Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Nabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187)

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN D

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Borat dari Boraks dan Asam Sulfat dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Peningkatan pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat. memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. bebas antar negara-negara Asia Tenggara dan China. Hal ini membuka

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri kimia yang membutuhkan adiponitril sebagai bahan baku di dalam

Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM FLUORIDA DARI ASAM FLUOSILIKAT DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 telah menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang.

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

PABRIK ASAM OKSALAT DARI TEPUNG BIJI SORGUM (SORGHUM BICOLOR L) DENGAN PROSES OKSIDASI ASAM NITRAT

DESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

Transkripsi:

BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan teknologi menyebabkan perubahan jaman yang signifikan, mulai dari perubahan tingkah laku, pola pikir dan gaya hidup. Indonesia termasuk dalam negara yang sedang berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mulai memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, dengan berkembangnya kualitas hidup masyarakat diharapkan sektor ekonomi Indonesia kian membaik dan dapat bersaing dengan negara berkembang lainnya. Sektor yang sangat berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia adalah bidang industri kimia, dengan mengembangkan sektor industri kimia maka Indonesia akan mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang yang sebelumnya hanya diproduksi oleh industri luar negeri. Salah satu industri yang memiliki peluang besar adalah aluminium fluorida (AlF3), karena PT. Petrokimia Gresik adalah produsen tunggal AlF3 sedangkan di Indonesia terdapat lebih dari 10 industri aluminium (Al) yang artinya Al banyak dibutuhkan. Selain sebagai bahan perkakas rumah tangga Al digunakan untuk pembuatan kembang api, konduktor listrik, industri properti, otomotif dan masih banyak lagi lainnya. Sehingga peran AlF3 untuk menurunkan suhu lebur Al dari suhu sekitar 1200 C yang menyebabkan pemborosan energi dan waktu lebur yang lama diturunkan menjadi sekitar 660 C. Aluminium sering dijumpai dalam keseharian karena merupakan bahan baku peralatan dapur, aluminium foil, kaleng susu, kembang api, konduktor listrik, industri properti, otomotif dan masih banyak barang lainnya yang berbahan dasar Al. Karena saat ini industri otomotif dan properti sangat berkembang pesat di Indonesia maka pendirian pabrik AlF3 akan menjadi jalan keluar yang tepat dan memiliki prospek yang baik. Pada prarancangan pabrik kimia AlF3 oleh Julianti dan Ulfah (2012) dengan bahan baku dan proses yang sama memiliki kapasitas perancangan 10.405 ton/tahun, sedangkan prarancangan oleh Sintya dan Bertha (2013) dengan bahan

2 baku dan proses yang sama memiliki kapasitas perancangan 12.500 ton/tahun. Kenaikan kapasitas perancangan menunjukkan kebutuhan AlF3 di Indonesia bertambah dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Saat ini AlF3 hanya diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sangat banyak, karena untuk menghasilkan 1 ton Al diperlukan sekitar 40 kg AlF3. Sehingga produsen Al masih sering melakukan impor AlF3 agar produksi tetap berjalan, oleh karena itu pendirian pabrik AlF3 sangat berpeluang dan dimungkinkan untuk didirikan di Indonesia. 1.2. Kapasitas Perancangan Pabrik AlF3 ini diproduksi menggunakan bahan baku asam fluosilikat (H2SiF6) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3). Pemenuhan bahan baku diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik untuk H2SiF6 sedangkan Al(OH)3 diperoleh dari PT. Alfa Persada. Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas produksi AlF3 adalah jumlah konsumsi AlF3 di Indonesia dan luar negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2009 hingga tahun 2013, kebutuhan AlF3 di dalam negeri mengalami peningkatan. Tabel 1 adalah data konsumsi AlF3 di dalam dan luar negeri. Tabel 1. Data Konsumsi AlF3 di Indonesia dan Luar Negeri (BPS, 2009-2013) No. Tahun Jumlah (Ton) Dalam negeri Luar negeri 1 1999 0 1.250 2 2000 31 2.216 3 2001 33 0 4 2002 0 2.040 5 2003 0 2.096 6 2004 0 1.891 7 2005 20 2.862 8 2006 20 3.000 9 2007 0 3.400 10 2008 180 3.104 11 2009 0 3 12 2010 6 3.980 13 2011 235 2.142 14 2012 115 2.600 15 2013 85 1.663

