ANALISIS KARAKTERISTIK RING RESONATOR TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN PMF (POLARIZATION MAINTAINING FIBER) UNTUK DIAPLIKASIKAN SEBAGAI FILTER OPTIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KARAKTERISTIK RING RESONATOR TUNGGAL YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN ERBIUM DOPED FIBER (EDF) UNTUK DIAPLIKASIKAN SEBAGAI FILTER OPTIK

PEMODELAN ADD-DROP MICRORING RESONATOR DALAM MEMPEROLEH HARGA KECEPATAN DATA DAN DAYA UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

SEMINAR TUGAS AKHIR. Yasin Agung Sahodo PEMBIMBING Prof. Dr. rer. nat Agus Rubiyanto, M. Eng. Sc.

Analisis Directional Coupler Sebagai Pembagi Daya untuk Mode TE

Studi Penerapan Fiber Optic Ring Resonator Untuk Sensor Optik

JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang

KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

± voice bandwidth)

SIMULASI FIBER COUPLER KOMBINASI SERAT MODA TUNGGAL DAN SERAT KISI BRAGG UNTUK KOMPONEN SENSOR OPTIK

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

FIBER OPTIC RING RESONATOR AS A PRELIMINARY PARAMETERS OF FIBER OPTICS GYROSCOPE SENSOR

Karakteristik Serat Optik

SOLUSI EKSAK GELOMBANG SOLITON: PERSAMAAN SCHRODINGER NONLINEAR NONLOKAL (NNLS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Optical Waveguide berstruktur gabungan antara Loop dan Directional berbasis Mach Zehnder Interferometer

ANALISIS PERBANDINGAN PULSA GAUSSIAN DENGAN PULSA SECANT HIPERBOLIK PADA TRANSMISI SOLITON UNIVERSITAS TELKOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-38

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD

PENENTUAN GELOMBANG SOLITON PADA FIBER BRAGG GRATING DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEP-SPLIT. Theresa Febrina Siahaan*, Saktioto, Muhammad Edisar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

PENINGKATAN UNJUK KERJA PEMBAGI DAYA OPTIK BERBASIS STRUKTUR MULTIMODE INTERFERENCE (MMI) DENGAN MENGGUNAKAN PEMANDU GELOMBANG JENIS TAPER

BAB III DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDERS

ANALISA DISPERSI MATERIAL SERAT KISI BRAGG MENGGUNAKAN METODE SOFTWARE OPTIGRATING

Wahana Fisika, 2(1), e-issn :

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

INTERFEROMETER MACH ZEHNDER SEBAGAI SENSOR SERAT OPTIK

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER

Desain Sensor Serat Optik pada Uji Aspal dengan Marshall Stability Testing untuk Pengukuran Stabilitas

BAB III CROSSTALK PADA JARINGAN DWDM. (tersaring). Sebagian kecil dari daya optik yang seharusnya berakhir di saluran

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Konfigurasi Sirkuit Directional Coupler

ANALISIS SPLITTING PULSA PADA SERAT OPTIK DUA-CORE DENGAN KENONLINEARAN KERR BERDASARKAN VARIASI KOEFISIEN KOPLING DAN DISPERSI INTERMODAL

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. teknologi telekomunikasi, terutama dalam era moderen seperti sekarang ini.

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 4755

SIMULASI FILTER OPTIK SINGLE MICRORING RESONATOR SEBAGAI OPTICAL ADD DROP MULTIPLEXER

PENDETEKSIAN POLA INTERFERENSI CAHAYA PADA SERAT OPTIK MULTIMODE GRADED INDEX MENGGUNAKAN OTDR (OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER)

KARAKTERISASI RUGI LENGKUNGAN SERAT OPTIK DENGAN OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER UNTUK PENGGUNAANNYA SEBAGAI SENSOR PERGESERAN TANAH

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus Muhamad Hatta

1

ANALISIS KERATAAN GAIN PADA RAMAN OPTICAL AMPLIFIER (ROA) YANG DICASCADE UNTUK SISTEM KOMUNIKASI OPTIK JARAK JAUH UW-WDM

Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus Muhamad Hatta

BAB III PENGUKURAN DAYA DAN REDAMAN. adalah Link Medan-Tebing Tinggi dengan dengan dua daerah jalur ukur, yaitu

ANALISIS PENERAPAN OPTICAL ADD-DROP MULTIPLEXER (OADM) MENGGUNAKAN FIBER BRAGG GRATING (FBG) PADA TEKNIK DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM)

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTICAL MODULATOR. Faishol Nugraha Septiana Pamungkas I Made Santanu Wirayawan

Perancangan Prototipe Biosensor Serat Optik Berbasis pada Metode End-Butt Coupling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN

K.S.O TRANSMITTING LIGHTS ON FIBER.

