FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI


LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

1 Universitas Indonesia

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DAN PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAUMLAKI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA REMAJA HAMIL USIA TAHUN (Studi pada Kelurahan Rowosari Kota Semarang)

FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

ABSTRACT. Key words: Food supplementing mother s milk, Nutritional status.

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0 6 bulan adalah ASI. Keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010 Sri Syatriani 1) 1) Dosen STIK Makassar ABSTRACT Background: Nutritional status of infants is influenced by many factors including the food intake and the presence of infectious diseases suffered by children so that the decreased immune system result in decreased weight gain and loss of energy in the body. Objective: To determine the relationship between exclusive breastfeeding and complementary feeding with nutritional status of children. Methods: This study was cross sectional study, the total sample were 128 children aged 6-12 months in the Bira Village, sampling using systematic random sampling. Data collection using interviews and anthropometry measurement. Results: There was relationship between exclusive breastfeeding (ρ = 0.000), nutritional intake (ρ = 0.022), complementary feeding (ρ = 0.000) with the nutritional status of infants aged 6-12 months. Recommendation: It is recommended for mothers who have a children to regular monitoring growth and development their children and also improving the nutritional status of infants through exclusive breastfeeding, intake of nutrients, provision of complementary feeding. Keywords:, nutrition, and complementary foods PENDAHULUAN Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita multifaktor diantaranya adalah asupan makanan yang diterima setiap harinya tidak sesuai dengan kebutuhan beraktifitas, Adanya penyakit infeksi yang diderita oleh anak sehingga daya tahan tubuh menurun berakibat menurunnya berat badan dan kehilangan energi dalam tubuh. Bayi yang kurang gizi mempunyai risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan yang tidak kurang gizi. Setiap tahun kurang lebih sebelas juta balita meninggal karena penyakit-penyakit infeksi seperti diare, campak, malaria, ISPA dan lain-lain, ironisnya, 54% dari kematian tersebut berkaitan dengan adanya kurang gizi (WHO, 2004). Prevalensi gizi kurang di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross Tahun 2001 sebanyak 26,1% meningkat menjadi 27,3% pada tahun 2002. Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di Sulawesi Selatan tahun 2003 sangat tinggi yaitu 31,4%. Menurut hasil survey gizi mikro tahun 2006 balita gizi buruk tercatat sebesar 9 %, sedangkan kekurangan energi protein total sebesar 28,5 % (Susenas, 2005). Hasil Pemantauan Status Gizi di kota Makassar tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah balita yang mengalami gizi buruk adalah 31,4%, gizi kurang sebanyak 19,3%, dan gizi baik sebanyak 49,2%. Di puskesmas Bira terdapat 188% bayi yang mengalami status gizi kurang, hal ini menunjukkan bahwa jumlah balita dengan status gizi kurang lebih banyak di wilayah kerja puskesmas bira. sectional study untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eklusif, asupan gizi, dan 54

pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi di Kelurahan Bira kota Makassar tahun 2010. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2010 di Kelurahan Bira kota Makassar. Sampel adalah bayi yang ada di kelurahan Bira yang berusia 6-12 bulan sebanyak 128 bayi. Penarikan sampel dilakukan dengan metode systematic random sampling. HASIL PENELITIAN Karakteristik Variabel Penelitian Tabel 1 Karakteristik Variabel Penelitian di Kelurahan Bira Kota Makassar Tahun 2009 Karakteristik Variabel n % Umur (bulan) a. 6-9 b. 10 12 Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Status Gizi a. b. Pemberian ASI Eksklusif a. Ya b. Tidak Asupan Gizi a. b. Pemberian MP-ASI a. Ya b. Tidak 55 73 4 14 121 7 7 51,6 48,4 43 57 89,1 10,9 94,5 5,5 51,6 48,4 91,4 8,6 Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS dan program WHO-AntroPlus dan Nutrisurvey untuk analisis zat gizi. Analisis data dilakukan dengan analisis bivariat dengan uji chi-square dan uji fisher exact. Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar bayi berumur 6-9 bulan sebanyak 51,6% Jenis kelamin bayi lebih banyak laki-laki sebanyak 73%. Status gizi murid lebih banyak cukup sebesar 81,9%. ASI Eksklusif pada bayi sebagian besar diberikan sebesar 94,5%. Asupan gizi bayi lebih banyak cukup sebesar 51,6% dan sebagian besar bayi diberikan makanan pendamping ASI sebanyak 91,4%. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi Hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan status gizi bayi yaitu dari 7 bayi yang tidak ASI eksklusif, lebih banyak yang berstatus gizi kurang yaitu sebesar 6 bayi (85,7%) dibandingkan status gizi cukup sebanyak 1 bayi (14,3%), sedangkan dari 121 bayi yang ASI eksklusif dan yang status gizi kurang sebanyak 8 bayi (6,6%) dan status gizi cukup sebanyak 3 bayi (93,4%). Hasil analisis statistik diperoleh nilai ρ (0,000) < 0,05, ini berarti ada hubungan antara ASI eksklusif dan status gizi pada bayi berusia 6-12 bulan, selanjutnya dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 2 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi di Kelurahan Bira Kota Makassar Tahun 2010 ASI eksklusif Nilai ρ Tidak Ya 6 8 85,7 6,6 1 3 14,3 93,4 7 121 0,000 Jumlah 14 10,9 4 89,1 128 Hubungan Asupan Gizi dengan Status Gizi Bayi Hubungan antara asupan gizi dengan status gizi bayi yaitu dari bayi yang kurang asupan gizi, lebih banyak yang berstatus gizi yaitu sebesar 51 bayi (82,3%) dibandingkan status gizi kurang sebanyak bayi (17,7%), sedangkan dari bayi yang cukup asupan gizi dan yang status gizi kurang sebanyak 3 bayi (4,5%) dan status gizi cukup sebanyak 63 bayi (95,5%). Hasil analisis statistik diperoleh nilai X 2 hitung (4,441) > X 2 tabel (3,84) dan nilai ρ (0,035) < 0,05, ini berarti ada hubungan antara asupan gizi dengan status gizi pada bayi berusia 6-12 bulan, selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut: 55

