PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN MUATAN KAPAL LAUT 1962

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1962 TENTANG PERDAGANGAN BARANG-BARANG DALAM PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1962 TENTANG PERDAGANGAN BARANG-BARANG DALAM PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1962 TENTANG PENGENDALIAN HARGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1962 TENTANG PEMBENTUKAN GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS BANGUNAN

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1964 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 216 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI PERKAPALAN DAN PERUSAHAAN ANGKUTAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1961 TENTANG PENGELUARAN DAN PEMASUKAN TANAMAN DAN BIBIT TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243 TAHUN 1961 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 237 TAHUN 1961 TENTANG SUSUNAN, WEWENANG DAN TUGAS KEWAJIBAN DEWAN PENEMPATAN SARJANA

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1985 Tanggal 11 April 1985

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1985 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1962 TENTANG PENGGUNAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENGGUNAAN DANA-DANA INVESTASI

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PENINDAKAN DI BIDANG KEPABEANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PEMBEBASAN PAJAK PERSEROAN/PAJAK PENDAPATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

DEWAN ANGKATAN LAUT Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1959 TENTANG DEWAN ANGKATAN LAUT

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 11 TAHUN 1962 (11/1962) Tanggal: 3 AGUSTUS 1962 (JAKARTA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BANK PEMBANGUNAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendengar : Menteri Pertama, Wakil Menteri Pertama Bidang distribusi, dan Menteri Perhubungan Udara:

a. mengadakan kerja-sama dan kesatuan tindakan dalam mengurus perusahaanperusahaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tentang: AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG NEGARA DALAM RANGKA PELAKSANAAN DEKLARASI EKONOMI

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERCETAKAN DWI GRAFIKA Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1962 Tanggal 12 Oktober 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 7 TAHUN 1965 (7/1965) 24 MEI 1965 (JAKARTA) Sumber: LN 1965/42; TLN NO.

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 26 TAHUN 1960 (26/1960) 2 JUNI 1960 (JAKARTA) Sumber: LN 1960/69 SUMPAH DOKTER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA KALIMANTAN TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERIKANAN NEGARA MALUKU. Presiden Republik Indonesia,

PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PENIMBUNAN BARANG-BARANG (UNDANG-UNDANG DARURAT NOMOR 17 TAHUN 1951) SEBAGAI UNDANG-UNDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PABRIK KAPAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 26 TAHUN 1960 (26/1960) 2 JUNI 1960 (JAKARTA) Sumber: LN 1960/69 SUMPAH DOKTER

PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA JAWA TIMUR PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA. JAWA TIMUR. PENDIRIAN.

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 4 TAHUN 1959 (4/1959) 9 MARET 1959 (JAKARTA) Sumber: LN 1959/12; TLN NO.

INSTALASI DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA KARANTINA IKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 12 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1960 TENTANG PERGUDANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan

Presiden Republik Indonesia,

PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSUNAN DAN TATA KERJA KEPELABUHANAN DAN DAERAH PELAYARAN Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1969 Tanggal 18 Januari 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1962 TENTANG LALU LINTAS LAUT DAMAI KENDARAAN AIR ASING DALAM PERAIRAN INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) PEMUNGUTAN SUMBANGAN WAJIB ISTIMEWA ATAS BEBERAPA JENIS BARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1964 TENTANG TARIP UANG TERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Ekspor. Barang Impor. Pengeluaran.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PERKEBUNAN GULA NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1959 TENTANG DEWAN ANGKATAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PENGANGKUTAN BARANG TERTENTU DALAM DAERAH PABEAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG TARIP UANG TERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1957 TENTANG PERIZINAN PELAYARAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 10 TAHUN 1961 (10/1961) Tanggal: 10 MEI 1961 (JAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 997 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG JUAL BELI TENAGA LISTRIK LINTAS NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1961 TENTANG PENGAWASAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PERCETAKAN SWASTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA MONOR 1 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERCETAKAN NEGARA

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN. Presiden Republik Indonesia,

PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 1972 TENTANG BONDED WEREHOUSE Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERTANIAN NEGARA KESATUAN SUMATERA UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERCETAKAN PENERBITAN DAN PABRIK TINTA GITA KARYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1979 TENTANG PENGUSAHAAN KELISTRIKAN. Presiden Republik Indonesia,

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 221 TAHUN 1961 TENTANG SATYALANCANA KEAMANAN