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

BAB II DASAR TEORI. radiasi antena tidak tetap, tetapi terarah dan mengikuti posisi pemakai (adaptive).

: Widi Pramudito NPM :

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

Overview Materi. Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering. Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic

PERANCANGAN PENYEBARAN DAYA PADA SINGLE-MODE FIBER DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN LITHIUM NIOBATE (LiNbO 3 ) DAN PARAFIN (C 20 H 42 )

APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

ROMARIA NIM :

SIMULASI PERBANDINGAN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR PATCH DAN CIRCULAR PATCH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

SIMULASI PERGESERAN DISPERSI PADA SERAT OPTIK MODA TUNGGAL. Mutia Dwi Purnama*, Saktioto, Dedi Irawan

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-50

ANALISIS VARIASI KARAKTERISTIK RESPON REFLECTIVITY DAN SIDE LOBE STRENGTH SERAT OPTIK PADA FILTER FIBER BRAGG GRATING

BAB 4 KARAKTERISASI KOMPONEN PENDUKUNG EDFA

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

REALISASI FOUR-POLE BPF UNTUK LTE ( ) MHZ MENGGUNAKAN METODE CROSS COUPLE DENGAN QUARTER WAVELENGTH RESONATOR

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

Simulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dengan adanya telekomunikasi, orang bisa saling bertukar

Elektromagnetika II. Nama : NIM : Kelas : Tanggal Tugas : / Take Home Kuis II

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

Transkripsi:

ANALISIS KARAKTERISTIK RING RESONATOR TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN PMF (POLARIZATION MAINTAINING FIBER) UNTUK DIAPLIKASIKAN SEBAGAI FILTER OPTIK CHARACTERISTIC ANALYSIS OF SINGLE RING RESONATOR USING PMF (POLARIZATION MAINTAINING FIBER) FOR OPTICAL FILTER APPLICATION Yennisa Yesiana 1, Akhmad Hambali 2, Sasono Rahardjo 3 1,2 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 3 Staf Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 1 yennisayesiana@gmail.com, 2 bphbl@gmail.com, 3 sasono@gmail.com Abstrak Salah satu permasalahan yang muncul dalam penggunaan ring resonator adalah jenis kabel serat optik yang digunakan dan polarisasi yang apabila penggunaannya tidak tepat dapat menurunkan kualitas filter single ring resonator. Solusi yang ditawarkan pada tugas akhir ini adalah dengan menggunakan jenis kabel serat optik Polarization Maintaining Fiber (PMF). PMF adalah salah satu jenis kabel serat optik yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan polarisasi cahaya. Pada tugas akhir ini akan diteliti karakteristik ring resonator dengan menggunakan PMF sebagai ring waveguide dengan menggunakan teori moda terkopel dan metoda transfer matriks. Analisa dilakukan dengan menggunakan dua masukan, dua keluaran, satu ring, dan dua kopler pada konfigurasi single ring resonator. Parameter yang akan ditinjau adalah perubahan panjang gelombang ( ), panjang keliling ring (L), dan koefisien kopler ( ) dengan memperhatikan parameter PMF yaitu indeks bias (n), konstanta propagasi (β) dan rugi-rugi (α). Simulasi dan analisa dilakukan pada software Matlab R2010b. Kata kunci : single ring resonator, PMF (Polarization Maintaining Fiber), filter optik Abstract One problem arises in using ring resonator, is that when optical fiber is installed and the polarization of the optical fiber s alignment doesn t match that will degrade the filter of single ring resonator s quality. The solution this final project offered is by using PM (Polarization Maintaining) fiber. PMF is one of optical fiber type that has ability to maintain light s polarization. By using coupled mode theory in combination with transfer matrix method, the characteristic of ring resonator using PMF as the ring waveguide will be analyzed in this final project. The configuration of ring resonator that is analyzed is using two inputs, two outputs, one ring, and two couplers. The inspected parameters are the changes of wavelength ( ), ring s circumference (L), and power coupling coefficient ( ), considering PMF s parameters such as refractive index (n), propagation constant (β) and fiber loss (α). Simulation and analysis will be done by using Matlab R2010b. Keywords : single ring resonator, PMF (Polarization Maintaining Fiber), optical filter 1. Pendahuluan Desain optimum filter optik adalah sebuah kebutuhan saat ini. Sebuah filter optik yang telah muncul beberapa tahun terakhir ini di dalam komponen optik terpadu adalah filter optik ring resonator. Ring resonator adalah sebuah struktur komponen optik terpadu yang terdiri dari serat optik utama (bus waveguide) dan sebuah waveguide serat optik berbentuk lingkaran (ring waveguide). Bagian dimana bus dan ring berdekatan dapat dianggap sebagai sebuah kopler. Penelitian ini akan membandingkan respon filter dengan menggunakan 1 buah masukan dengan respon filter yang menggunakan 2 buah masukan paralel searah dan seri berlawanan arah. Namun, membedakan konfigurasi saja tidak cukup untuk mengoptimalkan kinerja ring resonator serat optik. Masih ada permasalahan yang dijumpai pada kabel serat optik, yaitu polarisasi cahaya dan bias ganda. Mengatasi polarisasi adalah sebuah isu penting dalam pengembangan sirkuit fotonik terintegrasi khususnya dalam bidang sistem telekomunikasi. Sebuah filter ring resonator yang kebal terhadap polarisasi adalah hal yang didambakan karena jika tidak, perambatan gelombang cahaya yang memiliki polarisasi yang bervariasi dapat menyebabkan pergeseran spektrum filter yang tidak diinginkan dan menurunkan kualitas dari filter optik tersebut.

