KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

dokumen-dokumen yang mirip
KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

CERTAINTY FACTOR UTHIE

Penggunaan Certainty Factor dalam Sistem Pakar untuk Melakukan Diagnosis dan Memberikan Terapi Penyakit Epilepsi dan Keluarganya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT ANAK MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR (CF) ABSTRAK

Artificial Intelegence EKA YUNIAR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK PENENTUAN KEPASTIAN ATURAN PENYAKIT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

PENALARAN INEXACT. KETIDAKPASTIAN dan KAIDAH

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI KELAYAKAN TELUR UNTUK DIINKUBASI

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Ketidakpastian dan teorema bayes UTHIE

PEMBERIAN ALASAN YANG TIDAK EKSAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME PADA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih dan pengetahuan yang semakin luas maka semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA PENYAKIT DALAM

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE LAPTOP MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Bhaskara Adhi Pradhana A

Feresi Daeli ( )

JURNAL IMPLEMENTASI NET BELIEF CERTAINTY FACTOR PADA SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit dan Kelamin Dengan Metode Certainty Factor dan Fuzzy Logic

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT KOLESTEROL PADA REMAJA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) BERBASIS WEB

DIAGNOSIS PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Diagnosis Penyakit Sapi Menggunakan Metode Certainty Factors Berbasis Android

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA MENGGUNAKAN METHODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RS.JIWA GRHASIA) NASKAH PUBLIKASI

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB II LANDASAN TEORI

Uncertainty (Ketidakpastian)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK USIA 0-36 BULAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Kunto Nashiruddin Ahmad ( ) 2

PENERAPAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING DALAM SISTEM PAKAR PEMILIHAN RESEP MASAKAN KHAS PADANG

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA BABY BLUES PADA WANITA DALAM MASA NIFAS DENGAN MENERAPKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS KULIT WAJAH YANG SESUAI PADA BEDAK VIVA DENGAN MENGGUNAKA METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DIABETES NEFROPATHY DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB DAN MOBILE

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

APLIKASI UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KISTA OVARIUM MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Aplikasi Diagnosa Gejala Demam Pada Balita Menggunakan Metode Certainty Factor (CF) dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT PADA KUCING PERSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK PENENTUAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA JENIS DYSLEXIA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

APLIKASI POTENSI AKADEMIK BERBASIS TES PSIKOLOGI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 5 Edisi Juni 2015

SISTEM PENDETEKSI PENYAKIT ZIKA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS ANDROID PENDETEKSIAN DINI INFERTILISASI PADA WANITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini diuraikan beberapa landasan teori dan konsep-konsep yang

PENERAPAN CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PAPAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

APLIKASI PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER SERVIKS DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR KEPASTIAN

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

PENERAPAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KANKER PADA WANITA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

PROSIDING PERTEMUAN DAN PRESENTASI KARYA ILMIAH BALI, 23 OKTOBER 2015 PEMBICARA UTAMA SEMINAR PANEL DENGAN TEMA

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

MONITORING SISWA BERMASALAH MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS SMAK FRATERAN SURABAYA)

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tebu Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL KANKER SERVIKS DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MESIN INFERENSI FUZZY. Wilis Kaswidjanti. Abstrak

SISTEM PAKAR SKRINING KEHAMILAN RESIKO TINGGI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS: PUSKESMAS HANDIL BAKTI PALARAN)

Transkripsi:

