MODUL 1 MASALAH PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TERPADU, KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang

PERAN PROPER SEBAGAI PENDORONG PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Payung Hukum. 1. kewajiban memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup. Menurut UU. Mengawal Hukum Lingkungan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 33 TAHUN 2001 SERI C NOMOR 4 PERATURAAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH

PROGRAM PEMERINTAH PENINGKATAN KEBUTUHAN DAMPAK LINGKUNGAN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1993 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

REUSAM KAMPUNG BENGKELANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TAHUN 2010

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multi-dimensional yang terjadi akhir-akhir ini secara global, baik krisis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. berputar menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Mesuji.

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. seperti tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dari industri masih banyak pabrik yang kurang memperhatikan mengenai

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 1985 TENTANG PENETAPAN RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN PUNCAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tingginya tuntutan adanya pengungkapan aspek lingkungan hidup oleh perusahaan

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT

PERMASALAHAN DAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

MODUL 1 MASALAH PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Kegiatan pembangunan pada dasarnya adalah proses perubahan dan pertumbuhan yang secara cepat atau secara bertahap dan berangsur-angsur dan merubah rona, sifat dan keadaan lingkungan hidup, agar menjadi lebih baik dari kondisi semula. Pembangunan mencakup dua tahap penting : a. Tahap untuk peningkatan kesejahtaraan. b. Meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembagunan berikutnya. Pembangunan yang sedang giat-giatnya dilakukan oleh bangsa Indonesia pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk membangun bangsa. Karena kemajuan di berbagai sektor kehidupan, maka pembangunan harus berjalan terus dan tidak boleh berhenti. Demikian juga pembangunan yang dilaksanakan di negara kita harus terusmenerus dilajutkan sesuai dengan tuntutan jaman. Kegiatan pembangunan diberbagi sektor yang dliakukan oleh pemerintah, masyarakat, maupun oleh pihak swasta dari tahun ke tahun terus meningkat:. Secara sadar atau tidak sadar pembangunan yang membawa hasil itu dilain pihak juga menimbulkan masalah antara lain adalah masalah pencemaran dan lingkungan hidup. Dalam awal PJP, bangsa Indonesia bertekat untuk meningkatkan intensitas pembangunan nasional sesuai dengan kebijaksanaan Trilogi Pembangunan. Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, kita juga perlu untuk mengentaskan kemiskinan sebagai langkah pemerataan pembangunan. Untuk pertumbuhan ekonomi diperlukan adanya investasi yang besar terutama mengarah pada industrialisasi (hight technology). Dengan demikian sumber daya alam yang melimpah di daerah kita sangat diperlukan untuk melaksanakan pembangunan yang pada akhir pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal amat penting untuk mengentaskan kemiskinan. Fakta menunjukkan, masih sering muncul kendala-kendala antara lain

2 koordinasi pembangunan yang belum mantap, pelaksanaan pembangunan yang masih mengabaikan masalah lingkungan. Akibat dari masalah ini sering ditemui hal-hal sebagai berikut : Pelaksanaan pembangunan masih dilakukan secara sendiri-sendiri. Munculnya kasus-kasus pencemaran. Kerusakan lingkungan antara lain berupa rusaknya bahan bekas galian golongan C. Tumpang tindih peruntukan lahan. Banjir sebagai akibat lambannya revegetasi terhadap lahan-lahan bekas tambang. Munculnya kasus-kasus lingkungan lainnya. Sebab itulah pengalaman Pelita V yang lalu dan pelita-pelita sebelumnya untuk menjadi bahan evaluasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan pada masamasa yang akan datang. 1.1.Kegiatan Pembangunan Pelaksanaan dan masalahnya. Perkembangan keadaan menuntut diadakannya penyesuaian-penyesuaian termasuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berperan sebagai pelaku dalam pelaksanaan pembangunan diberbagai sektor baik fisik atau non fisik. Perkembangan keadaan itu pulalah yang terus bergerak maju sehingga muncul tuntutan baru untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin besar. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebutlah sebagian masyarakat yang kurang sadar terhadap lingkungan hidup cenderung untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan bahkan cenderung untuk merusak sumber daya alam. Keadaan ini tentu tidak bisa dibiarkan harus dicegah minimal harus dikurangi. Disinilah letak pentingnya upaya pengelolaan lingkungan, karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan hidup bertujuan tercapainya