Kebutuhan (ton) Kebutuhan (ton) Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari 3 Berdasarkan data tersebut apabila diinterpretasikan dalam kurva linier agar mudah untuk memprediksi kebutuhan AlF3 dalam negeri beberapa tahun mendatang akan terlihat di Gambar 1. 250 200 150 100 50 0 1999 2004 2009 Tahun 2014 Gambar 1. Kurva Kebutuhan AlF3 dalam Negeri Tahun 2009 2013 Berdasarkan kurva di atas diperoleh persamaan garis lurus y = ax b adalah y = 6,9776 x 13950, maka perkiraan kebutuhan AlF3 pada saat pembangunan pabrik tahun 2020 mendatang dapat perkirakan dengan rumus berikut: y = 6,9776 x 13950 = 6,9776 (2020) 13950 = 145 ton/tahun meskipun pada hasil proyeksi selalu terjadi peningkatan kebutuhan setiap tahunnya. Tetapi untuk pemenuhan konsumsi AlF3 luar negeri sangatlah besar, Tabel 1 adalah data ekspor AlF3 tahun 1999 hingga tahun 2013. Berdasarkan data Tabel 1 apabila diinterpretasikan dalam bentuk kurva linier agar mudah untuk memprediksi kebutuhan AlF3 luar negeri beberapa tahun mendatang akan terlihat Gambar 2. Data Kebutuhan AlF 3 Dalam Negeri y = 6,9776x - 13950 Kapasitas (ton) Data Ekspor AlF 3 5000 y = 72,677x - 143640 4000 Kapasitas (ton) 3000 2000 1000 0 1995 2000 2005 Tahun 2010 2015 Gambar 2. Kurva Ekspor Aluminium Fluorida Tahun 1999 2013

4 Berdasarkan kurva di atas didapatkan persamaan garis lurus sebagai berikut: y = 72,677 x 143.640 = 72,677 (2020) 143.640 = 3.168 ton/tahun Dengan cara yang sama, dapat diperoleh hasil kebutuhan impor Tabel 2. Tabel 2. Data Ekspor AlF3 Tahun 2014-2018 No. Tahun Jumlah (Ton) 1 2014 2.731 2 2015 2.804 3 2016 2.877 4 2017 2.950 5 2018 3.022 6 2019 3.095 7 2020 3.168 Kebutuhan AlF3 diperkirakan meningkat menjadi 3.168 ton pada tahun 2020 dan diprediksikan akan terus meningkat pada tahun tahun berikutnya. Tabel 3 adalah pabrik yang memproduksi AlF3 di dalam dan luar negeri. Tabel 3. Data Pabrik Penghasil Aluminium Fluorida No. Nama Perusahaan Kapasitas (Ton/tahun) Lokasi 1 Alufluor (2011) 24.000 Sweden 2 MexiChem (2011) 60.000 Meksiko 3 Arab Mining co. (2008) 41.000 Tunisia 4 Aohan Yinyi Mininh co, Ltd. (2013) 30.000 China 5 Boliden Odda ( 2014) 40.000 Norway 6 Fluorsid co. (2014) 90.000 Italia 7 Gulf Fluor (2014) 60.000 UEA 8 Petrokimia Gresik (2014) 11.275 Indonesia 9 Rio Tinto Alcan (2014) 60.000 Canada Setelah membandingkan dan mempertimbangkan beberapa kapasitas di atas, maka dipilih kapasitas 50.000 ton/tahun sebagai kapasitas optimum pabrik, dengan harapan mampu menutupi kebutuhan dalam negeri pada tahun 2020 mendatang. 1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi pendirian pabrik ditentukan berdasarkan beberapa faktor untuk menunjang kelancaran produksi dan keberhasilan pabrik. Faktor ketersediaan bahan baku, akses pemasaran, fasilitas transportasi, utilitas serta tenaga kerja harus dipertimbangkan secara teknis dan ekonomis agar pabrik yang akan didirikan menguntungkan.

