menerima informasi. Intervensi senam aerobic sangat signifikan, manfaat yang didapat tidak hanya sistem respiratory namun juga dalam konteks belajar. Mengamati masalah dan penelitian terdahulu tentang senam aerobic yang telah dijabarkan dalam latar belakang, peneliti ingin melakukan penelitian tingkat konsentrasi pada anak usia 7-12 tahun dengan pemberian senam aerobic low intensity dan high intensity. C. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penilitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah senam aerobic low intensity dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun? 2. Apakah senam aerobic high intensity dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun? 3. Apakah ada perbedaan senam aerobic low intensity dan high intensity terhadap konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun? 4. Apakah senam aerobic low intensity dapat meningkatkan VO 2 Max pada anak usia 7-12 tahun? 5. Apakah senam aerobic high intensity dapat meningkatkan VO 2 Max pada anak usia 7-12 tahun? 6. Apakah ada perbedaan senam aerobic low intensity dan high intensity terhadap VO 2 Max pada anak usia 7-12 tahun?

7 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : a. Untuk dapat mengetahui perbedaan pemberian senam aerobic low intensity dan high intensity terhadap konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun. b. Untuk dapat mengetahui perbedaan pemberian senam aerobic low intensity dan high intensity terhadap VO 2 Max pada anak usia 7-12 tahun. 2. Tujuan khusus : a. Untuk dapat mengetahui tingkat konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun dengan senam aerobic low intensity. b. Untuk dapat mengetahui tingkat konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun dengan senam aerobic high intensity. c. Untuk dapat mengetahui tingkat VO 2 Max pada anak usia 7-12 tahun dengan senam aerobic low intensity. d. Untuk dapat mengetahui tingkat VO 2 Max pada anak usia 7-12 tahun dengan senam aerobic high intensity. E. Manfaat Penilitian 1. Bagi institusi pendidikan fisioterapi a. Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang membahas hal yang sama. b. Dapat menambah wawasan khasanah ilmiah dalam dunia pendidikan pada khususnya. 2. Bagi institusi pelayanan fisioterapi Dalam penilitian ini penulis berharap agar dalam praktek lapangan fisioterapi mampu mengajak generasi muda untuk menjalankan gaya hidup sehat dengan aktifitas fisik (olahraga) dan menjadikkannya rutinitas.

8 3. Bagi Peneliti a. Peneliti ingin mengetahui efektivitas pemberian senam aerobic terhadap peningkatan konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun. b. Peneliti ingin mengetahui efektivitas pemberian senam aerobic terhadap peningkatan VO 2 Max pada anak usia 7-12 tahun. c. Sebagai wacana pembelajaran dalam melakukan penelitian.