BAB II KAJIAN TEORI. Drama memiliki alur seperti halnya prosa. Plot drama ada yang lurus dan ada yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

ALUR DALAM FIKSI. Kusmarwanti, M. Pd. Bahan mata kuliah Kajian Fiksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

II. LANDASAN TEORI. Pada umumnya drama menampilkan beberapa tokoh yang saling. sebagai manusia hidup di dunia nyata artinya tokoh-tokoh tersebut

PENULISAN NASKAH DRAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tetapi penelitian yang di fokuskan pada plot masih jarang dilakukan. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

Chapter V. Summary. Humanisme merupakan sebuah teori yang mendorong manusia untuk memutuskan segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

cerita. Keterangan-keterangan itu dapat mengenai tokoh-tokoh cerita,

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Almahendra serta film 99 Cahaya di Langit Eropa arahan sutradara Guntur

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

HUT PAROKI KE-25th ST. YAKOBUS. Sub Bidang LITURGI & ROHANI ANEKA LOMBA

BAB V KESIMPULAN. dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

II. KAJIAN PUSTAKA. dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella (dalam pengertian

BAB II KAJIAN TEORITIS. memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 3. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra berasal dari bahasa sanskerta, yang tersusun dari kata sas dan tra.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

Ciri khas tulisan feature

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia di dunia ini tidak bisa lepas dari problematika kehidupan.

BAB II LANDASAN TEORI. memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sastra merupakan suatu karya fiksi yang memiliki pemahaman mendalam,

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pujangga besar Yunani, Horatius dalam bukunya Ars Poetica (dalam A.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

UNSUR DRAMATIK SINEMATOGRAFI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Landasan Teori Plot adalah alur atau jalan cerita. Alur ini akan mengantarkan lakon menjadi semakin menarik. Tanpa garapan alur yang matang, drama sering terasa memuakkan. Drama memiliki alur seperti halnya prosa. Plot drama ada yang lurus dan ada yang zig-zag. Hal ini tergantung kemampuan penulis naskah menata alur, hingga menciptakan suasana drama yang mengalir. Drama yang bagus dibangun atas plot yang tidak membosankan. Plot adalah lakon atau kisahan yang mengulur drama. Plot yang bagus adalah yang selalu menunda kejadian sampai akhir drama. Suwardi (2011:24). Plot dalam pertunjukan teater mempunyai kedudukan yang penting. Hal ini berhubungan dengan pola peradeganan dalam permainan teater dan merupakan dasar struktur irama keseluruhan permainan. Plot dapat dibagi berdasarkan babak dan adegan atau berlangsung terus tanpa pembagian. Plot merupakan jalannya peristiwa dalam lakon yang terus bergulir hingga lakon tersebut selesai. Santosa (2008:64). Stanton dalam Burhan (2012:113) misalnya, mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa lain. Kenny dalam Burhan (2012:113) mengemukakan bahwa plot sebagai peristiwa-

7 peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Sebelum memaparkan plot, Kernodle mengingatkan dalam pengantarnya, bahwa pada dasarnya, sebuah drama berarti sesuatu yang terjadi (a drama means something happening) kata ini dalam bahasa yunani berarti sesuatu yang dikerjakan sebagai tindakan (something done). Drama bukanlah sebangsa naratif, deskripsi, atau analisis. Ia adalah sesuatu yang sesungguhnya menakutkan di depan mata kita. Setiap momen dalam drama seolah penuh dengan janji dan ancaman, tetapi sekaligus pula mengandung masa depan. Dalam drama terdapat penangguhan; suspense yang berat; munculnya momen kritis dan penentuan nasib; pemilihan keputusan; serta adanya sebuah pintu yang tertutup selamanya. (Kernodle, 1966:345) Oleh karena itu,drama sering disebut sebagai seni krisis yang membangun perkembangan peristiwa demi peristiwa secara bertahap, sekaligus mampu menciptakan perubahan emosi penikmatnya secara cepat. Sebagai seni yang paling terkonsentrasi dan intens, drama memperoleh sebagian besar intensitasnya dari plot. Plot menurut Hudson, terbentuk oleh events and action, kejadian-kejadian dan laku. Insiden-insiden itu muncul atas gerakan, adanya tindakan yang sering dinamakan akting. Akting juga disebut laku. Laku secara fisik, muncul dalam gerak di pentas. Namun drama juga perlu laku batin, penjiwaan. Gejolak batin, adalah laku yang akan mewarnai drama. Laku itu sebuah dramatik.