Kampanye EN WALHI 2003

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN MUATAN KAPAL LAUT 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1954 perlu disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan perekonomian di Indonesia pada waktu ini, sehingga pekerjaan bongkar/muat kapal dan penimbunan serta pengangkutan barang dipelabuhan dapat dijalankan secara lancar; Mengingat: 1. Pasal 5 Undang-undang Dasar; 2. Pasal 33 Undang-undang Dasar; 3. Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960; 4. Undang-undang Bedrijfsreglementering 1934 (Lembaran-Negara tahun 1938 No. 86) ; 5. Instruksi Presiden No. Instr. 2/Ko. T.O.E. tahun 1962, pasal 2; 6. Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1954 tentang Perusahaan Muatan Kapal Laut, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1958. Memutuskan : Menetapkan: Mengubah Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1954 (Lembaran-Negara tahun 1954 No. 107), sebagaimana telah diubah dan ditambah terachir dengan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1958 (Lembaran-Negara tahun 1958 No. 27) tentang Perusahaan Muatan Kapal Laut, sehingga ketentuanketentuan dalam Peraturan-peraturan Pemerintah itu seluruhnya berbunyi seperti termuat pada pasalpasal dibawah ini : Pasal 1. Ketentuan pengertian. Dalam peraturan ini yang dimaksudkan dengan: a. Perusahaan ialah perusahaan yang mengurus barang muatan yang akan dikirimkan melalui laut dan atau yang dibongkar dari kapal untuk disalurkan, termasuk didalamnya rangkaian pekerjaan : - membongkar/memuat barang dari/kekapal termasuk menyusunnya diatas kapal; - memindahkan barang tersebut dari kade kegudang atau sebaliknya; - mengurus barang-barang tersebut didalam gudang dan/ atau tempat penimbunan; - menimbang, menghitung, mengukur, mengambil contoh, menguji, menandai, dan/atau membungkus kembali barang termasuk semua pekerjaan yang bersangkutan; - mengurus pemindahan barang dari gudang ketempat penimbunan lain dan sebaliknya; b. Barang ialah semua barang termasuk hewan dan tumbuh- tumbuhan yang akan dikirim

melalui laut dan atau dibongkar dari kapal selama barang tersebut menjadi atau ada didalam pengawasan Jawatan Bea Cukai; c. Kapal ialah semua alat pengangkutan diair yang memuat barang; d. Ton ialah seribu kilogram atau satu meter kubik; e. Surat izin ialah baik yang berupa vergunning maupun licentie yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri; f. Menteri ialah Menteri Perhubungan Laut; g. Perusahaan Negara adalah Perusahaan Negara yang dimaksudkan dalam Undang-undang No. 19 tahun 1960; Pasal 2. Perizinan. Semua perusahaan termaksud dalam pasal 1 huruf a harus mendapat izin yang dikeluarkan oleh Menteri. Perusahaan yang dapat memperoleh izin adalah : a. perusahaan pelayaran negara; b. perusahaan negara yang khusus melakukan pekerjaan muatan kapal laut yang ada dibawah pengawasan dan koordinasi Badan Pimpinan Umum Maritim; c. perusahaan negara tertentu, setelah mendengar pendapat Menteri yang bersangkutan; d. perusahaan pelayaran pantai regional yang merupakan usaha bersama (campuran) antara Swasta dan Pemerintah Daerah; e. perusahaan swasta yang khusus melakukan pekerjaan muatan kapal laut. Pasal 3. Syarat-syarat. (1) Syarat-syarat untuk mendapat surat izin adalah. a. perusahaan harus berbentuk badan hukum, yang didirikan menurut peraturanperaturan yang berlaku di Indonesia; b. pemegang saham dari perusahaan tersebut harus warga-negara Indonesia; c. perusahaan harus dikuasai dan diurus oleh warga-negara Indonesia. Syarat-syarat tersebut pada ayat (1) tidak berlaku terhadap perusahaan negara. (2) Selain syarat-syarat tersebut pada ayat (1) perusahaan harus memenuhi syarat-syarat dalam hal : a. peralatan kerja; b. keakhlian; c. tenaga kerja/perburuhan; d. kapasitet kerja; e. kecepatan kerja; f. pertanggungan-jawab terhadap barang dikerjakan; g. pertanggungan-jawab fiskal; h. tarip jasa dan lainnya; yang akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri. (3) Menteri dapat menambah syarat-syarat lainnya yang dianggap perlu.

