Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur Disampaikan dalam FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia 12 Februari 2014
1. Urgensi Pengembangan Pantai dan Reklamasi 2. Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Perpres 54/2008 3. Pengembangan Pantai Utara dalam RTRWP DKI JAKARTA 4. Pengembangan Terpadu Pesisi Ibukota Negara 5. Penilaian Kesenjangan dan tumpang tindih antara Perpres 54/2008 dan NCICD 6. Pengembangan Pantai Dalam Review Perpres 54/2008
1. Urgensi Pengembangan Pantai dan Reklamasi Pertumbuhan Penduduk Tingkat Investasi yang tinggi Kurangnya Ruang Kurangnya Infrastruktur Kemacetan Lalu Lintas Kebutuhan Air Baku Kurangnya RTH Laju Land Subsidence yang Tinggi Alih Fungsi Lahan Tidak Sesuai Peruntukan Ruang Masa Depan Ibukota Terancam
Pertumbuhan Penduduk Tingkat Investasi yang tinggi Kurangnya Ruang & Infrastruktur Kebutuhan Jalan di DKI Jakarta Kemacetan Lalu Lintas Laju Land Subsidence yang Tinggi 9% Kebutuhan Air Bersih 12% 8% 2% 69% Kebutuh an Jalan (Km), Alih Fungsi Lahan Tidak Sesuai 12000 Peruntukan Ruang Kesedia an Jalan (Km), 7208 KEPENDUDUKAN Tahun 2010 (jiwa) 3 PROVINSI JABODETABEKPUNJUR 63,254,054.00 JABODETABEKPUNJUR 28,144,420.00 NON JABODETABEKPUNJUR 8,226,768.00 BANTEN 10,644,030.00 JABAR 43,021,826.00 DKI JAKARTA 9,588,198.00 Pertumbuhan penduduk di Jabodetabekpunjur yang sangat tinggi sehingga infrastruktur yang ada tidak sanggup melayani secara maksimal sumber: BPS Indonesia DKI Jakarta Banten Masa s Depan Ibukota Terancam Jabodetabekpunjur Jawa Barat Grafik perbandingan PDRB 2010 antara Indonesia dan Jabodetabekpunjur menunjukkan bahwa porsi perekonomian terkonsentrasi di Kawasan ini. sumber: BPS Sumber: pu.go.id Perubahan Guna Lahan di Jabodetabekpunjur selama 40 thn terakhir Sumber: Rustiadi dkk, 2003 Jakarta : 51,53% Bogor : 5,24% Tangerang : 22,01% Bekasi : 21,32%
Pertumbuhan Laju Penduduk Land Subsidence yang Tinggi Tingkat Investasi yang tinggi Alih Fungsi Lahan Tidak Kurangnya Sesuai Ruang Peruntukan Ruang Kurangnya Infrastruktur Kurangnya RTH 1. Pengambilan air tanah sebagai penyebab utama 2. 80% Jakarta Utara berada dibawah muka air laut dan sungai tidak bisa mengalir bebas: Kemungkinan banjir lebih sering Perlu pompa berkapasitas besar untuk mengeringkan kota 3. Jangka panjang kota berada 3-5 meter dibawah level air laut 4. Jakarta Utara penurunan tanah 7,5 cm/tahun 5. Survei 2013 Kebanyakan tanggul laut berada dibawah level desain dan dalam beberapa tahun overtopping (julangan) akan kerap terjadi pada saat pasang sumber: Audit Kawasan Jabodetabekpunjur Ketidaksesuaian antara Rencana Pola Ruang Perpres dengan Pemanfaatan
Kemacetan Lalu Lintas Kebutuhan Air Baku Kurangnya RTH Pergerakan Total di Jabodetabekpunjur 59 Juta Total Kebutuhan Air Baku di DKI Jakarta 2010 : 28.985 liter/detik 9,9 KSN Titik Kemacetan Jabodetabek 20,4 8,1 2,5 2,7 Tangerang + Tangerang Selatan Kota + Kab. Bekasi 771 titik 0,1 2,5 11,3 DKI Jakarta Kota + Kab. Bogor Waktu tempuh dari Kota Inti ke Kota Sekitar 2 jam 11.185 lt/dtk 2.800 lt/dtk Total Kapasitas Produksi Defisit Air 15.000 lt/dtk Air PDAM Tirta Kerja Raharja, Tangerang Grafik kebutuhan air baku di DKI Jakarta mencapai 28.985 liter/detik dan defisit 38.6% atau 11.185 liter/detik. Depok, 46.7 DKI Jakarta, 9.3 Bogor, 10 Tangeran g, 5.8 Bekasi, 7 Beberapa Kawasan Perkotaan di Jabodetabekpunjur memiliki RTH kurang dari 30%. Sumber: Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, 2010 Sumber: Litbang Kompas
2. Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Perpres 54/2008 Reklamasi pantai dapat dikembangkan pada Zona Penyangga P2-P5 Mengakomodir pengembangan pantai hingga 8 m Zona Penjelasan KZB Jarak titik surut Zona P1 zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona N1 pantai (dijaga) Kedalaman laut Zona P2 zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona N1 pantai yang mempunyai potensi untuk reklamasi 40 % 200 m 8 m Zona P3 zona perairan pantai yang berhadapan dengan ZonaB1 pantai 300 m 8 m Zona P4 zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B2 pantai. 200 m 8 m Zona P5 zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B6 dan/atau B7 45 % 200 m 8 m Di rawa dilarang menyelenggarakan reklamasi dan/atau pemanfaatan ruang lainnya tanpa disertai rekayasa teknis untuk mempertahankan fungsi rawa sebagai sumber air dan daerah retensi air. P5 P2 P5 P3 P1 P4
3. Pengembangan Pantai Utara dalam RTRWP DKI JAKARTA Pengembangan 17 Pulau Reklamasi di Pantai Utara Jakarta
4. Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dalam Perpres 54/2008 Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (National Capital Integrated Coastal Development /NCICD) diperlukan tidak hanya untuk mengatasi masalah banjir dan rob, namun juga untuk menyelesaikan masalah: Kebutuhan ruang, kemacetan dan kebutuhan air baku Dibutuhkan perubahan paradigma JSDS Jakarta Coastal Defence Strategy NCICD Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (National Capital Integrated Coastal Development /NCICD)
4. Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dalam Perpres 54/2008
Master Plan NCICD
5. Penilaian Kesenjangan dan tumpang tindih antara Perpres 54/2008 dan NCICD Pola Ruang Jabodetabekpunjur Pengendalian Banjir 2030 Rencana transportasi 12
Perpres 54/2008 Penilaian Kesenjangan antara Perpres 54/2008 dan NCICD spatial Kesenjangan Perpres 54/2008 tidak menyebutkan: - NCICD - reklamasi lebih dari 8 m - perluasan Tanjung Priok (deep-pelabuhan) - JCDS tidak menyebutkan konservasi kawasan mangrove technical - Perpres 54/2008 tidak mempertimbangkan menggunakan air di lepas pantai laguna sebagai sumber alternatif air baku - JORR (1 dan 2) akan menambah beban lalu lintas tambahan ke jalan tol Jakarta Utara sudah padat - NCICD meramalkan bahwa pertahanan laut dapat digunakan untuk jalan tol baru dan kereta api - Tingkat keamanan dari sistem pengendalian banjir tidak disebutkan dalam Perpres 54/2008 - Perpres 54/2008 membutuhkan konservasi bakau sedangkan sistem pertahanan laut NCICD akan menurunkan salinitas air, yang dapat mempengaruhi bakau yang ada 13
6. Pengembangan Pantai Dalam Review Perpres 54/2008 Dalam revisi rencana tata ruang, backbone yang berupa rencana struktur ruang dan pola ruang harus dipertahankan karena menyangkut kepastian hukum dan untuk menjaga wibawa dari rencana tata ruang Isu-isu strategis yang belum diakomodir dalam Perpres 54/2008 tentang RTR Kawasan Jabodetabekpunjur akan diakomodir dalam revisi Perpres RTR tersebut Isu terkait Pengembangan Pantai Utara Jakarta perlu untuk diakomodir dalam review Perpres 54/2008 tentang Penataaan Ruang Jabodetabekpunjur Dengan demikian pengembangan NCICD juga perlu diakomodir dalam RTRWP DKI Jakarta, RTRWP Jawa Barat, RTRWP Banten RTRW Kota Bekasi dan RTRW Kabupaten Tangerang
6. Pengembangan Pantai Dalam Review Perpres 54/2008 1. Tujuan dan Kebijakan Perpres 54/2008 disesuaikan dengan hasil kajian lanjutan, dengan mempertimbangkan isu strategis yang berkembang antara lain: Rencana pengembangan transportasi berdasarkan pemenhub 54/2013 tentang Rencana Umum Jaringan Angkutan Massal Kawasan Perkotaan Jabodetabek Rencana reklamasi berdasarkan RTRW Provinsi DKI Jakarta Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara NCICD Efek dari Pengembangan wilayah di sekitar jembatan selat sunda, aerocity kertajati, aerocity karawang, dan pelabuhan cilamaya. Penguasaan lahan skala besar Kerentanan Bencana Penguatan fungsi kelembagaan BKSP 2. Pengaturan pengendalian pemanfaatan ruang (zoning regulation, perizinan, insentif dan disinsentif, sanksi) pada kawasan pesisir pantai dan reklamasi.