Salah satu solusi untuk pemecahan ini adalah dengan menggunakan kabel serat optik yang kebal terhadap perubahan polarisasi dan bias ganda, yaitu Polarization Maintaining Fiber (PMF). PMF adalah salah satu jenis kabel serat optik single mode yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan polarisasi cahaya. Kemampuannya ini didapatkan dari penambahan stress rod yang pada kedua sisi core. Stress rod ini berbahan selain bahan yang digunakan pada core, misal pada core menggunakan bahan silica berarti pada stress rod tidak menggunakan bahan silica pada pembuatannya. Pada tugas akhir ini dilakukan simulasi dan analisis karakteristik ring resonator dengan menggunakan PMF dengan beberapa parameter yang dijadikan masukan dan konfigurasi ring resonator. Parameter yang diamati perubahannya adalah panjang keliling ring (L), dan koefisien kopler (κ). Dari kedua parameter tersebut akan diperoleh suatu rekomendasi parameter panjang keliling ring dan koefisien kopler terbaik pada penggunaan filter single ring resonator dengan menggunakan PMF pada ring dan koplernya. 2. Dasar teori 2.1. Ring resonator Ring resonator adalah sebuah struktur optik yang berbentuk lingkaran yang memanfaatkan sifat kopel pada hubungan dua serat optik yang berdekatan. Ring resonator dapat diaplikasikan di dalam jaringan serat optik sebagai optical switching, filter optik, sensor optik, penunda waktu kedatangan paket, dan pembangkit laser. Dapat juga diaplikasikan di luar jaringan serat optik yaitu sebagai biosensor. Ring resonator tersusun atas waveguide melingkar berbahan serat optik dan serat optik utama (bus waveguide) yang dihubungkan melalui directional coupler. Dua bus waveguide dapat menyatukan beberapa sinyal cahaya ke dalam dan ke luar ring resonator dimana di dalam ring resonator terdapat proses resonansi yang hanya terjadi pada panjang gelombang tertentu [3]. Kondisi resonansi untuk sebuah panjang gelombang dapat ditunjukkan pada persamaan resonansi sebagai berikut [3] : = (2.1) Gambar 2.1 Konfigurasi ring resonator dengan dua masukan (a) paralel berlawanan arah (b) paralel searah (c) seri berlawanan arah 2.1.1. Konfigurasi Ring Resonator Dua Masukan Paralel Berlawanan Arah Konfigurasi ring resonator dua masukan paralel berlawanan arah terdiri atas dua buah masukan cahaya berlawanan arah paralel, dua buah keluaran, dua buah kopler, dan 1 satu buah ring seperti terlihat pada gambar 2.1.a. Penjalaran gelombang cahaya pada konfigurasi ini dirumuskan sebagai berikut [4] : E = E κ γ + Eb e L 2 j L 2 j κ γ (2.2) E = E κ γ + Ea e L 2 j L 2 j κ γ (2.3) Ea = E j κ γ + Eb e L 2 j L 2 κ γ (2.4) Eb = E j κ γ + Ea e L 2 j L 2 κ γ (2.5) Persamaan (2.4) dan (2.5) dapat diubah bentuk melalui eliminasi menjadi : Ea= Eb= E1j κ1 1-1+ E4j κβ 1-κ1 1-1 1- βe- β -j L β 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe --j L (2.6) E4j κβ 1- β+ E1j κ1 1-κβ 1-1 1- βe- β -j L β 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe --j L (2.7)

