PENDAHULUAN. politik (parpol). Sayangnya, hingga saat ini parpol-parpol di Indonesia belum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Daerah Pilihan Daerah Istimewa Yogyakarta 5

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

I. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. khususnya di Kabupaten Kebumen ketika menjelang Pemilihan Kepala Desa.

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

Pemilu Hasil Pemilu 1999

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Republika. Maka dari itu, berita-berita mengenai konflik PKS dan Partai

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH 4.1 PROFIL KOTA PROBOLINGGO. Gambar 3 : Peta Kota Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan demokrasi di Indonesia. Berbagai kegiatan politik menarik

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GAMBARAN UMUM. pada tahun Terdapat 5 (lima) partai sebagai pembentuk PDI, yakni PNI,

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

2013, No.1608

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengawal demokrasi di Indonesia, masyarakat memiliki kekuatan penuh untuk ikut berpartisipasi dalam menegakkan pilar-pilar demokrasi melalui partai politik (parpol). Sayangnya, hingga saat ini parpol-parpol di Indonesia belum mampu mengemban tugas tersebut. Fenomena yang muncul di permukaan, keberadaan partai politik tak lebih dari sekedar pepesan kosong yang terlihat mendekati Pemilihan Umum (Pemilu) dengan berbagai kegiatan. Sisanya, mereka lenyap dan hanya kembali saat pesta demokrasi segera digelar. Satu potret nyata tersaji, bahwasanya hingga saat ini partai politik masih belum berhasil memposisikan diri sebagai lembaga politik yang mampu menjalankan fungsinya. Tidak berjalannnya fungsi partai politik dengan semestinya, membawa imbas terhadap basis massanya. Ketika mendekati Pemilu, partai politik baru akan menjalankan perannya pada basis massa. Meski dipaksa demikian, hal tersebut kerap berjalan tidak efektif. Contohnya saja munculnya berbagai kasus suapmenyuap di tengah masyarakat ketika Pemilu telah mendekati waktu pemungutan suara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan The Habibie Center (THC) pada Tahun 2009 diketahui bahwa, reformasi yang telah dijalankan Indonesia lebih dari sepuluh tahun ternyata tidak membuat fungsi Parpol berjalan dengan maksimal, salah satunya untuk menjalankan fungsi pendidikan politik. Kinerja

2 edukasi parpol hanya terbatas pada urusan internal partai seperti pengkaderan dan pelatihan. Hal ini menjadikan masyarakat ibarat belajar politik secara otodidak. 1 Selain hasil survei di atas, disahkannya Undang-undang Parpol oleh jajaran DPR merupakan salah satu cermin belum berjalannya fungsi Parpol selama ini. Anggota Komisi II DPR dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Malik Haramain mengatakan UU Partai Politik digunakan untuk memaksimalkan fungsi partai politik, bukan untuk memberangus keberadaan partai kecil. "Kita berpikir bagaimana memperkuat fungsi partai karena kita sadar, belum semua partai maksimal dalam melaksanakan fungsinya," ujarnya dalam diskusi tentang UU Parpol dan Pemilu 2014 yang diselenggarakan Seven Strategic Studies. 2 Disahkannya UU Parpol memang bukan tanpa alasan. Hal ini mengingat culture politik masyarakat Indonesia yang semakin jauh dari makna demokrasi. Masyarakat cenderung menganggap Pemilu sebagai hal yang menghasilkan keuntungan jangka pendek, yakni money politik. Di Indonesia, kasus suap-menyuap bukan lagi hal yang harus ditutupi-tutupi. Fenomena ini seakan menjadi nafas dalam tiap digelarnya pemungutan suara. Masyarakat bahkan telah memiliki berbagai macam istilah khusus yang khas untuk membungkus berbagai kecurangan yang dijalankan. Situs resmi Harian Jawa Pos yang terbit pada tanggal 24 Mei 2010 pada rubrik METROPLIS memuat laporan khusus tentang berbagai kecurangan yang terjadi di Indonesia, salah satunya serangan fajar. kecurangan pra coblosan lain yang sering terjadi adalah serangan fajar. Ini adalah istilah untuk menyebut pembagian uang atau 1 aktualnews.com/politik/ (Diakses pada tanggal 10 Januari 2011 pukul 20.33) 2 id.news.yahoo.com