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT Kusrini 1 1 STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ringroad Utara Condong Catur Sleman Yogyakarta email: kusrini@amikom.ac.id ABSTRAK Sangat sulit untuk mendapatkan besarnya kepercayaan atau certainty factor (CF) pasien terhadap gelala yang dialami. Dalam penelitian ini, peneliti mengusulkan suatu metode penghitungan besarnya CF pengguna pada aplikasi sistem pakar untuk diagnosis penyakit menggunakan metode kuantifikasi pertanyaan. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan sistem pakar akan menjadi lebih mudah digunakan karena pasien tidak perlu memperhitungkan besarnya CF dari gejala yang dialami, tetapi cukup memasukkan kuantitas dan lama gejala tersebut dialami. Sistem secara otomatis akan menghitung nilai CF pengguna. CF diperoleh mencari fungsi keanggotaan dari kuantitas dan lama yang dimasukkan pasien terhadap nilai dalam aturan yang diberikan oleh pakar. Metode kuantifikasi pertanyaaan ini sudah diimplementasikan dalam sistem pakar untuk menangani Penyakit menggunakan bahasa pemrograman Delphi dan basis data Interbase. Kata Kunci: Kuantifikasi Pertanyaan,Sistem Pakar,Certainty Factor 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang ditangani oleh seorang pakar bukan hanya permasalahan yang mangandalkan algoritma namun terkadang juga permasalahan yang sulit dipahami. Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh seorang pakar pengetahuan dan pengalamannya. Permasalahan ini juga bisa diselesaikan oleh sistem pakar yang menirukan kepakaran seseorang. Sistem pakar dibangun bukan berdasarkan algoritma tertentu tetapi berdasarkan basis pengetahuan dan aturan. Dalam melakukan diagnosis, seorang pakar terkadang mendasarkan pada data yang kurang lengkap atau data yang tidak pasti. Agar sistem pakar dapat melakukan penalaran sebagaimana seorang pakar meskipun data yang diperoleh kurang lengkap atau kurang pasti, dapat digunakan Certainty Factor. Kebanyakan sistem pakar yang ada, untuk mendapatkan kepercayaan pengguna terhadap gejala yang ada (misalnya batuk) adalah meminta nilai CF langsung dari pasien. Menurut peneliti, hal ini sulit diperoleh mengingat pasien sendiri sulit memperkirakan berapa derajat ke-batuk-annya. 1.2. Perumusan Masalah Dalam makalah ini peneliti mengusulkan suatu metode, untuk mengetahui derajat kepercayaan pengguna terhadap gejala yang dialami, yaitu kuantifikasi pertanyaan. Yang dimaksud kuantifikasi pertanyaan disini yaitu pemberian faktor kuantitas dan lama pada gejala. Pengguna diminta untuk menentukan kuantitas gejala dan lama gejala yang dialami, setelah itu sistem akan menghitung nilai CFnya menggunakan derajat keanggotaan kuantitas dan gejala tersebut terhadap nilai dalam aturan. 1.3. Tujuan Tujuan peneliti adalah untuk memberikan alternatif kepada para pembangun sistem pakar dalam memperoleh kepercayaan dari pengguna. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan Kuantifikasi pertanyaan untuk mendapatkan 1

aplikasi sistem pakar yang dibangun akan lebih friendly. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan penalaran seorang pakar keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu (Turban, 2005). Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama yaitu: antar muka pengguna ( interface), basis data sistem pakar (epert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility) dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada satu komponen yang ada pada beberapa sistem pakar yaitu fasilitas penjelasan (eplanation facility) Antar muka pengguna adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara pengguna sistem. Basis data sistem pakar berisi pengetahuan setingkat pakar pada subyek tertentu. Pengetahuan ini bisa berasal dari pakar, jurnal, majalah, dan sumber pengetahuan lainnya. Fasilitas akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar sistem. Fasilitas akuisisi ini digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai perkembangan ilmu. Mekanisme inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran menggunakan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir. Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi. Agar pengetahuan dapat digunakan dalam sistem, pengetahuan harus di representasikan dalam format tertentu yang kemudian dihimpun dalam suatu basis pengetahuan. Cara sistem pakar merepresentasikan pengetahuan akan mempengaruhi perkembangan, efisiensi dan perbaikan sistem. Kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then) Kaidah if-then menghubungkan anteseden (antecedent) konskuensi yang diakibatkannya. 2. 2. Certainty Factor Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian (Giarattano dan Riley, 1994). Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya probabilitas klasik (classical probability), probabilitas Bayes (Bayesian probability), teori Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley theory based on classical sets), teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shanon theory based on probability), teori Dempster-Shafer (Dempster- Shafer theory), teori fuzzy Zadeh (Zadeh s fuzzy theory) dan faktor kepastian (certainty factor). Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty factor didefinisikan sebagai pada persamaan 1 berikut (Giarattano dan Riley, 1994): CF( H, E) = MB( H, E) MD( H, E) (1) CF(H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara 1 sampai 1. 1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kerpercayaan mutlak. MB(H,E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. MD(H,E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E Bentuk dasar rumus certainty factor sebuah aturan JIKA E MAKA H adalah seperti ditunjukkan oleh persamaan 2 berikut: 2 Kuantifikasi Pertanyaan untuk Mendapatkan