Tabel 3 Hubungan Asupan Gizi dengan di Kelurahan Bira Kota Makassar Tahun 2010 Asupan Gizi X 2 Nilai ρ 3 17,7 4,5 51 63 82,3 95,5 4,441 0,035 Jumlah 14 10,9 4 89,1 128 Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi Bayi Hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi yaitu dari bayi yang kurang konsumsi makanan pendamping asi, lebih banyak yang berstatus gizi kurang yaitu sebesar 9 bayi (81,8%) dibandingkan status gizi cukup sebanyak 2 bayi (18,2%), sedangkan dari 7 bayi yang konsumsi makanan pendamping asi dan yang status gizi kurang sebanyak 5 bayi (4,3%) dan status gizi cukup sebanyak 2 bayi (95,7%). Hasil analisis statistik diperoleh nilai ρ (0,000) < 0,05, ini berarti ada hubungan antara makanan pendamping asi dengan status gizi pada bayi berusia 6-12 bulan, seperti terlihat pada tabl berikut : Tabel 4 Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan di Kelurahan Bira Kota Makassar Tahun 2010 MP- ASI Nilai ρ Tidak Ya 9 5 81,8 4,3 2 2 18,2 95,7 7 0,000 Jumlah 14 10,9 4 89,1 128 PEMBAHASAN Perilaku pemberian ASI kepada bayi merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian gangguan gizi pada bayi dan balita. Formula makan dan minum yang terbaik bagi balita terutama bayi adalah ASI. Kebiasaan menyusui pada bayi, terutama ASI eksklusif akan meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu pertumbuhan bayi dan balita (Syair Abdul, 2009). Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian ASI Eksklusif berhubungan dengan status gizi pada bayi berusia 6-12 bulan di kelurahan bira dengan nilai ρ (0,000) < 0,05, ini berarti bahwa ASI Eksklusif dapat memenuhi asupan gizi pada bayi sehingga dapat meningkatkan status gizi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lastini Etty Dwi (2001), yang menemukan bahwa pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi status gizi pada bayi yang berumur 6-12 bulan. Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko lebih besar mengalami status gizi kurang/ buruk dibandingakan dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Air susu ibu menyediakan berbagai substansi bioaktif yang diperlukan bagi perkembangan bayi selama periode kritis pertumbuhan otak, sistem imunitas dan saluran pencernaan. ASI merupakan cairan nutrisi yang unik, spesifik dan kompleks dengan komponen imunologis dan komponen pemacu pertumbuhan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek dari ASI kemungkinan melindungi anak atau remaja dari kelebihan berat badan. ASI dari ibu yang dietnya cukup imbang dan bergizi akan memasok nutrisi yang sangat diperlukan bayi. Dengan tersedianya nutrisi yang diperlukan oleh bayi maka dapat mempengaruhi dan meningkatkan status gizi pada bayi. Asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan anak mengalami gagal 56