3 sembako menjelang coblosan. Tempat sasaran operasi pun tidak diambil secara acak, tapi dipilih dari hasil survei. Hasil pemetaan survei memang menyebutkan daerah-daerah mana saja yang memungkinkan dan urgent untuk dilakukan politik uang (money politics) tersebut. Istilah kerennya di tingkatan operator adalah smart money atau uang yang dibagikan secara pintar.., ujar salah satu sumber berita yang terlibat kasus tersebut 3 Kasus ini merefleksikan satu fenomena, bahwasanya fungsi pendidikan politik partai tidak berjalan. Masyarakat dicekoki dengan berbagai kepentingan pihak-pihak tertentu hanya untuk mendulang suara. Hasilnya, mereka sekedar dijadikan tumpangan oleh para elit politik menduduki singgasana kekuasaan. Malang sebagai Basis PDI Perjuangan Kota Malang terletak di dataran tinggi sebelah selatan Jawa Timur. Berada di ketinggian antara 440-667 m di atas permukaan laut, Kota Malang dikelilingi beberapa gunung, yakni Gunung Arjuno di sebelah utara, Gunung Tengger di sebelah timur, Gunung Kawi di sebelah barat, dan Gunung Kelud di sebelah selatan. Luas wilayah Kota Malang 110,06 dengan jumlah penduduk di tahun 2008 sebesar 816.637 jiwa, yang terdiri dari 411.973 jiwa penduduk perempuan dan 404.664 jiwa penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk Kota Bunga ini kurang lebih 7.420 jiwa per kilometer persegi. Jumlah tersebut tersebar di 5 kecamatan, yakni Klojen (126.760 jiwa), Blimbing (171.051 jiwa), Kedungkandang (162.104 jiwa), Sukun (174.868 jiwa), dan Lowokwaru (181.854 jiwa) dan terdiri dari 57 Kelurahan, 526 unit RW dan 3935 unit RT. 4 Pada masa penjajahan Belanda, Kota Malang menjadi pusat birokrasi perdagangan Belanda nomor dua setelah Surabaya, yang masyarakatnya dikenal bersubkultur Mataraman atau yang biasa dikenal dengan istilah abangan. Konsep abangan ini mengacu pada kategori Clifford Gretz yang merujuk pada 3 www.jawapos.ci.id/metropolis/indeks (Diakses pada tanggal 5 Juni 2010 pukul 21.45) 4 www.malangkota.go.id (Diakses pada tanggal 5 Juni pukul 23.07)

4 suatu kelompok yang praktik keagamaan mereka cenderung melakukan sinkritisme (upaya untuk penyesuaian pertentangan perbedaan kepercayaan) agama Islam, Hindu, serta system kepercayaan animisme. 5 Sekitar tahun 1950, dengan masyarakat abangannya Malang merupakan basis Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI didirikan oleh Ir.Soekarno pada tanggal 4 Juli 1972 di Bandung. Partai ini memiliki ciri Sosio-Nasionalisme- Demokrasi yang dicetuskan Bung Karno untuk menghilangkan kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme. Terus mengalami goncangan politik dalam Indonesia yang tidak stabil di bawah kekuasaan rezim orde baru, PNI bersama empat partai lainnya yakni Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Ikatan Pendukung Kemerdekan Indonesia, dan Partai Murba melakukkan fusi dan membentuk Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973. Pembentukkan partai ini merupakan intruksi dari Presiden Soeharto dengan alasan menghindari terjadinya konflik. Dengan maksud menyederhanakan partai dan memfokuskan pengelompokkan partai ke dalam tiga golongan besar di Indonesia, Soeharto secara tidak langsung memaksa para pecatur politik membentuk dua kubu besar. Kedua kubu tersebut yakni kubu materiil sprituil (PDI) dan kubu sprituil materiil yang diwujudkan dalam pembentukkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Berhasil mengelompokkan beberapa partai ke dalam dua kubu, Soeharto lalu memunculkan Golongan Karya (Golkar). Munculnya Golkar yang merupakan mesin politik para penguasa orde lama, membuat PDI dan PPP muncul hanya sebagai penyemarak jalannnya Pemilu. Hal ini terus berlangsung hingga rezim orde baru tumbang yakni pada era penggulingan Soeharto. Soeharto turun dengan 5 Syamsudin Haris, Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai, PT Gramedia Pustaka Utama, 2005, Hal.73

5 lebih dulu berhasil memainkan isu politik yang membawa perpecahan di tubuh PDI, yang kala itu pecah menjadi PDI di bawah kepemimpinan Soerdjadi dan PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati. Non aktifnya PDI, membuat suara para simpatisan kubu Megawati dirahkan pada PPP. Alhasil, perpecahan ini membuat perubahan besar dan menyebabkan partai berlambang ka bah tersebut mengalami lonjakan suara lebih dari 20% pada Pemilu Tahun 1992. Memiliki kedekatan historis dengan Soekarno, PDI lama yang muncul dengan nama PDI Perjuangan dan mengusung Megawati sebagai Ketua Umumnya sejak periode 1993-1998, besar di Kota Malang. Setelah lengsernya Soeharto pada tahun 1998, seperti wilayah Indonesia yang lain, di Kota Bunga PDI Perjuangan mendapat ruang untuk kembali berkibar dan menguatkan diri dengan menguasai hati rakyat. Benar saja, peningkatan jumlah pemilih pada Pemilu Tahun 1999 menjadi saksi perubahan besar bangkitnya partai berlambang banteng ini. Dengan mengusung jargon partainya wong cilik, PDI Perjuangan berhasil mendudukkan 15 anggotanya di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang. Ini merupakan jumlah perwakilan terbanyak dari tujuh partai lainnya.

