BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara berurutan dengan alat dan prosedur maka itulah yang disebut

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

IV. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

BAB VI ASPEK KEUANGAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA WARUNG BUBUR AYAM POLENG. Nama :Rachmadini Febriando NPM : Kelas :4EA20

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ABSTRACT. Keywords: Investment, Franchise, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE

ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING. Nama : Mamih Mayangsari Npm : Kelas : 3EA24

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB I PENDAHULUAN. Studi kelayakan pada akhir-akhir ini telah dikenal luas oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

BAB III LANDASAN TEORI

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DAN HASIL INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU WARUNG BAKSO ALI. : Dwi Panca Agustini NPM : Pembimbing : Adi Kuswanto, DR.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES. : Bayu Aji Prasetyo NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

Transkripsi:

44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya berdasarkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian dan data-data yang ada, kemudian data tersebut diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang dipelajari dan dijadikan sebagai bahan pembahasan untuk mencari hubungan, pengaruh, serta keterkaitan antara objek-objek yang diteliti (variabel penelitian) dan membandingkan hasil analisis tiap objek satu sama lain sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan saran terbaik. Dalam hal ini aktivitas yang dilakukan oleh penulis adalah mempelajari dan menganalisis kriteria investasi pada perusahaan franchise sebagai studi kelayakan bisnis waralaba. Sedangkan kegiatan analisis dilakukan dengan menerapkan rumus-rumus yang telah ditentukan pada data yang ada, dan untuk keperluan pengujian tersebut diperlukan serangkaian langkah-langkah yang akan dimulai dari operasionalisasi variabel hingga teknik pengumpulan data. Dalam hal ini sesuai dengan judul yaitu: Analisis Studi Kelayakan Bisnis Waralaba Pada Perusahaan Franchise Dengan Kriteria Investasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Franchisor dan B.O Lokal Bidang Makanan dan Minuman di Jakarta), maka hasil penelitian digambarkan sebagai berikut:

45 Gambar 3.1 Desain Penelitian Studi Kelayakan Bisnis Waralaba bidang makanan dan minuman di Jakarta Analisis Kriteria Investasi, yaitu: PP, NPV, IRR, dan PI terhadap paket waralaba yang ditawarkan LAYAK TIDAK LAYAK Keputusan Investasi 3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.1 Definisi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch Dan Farhadi, 1981)(Sugiyono, 2006:31). Dinamakan variabel karena ada variasinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

46 obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Berdasarkan judul yang dibuat, yaitu Analisis Studi Kelayakan Bisnis Waralaba Pada Perusahaan Franchise Dengan Kriteria Investasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Franchisor dan B.O Lokal Bidang Makanan dan Minuman di Jakarta), variabel yang tercakup dalam judul adalah Analisis Studi Kelayakan Bisnis Waralaba Pada Perusahaan Franchise Dengan Kriteria Investasi yang dipengaruhi oleh indikator, yaitu kriteria investasi. Adapun yng dimaksud dengan kriteria investasi dalam aspek keuangan dan ekonomi adalah suatu perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha (proyek/bisnis) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit) baik itu financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi ini merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan total benefit yang akan diterima dengan total biaya yang akan dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis proyek/usaha/bisnis. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam studi kelayakan bisnis waralaba dalam penelitian ini, antara lain Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Sedangkan Studi kelayakan bisnis waralaba adalah suatu studi yang dilakukan sebagai pencapaian akhir/hasil akhir dari analisis dengan kriteria investasi bisnis waralaba yang berupa layak atau tidak layaknya usaha tersebut dilakukan.

47 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Adapun operasionalisasi variabel yang akan diteliti oleh penulis, yaitu: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator Skala Analisis Studi Kelayakan Bisnis Waralaba pada perusahaan franchise dengan Kriteria Investasi Kriteria Investasi: 1. Payback Period (PP) Layak : PP sekarang < umur investasi (umur ekonomis) Tidak Layak : PP sekarang umur investasi (umur ekonomis) 2. Net Present Value (NPV) Layak : NPV = Positif Tidak Layak : NPV = Negatif 3. Internal Rate of Return (IRR) Layak : IRR > Persentase biaya modal (bunga kredit) Tidak Layak : IRR Persentase biaya modal (bunga kredit) 4. Profitability Index (PI) Layak : PI > 1 Tidak Layak : PI 1 Ratio 3.3 Populasi dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi Populasi menurut Sugiyono (2006 : 57) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang menjadi kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

