BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Dengan adanya pendidikan maka sumber daya manusia bisa menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tujuan Pendidikan Nasional pada undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN RME PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sangat diperlukan sebagai modal pembangunan suatu bangsa, terlebih bagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumberdaya manusia tersebut yaitu dengan pendidikan. Dengan adanya pendidikan maka sumber daya manusia bisa menjadi lebih maju dan cerdas. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap individu. Apalagi pada zaman kemajuan teknologi sekarang ini pendidikan menjadi pondasi utama untuk mempertahankan eksistensi individu dalam kehidupan agar tidak terbelakang. Sejalan dengan hal itu, Islam telah mengisyaratkan manusia sejak 14 abad yang lalu akan pentingnya pendidikan bagi setiap individu. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah pada surat At Taubah ayat 122, 1 berikut: Maksudnya bahwa janganlah semua dari kaum muslimin pergi ke medan perang hendaknya ada yang pergi mencari ilmu pengetahuan sehingga apabila orangorang yang berperang telah kembali mereka bisa mengajarinya. 1 Departemen Agama RI, Al-qur'an dan terjemahnya. (Jakarta, 2004) 1

2 Pentingya pendidikan ini juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Pendidikan di negara Indonesia telah di atur sedemikian rupa dalam undangundang. Sebagai fungsi pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2 berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keadaan pendidikan Indonesia sekarang ini cukup memprihatinkan. Pemerintah Indonesia telah banyak mengupayakan berbagai macam cara untuk mengembangkan pendidikan. Mulai dari pertukaran pelajar, pelatihan tenaga pendidik, sertifikasi guru, dan lain-lain. Kementrian pendidikan pun telah melaksanakan berbagai perubahan dan penyempurnaan kurikulum. Namun pada kenyataan di lapangan, masih banyak masalah yang harus dibenahi. Mulai dari kesiapan guru, kesiapan fasilitas dan media pembelajaran, kesiapan siswa, teknik pembelajaran, dan lain-lain. Wina Sanjaya berpendapat bahwa, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. 3 Hal ini dapat dilihat dari beberapa sekolah, dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir tetapi malah dipaksa untuk menghapal informasi, sehingga menyebabkan mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. 2 Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2010), cet ke-1, h. 6 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-8, h. 1.

3 Di era globalisasi ini, pendidikan menjadi prasyarat utama berkembangnya budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sehingga perlu adanya usaha menyiapkan sumber daya manusia yang unggul yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengertahuan dan teknologi yang ada. Salah satu elemen penting dalam memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya berpikir manusia. Pembelajaran matematika mengarahkan siswa untuk berpikir kritis serta detil, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama secara efektif. Kemampuan berpikir yang dibentuk dari pembelajaran matematika mengarahkan kita untuk berpikir secara rasional. Namun seiring dengan pentingnya pembelajaran matematika, ada banyak hal yang harus kita perhatikan. Objek dalam pembelajaran matematika bersifat abstrak. Objek yang bersifat abstrak tersebut membuat matematika sulit dipahami dan kurang disenangi. Pada pembelajaran matematika di SMP kelas VII banyak materi bersifat abstrak yang isinya rumus dan soal-soal. Anggapan-anggapan seperti itulah yang menjadi salah satu hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru matematika di SMP Nahdlatul Ulama Banjarmasin didapatkan bahwa nilai ulangan bulanan matematika sebagian besar siswa kelas VII masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal ini disebabkan sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam penguasaan keterampilan berhitung baik itu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian terutama pada operasi bilangan negatif. Proses pembelajaran

4 matematika yang diterapkan guru masih menggunakan media sederhana seperti papan tulis dan metode pembelajaran pun masih sederhana. Metode yang digunakan adalah metode ceramah sehingga membuat peserta didik merasa jenuh dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya dalam pembelajaran matematika yaitu masih kurang fasilitas fisik pendukung pembelajaran matematika seperti persediaan media yang sangat terbatas. 4 Siswa dapat menyenangi dan mencintai bila sesuatu itu menyenangkan. Matematika dapat disenangi apabila pelajaran tersebut dapat diikuti tanpa harus memeras otak atau dapat dikerjakan secara serius tapi santai, serta merupakan sesuatu yang menarik dan mudah. Hal inilah yang harus dicarikan alternatif, aktivitas, metode, dan variasi yang lain yang menyenangkan sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut kiranya penggunaan media pembelajaran atau alat peraga akan sangat membantu. Media membantu guru memudahkan proses mentransfer ilmu dan membantu peserta didik memahami sesuatu yang rumit menjadi lebih mudah. Dengan kata lain pencapaian tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat diwujudkan dengan mempergunakan alat-alat yang sesuai dengan sifat tujuan. Materi imu berhitung atau dikenal dengan nama aritmatika telah dikenal dan diperoleh siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah bahkan sampai pada tingkat sekolah lanjutan. Tetapi pada kenyataannya masih 2014 4 Bangkit Satria, Guru Matematika, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, 2 Septem ber