6 Tabel 1. PERBANDIGAN KOMPOSISI ANGGOTA DPRD KOTA MALANG TAHUN 1999-2004 NO. NAMA PARTAI JUMLAH ANGGOTA 1. PDI PERJUANGAN 15 2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) 12 3. GOLONGAN KARYA (GOLKAR) 7 4. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) 3 5. PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 2 6. PARTAI KEADILAN 1 7. TNI/POLRI 5 JUMLAH TOTAL ANGGOTA 45 Sumber: Diolah dari Syamsuddin Haris, Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai, PT Gramedia Pustaka Utama, 2005, Hal.81 Tabel 2 PERBANDINGAN KOMPOSISI ANGGOTA DPRD KOTA MALANG TAHUN 2004-2009 NO. NAMA PARTAI JUMLAH ANGGOTA 1. PDI PERJUANGAN 14 2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) 8 3. PARTAI DEMOKRAT 7 4. GOLONGAN KARYA (GOLKAR) 6 5. PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 5 6. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) 5 TOTAL 45 Sumber: Diolah dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kota Malang Tahun 2006 (www.malangkota.go.id)

7 Tabel 3 PERBANDINGAN KOMPOSISI ANGGOTA DPRD KOTA MALANG TAHUN 2009-2014 NO. NAMA PARTAI JUMLAH ANGGOTA 1. PARTAI DEMOKRAT 12 2. PDI PERJUANGAN 10 3. 4. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) 5 5 5. GOLONGAN KARYA (GOLKAR) 5 6. PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 4 7. GERINDA 4 JUMLAH 45 Sumber: Data diolah dari Daftar Legislatif Pemerintah Kota Malang (www.malangkota.go.id) Sejak mengalami kebangkitan besar pada tahun 1998, PDI Perjuangan berhasil menduduki peringkat teratas dengan menempatkan 15 wakilnya di kursi DPRD Kota Malang. Namun, pada tahun 2004, seiring terus berjalannya arus demokrasi, PDI Perjuangan mengalami penurunan suara. Hal ini lantaran pada tahun ini, demokrasi di Indonesia semakin tak terkendali. Muncul banyak partai yang kemudian juga mempengaruhi keberadaan PDI Perjuangan. Hasilnya, partai ini mengalami penurunan presentase jumlah suara hingga harus merelakan satu kursi di DPRD Kota dengan hanya mendudukkan 14 orang anggotanya. Tahun 2009, PDI Perjuangan yang terus mengusung jargon partainya wong cilik kecolongan banyak suara. Hal ini sehubungan dengan naiknya Susilo

8 Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan kader Partai Demokrat menjadi orang nomor satu di Indonesia. Demokrat yang semula dipandang sebelah mata, menjadi akrab di telinga masyarakat. Hal yang sama juga terjadi di tataran Kota Malang. Kedatangan Demokrat ke dunia percaturan politik Kota Malang, telah menggeser PDI Perjuangan sebagai partai dengan perwakilan terbanyak di kursi DPRD. Meski demikian, jumlah keseluruhan wakil PDI Perjungan masih bertahan di angka 10. Bertahannya PDI Perjuangan dengan meraih lebih dari 20% komposisi anggota DPRD inilah yang kemudian menarik peneliti, bagaimana cara partai ini berkomunikasi dengan basis massanya untuk mempertahankan keberpihakkan massanya di tengah derasnya arus demokrasi? Bagaimana pula jaringan komunikasi yang mereka bentuk untuk menguatkan basis massanya? B. Rumusan Masalah Dari runtutan latar belakang di atas, kiranya penulis ingin membatasi masalah penelitian sehingga sesuai dengan yang penulis inginkan yakni: Bagaimana jaringan komunikasi politik yang digunakan PDI Perjuangan Kota Malang dalam penguatan basis massanya? C. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana jaringan komunikasi politik yang digunakan PDI Perjuangan Kota Malang dalam menguatkan basis massanya.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis: Secara akademik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan sosial, khususnya di bidang ilmu komunikasi yang menyikapi persoalan jaringan komunikasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian serupa di kemudian hari. 2. Manfaat Praktis: Sebagai hasil belajar secara konkrit, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu media evaluasi bagi PDI Perjuangan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi partai politik di Indonesia untuk memahami dan pada akhirnya menerapkan jaringan komunikasi yang tepat untuk menguatkan basis massanya. Dengan demikian, fungsi partai politik secara nyata dapat berjalan dan cita-cita Indonesia menjadi negara demokrasi yang sesungguhnya mampu terlealisasi.