pertumbuhan. Berat badan yang kurang dibandingkan dengan berat badan yang standar merupakan indikator pertama yang dapat dilihat ketika seorang anak mengalami kurang gizi dalam jangka panjang, kurangnya asupan gizi akan menghambat pertumbuhan tinggi badan dan akhirnya berdampak buruk bagi perkembangan mental seorang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan gizi berhubungan dengan status gizi pada bayi berusia 6-12 bulan dengan nilai ρ (0,022) < 0,05, ini berarti bahwa asupan gizi pada bayi dapat meningkatkan status gizi pada bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Depkes RI, 2003 bahwa, konsumsi asupan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat - zat gizi yang akan digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, untuk mencapai tingkat kesehatan optimal. Kecukupan gizi tidak hanya bisa dipenuhi oleh satu macam makanan saja, tubuh membutuhkan enam zat gizi untuk perkembangan tubuh, seperti karbohidar, dan lemak sebagai sumber energi (zat tenaga), protein dibutuhkan sebagai zat pembangun, protein ini didapat dari tempe, kacang kacangan, telur, daging, ikan dan jenis lainnya. Vitamin, air, mineral, dan air, dapat diperoleh dari sayur sayuran, dan buah. Zat gizi pada KESIMPULAN 1. Pemberian ASI Eksklusif berhubungan dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Bira tahun 2010. 2. Asupan gizi berhubungan dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Bira tahun 2010. SARAN 1. Ibu-ibu diharapkan untuk tidak memberikan makanan dan minuman selain ASI sebelum balita berusia enam bulan bagi yang memiliki bayi. 2. Semua keluarga khususnya ibu-ibu diharapkan untuk memperhatiakan kebersihan bayinya baik dari segi penyediaan makanan, pakaian, serta DAFTAR PUSTAKA Ali Khomsan, 2004, Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup, Jakarta. Arisman, 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. makanan mempengaruhi pertumbuhan bayi, selain itu faktor genetik juga berperan terhadap keadaan gizi seseorang. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata ASI susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari reflex menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian makanan pendamping ASI berhubunagan dengan status gizi pada bayi berusia 6-12 bulan dengan nilai ρ (0,000) < 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carnoto (2000), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi yang berumur 6-12 bulan. Untuk meningkatkan status gizi pada bayi diperlukan adanya pemberian ASI eksklusif sampai berumur 6 bulan dan selebihnya memberikan makanan pendamping pada bayi. Bayi umur 6-12 bulan harus diberikan makanan pendamping karena zat gizi yang terkandung pada ASI tidak memenuhi angka kecukupan gizi bayi, jika tidak diberikan makanan pendamping asi maka status gizinya menurun. 3. Pemberian makanan pendamping ASI berhubungan dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Bira tahun 2010. tubuhnya agar terhindar dari kuman atau bakteri yang dapat menimbulakan penyakit infeksi seperti diare dan ISPA. 3. Semua keluarga khususnya ibu-ibu diharapkan untuk memberikan makanan tambahan setelah balita berumur 6 bulan agar gizinya yang dibutuhkan bisa seimbang. Andarwati Dewi. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi. Fakultas ilmu keolahragaan jurusan ilmu kesehatan masyarakat universitas negeri semarang. 57

Ariani, 2010. Makanan Pendamping ASI (MP- ASI). (online). www.ummumesia.com. Diakses Tanggal 27 Mei 2008. Depkes RI. 2003. Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis. Jakarta : Depkes RI Hadi, 2005. Advokasi Sosialisasi Peningkatan Program Gizi Menuju Keluarga Sadar Pangan bagi Pengambilan Kebijakan Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan. Makassar. Hadi, H, 2005. Beban ganda masalah gizi dan implikasinya terhadap kebijakan pembangunann kesehatan nasional. Tanggal 05 Februari 2005. Yogyakarta. Hidayat, A. 2008. Pengantar ilmu kesehatan anak pendidikan kesehatan. Jakarta. Kartasapoetra G dan Marsetyo. 2001. Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta., 2005 Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja, Jakarta, Rineka Cipta Mulianto, S, 2001. Pusat statistik. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2008. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nuryanto. 2010. Studi Prevalensi Masalah Gizi ganda. (online) www.digilibid.co.id. Diakses tanggal 17 0ktober 2010. Owner. 2010. Program Pemberian MP-ASI Berbahan Baku Lokal Sebagai Salah Satu Penunjang Ketahanan Pangan bagi kelu.majalah provinsi. (online) www.provinsi.awardspace.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2010. Sagung,Seto. 2005. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia. Siregar, A,. 2010. Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. (Online). www.library.usu.ac.id.pdf.com. Diakses tanggal 16 Februari 2010. Soegeng Santoso dan Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka cipta Sudarianto, dkk, 2007. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2006. Makassar: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan,2008. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2007. Makassar: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara Supariasa N, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Syair Abdul. 2009. Perilaku Pemberian ASI. (online), www.wordpress.com diakses 1 Februari 2010). Ummu A. 2010. kah asuhan gizi anak anda. (online). http. Parentingis. Com. Diakses Tanggal 17 Februari 2010. Utami, R. 2010. Mengenal ASI eksklusif. (online). www.library.com. Diakses Tanggal 16 Februari 2010 58