Pasal 4. Penolakan permohonan izin. Permohonan izin dapat ditolak apabila : a. perusahaan tidak dapat memenuhi syarat-syarat tersebut dalam pasal 3; b. menurut pendapat Menteri untuk sesuatu pelabuhan tertentu jumlah perusahaan yang ada dipelabuhan tersebut telah dianggap cukup jumlahnya yang disesuaikan dengan fasilitas pelabuhan dan jumlah barang yang keluar masuk pelabuhan yang bersangkutan meskipun perusahaan telah memenuhi syarat tersebut dalam pasal 3; c. akan menimbulkan akibat yang bertentang dengan kepentingan masyarakat, baik masyarakat umumnya maupun kepentingan masyarakat setempat. Pasal 5. Pencabutan surat izin. (1) Pencabutan surat izin perusahaan dapat dilakukan apabila : a. perusahaan tidak memenuhi lagi syarat tersebut dalam pasal 3; b. mengoperkan surat izin tanpa izin; c. memindahkan hak atas saham tanpa izin; d. menyalahgunakan surat izin; e. dengan sengaja memberi laporan perusahaan yang tidak benar; f. melanggar ketentuan-ketentuan Peraturan ini dan peraturan- peraturan pelaksanannya yang dikeluarkan oleh pejabat- pejabat yang diberi wewenang oleh peraturan ini : g.perusahaan melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kepentingan umum. Pasal 6. Pengawasan/pengusutan. (1) Dalam melaksanakan Peraturan ini Menteri dalam hal menyangkut pejabat-pejabat diluar lingkungan Departemennya, setelah mendengar Menteri yang bersangkutan, berwenang untuk menunjuk pejabat untuk : a. mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dari perusahaan yang ada dalam daerahnya; b. mengadakan tindakan-tindakan pelaksanaan yang bersangkutan dengan tugastugasnya yang diberikan berdasarkan Peraturan ini. (2) Selain pejabat yang pada umumnya bertugas mengusut pelanggaran, maka pejabat yang diberi wewenang berdasarkan Peraturan ini dapat pula melakukan pengusutanpengusutan pelanggaran terhadap maksud Peraturan ini. Pasal 7.

Pembekuan Perusahaan. (1) Jika perusahaan melakukan perbuatan-perbuatan termaksud dalam pasal 5 pejabat yang diberi wewenang berdasarkan Peraturan ini dapat melakukan tindakan sementara sambil menunggu penetapan pencabutan surat izin. (2) Setelah menetapkan pencabutan surat izin berlaku pejabat termaksud dalam ayat (1) diberi wewenang untuk menguasai perusahaan tersebut dan mengambil tindakan-tindakan lain yang dipandang perlu. (3) Dalam waktu sebelum pencabutan surat izin tersebut ditetapkan, perusahaan diberi kesempatan untuk mengadakan pembelaan kepada Menteri. Pasal 8. Retribusi. Untuk mengganti ongkos yang bersangkutan dengan pelaksanaan Peraturan ini dan peraturan pelaksanaannya perusahaan diwajibkan membayar uang retribusi yang cara dan jumlahnya ditetapkan oleh Menteri. Pasal 9. Peraturan pelaksanaan. Untuk kepentingan penyelenggaraan Peraturan Pemerintah ini Menteri berwenang mengadakan peraturan pelaksanannya. Pasal 10. Peraturan peralihan. (1) Perusahaan yang pada saat diundangkannya Peraturan Pemerintah ini telah mempunyai izin berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1954 harus mengajukan permohonan kembali kepada Menteri dalam waktu 3 bulan setelah berlakunya Peraturan ini untuk mendapat surat izin yang berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. Selama waktu permohonan itu sementara izin lama tetap berlaku sampai mendapat izin baru atau ditolak/dicabut. (2) Permohonan dari perusahaan tersebut dalam pasal 2 huruf e, yang pada saat diundangkannya Peraturan Pemerintah ini tidak mempunyai izin berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1954 tidak akan dipertimbangkan sampai pada saat yang akan ditentukan oleh Menteri. Pasal 11. Penutup.