5 terdapat siswa yang lemah dalam materi operasi hitung bilangan bulat. Pada materi operasi hitung bilangan bulat kesulitan siswa umumnya pada operasi bilangan negatif. Padahal operasi hitung bilangan bulat bulat seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian tersebut merupakan materi dasar dan sangat berperan pada materi atau mata pelajaran lainnya. Kesulitan dan kelemahan belajar operasi hitung bilangan bulat yang dialami siswa tidak semata-mata karena proses lemahnya berpikir, tetapi dimungkinkan kurang bervariasinya metode untuk memecahkan suatu soal begitu juga pembelajaran bilangan, sehingga siswa kurang semangat untuk belajar. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk menerapkan metode dengan menggunakan media dalam pengerjaan soal-soal operasi hitung bilangan bulat yaitu nomograf dan batang napier. Media ini dimaksudkan untuk mempermudah bagi siswa dalam mengerjakan soal-soal pada operasi hitung bilangan bulat. Media nomograf dan batang napier sendiri merupakan media mudah dibuat, harganya murah, dan praktis penggunaannya. Sejak puluhan tahun yang lalu telah dibahas tentang penggunaan dan pengembangan media pembelajaran, seperti yang dikutip oleh Arsyad bahwa Yunus di dalam Attarbiyatu watta liim mengungkapkan sebagai berikut: اهنا اعظم تاثرياىف احلواس واضمن للفهم... فما راءيكمن مسع Maksudnya bahwa media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman... orang yang mendengarkan saja tidaklah

6 sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya. 5 Berdasarkan hasil penelitian dari Siti Aminatun dapat disimpulkan bahwa nomograf dan batang napier dapat dijadikan sebagai salah satu variasi dalam pembelajaran penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bilangan bulat sehingga siswa mengenal cara dalam menyelesaikan soal bilangan bulat selain cara konvensional. Selain itu berdasarkan kuesioner dapat dikatakan bahwa penggunaan nomograf dan batang napier dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal bilangan bulat. 6 Hasil penelitian yang ditunjukan oleh Yekti Fajar Hutami dkk juga menyatakan bahwa kemampuan menghitung pada siswa yang diajar menggunakan media batang napier lebih baik dari siswa yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun). 7 Selain itu Walhikwan juga menyatakan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan media batang napier lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan buku paket. 8 5 Azhar Arsyad, Media pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet ke-13, h.16 6 Siti Aminatun, Pemanfaatan Nomograf dan Batang Napier sebagai Media Pembelajaran Berhitung Matematika Dasar. Pendidikan Inovatif, vol. 3, (Maret 2008). 7 Yekti Fajar Hutami, Amir, Hadiyah, (FKIP, PGSD FIP Universitas Sebelas Maret) Pengaruh Penggunaan Media Batang Napier terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Bilangan Cacah Siswa Kelas IV SD se- Gugus Pangeran Diponegoro Wonosobo Tahun 2012, http://eprints.uns.ac.id/14308/1/591-1487-1-pb.pdf, 2012. 10/6/ 2014. 8 Walhikwan, Efektifitas Metode Napier Dalam Penyelesaian Soal-soal Basis Bilangan di SLTP Islam Ruhama Ciputat, Skripsi, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2007), h. 54. t.d.