Substitusi persamaan (2.6) ke persamaan (2.3) maka diperoleh Eγ=E4 1-κβ 1- β- E1 κ1κβ 1-1 1- βe- β -j L β +E4κβ(1- β) 1-κ1 1-1e --j L (2.8) 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe --j L Substitusi persamaan (2.7) ke persamaan (2.2) maka diperoleh Eβ=E1 1-κ1 1-1- E4 κ1κβ 1-1 1- βe- β -j L β +E1κ1(1-1) 1-κβ 1- βe --j L (2.9) 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe --j L 2.1.2. Konfigurasi Ring Resonator Dua Masukan Paralel Searah Intensitas yang akan dipantau berada di keluaran E2. Dengan mengikuti alur penjalaran cahaya dari E1 dan E3, maka penjalaran cahaya di E2 dapat dirumuskan sebagai berikut : Eβ= E1 1-κ1 1-1+ Eγ j κβ 1- β e- β +j L β j κ1 1-1 + 2 2 2 2 (2.10) 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe -+j L Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi berikut : Eβ=E1 1-κ1 1-1- Eγ κ1κβ 1-1 1- βe - β +j L β E1 κ1(1-1) 1-κβ 1- βe --j L - (2.11) 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe -+j L 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe --j L 2.1.3. Konfigurasi Ring Resonator Dua Masukan Seri Berlawanan Arah Dengan mengikuti prosedur yang sama dengan konfigurasi untuk dua masukan paralel searah, maka persamaan analitikal untuk konfigurasi ini bisa didapat. Persamaan untuk keluaran E3 diberikan sebagai berikut : Eγ= E1 j κ1 1-1 e- β -j L β j κβ 1- β + Eβ - j κ1 1-1 e β +j L β j κβ 1- β (2.12) 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe --j L 1-1-κ1 1-κβ 1-1 1- βe -+j L Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi berikut : E = E κ κ γ γ e L 2 j L 2 + κ κ γ γ e L j L L E κ κ γ γ e 2 +j L 2 L+j L (2.13) κ κ γ γ e 3. Pembahasan Nilai respon dari masing-masing konfigurasi dibahas pada bab ini. Berdasarkan fungsi intensitas terdapat faktor fase pada semua jenis konfigurasi. Nilai fase dipengaruhi oleh, faktor fase mempengaruhi resonan gelombang cahaya, maka resonansi dapat terjadi pada panjang gelombang tertentu. Berdasarkan kondisi tersebut maka diperoleh fungsi intensitas oleh grafik I menggunakan software Matlab.