8 Secara sederhana plot dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu simple plot (plot yang sederhana) dan multi plot (plot yang lebih dari satu). Simple plot atau plot yang sederhana adalah lakon yang memiliki satu alur cerita dan satu konflik yang bergerak dari awal hingga akhir. Simple plot ini terdiri dari plot linear dan plot linearcircular. Plot linear adalah alur cerita mulai dari awal sampai akhir cerita bergerak lurus sedangkan linear-circular adalah alur cerita di mulai dari awal sampai akhir bergerak lurus secara melingkar sehingga awal dan akhir cerita akan bertemu dalam satu titik. Multi plot adalah lakon yang memiliki satu alur utama dengan beberapa sub plot yang saling bersambungan. Multi plot ini terdiri dari dua tipe yaitu alur episode atau episodic plot dan alur terpusat atau concentric plot. Alur episode adalah alur atau plot cerita yang terdiri dari bagian perbagian secara mandiri, dimana setiap episode memiliki alur cerita sendiri. Setiap episode dalam lakon tersebut sebenarnya tidak ada hubungan sebab akibat dalam rangkaian cerita, tema dan tokoh. Tapi, pada kahir cerita alur yang terdiri dari episode ini akan bertemu. Sedangkan alur terpusat adalah cerita lakon yang memiliki beberapa plot yang berdiri sendiri, di mana pada akhir cerita semua tokoh yang terlibat dalam cerita yang terpisah tadi akhirnya menyatu guna menyelesaikan cerita. Plot-plot yang ada dalam cerita tersebut memiliki permasalahan yang harus diselesaikan. Santosa (2008:66-67). Struktur dramatik adalah suatu kesatuan peristiwa yang terdiri dari bagianbagian yang memuat unsur-unsur plot. Rangkaian ini berstruktur dan saling

9 memelihara kesinambungan cerita dari awal sampai akhir. Struktur adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian yang kalau diantara bagiannya diubah atau dirusak akan berubah atau rusaklah seluruh struktur itu. Struktur dramatik Aristoteles terdiri dari bagian-bagian yang satu sama lain saling tunjang menunjang oleh karena itu tidak dapat dipisah-pisahkan tanpa merusak struktur itu secara keseluruhan. Adapun bagian-bagian itu adalah eksposisi, komplikasi, klimaks dan resolusi. - Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Sesuai dengan kedudukannya, eksposisi berfaal sebagai pembuka yang memberikan penjelasan atau keterangan berbagai hal yang diperlukan untuk dapat memaahami peristiwa-peristiwa berikutnya dalam cerita. Keterangan-keterangan itu dapat mengenai tokoh-tokoh cerita, masalah yang timbul, tempat dan waktu ketika cerita terjadi dan sebagainya. - Bagian komplikasi atau penggawatan merupakan lanjutan dari eksposisi dan peningkatan daripadanya. Di dalam bagian ini, salah seorang tokoh mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu tidak pasti. Dengan demikian timbullah kegawatan. - Klimaks adalah tahapan peristiwa dramatik yang telah di bangun oleh konflik. - Resolusi dalam bagian ini semua masalah yang ditimbulkan oleh parkarsa tokoh. Resolusi juga disebut pemecahan problem. Resolusi akan terjadi

10 peleraian masalah. Dari sini drama sudah dapt diketahui ending-nya kemana dan apa yang hendak disampaikan dalam permainan drama. Resolusi sebaiknya tidak menimbulkan banyak pertanyaan yang janggal. Oleh karena itu logika perlu selalu ditimbulkan dalam pemecahan masalah. Seorang dramawan menyusun plot untuk mencapai beberapa tujuan. Yang terpenting diantaranya ialah untuk mengungkapkan buah pikirannya. Membaca atau menonton cerita itu seseorang dapat mengambil beberapa kesimpulan. Misalnya masalah, pendapat dan pesan pengarang itulah yang merupakan buah pikiran pengarang. Buah pikiran itu pula yang melalui plot hendak diungkapkannya. Sebenarnya, buah pikiran seseorang tidak perlu diungkapkan melalui plot. Buah pikiran itu dapat saja diungkapkan dalam bentuk khotbah, karangan ilmiah, dan sebagainya. Justru karena melalui plot, maka pengungkapan buah pikiran itu menghasilkan karya sastra drama. Itulah sebabnya kedudukan plot sangat penting dalam sastra drama, karena tanpa penggunaan plot, sastra drama tidak tercipta. Dapat dipahami jika Aristoteles menyatakan bahwa plot adalah ruh drama. Ada unsur- unsur yang terkandung dalam drama yaitu suspense dan surprise. Suspense menyaran pada adanya perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwaperistiwa yang akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang di beri rasa simpati oleh pembaca Abrams dalam Burhan (2012:134). Suspense tidak sematamata berurusan dengan perasaan ketidaktahuan pembaca terhadap kelanjutan cerita,