7 Nomograf dan batang napier pertama kali ditemukan oleh seorang bangsawan dari Skotlandia yang bernama John Napier (1550-1617). Dengan metode pembelajaran yang menggunakan media berupa nomograf dan batang napier ini menjadikan peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika terutama materi operasi hitung bilangan bulat. Kedua media ini sesuai digunakan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan. Nomograf digunakan untuk operasi penjumlahan dan pengurangan sedangkan batang napier digunakan untuk operasi perkalian. Kedua media ini mendorong kreativitas siswa dalam hal pembelajaran. Dalam media pembelajaran ini kita dapat menempatkan semua angka pada tempat yang sudah tersediakan sehingga siswa tidak perlu mengingat perkalian angka yan sudah lewat, karena angka langsung dicantumkan pada tempat yang tersedia. Dengan menggunakan media ini diharapkan dapat menarik minat siswa dan dapat membantu kesulitan siswa dalam mempelajari penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bilangan bulat sehingga siswa lebih mudah dan lebih terampil dalam berhitung tanpa menggunakan kalkulator. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti adanya Efektivitas Pemanfaatan Nomograf dan Batang Napier sebagai Media Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Banjarmasin Tahun Pelajaran 2014/2015.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu: 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media nomograf dan batang napier dengan siswa yang tanpa menggunakan media tersebut? 2. Apakah penggunaan media nomograf dan batang napier lebih efektif dibandingkan tanpa menggunakan media tersebut? C. Definisi Operasional Dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional a. Efektivitas Menurut Zakiah Drajat, efektivitas yaitu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang telah direncanakan atau diinginkan yang dapat terlaksana atau tercapai. 9 Jadi efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ilmiah untuk mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan media nomograf dan batang napier daripada tanpa menggunakan media tersebut dilihat dari hasil belajar siswa pada operasi hitung bilangan bulat di kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Banjarmasin tahun pelajaran 2014/2015. b. Nomograf dan Batang Napier Nomograf dan batang Napier pertama kali ditemukan oleh seorang bangsawan dari Skotlandia yang bernama John Napier (1550 1617). Cara kerja 9 Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara,1996), cet ke-3, h. 126

9 nomograf cukup melihat alat peraga yang tersedia tanpa menghitung. Cara kerja batang Napier sangat sederhana yaitu dengan menerjemahkan persoalan perkalian menjadi persoalan penjumlahan. Adapun cara kerja nomograf dan batang Napier dapat dilihat pada ilustrasi Gambar 1 dan Gambar 2. 10 Gambar 1.1. Nomograf Ilustrasi penjumlahan 3+ (-5) = -2 Gambar 1.2. Batang Napier Ilustrasi perkalian 36 x 45 c. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar d. Operasi hitung bilangan bulat Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud di sini meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bilangan bulat. 10 Risky075, PTK. http://priandika075.wordpress.com, 20/6/2014.

10 2. Lingkup Pembahasan Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Banjarmasin tahun ajaran 2014/2015 b. Penelitian dilakukan dengan menggunakan media nomograf dan batang napier c. Penelitian ini dilakukan pada materi operasi hitung bilangan bulat bulat d. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai ulangan evaluasi yang dilaksanakan terhadap siswa Jadi, maksud judul penelitian ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana efektivitas siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan media pembelajaran yaitu nomograf dan batang napier. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media nomograf dan batang napier dengan siswa yang tanp menggunakan media tersebut. 2. Mengetahui apakah penggunaan media nomograf dan batang napier lebih efektif dibandingkan tanpa menggunakan media tersebut.

11 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan bisa diambil dari penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya pada penggunaan media nomograf dan batang napier dalam penyelesaian. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang diharapkan yaitu: a. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam menggunakan media pembelajaran terutama pada operasi hitung bilangan bulat bulat sehingga pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. b. Dapat dimanfaatkan oleh guru matematika sebagai media pembelajaran untuk menyusun/memetakan konsep pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa sehingga pembelajaran menjadi menarik dan mudah dipahami siswa. c. Untuk memberikan satu alternatif pemecahan masalah kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa: a. Guru mempunyai pengetahuan tentang media pembelajaran nomograf dan batang napier dalam pembelajaran matematika.

12 b. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar, tingkat perkembangan intelektual dan usia yang relatif sama. c. Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. d. Distribusi jam belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama. e. Alat evaluasi yang digunakan memenuhi kriteria alat ukur yang baik. 2. Hipotesis Berdasarkan anggapan dasar di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: H o : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan nomograf dan batang napier dengan siswa yang tanpa menggunakan media tersebut. H a : Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan nomograf dan batang napier dengan yang tanpa menggunakan media tersebut. G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar dan hipotesis, dan sistematika penulisan. BAB II adalah landasan teori yang berisi mengenai efektivitas pembelajaran, belajar matematika dan faktor-faktor yang memperngaruhinya, evaluasi hasil belajar matematika (pengertian evaluasi hasil belajar matematika dan teknik evaluasi hasil belajar), bilangan bulat (bilangan bulat dan lambannya,

13 penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dan perkalian bilangan bulat), media pembelajaran, media nomograf dan batang napier. BAB III adalah metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV adalah penyajian dan analisis data yang memuat deskripsi lokasi penelitian, pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas konrol penyajian data, analisis kemampuan awal siswa, deskripsi hasil belajar, analisis hasil belajar siswa, dan pembahasan hasil analisis. BAB V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran-saran.