3 keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya, dengan tujuan : Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. Terwujudnya manusia Indonesia pembina lingkungan bukan perusak lingkungan. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Terlindunginya negara dari dampak kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran/perusakan lingkungan. Ini berarti pengelolaan lingkungan adalah penting, karena dalam pengelolaan akan ada upaya yang konkrit untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak/tercemar sebagai akibat dari kegiatan manusia, proses alam bahkan kegiatan pembangunan itu sendiri. Kalau pengelolaan lingkungan hidup dikaitkan dengan masalah pembangunan, harus diusahakan agar dalam proses awal perencanaan pembangunan harus sudah mempertimbangkan aspek lingkungan. Dengan demikian jika kegiatan pembangunan menimbulkan dampak negatif dari sejak dini sudah dilakukan upaya-upaya pencegahannya. Kalau hal itu diabaikan, akan muncul dampak penting terhadap lingkungan berupa : Rusaknya sumber daya alam. Pencemaran tehadap komoditi bebas (air, udara, tanah) Konflik-konflik sosial Kemiskinan Munculnya berbagai macam penyakit Disinilah pentingnya pembangunan yang berwawasan lingkungan karena pada hakekatnya pembangunan adalah proses perubahan lingkungan yakni mengurangi resiko pembangunan serta mengembangkan manfaat yang timbul. Dengan demikian yang harus mendapat perhatian adalan bahwa setiap kegiatan pembangunan harus benar-benar : Menguntungkan masyarakat.

4 Meningkatkan kesejahtaraan rakyat Melestarikan sumber daya alam Memotifasi pada masayakat agar memegang peran sebagai pembinaan lingkungan. Menggunakan teknologi yang tepat. Meningkatkan partisifasi masyarakat untuk berperan aktif. Dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan, sumber daya alam yang ada hendaknya dimanfaatkan secara bijaksana dan agar selalu memperhitungkan : (1.) Generasi yang akan datang agar mewarisi kondisi sumber daya alam yang baik. (2.) Adanya keseimbangan yang dinamis antara unsur-unsur lingkungan. (3.) Pemanfaatan sumber daya alam harus dijamin kelestariannya. Jadi pembangunan yang dilaksanakan yang memanfaatkan sumber daya alam, pelaksanaannya harus dilakukan secara arif, bijaksana dan terkendali. Prioritas Pembangunan Kegiatan pembangunan yang dlakukan selalu menimbulkan dampak penting dan tidak penting. Prioritas pembangunan yang terlebih dahulu harus ditangani baik pelaksanaan pembangunannya atau pemanfaatannya sangat diperlukan guna mencari keseimbangan antara pencapaian tujuan dan terpenuhinya keinginan masyarakat Beberapa hal yang harus mendapat perhatian berbagai masalah lingkungan antara lain : Masalah lingkungan lokal Masalah lingkungan lokal berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Permasalahannya lingkungan lokal prioritasnya adalah masalah limbah, baik limbah industri. ataupun limbah domestik. Masalah pencemaran dan perusakan lingkungan. Masalah sidemeniasi (pelumpuran/ pendangkalan sungai) Daerah kumuh (slum areal)

5 Masalah kebakaran Masalah kualitas sumber daya manusia Masalah tata ruang Masalah isolasi wilayah Masalah sosial Masalah Lingkungan Hidup Nasional. Acuan dari masalah ini adalah Repelita, pertanggung jawaban Presiden, setiap tanggal 17 Agustus. Beberapa masalah lingkungan nasional antara lain : Masalah kependudukan Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan tidak meraia, kesehatan, pendidikan Masalah kemiskinan Masalah Transmigrasi Masalah Transportasi dan tain-lain. Masalah Lingkungan Hidup Regional Sudah dikemba.ngkan kerjasama. regionail antara lain dengan negara-negara ASEAN, dimana. kerjasama ini diadakan pertemuan ditingkat para tenaga ahli, para menteri. Program kerja sarna lingkungan hidup ini didalam program dari ASEP. (ASEAN ENVIRONMENT PROGRAM), yang kegiatannya antara lain pendidikan dan latihan lingkungan pengelolaan lingkungan termasuk AMDAL, industri dan lingkungan. Masalah Lingkungan Global Program pertama yang dilakukan adalah konferensi lingkungan hidup PBB STOCKHOLM Tahun 1972 di Swedia. Pada Bulan Nopember 1963 telah dicatat. terdapat sepuluh masalah lingkungan hidup yang perlu rnendapat perhatian antara lain :