Gambar 3.1 Respon ring resonator paralel berlawanan arah saat kondisi resonansi dengan L = 14.4 cm, α = 0.1 db/cm, dan coupler insertion loss 0.β db ( = 0.0879) Gambar 4.2 Grafik nilai FWHM terhadap κ pada konfigurasi paralel berlawanan arah Medan elektrik yang menjalar di dalam ring direpresentasikan oleh Ea dan Eb seperti terlihat pada gambar 3.4. Ea dan Eb akan saling bertubrukan setelah mengalami perubahan fasa sebesar π/β, tetapi dengan kondisi berlawanan arah. Ini berarti bahwa total pergeseran fasa yang terjadi pada konfigurasi ini adalah π. Sehingga, resonansi gelombang berdiri akan terjadi pada (π+mπ), untuk m apabila bilangan ganjil akan menghasilkan interferensi saling membangun sedangkan untuk m apabila bernilai genap akan mengjasilkan interferensi saling menghilangkan [1-2]. Gambar 4.3 Respon ring resonator paralel searah saat kondisi resonansi dengan L = 14.4 cm, α = 0.1 db/cm, dan coupler insertion loss 0.β db ( = 0.0879)

Gambar 4.4 Grafik nilai FWHM terhadap κ pada konfigurasi paralel searah Energi dalam ring dalam konfigurasi ini terdiri dari dua gelombang datang yang saling bertubrukan yang direpresentasikan oleh amplitudo Ea dan Eb. Ea dan Eb muncul beriringan di dalam ring setelah E1 dan E2 masing-masing melewati kopler 1 (K1) dan mulai saling bertuburukan pada kopler dua (K2), menghasilkan resonansi gelombang berdiri setelah mengalami pergeseran fasa sebersar π dengan masing-masing berlawanan arah. Ini berarti bahwa total pergeseran fasa diantara dua gelombang saling bertubrukan ini adalah βπ. Sehingga, resonansi gelombang berdiri akan mendapatkan nilai amplitudo maksimum ketika pergeseran fasa adalah (βπ+mπ) dan interferensi saling membangun akan terjadi untuk setiap nilai m, m adalah bilangan integer [1-2]. Gambar 4.5 Respon ring resonator seri berlawanan arah saat kondisi resonansi dengan L = 14.4 cm, α = 0.1 db/cm, dan coupler insertion loss 0.β db ( = 0.0879)

Gambar 4.6 Grafik nilai FWHM terhadap κ pada konfigurasi seri berlawanan arah Gambar 4.γ menunjukan grafik FWHM terhadap nilai κ. Terlihat dengan jelas bahwa semakin meningkat nilai κ maka nilai FWHM pun semakin meningkat. Nilai FWHM untuk masing-masing nilai κ berbeda. Seiring dengan bertambahnya nilai κ, nilai FWHM semakin meningkat. Nilai FWHM untuk κ = 0.1 adalah 9γ MHz, untuk κ = 0.β adalah 145 MHz, dan untuk κ = 0.5 adalah γ40 MHz. seperti terlihat pada tabel 4.1. Sedangkan nilai FSR untuk masing-masing nilai κ sama. 4. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pengaruh perubahan nilai panjang keliling ring (L) berdampak pada nilai FSR ring resonator. Semakin panjang keliling semakin kecil nilai FSR (berbanding terbalik). Pengaruh perubahan nilai koefisien kopler (κ) berdampak pada nilai FWHM ring resonator. Semakin besar nilai koefisien kopler semakin besar nilai FWHM yang dihasilkan. Semakin besar nilai FWHM maka semakin banyak panjang gelombang yang diredam oleh ring resonator, begitu juga sebaliknya. Pengaruh konfigurasi letak dua masukan berdampak pada nilai respon ring resonator. Daftar Pustaka : [1] Ciminelli, C., Campanella, C. E., & Armenise, M. N.. β009. Design of Passive Ring Resonator to be Used for Sensing Applications. Journal of the European Optical Society Rapid Publication. 4. [2] Ciminelli, C., Campanella, C. E., & Armenise, M. N.. β009. Optimize Design of Integrated Optical Angular Velocity Sensors Based on a Passive Ring Resonator. Journal of Lightwave Technology. 27(14), 2658-2666. [3] Rabus, D. G.. 2007. Integrated Ring Resonators: The Compendium. Springer. Michigan. [4] Rabus, Dominik G.. 2002. Realization of Optical Filters Using Ring Resonator with Integrated Semiconductor Optical Amplifiers in GaInAsP/InP. Heinrich-Hertz-Intitut für Nachrichtentechnik. Berlin.