1. Ketersediaan bahan baku 5 Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi AlF3 adalah H2SiF6 yang diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik sehingga dalam proses pengangkutan tidak memerlukan banyak waktu karena hanya berjarak 10 km dari pabrik dan Al(OH)3 yang diperoleh dari PT. Alfa Persada yang berada di Kalimantan. 2. Pemasaran produk Keberhasilan suatu industri tidak lepas dari upaya pemasaran. Pemasaran sangat berkaitan dengan pemilihan lokasi yang strategis dan pangsa pasar yang jelas. Pangsa pasar dalam negeri memang tidak terlalu besar, namun melihat kebutuhan luar negeri maka tidak dapat dipungkiri untuk dilakukannya ekspor. Negara yang menjadi tujuan ekspor produk AlF3 adalah China dan India. 3. Transportasi Transportasi adalah modal utama dalam pendistribusian bahan baku serta produk, selain jalur darat pendistribusian produk dapat dilakukan dengan jalur laut. Maka pabrik AlF3 akan didirikan di dekat pelabuhan. 4. Utilitas Sarana pendukung untuk proses operasi pabrik seperti penyediaan air dan listrik akan disediakan oleh unit utilitas yang akan didirikian bersamaan dengan pendirian pabrik AlF3. 5. Tenaga kerja Sebagai industri kimia, tenaga kerja produktif untuk mendukung proses produksi dapat diambil dari bidangnya tentu salah satu modal yang harus dimiliki adalah skill. Lulusan SMK dan SMA dapat ditempatkan dalam bagian produksi sedangakan Strata 1 dan Strata 2 dapat ditempatkan dalam proses pengembangan pabrik. 1.4. Tinjauan Umum Aluminium fluorida adalah suatu senyawa berbentuk padat berwarna putih dan berukuran kecil. Digunakan sebagai stabilitator pada pabrik aluminium (Al) dan bahan penurun titik lebur Al dari 1.200 C menjadi sekitar 660 C pada industri peleburan bijih Al sehingga dapat menurunkan pemakaian power, selain itu AlF3

6 digunakan sebagai bahan untuk menaikkan konduktivitas elektrolit, sebagai flux pada industri keramik. Proses produksi AlF3 pada dasarnya ada tiga macam proses (Dreveton, 2012). 1. Aluminium fluorida dari asam fluosilikat, asam sulfat dan aluminium hidroksida Proses pembuatan AlF3 dari H2SiF6, H2SO4 dan Al(OH)3 adalah dengan cara mereaksikan bahan H2SiF6 dan H2SO4 sehingga menghasilkan gas HF dan hasil samping berupa silikon tetrafluorida dan H2SO4, dengan reaksi pada Persamaan 1. H2SiF6.SiF4 + H2SO4 2 SiF4 + 2 HF + H2SO4... (1) Silikon tetrafluorida akan direaksikan dengan air sehingga menghasilkan H2SiF6 sebagai bahan baku dan silika. Reaksi seperti pada Persamaan 2. 5 SiF4 + 2 H2O 2 H2SiF6.SiF4 + SiO2... (2) Gas HF yang dihasilkan dari reaksi sebelumnnya didinginkan dan dihilangkan kadar airnya, sehingga menjadi anhidrat HF. Kemudian Al(OH)3 direaksikan dengan anhidrat HF sehingga menghasilkan produk AlF3 dan air seperti pada Persamaan 3. Al2O3 + 6 HF 2 AlF3 + 3 H2O... (3) 2. Aluminium fluorida dari asam fluosilikat dan aluminium hidroksida Pada proses ini mula-mula bahan baku yang berupa H2SiF6 dan Al(OH)3 dimasukan di dalam reaktor batch dengan waktu reaksi sekitar 14 menit. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor ada 3 reaksi. 3 H2SiF6 + 2 Al(OH)3 Al2(SiF6)3 + 6 H2O... (4) Al2(SiF6)3+ 6 H2O 2 AlF3 + 3 SiO2 + 12 HF... (5) 12 HF + 4 Al(OH)3 4 AlF3 + 12 H2O... (6) Setelah terbentuk AlF3 yang masih tercampur air berbentuk slurry, dipompa masuk ke centrifuge untuk dipisahkan. Kemudian AlF3 yang cukup kering dimasukkan ke dalam dryer untuk menghilangkan kandungan air. 3. Aluminium fluorida dari fluorit, asam sulfat dan aluminium hidroksida Proses pembuatan AlF3 ini dibuat dari mereaksikan flourit dengan H2SO4 sehingga menghasilkan kalsium sulfat dan HF (Persamaan 7). CaF2 + H2SO4 CaSO4 + 2 HF... (7)