CF ( H, e) = CF( E, e) * CF( H, E) (2) gambar 1. Sedangkan fungsi keanggotaannya ditunjukkan oleh persamaan 4. dimana CF(E,e) CF(H,E) CF(H,e) : certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e : certainty factor hipotesis asumsi evidence diketahui pasti, yaitu ketika CF(E, e) = 1 : certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e Jika semua evidence pada antecedent diketahui pasti maka persamaannya akan menjadi: CF ( H, e) = CF( H, E) (3) Dalam aplikasinya, CF(H,E) merupakan nilai kepastian yang diberikan oleh pakar terhadap suatu aturan, sedangkan CF(E,e) merupakan nilai kerpercayaan yang diberikan oleh pengguna terhadap gejala yang dialaminya. Sebagai contoh, berikut ini adalah sebuah aturan CF yang diberikan oleh seorang pakar: JIKA batuk DAN demam DAN sakit kepala DAN bersin-bersin MAKA influensa, CF: 0,7 2.3. Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan adalah sebuah representasi grafis dari besarnya partisipasi masing-masing input. Dia dihubungkan pembobotan masing-masing input yang diproses, definisi pencocokan fungsi antar input dan penentuan respon keluaran (Kaehler, ---). Sebagai contoh dalam menentukan fungsi keanggotaan, diberikan himpunan semesta U adalah umur manusia antara [0, 100]. Seseorang dikatakan tua jika dia berumur lebih dari 50 tahun. Sedangkan orang yang berumur 30 tahun atau kurang, dianggap tidak tua. Grafik fungsi keanggotaan untuk menggambarkan besarnya derajat ketuaan seseorang ditunjukkan pada Gambar 1. Fungsi Keanggotaan Tua 30 30 f ( =, 30 < < 50 (4) 20 50 Jika diketahui seseorang memiliki umur 35 tahun, maka dapat diketahui derajat ketuaannya adalah sebesar (35-30)/20 yaitu 0.25 Dalam penelitian ini besarnya nilai keanggotaan akan menentukan besarnya CF pengguna. 3. METODE PENELITIAN Berikut ini adalah bentuk aturan yang digunakan dalam sistem ini: Operator_Aturan_n Data_n kuantitas Operator_kuantitas_n Kuantitas_n toleransi _kuantitas_n selama Operator_waktu_n toleransi _waktu_n Maka Data, CF (Pakar) Operator_Aturan merupakan operator logika yang menghubungkan satu premis premis yang lain dalam sebuah aturan. Operator_Aturan yang diijinkan dalam sistem ini yaitu: Jika, Jika Tidak, Dan, Dan Tidak, Atau, dan Atau Tidak. Sesuai hukum logika, untuk premis pertama dari sebuah aturan hanya boleh menggunakan operator_aturan Jika dan Jika tidak, sedangkan operator_aturan yang Kuantifikasi pertanyaan untuk mendapatkan 3