11 melainkan lebih dari itu, ada kesadaran diri yang seolah-olah terlibat dalam kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dialami tokoh cerita. Unsur suspense bagaimanapun akan mendorong, menggelitik dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, mencari jawab rasa ingin tahu terhadap kelanjutan dan akhir cerita. Plot sebuah cerita yang menarik, disamping mampu membangkitkan suspense, rasa ingin tahu pembaca juga mampu memberikan surprise atau kejutan, sesuatu yang bersifat mengejutkan. Plot sebuah karya fiksi dikatakan member kejutan jika sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-kejadian yang ditampilkan menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan harapan kita sebagai pembaca Abrams dalam Burhan (2012:136). Jadi, dalam karya itu terdapat suatu penyimpangan, pelanggaran atau pertentangan antara apa yang ditampilkan dalam cerita. 2.2 Biografi Pengarang Utuy Tatang Sontani lahir di Cianjur, 1 Mei 1920 dan meninggal di Moskwa 17 September 1979 adalah seorang sastrawan angkatan 1945 yang terkemuka. Karyanya yang pertama adalah Tambera (versi bahasa sunda 1937), novel berlatar sejarah di kepulauan Maluku pada abad ke-17. Novel ini pertama kali dimuat dalam Koran daerah berbahasa sunda Sipatahoenan dan Sinar Pasundan pada tahun yang sama. Setelah itu Utuy menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Orang-orang sial (1951), yang diikuti oleh cerita-cerita lakonnya yang membuatnya terkenal. Lakon pertamanya adalah Suling dan Bunga Rumah Makan pada tahun 1948. Lakonlakonnya yang terkenal diantaranya Awal dan Mira (1952), Sajang Ada Orang Lain

12 (1954), Di langit Ada Bintang (1955), Sangkuriang (1955), Selamat Djalan Anak Kufur (1956), Si Kabajan (1959) dan Tak Pernah Menjadi Tua (1963). Sebelum tahun 1965, Utuy pernah ke Peking (Beijing) untuk berobat. Kemudian dari sana ia perg ke Uni Soviet serta mengajar pada institut bahasa-bahasa timur di Moskow. Menurut Ajip, pada awal 1960-an Utuy memutuskan untuk masuk Lerka/PKI. Tindakan ini oleh Ajip Rosidi disebut sebagai sebuah pembelokan dalam perjalanan hidup Utuy, sebab sebelum itu dalam drama-dramanya ia sangat menonjolkan sifat individualistis yang tidak sesuai dengan paham Lekra. Dramanya Sajang Ada Orang Lain misalnya menampilkan tragedi yang terjadi karena adanya campur tangan orang lain kedalam kehidupan rumah tangga seseorang. Tentang motivasi Utuy masuk Lekra, Ajip mengatakan bahwa kesulitan ekonomilah yang mendorong ia mengambil langkah tersebut. Utuy mungkin merupakan pengarang yang paling mahir diantara pengarangpengarang seangkatannya. Ia mempunyai perasaan yang tajam terhadap proporsi dan ia berhasil dalam mencekam perhatian lewat variasi dan kontras, terutama dramadramanya seringkali menjulang berkat komposisinya yang terampil. Gaya bahasanya hidup dan menarik. Untuk Sontani, humor dan ironi merupakan senjata yang kuat. Senin 17 September 1979, pengarang terkemuka tersebut wafat di Moskow, Uni Soviet (Rusia) akibat serangan jantung. Almarhum meninggalkan seorang istri dan lima orang anak.