7 Gas HF dicairkan dan dihilangkan kandungan airnya sehingga menjadi anhidrat HF. Selain bahan baku yang berupa Al(OH)3 dikeringkan sehingga tidak mengandung kandungan air. Kemudian pada Persamaan 8 Al(OH)3 direaksikan di dalam reaktor sehingga menghasilkan AlF3. Al2O3 + 6 HF 2 AlF3 + 3 H2O... (8) Tabel 4. Pemilihan Proses Berdasarkan Aspek Teknis dan Ekonomi Parameter Proses 1 Proses 2 Proses 3 Bahan baku H2SiF6.SiF4 H2SiF6 CaF2 H2SO4 H2SO4 Al2O3 Al(OH)3 Al2O3 Konsumsi energi Besar Sedang Besar Kemurnian produk 92% 95% 92% Persedian bahan baku Melimpah tersedia di Indonesia Melimpah tersedia di Indonesia Melimpah import dari China Investasi ekonomi Besar Sedang Besar Dari Tabel 5, maka yang paling ekonomis dan efisien adalah perancangan pendirian pabrik AlF3 dengan proses kedua karena bahan baku yang melimpah dan terdapat di Indonesia sehingga tidak memerlukan biaya transportasi yang mahal. 1.5. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku 1. Asam fluosilikat a. Rumus molekul : H2SiF6 b. Berat molekul : 144,106 kg/kmol c. Bentuk : Cairan tidak berwarna d. Bau : Asam dan pedas e. Densitas : 1,32 g/cm 3 f. Titik didih : 108,5 o C g. Bahaya : Beracun dan korosif h. Kelarutan : Larut dalam air 2. Aluminium hidroksida a. Rumus molekul : Al(OH)3 b. Berat molekul : 78,004 kg/kmol c. Bentuk : Serbuk putih (Kirk dan Othmer, 1983)

d. Bau : - e. Densitas : 2,42 g/cm 3 f. Titik didih : 2.980 o C g. Bahaya : Iritasi h. Kelarutan : Larut dalam alkali 1.6. Sifat Fisika dan Kimia Produk 1. Aluminium fluorida a. Rumus molekul : AlF3 b. Berat molekul : 89,98 kg/kmol c. Bentuk : Serbuk padat putih d. Densitas : 3,1 g/cm 3 e. Titik lebur : 1.291 o C f. Bahaya : Iritasi g. Kelarutan : Larut dalam air h. Keterangan : Produk utama 2. Silika a. Rumus molekul : SiO2 b. Berat molekul : 60,090 kg/kmol c. Bentuk : Serbuk padat putih d. Densitas : 2,32 g/cm 3 e. Titik lebur : 1.400 o C f. Bahaya : Sesak pernafasan jika terhirup g. Kelarutan : Tidak larut dalam air h. Keterangan : Produk samping 8 (Kirk dan Othmer, 1983) (Kirk dan Othmer, 1983) (Kirk dan Othmer, 1983)