(1) Peraturan Pemerintah ini disebut "Peraturan Perusahaan Muatan Kapal Laut 1962". (2) Hal-hal lain yang belum atau belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur oleh Menteri. (3) Peraturan ini mulai berlaku pada hari ditetapkannya dan mempunyai daya surut hingga tanggal 10 Juni 1962. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta, pada tanggal 3 Agustus 1962. Sekretaris Negara, MOHD.ICHSAN. Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 3 Agustus 1962. Presiden Republik Indonesia, SUKARNO. PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH No. 12 TAHUN 1962 tentang PERATURAN PERUSAHAAN MUATAN KAPAL LAUT 1962. PENJELASAN UMUM. a. Segala ketentuan-ketentuan mengenai Perusahaan Muatan Kapal Laut (P.P. 61/1954 dan P.P. 15/1958) perlu diubah secara keseluruhan dengan menyesuaikannya kepada perkembangan ekonomi nasional, mengingat kebijaksanaan Pemerintah yang digariskan dalam : (1) Amanat Presiden tentang garis-garis besar pimpinan ekonomi nasional menjelang pembebasan Irian Barat dalam tahun 1962, tertanggal 18 Mei 1962; (2) Instruksi Presiden untuk memperkuat Front Ekonomi 1962, No. Instr. 2/Ko T.O.E. tahun 1962, khususnya angka 2 mengenai penghentian rintangan-rintangan lalu-lintas barang, (3) Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960 tentang Perusahaan Negara; b. Perubahan tersebut dibawakan kepada dua jurusan, yaitu untuk mengurangi/menghapuskan rintangan-rintangan lalu-lintas barang dilaut dan didaerah pelabuhan, dan untuk memajukan perusahaan-perusahaan nasional secara terpimpin dibidang pengakutan laut milik Negara maupun swasta ataupun campuran Negara- Swasta. Kesemuanya itu dengan tidak boleh mengurangi kepentingan kecakapan tehnis dan bonafidenya perusahaan-perusahaan itu sendiri, justru merupakan unsur-unsur untuk dinaikkan tingkatnya.

c. Dengan pengertian-pengertian tersebut diatas itulah Pemerintah melakukan penguasaan dan/atau pengawasan segala usaha dibidang pengangkutan/muatan laut. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. a. Pasal ini menunjukkan bahwa seluruh mata rantai pekerjaan itu merupakan kesatuan dan tidak lagi seperti dalam Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1954 yang membagi pekerjaan dan perizinannya menjadi 3 bagian. Dengan demikian pemegang izin berdasarkan Peraturan ini diperkenankan melakukan dan bertanggung-jawab atas Seluruh rantai pekerjaan sejak barang masih dikapal sampai diluar gudang atau sebaliknya, tergantung kepada kebutuhan dan keadaan. b. Dimaksudkan agar terdapat perbedaan pengertian antara barang-barang biasa dan barang muatan kapal laut, karena bukanlah maksud dari Peraturan ini untuk mengatur pengurusan dari tiap-tiap barang. c. s/d g cukup jelas. Pasal 2. Izin untuk perusahaan tersebut pada huruf a, c dan d hanya mengenai barang-barangnya sendiri diangkut/dimuat; sedangkan izin untuk perusahaan-perusahaan tersebut pada huruf b dan e dapat mengenai barang-barang fihak ketiga. Cukup jelas. Pasal 3. Pasal 4 Dimaksudkan untuk memelihara keseimbangan antara jumlah perusahaan dan kebutuhan pelabuhan yang bersangkutan. Cukup jelas. Ayat (1). Pasal 5 s/d 9. Pasal 10. Ketentuan peralihan ini perlu untuk mencegah kekosongan (vacuum) pengaturannya, maka semua izin berdasarkan P.P. 61/1954 tetap berlaku selama waktu permohonan, yaitu 3 bulan. Kebalikannya, dalam waktu 3 bulan tersebut Menteri harus sudah memberi ketetapan izin baru atau menolak/mencabut izin yang lama.

Ayat (3). Ayat (2). Ketentuan ini dimaksudkan untuk memelihara keseimbangan antara jumlah perusahaan dan kebutuhan pelabuhan yang bersangkutan. Ayat (3). Pasal 11. Sebutan "Peraturan Perusahaan Muatan Kapal Laut 1962" itu perlu diberikan untuk memudahkan mengenal/membedakan Peraturan-peraturan Pemerintah yang telah diubah ini. Berlaku surut hingga tanggal 30 Juni 1962 ini berhubung semua izin berdasar P.P. 61/1954 telah habis waktunya pada tang- gal itu, maka perlu mengingat adanya peraturan peralihan dalam pasal 10 Peraturan Perusahaan Muatan Kapal Laut 1962 ini. Diketahui : Sekretaris Negara, MOHD. ICHSAN. -------------------------------- CATATAN Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1962 YANG TELAH DICETAK ULANG Sumber: LN 1962/47; TLN NO. 2474