48 Dengan kata lain populasi merupakan sumber data. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Furqon (2004 : 146) bahwa populasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan obyek, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakterisitik umum yang sama. (Ade Yati Andriyani, 1999: 32) Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan franchisor dan B.O lokal bidang Makanan dan Minuman di Jakarta yang berjumlah 157 perusahaan. 3.3.2 Teknik Sampling Earl Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dalam bukunya The Practice of Social Research, mengatakan Sampling is the process of selecting observation (Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses seleksi yang dimaksud adalah proses untuk mendapatkan sampel. (Lailatul Qodriyah, 2006:40) Teknik sampling yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teknik sampling Purposive (Purposive Sampling), artinya pengambilan sampel anggota populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu.

49 Tabel 3.2 Pertimbangan Kriteria dalam pengambilan jumlah sampel NO KRITERIA JML PERUSAHAAN KET 1 Perusahaan franchisor yang ada di Indonesia 700 (111) Perusahaan Franchisor asing 2 Perusahaan franchisor & B.O Lokal di Indonesia 589 (213) 3 Perusahaan franchisor dan B.O lokal di Jakarta 376 4 5 6 Perusahaan franchisor dan B.O lokal di Jakarta Bidang makanan dan minuman Perusahaan franchisor dan B.O lokal di Jakarta bidang makanan dan minuman yang investasi/modal awalnya Rp 50.000.000 Perusahaan franchisor dan B.O lokal di Jakarta bidang makanan dan minuman yang investasi/modal awalnya Rp 50.000.000 dan bersedia diteliti tanpa syarat-syarat tertentu (219) 157 (122) 35 (15) 20 Perusahaan franchisor & B.O lokal di luar Jakarta Perusahaan Franchisor & B.O lokal di Jakarta yang bukan bidang makanan dan minuman Perusahaan franchisor & B.O lokal di Jakarta bidang makanan dan minuman yang investasi/modal awalnya > Rp 50.000.000 Perusahaan franchisor dan B.O lokal di Jakarta bidang makanan dan minuman yang investasi/modal awalnya >Rp 50.000.000 dan bersedia diteliti dengan syarat-syarat tertentu Sumber: Majalah Info Franchise Indonesia Edisi Khusus No. 6/III/15 Juni-14 Juli 2008 Syarat-syarat tertentu yang dimaksud dalam tabel 3.2 di atas, yaitu: 1. Adanya kesulitan dalam memperoleh izin melakukan penelitian di beberapa perusahaan franchisor dan B.O lokal. Pada dasarnya perusahaan-perusahaan tersebut akan bersedia diteliti bila penulis dapat menjamin bahwa akhir dari penelitian ini akan memberikan calon franchisee yang akan berinvestasi pada perusahaan mereka. 2. Terdapat beberapa franchisor yang merasa tidak percaya diri terhadap hasil akhir yang akan diperoleh dari penelitian ini.

50 3. Adanya ketidakterbukaan perusahaan tentang paket waralaba yang ditawarkan, yang artinya paket waralaba hanya akan diberitahukan kepada calon franchisee yang memang sudah pasti berinvestasi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian di perusahaan-perusahaan franchisor yang bersedia tanpa syarat apapun. Perusahaan yang dijadikan sebagai sampel oleh penulis adalah 20 perusahaan franchisor dan B.O lokal bidang Makanan dan Minuman yang berada di kota Jakarta dan dengan investasi/modal awal Rp 50.000.000. 3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Seorang peneliti, pelaku ekonomi atau pimpinan sebuah organisasi selalu membutuhkan data untuk dijadikan landasan objektif dalam membuat suatu keputusan/menarik kesimpulan dari penelitiannya. Semakin baik data yang diperoleh dan dipakai, maka semakin baik pula keputusan yang akan diperoleh. Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan dan diterapkan oleh seseorang atau kelompok, dalam hal ini penulis, untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

51 1. Studi lapangan, yaitu teknik yang dilakukan untuk memperoleh data primer. Hal yang dilakukan dalam teknik ini antara lain: a. Observasi. Penulis mengadakan pengamatan langsung dan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, yaitu paket waralaba. b. Wawancara. Penulis mengadakan wawancara via e-mail kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang penelitian penulis, yaitu franchisor, franchisee dan ketua Asosiasi Franchise Indonesia. c. Studi dokumentasi. Penulis mengadakan studi atas dokumendokumen yang dijadikan sebagai data penelitian, dokumen yang dimaksud adalah paket waralaba dari 20 perusahaan franchisor dan B.O Lokal bidang makanan dan minuman di Jakarta yang investasi awalnya Rp 50.000.000. 2. Studi kepustakaan, yaitu teknik yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku teori, literatur, majalah, browsing melalui internet dan penelitian-penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas oleh penulis dalam penelitiannya. 3.4.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2006:97).