6 (a) Pengelolaan bahan kimia, proses dan Limbah B3 (b) Kemunduran hutan tropikal (c) Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi (d) Pengelolaan DAS (e) Krisis kayu bakar dan lain-lain. 1.2.Lingkungan Hidup Sesuai Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuanketentuan pokok pergolongan lingkungan hidup, lingkungan hidup didefinisikan "Kesatuan ruang dengan semuambenda, daya, keadaan dan mahluk hiaup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya" Ini menunjukkan bahwa materi dan permasalahan lingkungan, hidup amatlah luas karena lingkungan hidup itu mencakup : Lingkungan hidup alami Lingkungan Hidup buatan Lingkungan Hidup sosial Dalam hal pembangunan dibidang lingkungan hidup mencakup berbagai aspek kegiatan pembangunan baik ekonomi, teknologi dan sosial budaya dari kegiatan tersebut berhubungan erat dengan pembangunan pada berbagai sektor antara lain : Industri Kegiatan/ pembangunan industri berkembang pesat antara lain industri perkayuan seperti plywood, kayu lapis, penggergajian kayu dan lain-lain. Kegiatan pertambangan Kegiatan tambang seperti tambang batu bara, tambang emas, bahan galian gol C, minyak bumi. Kehutanan

7 Demikian halnya kegiatan kehutanan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), HPH.TI dan lain-lain. Pertanian Berupa kegiatan perkebunan kelapa sawit, karet. Kompiek Perdagangan dan Pertokoan seperti pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, plasa dan lain-lain Pariwisata seperti perhotelan, iapangan golf, obyek-obyek wisata dan lain-lain. Kegiatan seperti tersebut diatas yakni pembangunan lingkungan hidup dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas dan fungsi lingkungan hidup agar bermanfaat untuk generasi saat ini dan yang akan datang. Dalam rangka pembangunan lingkungan hidup tersebut saat ini dikembangkan berbagai kegiatan untuk mengelola lingkungan hidup dengan baik. Upaya tersebut antara lain : Dalam bidang industri dikembangkan program Proper Prokasih yakni program Kinerja perusahaan dalam rangka menunjang kegiatan Prokasih untuk menjaga kualitas sungai, memberikan peringkat warna hijau sampai hitam kepada industri-industri yang memperhatikan masalah lingkungan sampai dengan mengabaikan masalah lingkungan. Dalam bidang pertambangan pemerintah mengupayakan agar kegiatan pertambangan tidak mencemari lingkungan. Upaya pemerintah adalah pemantauan secara terus-menerus, selain itu upaya reklamasi lahan dan revegetasi terhadap lahanlahan yang dibuka untuk dimaksimalkan. Dalam sektor kehutanan, kegiatan hak pengusahaan hutan issu pokok dalam kegiatan HPH adalah pembukaan wilayah hutan. Kegiatan PWH ini merupakan issue penting terhadap lingkungan seperti timbulnya erosi dan sedimentasi. Dengan demikian perlu percepatan revegetasi dan reboisasi. Ini berarti para pengusaha hutan yang hanya mempertimbangkan bisnis tanpa mempertimbangkan lingkungan mempunyai resiko yang amat tinggi pada sektor kehutanan. Dengan demikian kemungkinan terjadinya over produksi yang dilakukan oleh

8 pengusaha yang melakukan penebangan dibawah diameter yang diperkenankan harus dicegah, termaauk penebangan diluar blok tebangan. Disinilah terlihat pentingnya untuk menjaga keseimbangan lingkungan terutama lingkungan hutan dan isyarat ini dikenal dengan masalah ecolabelling. Ketentuan Ini dimaksudkan agar negara-negara penghasil kayu dapat mengelola hutannya secara lestari. Dalam sektor Pertanian, tidak lepas dari kewajiban-kewajiban lingkungan antara lain kewajiban membuat studi lingkungan baik studi AMDAL atau studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Dalam hal pembangunan perdagangan dan pertokoan serta pariwisata juga dikenakan kewajiban-kewajiban menyusun studi lingkungan tersebut. Ini diaebabkan karena kegiatan Perdagangan maupun pariwisata juga menimbulkan dampak penting dalam kehidupan. Seiain masalah perhotelan dan fasilitas wisata lainnya pembuatan lapangan golf juga menimbulkan dampak yang patut mendapat perhatian ini karena pembuatan lapangan golf antara lain berupa pemeliharaan rumput, penggunaan bahan kimia perawatan lapangan, aliran air dan lain-lain harus mendapat Dari uraian sebagaimana tersebut diataa, lingkungan hidup harus dikelola dan pengelolaan ini melibatkan berbagai dinas/instansi/sektor terkait harus dilakukan secara terpadu. Hal ini sesuai dengan pengertian dari pengelolaan lingkungan adalah Upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup". Konsep pengelolaan lingkungan hidup terdirl dari dua hal penting yakni : Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan terdiri dari kegiatan konservasi, keterkaitan diversifikasi, kesinambungan, kesimbangan dan keserasian. Sasaran untuk mencapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkunganya dan untuk meningkatkan kualitas kehidupan.