lain digunakan untuk premis selain premis pertama. Data adalah premis dan juga kesimpulan dari suatu aturan. Dalam hal ini, data bisa berupa gejala atau penyakit. Operator_kuantitas dan Operator_waktu terdiri dari operator =, >=, <=. Operator_kuantitas, operator_waktu, kuantitas, waktu, toleransi_kuantitas dan toleransi_waktu digunakan untuk menghitung CF User CF diperoleh dari jawaban saat melakukan konsultasi. CF tidak secara langsung diberikan oleh tetapi dihitung oleh sistem berdasarkan jawaban. Pilihan jawaban yang disediakan oleh sistem berupa jawaban tidak tahu (CF : 0) ya (CF : 1), tidak (CF : -1). Tetapi apabila aturan yang mengandung fungsi kuantitas dan waktu, maka CF akan dihitung sebesar gabungan derajat keanggotaan dari fungsi karakteristik kuantitas dan derajat keanggotaan dari fungsi karakteristik waktu. Fungsi-fungsi karakteristik didapatkan dari premis aturan. Untuk fungsi karakteristik kuantitas didasarkan pada bagian aturan Operator _Kuantitas, Kuantitas dan _Kuantitas. Sedangkan fungsi karakteristik waktu didasarkan pada bagian aturan Operator _Waktu, Waktu dan _Waktu. Operator_Kuantitas dan Operator_Waktu yang disediakan berupa =, >=, dan <=. Kuantitas dan Waktu merupakan syarat nilai dari berlakunya aturan itu, sedangkan _Kuantitas dan _Waktu memberikan batasan hingga suatu nilai yang membuat data premis ini tidak diabaikan. Sesuai jenis operatornya, ada 3 macam fungsi karakteristik untuk kuantitas dan waktu. Grafik fungsi operator = dapat dilihat pada gambar 2, sedangkan fungsinya bisa dilihat pada persamaan 5 Gambar 2. Grafik Fungsi Operator = <= Atau >= + Toleran + ), < < CF ( ) = ( +, < < + 1, = (5) : kuantitas/waktu standar : kuantitas/waktu Grafik fungsi untuk operator >= dapat dilihat pada gambar 3, sedangkan fungsinya bisa dilihat pada persamaan 6. Gambar 3. Grafik Fungsi untuk Operator >= <= + ) (6) CF( =, < < > 4 Kuantifikasi Pertanyaan untuk Mendapatkan

: kuantitas/waktu standar : kuantitas/waktu Grafik fungsi operator <= dapat dilihat pada gambar 4, dan fungsinya bisa dilihat pada persamaan 7. informasi kuantitas dan lama. Dari informasi tersebut sistem akan memperkirakan penyakit yang mungkin diderita. Selanjutnya sistem akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung untuk dapat menyimpulkan penyakit yang diderita. Gambar 5 dibawah adalah contoh tampilan dari aplikasi sistem pakar tersebut Gambar 4. Grafik Fungsi untuk Operator <= >= + + CF( =, < < + < : kuantitas/waktu standar : kuantitas/waktu Untuk mendapatkan CF, dilakukan perhitungan interpretasi standar dari interseksi antara CFKuantitas dan CFWaktu yang ditunjukkan pada persamaan 8. (7) CFUser ( = Min( CFKuantitas(, CFWaktu( ) (8) 3. PEMBAHASAN Metode kuantifikasi pertanyaan ini telah diterapkan dalam aplikasi sistem pakar untuk menangani penyakit TBC pada anak menggunakan bahasa pemrograman Delphi dan basis data interbase. Sistem ini bekerja berdasarkan masukan gejala dari pasien yang disertai Gambar 5. Tampilan Aplikasi Sistem Pakar 4. PENUTUP Metode kuantifikasi pertanyaan untuk menentukan CF pengguna, telah dapat diimplementasikan baik dalam aplikasi sistem pakar untuk menangani penyakit. Metode ini memudahkan pengguna dalam memberikan jawaban terkait besarnya kepercayaan terhadap gejala yang dialami. DAFTAR PUSTAKA [1] Giarratano, J.C and Riley G, Epert Systems: Principles and Programming, 2nd edition, PWS Publishing Co, USA, 1994. [2] Kaehler, S. D., ---, Fuzzy Logic An Introduction [3] Turban, E., Decicion Support System and Epert Systems, Prentice Hall International Inc., USA, 1995 Kuantifikasi pertanyaan untuk mendapatkan 5