52 Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti mengenai Analisis Studi Kelayakan Bisnis Waralaba Pada Perusahaan Franchise Dengan Kriteria Investasi, yaitu: 1. Dokumen paket waralaba yang ditawarkan oleh 20 perusahaan franchisor dan B.O Lokal bidang makanan dan minuman di Jakarta 2. Pedoman pelaksanaan penelitian (Terlampir) 3. Pedoman Kuisioner yang dilakukan terhadap 250 responden saat prapenelitian (Terlampir) 4. Pedoman Wawancara via e-mail (Terlampir) 3.5 Analisis Data Dalam setiap penelitian, akan selalu dilakukan analisis data setelah data yang dibutuhkan diperoleh sebelumnya. Analisis data tersebut dilakukan dengan teknik yang macam-macam tergantung jenis datanya, dan diharapkan hasil analisis ini akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif, analisis data yang dilakukan antara lain: 1. Membuat simulasi keuangan atas paket waralaba yang diberikan, yang terdiri dari: a. Menentukan standar target penjualan yang bertujuan untuk mencari standar minimum jumlah produk (unit jumlah) yang harus terjual dengan mengansumsikan target balik modal 1 tahun (12 bulan), antara lain dengan cara:

53 Menentukan standar target pemasukan/pendapatan kotor per bulan (x) investasi awal x = 12 Menentukan standar target pemasukan/pendapatan kotor per bulan untuk setiap jenis produk yang dijual (y) x y = jumlah jenis produk yang dijual Menentukan standar target jumlah produk/menu utama yang terjual per bulan berdasarkan harga untuk setiap jenis produk/menu tersebut (z) y z = h arg a jenis produk 1,2,3... n Perhitungan z mungkin akan lebih dari satu bila jumlah produknya lebih dari satu dan harga untuk setiap jenis produk yang dijual berbeda Menentukan standar target jumlah produk/menu utama yang terjual per hari berdasarkan harga untuk setiap jenis produk/menu tersebut (t) t = z 30 Bila hasil perhitungan t = 0, maka diasumsikan bernilai 1 karena tidak mungkin standar target jumlah item dinilai 0. b. Menentukan target jumlah penjualan menu utama per hari berdasarkan harganya (T) dibuat seminimal mungkin berdasarkan data yang diperoleh dan disesuaikan dengan predikasi biaya/pengeluaran tiap bulan dan tiap tahun

54 c. Menentukan target penjualan (pemasukan/pendapatan kotor) Rumus perhitungan yang digunakan, yaitu: T arg et per bulan = H arg a T 30 T arg et per tahun = T arg et per bulan 12 d. Menentukan proyeksi biaya-biaya yang akan dikeluarkan (Pengeluaran) e. Membuat arus kas bersih (cash flow) berdasarkan jumlah tahun proyeksi/masa kerjasamanya (umur ekonomis) dan disusutkan dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa, yaitu dengan rumus: investasi penyusu tan = (Kasmir dan Jakfar, 2007:93) umur ekonomis Besarnya Penyusutan langsung dijumlahkan ke proyeksi biaya biaya yang akan dikeluarkan sebagai total Kas Keluar pada cash flow. Simulasi keuangan tersebut dibuat berdasarkan data tahun 2007 yang diperoleh dari website dan pihak-pihak yang terkait dengan beberapa asumsi, antara lain: Target penjualan dibuat rata-rata, karena pada kenyataannya penjualan terkadang naik dan terkadang turun karena faktor siklikal (musiman, seperti masa liburan, musim hujan/kemarau), kondisi ekonomi yang tidak menentu atau perubahan trend ekonomi. Maka untuk lebih akuratnya, target penjualan setiap tahun dianggap sama.

55 Harga produk yang akan dijual adalah harga yang berasal dari pusat (franchisor dan BO Lokal) dan setiap franchisee yang dirata-ratakan, karena pada kenyataannya harga produk biasanya berbeda - beda untuk setiap perusahaan franchisee yang jumlahnya banyak untuk setiap jenis perusahaan. Upah pegawai dibuat rata-rata. Hal ini dilakukan karena di dalam suatu perusahaan, upah setiap pegawai pasti berbeda dan jumlah pegawai disetiap cabang/outlet pun berbeda tergantung dari keinginan franchisee dan jarak lokasi dengan tempat tinggal pegawai sehingga untuk mempermudah perhitungan upah pegawai dibuat rata-rata. Sewa tempat dibuat rata-rata. Hal ini disebabkan karena besarnya sewa suatu tempat untuk berusaha berbeda-beda antara satu tempat dengan yang lainnya tergantung dari kestrategisan tempat itu sendiri dan ada franchisee yang tidak menyewa tempat usaha. Biaya Utilitas diantaranya listrik, gas dan lain-lain, dibuat rata-rata karena kebutuhan dan penggunaan setiap outlet atas suatu franchisee berbeda-beda. Harga pokok penjualan (HPP) dalam simulasi keuangan yaitu pemakaian bahan, berasal dari data atau keterangan franchisor. Selain itu ada juga yang didasarkan pengamatan sehari-hari. Pada prinsipnya, semakin rendah HPP, semakin besar marginnya dan bisa mempercepat arus kas (Bambang N. Rachmadi, 2007).

56 Jumlah tahun proyeksi/masa kerjasama (umur ekonomis) diasumsikan selama lima tahun bagi perusahaan yang tidak menentukan masa kerjasamanya (free). Discount Factor (DF) / discount rate dalam cash flow (arus kas bersih) menggunakan asumsi biaya modal 10% per tahun. Angka 10% diambil untuk mendekati tingkat bunga deposito. Artinya, jika franchisee tidak melakukan investasi pada suatu bisnis tersebut, maka modalnya dapat disimpan dalam deposito yang menghasilkan bunga sebesar 10% setiap tahun. Hilangnya peluang untuk memperoleh pendapatan bunga ini diperhitungkan sebagai biaya modal. Arus kas terdiskonto menunjukkan arus kas bersih setelah dikurangi biaya modal. Serta 11% untuk kelengkapan perhituungan IRR. Dalam penelitian ini, belum memasukkan unsur pajak, karena penghitungan pajak tidak sederhana. Jika franchisee berstatus pribadi, ia dikenakan pajak penghasilan. Jika franchisee terdiri dari banyak orang penghitungan pajaknya akan berbeda. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penghitungan. 2. Melakukan Analisis Kriteria Investasi atas paket waralaba yang ditawarkan oleh franchisor, yaitu dengan menerapkan rumus-rumus Kriteria Investasi dari simulasi keuangan yang telah dibuat. Rumus-rumus yang digunakan, yaitu:

57 a. PP (Payback Period) PP = Investasi Kas bersih per tahun x 1 tahun (12 bulan) b. NPV (Net Present Value) Kas bersih 1 NPV = + Kas bersih 2 Kas bersih n +... + ( 1 + i) ( 1 + i) ( 1+ i) Ket: i = suku bunga (discount rate) investasi c. IRR (Interest Rate of Return) IRR = i NPV ( i ) 1 1 + X 2 i1 NPV1 NPV2 Ket: i 1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1) i 2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2) NPV 1 = Net Present Value 1 NPV 2 = Net Present Value 2 Atau dengan formula yang lain, yaitu: P2 IRR = P1 C1 C2 Ket: P1 = tingkat bunga 1 P2 = tingkat bunga 2 C1 = NPV 1 C2 = NPV 2 P1 C1

58 d. PI (Profitability Index) PI = PV Kas bersih PV Investasi x 100% 3. Menilai kelayakan bisnis waralaba berdasarkan syarat kelayakan yang berlaku untuk setiap kriteria investasi yang digunakan. Penilaian kelayakan tersebut yaitu: A. Layak: PP sekarang < umur investasi (umur ekonomis) NPV = Positif IRR > Persentase biaya modal (bunga kredit) PI > 1 B. Tidak Layak: PP sekarang umur investasi (umur ekonomis) NPV = Negatif IRR Persentase biaya modal (bunga kredit) PI 1 4. Menarik kesimpulan (keputusan investasi), yaitu menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan hasil analisis studi kelayakan bisnis waralaba dengan kriteria investasi terhadap 20 perusahaan franchisor dan B.O Lokal bidang makanan dan minuman di Jakarta.